Anda di halaman 1dari 41

MORFOLOGI DAN STRUKTUR BAKTERI

By
Sitti Hadijah
• Pencarian bentuk-bentuk baru kehidupan
mikroskopis di dalam lingkungan kita secara
berkala mengakibatkan ditemukannya species-
species microbe baru. Penemuan-penemuan
semacam itu akan memperluas pengetahuan kita
mengenai dunia mikroorganisme
MORFOLOGI BAKTERI

• Satuan ukuran bakteri adalah micrometer (µm)


yang setara dengan 1/1000 mm atau 10-3 mm
• Bakteri yang paling umum dipakai dalam
praktikum mikrobiologi berukuran kira-kira 1,0
x 2,0 – 5,0 µm
morfologi bakteri/kuman dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu:
1. Bentuk kokus (coccus)
Adalah bentuk bakteri seperti bola-bola kecil yang dapat
tersusun sebagai berikut:
• Mikrokokus, tersendiri
• Diplokokkus, berpasangan dua-dua
• Pneumokokus adalah diplokokus yang berbentuk lanset,
gonokokus adalah diplokokus yang berbentuk biji kopi
• Tetrade, tersusun rapi dalam kelompok empat sel
• Sarcina, kelompok delapan sel yang tersusun rapi dalam
bentuk kubus
• Streptokokkus, tersusun seperti rantai
• Stafilokokus, bergerombol tidak teratur seperti untaian
buah anggur
2. Bentuk Basillus
Adalah kuman berbentuk batang dengan
panjang bervariasi dari 2 – 10 kali
diameter kuman tersebut,dapat dibagi
atas:
• Kokobasillus, batang yang sangat
pendek menyerupai kokus
• Fusiformis, dengan kedua ujung
batang meruncing
• Streptobasilus, sel-sel bergandengan
membentuk suatu filament
3. Bentuk Spiral

Adalah bakteri yang berbentuk spiral atau panjang


berbengkok-bengkok. dapat terdiri atas:
• Vibrio, berbentuk batang bengkok
• Spirillum, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak
fleksibel dan dapat bergerak dengan flagel
• Spirokhaeta, berbentuk spiral halus, elastic dan
fleksibel, dapat bergerak dengan aksial filament.
Contoh:
# Borrelia, berbentuk gelombang
# Treponema, berbentuk spiral halus dan teratur
# Leptospira, berbentuk spiral dengan kaitan pada satu
atau kedua ujungnya.
Gambar bentuk dan ukuran bakteri
STRUKTUR BAKTERI
NUCLEUS
Dengan pewarnaan Fuelgen, inti sel
prokariota dapat dilihat dengan hanya
menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Pewarnaan Fuelgen sebenarnya adalah
mewarnai molekul DNA. Bahan Nukleus
atau DNA di dalam sel bakteri menempati
posisi dekat pusat sel dan terikat pada
system mesosom-membran sitoplasma.
Struktur sitoplasma

• Bahan sel yang dikandung di dalam membrane


sitoplasma dibagi menjadi:
• Daerah sitoplasma, mempunyai penampilan
granular, kaya akan RNA
• Daerah kromatin atau nucleus, kaya akan DNA
• Bagian zat alir, mengandung nutrient terlarut
dan bahan partikulat yang disebut tubuh inklusi.
• Berbagai macam substansi kimiawi dapat
menumpuk dan membentuk granula serta
globula di dalam sitoplasma yang disebut
tubuh inklusi.
• Bakteri menyimpan pula makanan cadangan
• Granula sitoplasma pada beberapa jenis bakteri
menyimpan pula sulfur, fosfat inorganic (=
granula volutin) dan granula pada jenis kuman
korine bakteri disebut granula metakromatik,
karena granula tersebut bila diwarnai dengan zat
warna biru tua maka tidak berwarna biru, tetapi
berwarna merahnya dalam bentuk granula
sitoplasma
 
Membran sitoplasma

• Membran sitoplasma disebut juga membrane sel


yang komposisinya terdiri dari fosfolipid (20 –
30 %) dan protein (60 – 70%). Fosfolipid
merupakan struktur dasar dari membrane ini.
Fosfolipida terdiri dari bagian yang bersifat
hidrofobik dan hidrofilik.
• Bagian hidrofobik saling berdekatan, demikian
juga bagian hidrofiliknya sehingga akan
membentuk 2 lapis.
GAMBAR MEMBRAN PLASMA
MESOSOM
Ada 2 jenis mesosom, yaitu:
• Septal mesosom, berfungsi dalam pembelahan
sel, dimana kromosom bakteri (DNA) melekat
pada septal mesosom ini.
• Lateral mesosom 
• Fungsi
Fungsi utama membrane sitoplasma adalah:

▫ Menjadi tempat transport bahan makanan secara


selektif
▫ Pada species kuman aerob merupakan tempat
transport electron dan oksidasi-fosforilasi
▫ Tempat ekspresi bagi eksosim yang hidrolitik
▫ Mengandung enzim dan molekul-molekul yang
berfungsi pada biosintesa DNA, polimerisasi
dinding sel dan lipid membrane= fungsi
biosintetik
▫ Mengandung reseptor dan protein untuk system
kemotaktik.
Zat antibakteri yang bekerja pada dinding sel

• Deterjen : mengandung gugus lipofilik


dan hidrofilik yang akan merusak membrane
sitoplasma dan membunuh sel

• Antibiotika yang secara spesifik


mempengaruhi fungsi biosintetik dari
membrane sitoplasma, antara lain: polimiksin,
asam nalidiksat, fenetilalkohol, dan novobiosin
Dinding sel

• suatu struktur amat kaku yang memberi bentuk


pada sel. Tebal dinding sel kebanyakan bakteri
yang dipelajari sejauh ini berkisar dari 10 – 35
nm,
• Yang menyebabkan sifat kaku pada dinding sel
adalah peptidoglikan
terdiri dari 3 macam bahan pembangun, yaitu:

• N-asetilglukosamin (AGA)
• Asam N-asetilmuramat (AAM)
• suatu peptide yang terdiri dari 4 atau 5 asam
amini, yaitu L-alanin, D-alanin, asam glutamate,
dan lisin atau asam diaminopinamat.
• Fungsi lain dari dinding sel selain menjaga
tekanan osmotic adalah:

▫ Dinding sel memegang peranan penting dalam


proses pembelahan sel
▫ Dinding sel melaksanakan sendiri biosintesa
untuk membentuk dinding sel
▫ Berbagai lapisan tertentu pada dinding sel
merupakan determinan dari antigen
permukaan kuman.
• Pada kuman gram negative, salah satu lapisan
dindng sel mempunyai aktivitas endotoksin yang
tidak spesifik, yaitu lipopolisakarida (LPS).
• LPS ini pada beberapa binatang bersifat toksik
5. Kapsul

• bakteri mensintesa polimer ekstra sel (pada


umumnya polisakarida) yang berkondensasi dan
membentuk lapisan disekeliling sel dan disebut
kapsul.
• kapsul sangat dipengaruhi oleh medium tempat
ditumbuhkannya bakteri tersebut. Pada medium
agar, koloni kuman berkapsul tampak sebagai
koloni berlendir. Umumnya kuman berkapsul
lebih tahan terhadap efek fagositosis dari daya
pertahanan badan.
• Bagi bakteri, kapsul merupakan penutup
lindung dan juga berfungsi sebagai gudang
makanan cadangan.

• Kapsul bakteri-bakteri penyebab penyakit


tertentu menambah kemampuan bakteri
tersebut untuk menginfeksi.

• Bila bakteri itu kehilangan kapsulnya sama


sekali, maka ia dapat kehilangan virulensinya
dan dengan demikian kehilangan
kemampuannya menyebabkan infeksi
Flagel

• Flagel adalah bagian kuman yang berbentuk


seperti benang/rambut yang teramat tipis
mencuat menembus dinding sel dan berawal
dari tubuh dasar,suatu struktur granular tepat
dibawah membrane sel didalam sitoplasma.
• Umumnya terdiri dari protein dengan diameter
12 – 30 nanometer.
• Protein dari flagellum (flagella=jamak) ini
disebut flagellin.
Ada 4 jenis flagel, yaitu:
• Monotrikh , jika flagel tunggal dan terdapat
dibagian ujung kuman
• Lofotrikh, jika terdapat lebih dari satu flagel di
satu bagian polar kuman
• Amfitrikh, jika flagel terdapat satu atau lebih di
kedua bagian polar kuman
• Peritrikh, jika flagel tersebar merata di sekeliling
badan kuman.
Pili = Fimbriae

Ada 2 jenis pili, yaitu:


• Pili yang memegang
peranan dalam adhesi
kuman dengan sel
tubuh hospes
• Pilus F atau seks pili
yang berfungsi dalam
konjugasi 2 kuman
Spora

• Species-species tertentu bakteri menghasilkan


spora, diluar sel vegetatif (eksospora) atau di
dalam sel vegetatif (endospora). Ini adalah
tubuh yang secara metabolic dorman, dihasilkan
pada fase yang lanjut pada pertumbuhan sel dan
pada kondisi-kondisi yang sesuai, akan
berkecambah dan menghasilkan sel yang sama
seperti asalnya, atau vegetatif.
• Spora terdiri dari:

 Core: adalah sitoplasma dari spora. Di dalamnya terkandung


semua unsure untuk kehidupan kuman seperti kromosom
yang komplit, komponen-komponen untuk sintesis protein
dan lain sebagainya
 Dinding spora: lapisan paling dalam dari spora, terdiri dari
dinding peptidoglikan dan akan menjadi dinding sel bila
spora kembali ke bentuk vegetatif.
 Korteks: adalah lapisan yang tebal dari spora envelope, juga
terdiri dari lapisan peptidoglikan tapi dalam bentuk yang
istimewa.
 Coat: terdiri dari zat semacam keratin dan keratin inilah yang
menyebabkan spora relative tahan terhadap pengaruh luar.
 Eksosporium: adalah lipoprotein membrane yang terdapat
paling luar.
• Langkah-langkah utama di dalam proses itu
dapat digariskan sebagai berikut:

▫ Penjajaran kembali bahan DNA menjadi


filament dan invaginasi membrane sel di dekat
satu ujung sel untuk membentuk suatu
struktur yang disebut bakal spora.
▫ Pembentukan sederetan lapisan yang
menutupi bakal spora yaitu korteks spora
diikuti dengan selubung spora berlapis banyak
▫ pelepasan spora bebas seraya sel induk
mengalami lisis
Pada waktu germinasi dimana spora kembali menjadi sel
vegetatif terjadi beberapa peristiwa sebagai berikut:

 Aktivasi
Meskipun lingkungan membaik, spora tidak akan
melakukan germinasi sampai terjadi aktivasi yang diawali
oleh adanya suatu zat yang merusak coat dari spora,
misalnya panas, asam komponen sulfuhidril dan lain
sebagainya.
 Inisiasi
• Setelah spora teraktivasi, maka spora kemudian akan
melakukan germinasi dengan menggunakan sumber
makanan dari media/lingkungannya.
 Outgrowth
• Setelah inisiasi, kemudian terjadi degradasi dari kortex
dan sel vegetatif baru keluar dan hidup seperti semula.
Letak endospora di dalam sel serta ukurannya
selama pembentukannya tidak sama pada
semua species. Letak-letak spora adalah:

• Sentral, jika dibentuk ditengah-tengah sel


• Terminal, jika dibentuk di ujung
• Subterminal, jika di bentuk di dekat ujung

Anda mungkin juga menyukai