Dosen Pengampu:
DR. R. Susanti
Disusun oleh:
Anita Sulistyawati
NIM. 0402516011
1.3 Tujuan
Unruk mengetahui kloroplas terkait struktur dan fungsinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 3. Protein transport pada membran kloroplas terdiri dari TIC dan TOC
(Sumber: www.wikipedia.org)
Antara membran luar dan membran dalam terdapat ruang antar membran
dengan jarak sekitar 10-20 nm. Membran dalam menutupi daerah yang berisi
cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang pada
proses fotosintesis. Membran ketiga yaitu membran tilakoid membentuk struktur
cakram yang bertumpuk-tumpuk yang disebut grana. Di dalam membran ini
terdapat lumen tilakoid.
2.1.2 Stroma
Stroma merupakan wilayah yang dibatasi membran dalam kloroplas dan
membran tilakoid dimana stroma sendiri berupa cairan kental yang berfungsi
sebagai tempat suspensinya kandungan kloroplas seperti ribosom, DNA, RNA,
enzim-enzim, plastida dan juga grana. Stroma merupakan tempat terjadinya
reaksi gelap atau dikenal dnegan siklus Calvin karena di sini terkandung enzim-
enzim yang dibutuhkan dalam proses tersebut, misalnya Rubisco untuk fiksasi
karbon. Kloroplas juga mengandung ribosom dan DNA sendiri. Ribosom
digunakan untuk sintesis protein-protein yang dibutuhkan dalam kloroplas (Taiz
dan Zeiger, 2002).
Antara stroma dan grana terhubung oleh suatu lamela yang disebut lamela
stroma. Berikut adalah gambar yang menunjukkan hubungan antara grana dan
stroma:
2.2.4 Grana
Grana merupakan tumpukan dari granum-granum yang merupakan tilakoid.
Tiap sel memiliki sekitar 40-60 grana yang tersebar di dalamnya. Antara grana
satu dan lain terhubung oleh lamela grana. Grana berfungsi sebagai tempat
terjadinya reaksi terang, karena di dalam kompleks ini terdapat pigmen-pigmen
yang tertanam dalam suatu kompleks protein guna menangkap energi dari cahaya
matahari (Taiz dan Zeiger, 2002).
Pusat reaksi, kompleks protein pigmen antena, dan sebagian besar enzim
transpor elektron merupakan protein integral. Dalam semua kasus yang diketahui,
protein membran integral dari kloroplas memiliki orientasi unik di dalam
membran. Protein membran thylakoid memiliki satu daerah yang mengarah ke
sisi stroma membran dan yang lainnya berorientasi pada bagian interior
thylakoid, yang dikenal sebagai lumen (Campbell, dkk. 2005).
Penumpukan pada membran tilakoid merupakan suatu cara agar dapat
memperluas permukaan membran sehingga dapat memperluas tempat
melekatnya protein-protein yang tertanam. Membran tilakoid adalah tempat
tertanamnya berbagai macam kompleks protein seperti fotosistem I (PSI),
fotosistem II (PSII), ATP sintase, sitokrom b6f, LCHII trimer dan sebagainya.
Fotosistem merupakan suatu kompleks protein yang didalamnya terdapat
pigmen-pigmen krusial yang menjadi inti bahasan yaitu klorofil. Dimana, klorofil
merupakan suatu pigmen utama yang digunakan sebagai penangkap cahaya agar
kemudian bisa dikonversi menjadi energi untuk membentuk glukosa (Taiz dan
Zeiger, 2002).
Fotosistem II terletak pada daerah tilakoid yang menumpuk sedangkan
Fotosistem II dan ATP sintase terletak pada daerah yang lebih renggang dan
menonjol ke daerah stroma yaitu di sekitaran lamela stroma dan lamela grana,
sedangkan sitokrom b6f tersebar merata pada membran. Gambar berikut dapat
2.2.5 Fotosistem
Fotosistem merupakan suatu kompleks kantung protein yang terikat
pada membran tilakoid serta mengandung pigmen-pigmen yang berfungsi
dalam fotosintesis. Fotosistem dapat dibedakan menjadi 2 yaitu fotosistem I
dan fotosistem II.
a. Fotosistem I (PS I): yang menyangkut penyerapan energi cahaya matahari
pada panjang gelombang sekitar 700 nm . Fotosistem I merupakan satu
partikel yang disusun oleh sekitar 200 molekul klorofil-a, 50 klorofil-b, 50
sampai 200 pigmen karoteroid. Pusat reaksi PS I merupakan kompleks
multi subunit yang besar. Berbeda dengan PS II, inti antena terdiri dari
sekitar 100 klorofil. inti antena terikat dua protein utama yaitu PsaA dan
PsaB dengan massa molekul di kisaran 66 sampai 70 kDa. Pada PS I ini
terjadi reduksi NADP+
b. Fotosistem II (PS II): menyangkut penyerapan energi matahari pada
panjang gelombang sekitar 680 nm. PS II mengandung klorofil a dan -
karoten serta sedikit klorofil b. Dalam PSII, terjadi oksidasi dua molekul air
menghasilkan empat elektron, empat proton, dan satu O2. Proton yang
dihasilkan oleh oksidasi air ini harus juga bisa berdifusi ke daerah stroma,
dimana ATP berada disintesis. PS II mengandung protein multisubunit yang
sangat kompleks dimana jantung dari pusat reaksi terdiri dari 2 jenis
membran protein yaitu DI dan D2. Kolorofil donor utama (P680), juga
klorofil tambahan seperti karotenoid, pheophytins, dan plastoquinones
terikat pada protein membran D1 dan D2. Pastoquinon akan mengirim
elektron dari pusat reaksi PS II menuju ke sitokrom b6f (Campbell, dkk.
2005), (Taiz dan Zeiger, 2002).
Kondisi eksitasi bersifat tidak stabil, dan cepat kembali ke kondisi dasar. Hal
yang dapat terjadi ketika foton mengenai pigmen (Alberts, 2002) :
a. Dengan mengubah energi berlebih menjadi panas atau fluoresensi
(mekanisme fotoinhibisi)
b. Dengan mentransfer energi tetapi bukan elektron-langsung ke molekul
klorofil tetangga dengan proses yang disebut transfer energi resonansi
oleh kompleks antena. Mekanisme fisik dimana energi eksitasi
disampaikan dari klorofil yang menyerap cahaya ke pusat reaksi dianggap
sebagai transfer resonansi. Dengan ini mekanisme energi eksitasi
dipindahkan dari satu molekul ke molekul lainnya dengan proses
nonradiatif.
c. Dengan mentransfer elektron berenergi tinggi bermuatan negatif ke
2.2.6 Kompleks Protein Lain: sitokrom b6f, ATP sintase, dan light-harvesting
complex II (LHCII)
Membran tilakoid selain sebagai tempat tertanamnya kompleks fotosistem
juga tertanam kompleks protein lain yang sebenarnya jauh lebih rumit daripada
yang kita bayangkan. Beberapa protein lain yang akan dijelaskan di makalah ini
adalah sitokrom b6f, ATP sintase, dan LHCII (Taiz dan Zeiger, 2002):
a. Sitokrom b6f: merupakan protein yang membawa elektron dari fotosistem II
ke fotosistem I. Keberadaannya menyebar merata di antara kedua sistem ini.
b. LHCII: Dalam semua organisme fotosintesis eukariotik yang mengandung
klorofil a dan klorofil b, protein antena yang paling melimpah adalah anggota
keluarga besar protein yang berhubungan secara struktural. Beberapa protein
ini terutama terkait dengan fotosistem II dan LHCII; yang lainnya terkait
dengan fotosistem I dan disebut protein LHCI. Kompleks antena ini juga
Sifat cahaya ketika bertemu materi adalah bisa jadi dipantulkan, diserap,
atau diteruskan. Zat yang dapat menyerap cahaya disebut pigmen. Pigmen yang
berbeda akan menyerap panjang gelombang yang berbeda pula dan panjang
gelombang yang diserap akan menghilang. Pimen hijau pada klorofil menyerap
cahaya violet, biru dan merah sambil meneruskan dan memantulkan cahaya hijau
sehingga kita dapat melihat bahwa daun berklorofil berwarna hijau, sehingga
dapat diketahui bahwa cahaya hijau tidak efektif bagi klorofil untuk fotosintesis.
Pada karotenoid baik menyerap cahaya pada warna violet-biru dan hijau
(Campbell, dkk. 2005).
Gambar 21. Sifat cahaya dan spektrum absorbsi pada panjang gelombang tertentu pada cahaya
tampak.
(Sumber Campbell Biology 9th edition, Campbell, dkk. 2005)
2.2.7 Mekanisme Transport Elektron
Absorbsi cahaya oleh pigmen klorofil daun dapat dijelaskan dalam
Hukum Start Einstein yang menyatakan bahwa setiap molekul hanya dapat
menyerap satu foton. Setiap satu foton akan mengakibatkan tereksitasnya satu
elektron. Elektron dalam satu atom terletak dalam orbit-orbit yang tetap. Jika
pigmen klorofil menyerap energi foton, maka molekul klorofil akan berada
dalam keadaan tereksitasi dan energi eksitasi inilah yang digunakan dalam
fotosintesis (Karp, 2010).
Klorofil dan pigmen lainnya tereksitasi hanya dalam waktu yang
-9
relatif singkat yaitu selama 10 detik atau lebih singkat dari itu. Energi
eksitasi yang diinduksi akan hilang karena dibebaskan melalui tiga cara :
a. Energi hilang dalam bentuk panas pada waktu elektron
kembali ke orbit dasarnya
b. Energi hilang dalam bentuk panas dan cahaya flouresen
c. Energi hilang karena digunakan untuk suatu reaksi kimia
seperti fotosintesis.
Bila klorofil menyerap energi cahaya, menyebabkan satu elektron dari
klorofil tereksitasi. Elektron yang tereksitasi ini diteruskan ke senyawa-
senyawa kimia khusus yang terdapat di dekat klorofil di dalam kloroplas yang
mempunyai kemampuan menerima elektron pada tingkat energi yang baru.
Senyawa- senyawa ini dinamakan akseptor elektron atau pembawa elektron.
Jadi pada peristiwa ini terjadi aliran elektron dari suatu senyawa ke senyawa
lain dalam suatu urutan reaksi oksidasi- reduksi, dimana masing-masing
reaksi dikatalisis oleh enzim tertentu. Dalam proses aliran elektron tersebut,
energi dalam elektron tereksitasi dibebaskan sedikit demi sedikit. Energi yang
dibebaskan ini digunakan untuk membentuk suatu senyawa kimia berenergi
tinggi yang disebut Adenosin Tri Fosfat (ATP).
Proses aliran elektron dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu aliran elektron
siklik dan non siklik. Dikatakan siklik apabila elektron kembali lagi ke klorofil.
Aliran elektron ini terjadi pada kasus tertentu saja seperti pada bakteri ungu yang
a. Reaksi Terang
Energi foton yang bersumber dari cahaya matahari diabsorbsi oleh
klorofil dan menyebabkan eksitasi elektron. Keadaan tereksitasi ini sangat
tidak stabil dan cenderung kembali ke keadaan semula (ground state). Pada
saat kembali ke ground state terdapat energi yang dibebaskan. Energi
tersebut dapat digunakan untuk aktivitas metabolisme. Pada tumbuhan,
kloroplas meneruskan elektron tereksitasi ke molekul tetangganya yang
disebut akseptor elektron primer. Rangkaian pemindahan elektron
menghasilkan ATP, NADPH, dan oksigen.
Apabila foton diserap oleh molekul pigmen pada kompleks PS II,
maka energi akan ditransfer ke P 680 dengan cara reduksi induktif. Hal ini
akan mengakibatkan P 680 tereksitasi dan segera melepaskan elektronnya dan
ditangkap oleh mol FeO. P 680 yang kehilangan elektronnya dan menjadi
+
bermuatan positif (P 680 ) sehingga akan menarik elektron dari protein Mn di
sekitarnya. Apabila protein Mn telah teroksidasi, akan menyerap elektron
dari molekul H2O sehingga molekul air akan terurai menjadi H+ dan OH dan
satu elektron. Satu elektron yang dilepaskan akibat penguraian air diterima
oleh klorofil (P680) yang telah mengalami eksitasi sehingga klorofil tersebut
kembali dalam keadaan stabil. Sementara itu elektron yang dilepaskan dari
P680 digunakan untuk mereduksi NADP menjadi NADPH.
Elektron yang tereksitasi pada PS II dialirkan ke PS I melalui molekul
penerima elektron berturut-turut ke sit b3 yang berasosiasi dengan FeO dan
Quinon (Q) ke plastoquinon (PQ), Fe-S, sitokrom f Plastosianin (PS) sampai
pada mol P 700.
Pengangkutan elektron dari mol P 700 ke Fe-S dirangkaikan dengan
pembentukan ATP dari ADP dengan Pi. Penyerapan foton oleh PS I
dengan panjang gelombang > 680 nm mengakibatkan elektron tereksitasi
dari P 700 ke Feredoksin sulfat (Fe-S). Selanjutnya elektron dialirkan
ke sit b6, dan diteruskan ke PS, Fe-S, Cyt f, PC dan kembali ke P 700.
Sementara itu, elektron-elektron berenergi rendah meninggalkan sistem
transpor elektron menuju fotosistem I. Ketika fotosistem I menyerap energi
cahaya, elektron-elektron berenergi tinggi meninggalkan pusat reaksi (klorofil
a) dan ditangkap oleh akseptor elektron. Selanjutnya, sistem transpor elektron
membawa elektron-elektron ini ke NADP+. Setelah itu, NADP+ mengikat ion
H+ terjadilah NADPH2, seperti reaksi berikut.
b. Reaksi Gelap
Daur Calvin sering disebut juga reaksi gelap fotosintesis atau fiksasi CO2
atau fase Blackman. Daur ini terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang
berlangsung di dalam stroma kloroplas dan tidak membutuhkan energi dari
cahaya matahari secara langsung. Sumber energi yang diperlukan berasal dari
fase terang fotosintesis. Reaksi gelap pada dasarnya berlangsung pada waktu
yang sama dengan reaksi terang.
Secara umum Daur Calvin terdiri atas sejumlah reaksi, dan secara
sederhana dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kloroplas
sebagai organel pembentuk energi memiliki struktur jauh lebih kompleks dan
sangat rumit daripada yang dapat kita bayangkan. Secara umum, struktur organel
ini terdiri atas membran yang terdiri atas 3 sistem membran yaitu membran luar,
membran dalam, dan membran tilakoid. Diantara membran luar dan dalam
terdapat ruang antar membran dan antara membran dalam dan membran tilakoid
terdapat stroma. Sedangkan di dalam membran tilakoid terdapat lumen. Stroma
merupakan bagian berupa cairan menyerupai sitosol dan matriks mitokondria
sebagai tempat terjadinya reaksi gelap serta tempat suspensi berbagai macam
enzim, protein, plastida, grana, ribosom dan genom dari kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas memiliki sistem genom sendiri terkait teori endosimbion
yang mendukung.
Grana merupakan daerah yang terdiri atas tumpukan tilakoid tempat
terjadinya reaksi terang yang tergantung cahaya. Pada tilakoid ini tertanam
berbagai macam protein yang berguna sebagai tempat aliran elektron dalam
konversi energi cahaya menjadi energi kimia yang dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Dalam tilakoid terususun atas fotosistem-fotosistem yaitu suatu
kantung protein rumit yang terdiri atas komposisi pigmen fotosinteik dan asesori
yang bervariasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi, dikenal dua fotosistem yaitu
fotosistem I dan fotosistem II. Keduanya memiliki kemampuan dalam menyerap
gelombang cahaya pada panjang yang berbeda.
Antara grana dan grana lain terhubung melalui suatu lamela dinamakan
lamela grana sedangkan antara grana dan stroma dihubungkan oleh lamela stroma.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. 2005.
Molecular biology of the cell 5th edition. Garland Science.New York.
Campbell, Reece & Mitchell. 2005. Campbell Biology 9th edition. Pearson. San
Fransisco.
Karp, Gerald. 2010. Cell and Molecular Biology, Concepts and Experiments 6th
Edition. John Willey & Sons, Inc. New York.
Taiz, Lincolin dan Zeiger, Eduardo. 2002. Plant Physiology 3rd Edition. Sinauer
Associates. Sunderland, MA.