Anda di halaman 1dari 23

BAB I

SEL

I. Penemuan tentang Sel dan Teori tentang Sel


Sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan dari Inggris bernama Robert Hooke pada tahun 1665. Saat itu,
Hooke mengamati sel gabus dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ia
melihat adanya ruangan kecil kosong yang kemudian menamakannya dengan sel (bahasa Latin, cellula = kamar kecil).
Penemuan tentang sel berkembang ketika Antonie Van Leeuwenhoek menjadi orang yang pertama kali melihat
sel hidup dari alga Spirogyra dan bakteri dengan menggunakan mikroskop pada tahun 1674. Sejak saat itu, para
ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba untuk melakukan percobaan tentang sel.

II. Kisaran Ukuran Sel


dengan volume berkisar antara 1 – 1.000 μm3. Sel hewan berdiameter sekitar 20 μm, sel tumbuhan berdiameter sekitar
40 μm, sel Amoeba 90 – 800 μm, dan sel alga yang besar berdiameter 50.000 μm (50 mm). Ukuran sel yang sangat
kecil tersebut menyebabkan sel sulit diamati dengan mata telanjang. Oleh karena itu, digunakan mikroskop untuk
mengamati sel.

III. Tipe Sel


A. Sel Prokrariotik
Prokariotik (Yunani, pro = sebelum, karyon = inti) merupakan sel yang belum memiliki nukleus atau tidak
memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik di inti sel dengan bagian sel lainnya. Materi genetik (DNA)
pada sel prokariotik tampak terkonsentrasi pada suatu tempat yang disebut nukleoid.
B. Sel Eukariotik
Eukariotik (Yunani, eu = sebenarnya, karyon = inti) merupakan sel yang memiliki nukleus yang sebenarnya, atau
materi genetik (DNA) yang dibungkus oleh membran inti.
 Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik
ORGANEL PROKARIOT EUKARIOT
Inti sel Tanpa membran nukleoid Bermembran nukleus
Ribosom Pada sitoplasma Pada Sitoplasma dan RE
RE Tidak ada Ada 
Badan Golgi Tidak ada Ada
Mitokondria Tidak ada Ada
Lisosom Tidak ada Ada
Sentriol Tidak ada Ada pada hewan
DNA Bentuk cincin pada sitoplasma Ada pada hewan Bentuk spiral ganda, pd inti sel, mitokondria dan kloroplas
  Struktur dan Fungsi Makromolekul

Karbohidrat :
Berdasarkan jumlah monomer yang menyusun polimer, karbohidrat dapat digolongkan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Lipid :
Senyawa lipid yang paling penting bagi makhluk hidup adalah lemak, fosfolipid, dan steroid.
Senyawa lipid lainnya, yaitu sfingolipid, lilin, karotenoid (sebagai bahan baku vitamin A), dan
limonen dalam minyak lemon.
Protein :
Protein merupakan komponen penyusun sel yang meliputi sekitar 50% dari bobot kering sel tersebut.
Semua jenis protein merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 jenis asam amino.
Asam Nukleat : Asam nukleat merupakan polinukleotida, yaitu suatu polimer yang satuan penyusunnya
adalah nukleotida. Nukleotida terdiri atas 3 komponen, yaitu basa nitrogen, pentosa (gula
berkarbon lima), dan gugus fosfat.

IV. Struktur Sel dan Fungsinya

1. Membran Sel
• Membran sel merupakan lapisan tipis dengan ketebalan sekitar 8 nm, yang membatasi isi sel dengan
lingkungan di sekitarnya.
• Membran sel bersifat selektif permeabel atau semipermeabel karena hanya dapat dilewati oleh ion, molekul,
dan senyawa-senyawa tertentu.
• Pada sel hewan dan manusia, membran sel terletak di bagian terluar, sedangkan pada tumbuhan membran sel
dikelilingi dinding sel.
• Membran plasma tersusun dari bahan lipid (fosfolipid), protein, dan karbohidrat.
• Membran plasma terdiri atas dua lapisan (bilayer) fosfolipid, dan pada matriks fluida bilayer fosfolipid
tersebut tersebar banyak jenis protein.

• Satu unit fosfolipid terdiri atas:


1) Fosfat di bagian kepala pada permukaan membran, yang bersifat hidrofilik atau suka air,
2) Asam lemak di bagian ekor, yang tersembunyi di dalam membran, dan bersifat hidrofobik atau tidak suka
air.
Berdasarkan letaknya, protein membran dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
• Protein integral (intrinsik), tertanam di antara bilayer fosfolipid.
• Protein periferal (ekstrinsik), terikat secara longgar pada permukaan membran atau pada protein integral.

1
Pada permukaan membran terdapat karbohidrat berupa oligosakarida.
• Oligosakarida terikat secara kovalen dengan lipid yang kemudian disebut glikolipid.
• Oligisakarida yang terikat dengan protein disebut glikoprotein.
Fungsi membran sel adalah sebagai berikut.
• Mengontrol masuk dan keluarnya zat dari atau ke dalam sel.
• Sebagai pelindung agar isi sel tidak keluar.
• Sebagai reseptor (menerima rangsangan) dari luar sel.

2. Nukleus
• M
dalam) yang dipisahkan oleh ruangan sekitar 20 – 40 nm.
• Di
benang kromatin.
Fungsi nukleus, yaitu:
• Mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis m-RNA sesuai dengan perintah DNA,
• Mengendalikan proses metabolisme sel.
• Menyimpan informasi genetik berupa DNA.
• Tempat penggandaan (replikasi) DNA. Mengendalikan proses metabolisme sel.

3. Sitoplasma
• Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak di dalam sel, di luar inti sel dan organel sel.
• Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang jernih, serta mengandung nutrien, ion-ion, garam, dan
molekul organik.
Fungsi sitoplasma, yaitu:
• Tempat organel sel dan sitoskeleton.
• Memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma.
• Tempat terjadinya reaksi metabolisme sel.
• Untuk menyimpan molekul-molekul organik (misalnya, karbohidrat, lemak, protein, dan enzim).
4. Ribosom

• Ribosom berbentuk butiran kecil dengan diameter sekitar 20 – 22 nm.


• Ribosom dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Ribosom bebas, tersuspensi di dalam sitosol.
2) Ribosom terikat, menempel pada retikulum endoplasma (RE).
• Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
5. Retikulum Endoplasma
• Retikulum endoplasma (RE) merupakan membran berbentuk labirin yang berhubungan dengan selubung inti
sel.
• Retikulum endoplasma dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Retikulum endoplasma halus (tidak bergranula), jika permukaannya tidak ditempeli oleh ribosom. RE
halus berperan dalam proses sintesis lipid (fosfolipid dan sterol), metabolisme karbohidrat, dan
menetralisir racun. Di dalam sel ovarium, testis, hati, dan otot, banyak mengandung RE halus.
b. Retikulum endoplasma kasar (bergranula), jika permukaannya ditempeli oleh ribosom. RE kasar
berperan membentuk fosfolipid membrannya sendiri dan sintesis protein sekretori (misalnya glikoprotein
dan hormon insulin di dalam sel pankreas).
6. Badan Golgi
• Badan Golgi ditemukan pertama kali oleh Cammilio Golgi pada tahun 1898 di dalam sel-sel kelenjar.
• Badan Golgi terdiri atas tumpukan kantong membran pipih sisterna dan vesikula-vesikula.
• Badan Golgi berperan sebagai pusat produksi, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman produk sel, seperti
enzim dan hormon.
Fungsi badan Golgi, yaitu:
• Berperan dalam sekresi atau membentuk vesikula yang berisi enzim untuk sekresi.
• Membuat makromolekul, seperti polisakarida dan asam hialuronat (zat lengket pada sel-sel hewan).
• Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim pemecah selubung sel telur.
• Membentuk membran plasma dari vesikula-vesikula yang dilepaskan.
• Membentuk dinding sel pada tumbuhan
7. Lisosom
• Lisosom merupakan organel kecil berdiameter 0,1 μm, berbentuk seperti kantong (vesikel) yang diselubungi
membran tunggal.
2
• Lisosom berisi enzim hidrolitik yang mencerna makromolekul, contohnya enzim nuklease.
Fungsi lisosom, yaitu:
• Berperan pada pencernaan intrasel.
• Berperan pada proses fagositosis dengan cara menelan dan mencerna partikel yang lebih kecil, seperti yang
dilakukan oleh organisme uniseluler, misalnya Amoeba. Pada manusia, sel makrofag memfagositosis bakteri
atau kuman penyakit lainnya.
• Autofag atau menelan dan mendaur ulang organel yang rusak.
• Autolisis atau perusakan sel sendiri dengan cara membebaskan semua isi lisosom. Autolisis terjadi pada
peristiwa hilangnya ekor katak saat metamorfosis.
8. Peroksisom
• Peroksisom merupakan organel yang menyerupai kantong berbentuk agak bulat, mengandung butiran kristal,
dan diselubungi membran tunggal.
• Peroksisom mengandung enzim oksidase dan enzim katalase.
Fungsi peroksisom, yaitu:
1) Penghasil enzim oksidase dan katalase.
2) Memecah asam lemak menjadi molekul kecil sebagai bahan bakar untuk respirasi sel.
3) Di dalam sel hati, peroksisom menetralisir racun alkohol dan senyawa berbahaya lainnya.
9. Glioksisom
Glioksisom adalah sejenis peroksisom yang ditemukan pada jaringan penyimpan lemak dari biji tumbuhan.
Glioksisom berfungsi untuk menghasilkan enzim yang dapat mengubah asam lemak menjadi gula, yang akan
digunakan sebagai sumber energi pada saat biji sedang berkecambah.
10. Mitokondria
• Mitokondria merupakan organel berbentuk silinder dengan panjang 1 – 10 μm, dan
diselubungi dua membran (membran luar dan membran dalam).
• Membran dalam mitokondria berlekuk-lekuk, disebut krista.
• Mitokondria berperan dalam respirasi sel atau metabolisme energi di dalam sel yang
dapat menghasilkan ATP.
11. Plastida
Plastida adalah organel penyimpan materi yang diselubungi oleh membran ganda
Plastida dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Leukoplas, merupakan plastida yang berwarna putih atau tidak berwarna. Leukoplas terdapat pada sel-sel
akar, umbi, dan biji.
b. Kromoplas, merupakan plastida yang mengandung pigmen selain klorofil (hijau). Kromoplas terdapat pada
sel bunga dan buah-buahan yang masak.
c. Kloroplas, merupakan plastida berbentuk seperti lensa, berukuran 2 μm x 5 μm, dan mengandung pigmen
hijau (klorofil). Kloroplas terdapat pada sel-sel yang melakukan fotosintesis, misalnya sel daun dan ganggang
hijau.
12. Vakuola
• Vakuola adalah organel berbentuk vesikula besar yang berisi cairan dan diselubungi membran tunggal.
• Vakuola pada sel tumbuhan berfungsi sebagai berikut:
1) Menyimpan gas, senyawa-senyawa organik (misalnya alkaloid, protein, dan asam organik) dan ion anorganik
(misalnya kalium dan klorida).
2) Tempat menyimpan pigmen daun, buah, dan bunga (antosianin), misalnya warna merah, kuning, dan ungu.
3) Menyimpan senyawa beracun atau aroma tidak sedap. Hal ini dapat melindungi tumbuhan dari gangguan
pemangsa.
4) Menyerap air sehingga sel menjadi lebih besar.
5) Tempat pembuangan akumulasi produk sampingan hasil metabolisme yang berbahaya.
13. Sentrosom dan Sentriol
• Sentrosom merupakan organel tempat tumbuhnya mikrotubul yang terletak di dekat nukleus.
• Di dalam sentrosom terdapat satu pasang sentriol, tetapi sentrosom pada tumbuhan tidak memiliki sentriol.
• Berfungsi dalam proses pembelahan sel.
14. Sitoskeleton
• Sitoskeleton merupakan kerangka sel yang kuat dan lentur, berupa jalinan serabut yang tersebar di
seluruh sitoplasma.
• Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong dan mempertahankan bentuk sel, serta berperan sebagai
tempat tertambatnya beberapa organel sel.
• Berdasarkan ukurannya, sitoskeleton dibedakan menjadi mikrotubula, filamen intermediet (filamen
antara), dan mikrofilamen (filamen aktin).
15. Dinding Sel
• Dinding sel memiliki ketebalan 0,1 μm hingga beberapa mikrometer.
• Dinding sel terdapat pada sel tumbuhan, jamur, dan alga (ganggang).
• Fungsi dinding sel, yaitu:
1) Melindungi sel.
2) Mempertahankan bentuk sel.
3) Mencegah penyerapan air yang berlebihan.
Bahan Penyusun dinding sel:
• Selulosa (polimer yang tersusun dari molekul glukosa dan membentuk rantai lurus dengan panjang mencapai 4
µm)
• Hemiselulosa (campuran dari polimer yang berbeda susunan dan bercabang banyak)
• Pektin (polisakarida yang bersifat lengket)
• Lignin (zat kayu) untuk mengeraskan dinding sel
• Kutin, suberin dan lilin (senyawa yang mengandung lemak)

3
V. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

VI. Mekanisme Transpor Melalui Membran Plasma


Transpor zat melalui membran bertujuan, antara lain sebagai berikut:
1) Memasukkan gula, asam amino, dan nutrien lain yang diperlukan sel.
2) Memasukkan oksigen (O ) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO ) pada proses respirasi sel.
2 2
+ + 2+ -
3) Mengatur konsentrasi ion anorganik di dalam sel, contohnya ion Na , K , Ca , dan Cl .
4) Membuang sisa-sisa metabolisme yang bersifat racun.
5) Menjaga kestabilan pH.
6) Menjaga konsentrasi suatu zat untuk mendukung kerja enzim.

A. Transpor Pasif
• Transpor pasif merupakan transportasi sel yang dilakukan melalui membran tanpa membutuhkan energi.
• Transpor pasif terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara zat yang berada di dalam sel dengan zat
yang berada di luar sel.
a. Difusi
• Difusi adalah proses pergerakan partikel, molekul, ion, gas, atau cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah hingga tercapai suatu keseimbangan.
• Difusi yang dilakukan oleh sel hidup contohnya adalah peristiwa masuknya oksigen (O ) dan keluarnya
2
karbon dioksida (CO ) pada respirasi sel.
2
b. Osmosis
• Osmosis adalah proses bergeraknya molekul pelarut (air) dari larutan dengan konsentrasi rendah
(hipotonik) ke larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonik) melalui selaput selektif
permeabel.
• Larutan hipotonik memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah, sedangkan larutan hipertonik memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
• Larutan isotonik memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama.
• Contoh peristiwa osmosis adalah air laut yang meskipun memiliki beragam jenis zat terlarut, molekul
airnya tetap akan bergerak ke larutan gula yang konsentrasinya sangat tinggi.
B. Transpor Aktif
• Transpor aktif adalah transpor zat melalui membran yang melawan gradien konsentrasi (dari konsentrasi rendah
ke konsentrasi yang lebih tinggi), sehingga memerlukan energi.
• Energi yang diperlukan berupa ATP (adenosin trifosfat).
a. Pompa Ion
• Pompa ion adalah transpor ion melalui membran dengan cara melakukan pertukaran ion dari dalam sel
dengan ion di luar sel.
• Transpor dilakukan oleh protein transpor yang tertanam pada membran plasma, menggunakan sumber energi
berupa ATP.
+
• Contoh pompa ion, yaitu pompa ion natrium-kalium pada sel hewan. Sel hewan memiliki konsentrasi ion K
+
lebih tinggi dan ion Na jauh lebih rendah dibandingkan dengan lingkungannya. Membran sel hewan
+
mempertahankan konsentrasi ion melawan gradien konsentrasi dengan memompa ion Na ke luar dan ion
+
K masuk ke dalam sel.
b. Kotranspor
• Kotranspor adalah transpor aktif dari zat tertentu yang dapat menginisiasi transpor zat terlarut lainnya.
• Kotranspor dilakukan oleh dua protein transpor dengan energi berupa ATP.
• Contoh kotranspor, yaitu pompa proton yang menggerakkan transpor sukrosa pada sel tumbuhan.
c. Endositosis-Eksositosis
• Eksositosis-endositosis adalah transpor partikel dan molekul besar melalui pelipatan membran plasma atau
pembentukan vesikula.
a) Eksositosis
Pada eksositosis, vesikula yang berisi makromolekul dari badan Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton untuk
bergabung dengan membran plasma, kemudian vesikula menumpahkan isinya ke luar sel.
b) Endositosis
Pada endositosis, makromolekul dikelilingi oleh membran plasma yang melipat membentuk vesikula, kemudian
vesikula tersebut masuk ke dalam sel.
LATIHAN SOAL 1
1. Jelaskan perbedaan antara eksositosis dengan endositosis.
2. Jelaskan perbedaan antara sel prokariotik dengan sel eukariotik.
3. Berikan contoh peristiwa difusi dan osmosis.
4. Jelaskan perbedaan antara leukoplas, kromoplas, dan kloroplas.
LATIHAN SOAL 2
1. Sebutkan perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan ? ( masing-masing tiga )
4
2. Berdasarkan letaknya, protein membran dapat dibedakan menjadi 2 jenis, sebutkan dan jelakan letaknya
BAB 2
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

I. JENIS JARINGAN PADA TUMBUHAN


A. Jaringan Meristem
• Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis.
• Jaringan meristem memiliki sifat-sifat, sebagai berikut.
1. Disusun oleh sel-sel muda yang aktif membelah dalam fase pertumbuhan dan perkembangan.
2. Tidak memiliki ruang antarsel (susunan sel rapat).
3. Sel-sel berbentuk bulat, lonjong, poligonal, kuboid atau prismatik, dan memiliki dinding sel yang tipis
4. Di dalam sel mengandung banyak protoplasma.
5. Sel memiliki satu atau dua inti sel (nukleus) yang besar.
6. Vakuola sel sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Jaringan Meristem dibedakan menjadi 5 :
1) Meristem Primer
 Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih aktif membelah.
 Pada umumnya terdapat di ujung batang (pucuk) dan ujung akar.
 Meristem ini berasal dari sel-sel inisial yang disebut promeristem.
 Promeristem adalah jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan masih berada dalam fase embrio.
2) Meristem Sekunder
 Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel meristematik.
 Contohnya adalah kambium dan kambium gabus (felogen).

• Kambium merupakan lapisan sel-sel yang aktif membelah di antara pembuluh angkut xilem dan floem.
• Kambium dapat ditemukan di dalam batang maupun akar tumbuhan dikotil (Dicotyledoneae),
Gymnospermae, dan beberapa tumbuhan monokotil (misalnya Agave, Aloe, Yucca sp., dan Dracaena
sp).
• Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan pelindung periderm
(gabus).
• Kambium gabus terletak di bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua.
• Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar akan membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke
arah dalam akan membentuk feloderm (korteks sekunder).
3) Meristem Apikal
 Meristem terdapat di ujung batang (pucuk) utama, ujung batang (pucuk) lateral, dan ujung akar.
 Meristem apikal menyebabkan pemanjangan batang dan akar, yang disebut pertumbuhan primer.
 Semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
 Proses pemanjangan meristem apikal akan menghasilkan daun, bunga, dan tunas apikal (tunas ujung) yang
akan berkembang menjadi cabang samping.
4) Meristem Interkaler
 Meristem interkaler terdapat di antara jaringan dewasa atau jaringan yang sudah berdiferensiasi.
 Contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan golongan rumput-rumputan (Gramineae), beberapa
anggota spesies dari Caryophyllaceae dan Polygonaceae, serta Equisetum sp.
 Meristem interkaler merupakan daerah meristematik karena terputus dari daerah meristematik yang
terisolasi di subapikal batang, kemudian berkembang menuju pangkal (besipetal).
5) Meristem lateral
 Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaaan batang atau akar, contohnya kambium pembuluh
(kambium vaskuler) dan kambium gabus (felogen).
 Meristem lateral menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada batang maupun akar, sehingga
batang dan akar tersebut akan membesar.
 Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan sekunder.

B. Jaringan Permanen ( Jaringan Dewasa )


• Jaringan permanen adalah jaringan yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer maupun sekunder, yang
telah berdiferensiasi atau mengalami perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya.
5
• Jaringan permanen mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut :
a. Tidak melakukan aktivitas perbanyakan diri.
b. Sel-sel berukuran elative besar dibandingkan dengan sel-sel meristem.
c. Sel memiliki vakuola yang besar, sehingga mengandung sedikit plasma sel.
d. Sel telah mengalami penebalan pada dindingnya sesuai dengan fungsinya.
e. Terkadang sel-selnya telah mati.
f. Terdapat ruang antarsel.

Berdasarkan fungsinya Jaringan Permanen dibedakan menjadi 4 bagian :


1. Jaringan Pelindung ( Epidermis )
 Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel yang menutupi permukaan organ
tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
 Jaringan epidermis disebut sebagai jaringan pelindung, karena berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan
dari segala pengaruh luar yang merugikan, misalnya perubahan suhu, kerusakan mekanik, hilangnya air
melalui penguapan, dan hilangnya zat-zat makanan.
 Ciri-ciri jaringan epidermis :
1) Umumnya terdiri atas satu lapis sel.
2) Memiliki sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel.
3) Bentuk sel bervariasi.
4) Sel-sel memiliki banyak vakuola dan protoplas yang dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.
5) Ketebalan dinding sel epidermis berbeda-beda.
6) Dinding sel epidermis ada yang mengandung lignin, kutikula, dan pektin.
7) Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang dan bermodifikasi menjadi alat-alat tambahan lain
yang disebut derivat epidermis
2. Jaringan Dasar (Parenkim)
 Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi yang
bervariasi.
 Jaringan ini bertanggung jawab terhadap segala proses fisiologis.
 Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena dapat dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut.
1. Sel hidup, berukuran besar, pada umumnya berdinding primer tipis dan berbentuk polihedron.
2. Memiliki inti sel dan banyak vakuola.
3. Memiliki ruang antarsel sehingga letak sel tidak rapat.
4. Bersifat meristematik karena sel-selnya dapat membelah diri bahkan ketika dewasa sehingga berperan
penting dalam regenerasi.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi 6 macam.
a. Parenkim asimilasi,
b. Parenkim penimbun,
c. Parenkim air,
d. Parenkim udara (aerenkim),
e. Parenkim pengangkut,
f. Parenkim penutup luka.
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi empat macam.

a. Parenkim palisade
b. Parenkim bunga karang
c. Parenkim bintang (aktinenkim)
d. Parenkim lipatan

3. Jaringan Penyokong (Penguat)

 Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan.


 Ciri-ciri jaringan penyokong, yaitu memiliki dinding sel yang tebal dan kuat, serta telah mengalami spesialisasi
pada sel-selnya.
 Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan
kolenkim dan sklerenkim.
 Jaringan penyokong berfungsi untuk:
1) Menegakkan batang dan menguatkan daun,
2) Melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis.
3) Melindungi embrio di dalam biji,
4) Melindungi jaringan pengangkut (vaskuler),
5) Memperkuat jaringan aerenkim (parenkim penyimpan udara).
Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan.

6
 Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga dan buah, serta pada akar yang terkena cahaya
matahari.
 Tumbuhan monokotil umumnya tidak memiliki jaringan kolenkim jika sejak muda selnya sudah membentuk
sklerenkim.
 Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Tersusun dari sel-sel yang hidup.
2) Ukuran dan bentuk sel beragam, ada yang berbentuk prisma pendek atau panjang seperti serat dengan
ujung meruncing.
3) Penebalan dinding sel tidak teratur.
4) Isi sel dapat mengandung kloroplas dan tanin.
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti melakukan
pertumbuhandan perkembangan.

 Ciri-ciri jaringan sklerenkim, yaitu:


1) Sel-selnya memiliki dinding sekunder yang tebal,
2) Biasanya mengandung zat lignin,
3) Bersifat kenyal,
4) Tidak mengandung protoplas karena sel-selnya telah mati.
 Jaringan sklerenkim dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu serabut dan sklereid.
Serabut (serat) didefinisikan sebagai sel seperti serat yang panjang, tetapi terdapat pula serat yang relatif
pendek. Serat sklerenkim dapat ditemukan di berbagai bagian tumbuhan dalam bentuk untaian atau lingkaran.
Sklereid merupakan sel-sel yang mati saat dewasa, tetapi protoplasnya tetap aktif sepanjang hidup organ
tersebut.
 Sel sklereid umumnya berbentuk bulat, tetapi variasi bentuk lain juga dapat ditemukan.
 Sklereid terdapat pada semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, serta di
dalam buah dan biji.
4. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
• Jaringan pengangkut adalah jaringan pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi mengangkut air dan garam-
garam mineral, serta zat makanan hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah xilem dan
floem.
 Xilem berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar menuju ke daun.
 Sel-selnya telah mati, berdinding tebal, dan mengandung zat lignin.
 Komponen-komponen pembentuk xilem, yaitu:
1) Unsur trakeal tersusun dari dua macam sel, yaitu trakeid dan trakea (pembuluh).
2) Serat xilem,
3) Parenkim xilem.

 Floem
 berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
 Floem tersusun dari sel-sel yang hidup dan mati.
 Komponen-komponen pembentuk floem, yaitu:
1) Unsur tapis,
2) Sel pengiring (sel tetangga),
3) Serat floem,
4) Parenkim floem
5) Sel albumin

Tipe-tipe berkas pengangkut

7
5. Jaringan Sekretori

 Jaringan sekretori merupakan sekumpulan sel yang berfungsi menghasilkan suatu zat.
 Pada tumbuhan terdapat beberapa macam jaringan sekretori, antara lain:
1) Saluran getah merupakan kumpulan sel yang berisi cairan lateks yang mengandung garam dan asam-
asam organik.
2) Sel-sel resin dan minyak merupakan sel-sel yang mengandung resin, damar, serta minyak eteris.
3) Sel-sel lendir merupakan sel hidup, inti sel berbentuk seperti benang, dan memiliki lendir yang dihasilkan
oleh dinding sel.
4) Sel-sel penyamak, berada dalam kelompok atau sel tunggal, dan menghasilkan zat penyamak.
5) Sel-sel mirosin merupakan sel-sel yang berbentuk seperti bulu-bulu dan berisi senyawa protein mirosin.

II. ORGAN PADA TUMBUHAN


A. Akar

 Secara umum, akar terdiri atas tudung akar, epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
 Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi promeristem dan membantu penetrasi akar
yang tumbuh ke dalam tanah. Tudung akar tersusun dari sel-sel parenkim yang hidup dan terkadang
mengandung pati.
 Epidermis akar disebut juga epiblem atau lapisan pilifer. Epidermis terdiri atas sel-sel yang berdinding tipis
dan tidak mengandung kutikula. Epidermis pada akar yang sudah dewasa akan mengalami
kerusakan,fungsinya digantikan oleh eksodermis (lapisan terluar korteks).
 Korteks tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang kala mengandung karbohidrat atau kristal. Dinding sel
pada lapisan terluar korteks mengalami penebalan oleh zat suberin dan berdiferensiasi menjadi eksodermis.
Sementara itu, lapisan terdalam korteks berdiferensiasi menjadi endodermis.
 Endodermis akar terdiri atas satu lapis sel yang struktur dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya.
Dinding sel endodermis akar dapat mengalami penebalan berbentuk titik-titik/pita Caspary atau berbentuk
seperti huruf U oleh zat suberin, kutin, lignin, atau selulosa. Namun, di antara sel-sel ada yang tidak
mengalami penebalan, yang disebut sel peresap.
 Stele akar merupakan bagian tengah dari akar yang terletak di sebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas
perisikel, berkas pembuluh, dan parenkim.

B. Batang

Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis dan korteks, dan modifikasi stele (silinder pusat). Pada
tumbuhan dikotil, bagian-bagian tersebut tampak jelas. Namun, pada tumbuhan monokotil batas antara
korteks dan stele kurang jelas.
 Epidermis batang terdiri atas satu lapis sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel bagian
luar mengalami penebalan dari zat kutin. Epidermis batang memiliki berbagai macam modifikasi, yaitu
stomata, trikoma, sel silika, dan sel gabus. Stomata kelak akan berkembang menjadi lentisel yang berfungsi
untuk pertukaran gas dan penguapan.
 Korteks tersusun dari parenkim, kolenkim, sklerenkim yang berupa serabut dan sklereid, serta idioblas (sel-
sel yang bentuk dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya). Bagian korteks yang paling dalam
disebut floetherna. Pada batang dikotil muda lapisan floetherna berisi zat tepung yang disebut sarung
tepung. Floetherna dapat mengalami penebalan membentuk pita Caspary yang disebut lapisan endodermis.
 Stele terletak di sebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas perikambium (perisikel), parenkim, berkas
pengangkut, dan empulur (pith). Empulur merupakan bagian terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh,
yang memiliki karakteristik parenkim. Jaringan empulur muda berwarna putih atau cokelat pucat, dan
menjadi gelap jika sudah tua.
C. Daun
 Secara umum daun tersusun dari jaringan pelindung (epidermis dan modifikasinya), jaringan dasar
(mesofil), jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori.
 Epidermis daun terdapat di permukaan atas dan bawah, biasanya terdiri atas selapis sel, tetapi ada pula yang
terdiri atas beberapa lapis sel (epidermis ganda).
 Mesofil terdapat di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada tumbuhan dikotil, mesofil
berdiferensiasi menjadi jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim spons).
Jaringan palisade tersusun dari selapis atau lebih sel-sel yang berbentuk silindris, tersusun rapat, dan banyak
mengandung klorofil. Jaringan bunga karang tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak teratur, berdinding
tipis, mengandung lebih sedikit klorofil daripada jaringan palisade, dan memiliki ruang antarsel yang besar
untuk pertukaran gas.

8
 Jaringan pengangkut pada daun berupa tulang daun. Tulang daun pada tumbuhan dikotil terdiri atas satu
tulang utama yang bercabang-cabang membentuk jala, sedangkan tulang daun tumbuhan monokotil
berderet sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil.
 Jaringan penguat daun berupa kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim terdapat di dekat tulang daun yang besar
di bagian sisi dalam lapisan epidermis dan tepi daun tumbuhan dikotil. Serat sklerenkim banyak ditemukan
pada berkas pengangkut tumbuhan monokotil. Epidermis yang sel-selnya rapat dan memiliki lapisan kutikula
juga merupakan jaringan penguat daun.
 Jaringan sekretori dapat berupa kelenjar, sel resin, sel tanin, atau sel mirosin. Kelenjar dapat ditemukan pada
daun-daun lebar berupa massa sel-sel parenkim yang padat di ujung berkas pembuluh.

D. Bunga
 Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki
putik dan benang sari (alat reproduksi). Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki alat reproduksi dan
perhiasan bunga, seperti kelopak dan mahkota.
 Secara anatomi daun kelopak dan daun mahkota mempunyai struktur yang sama, yaitu memiliki epidermis
atas dan bawah, parenkim dasar (mesofil), berkas pembuluh, dan sel-sel idioblas (saluran getah). Daun
kelopak tersusun dari sel-sel yang berklorofil dan mesofil yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan tiang
atau jaringan spons. Sel epidermis daun kelopak dilapisi zat kutin serta memiliki stomata dan trikoma.
 Benang sari (stamen) terdiri atas tangkai sari (filamen) dan kepala sari (antera). Benang sari memiliki empat
ruangan yang berisi serbuk sari (polen). Ruang serbuk sari disebut mikrosporangium karena menghasilkan
mikrospora. Mikrospora akan tumbuh menjadi buluh dan menghasilkan gamet jantan (sel sperma).
 Putik biasanya mengalami diferensiasi menjadi tiga bagian, yaitu bagian basal yang menggelembung (ovarium
atau bakal buah), bagian yang memanjang (tangkai putik atau stilus), dan bagian ujung putik (kepala putik
atau stigma). Di dalam ovarium terdapat satu atau lebih ovul (bakal biji). Pada ovul terdapat kandung
lembaga (megasporangium) yang akan menghasilkan gamet betina (ovum).

E. Buah
 Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah. Berdasarkan sifat dinding buah (perikarpium),
buah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu buah kering pecah (misalnya famili Fabaceae, kedelai),
buah kering tidak pecah (misalnya padi, dan jagung), dan buah berdaging (misalnya buah persik atau peach,
jeruk, dan mentimun). Perikarpium tumbuh dari dinding ovarium.
F. Biji
 Biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal biji. Kulit biji (testa) merupakan diferensiasi dari
integumen, yang berfungsi untuk melindungi embrio dan endosperma yang berada di dalamnya. Struktur
kulit biji bervariasi, biasanya terdiri atas jaringan epidermis, jaringan makrosklereid dan osteosklereid, sel-sel
parenkim, sel kristal, serta sel berpigmen. Berdasarkan ada tidaknya endosperma, biji dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu endosperma (memiliki endosperma) dan nonendosperma (tidak memiliki
endosperma). Biji tipe endosperma, misalnya terdapat pada Zea mays (jagung) dan Ricinus communis (jarak).
Biji tipe nonendosperma, misalnya terdapat pada Piper nigrum (merica) dan Cucurbita sp. (labu kuning).

III. PERBEDAAN ANATOMI TUMBUHAN MONOKOTIL DENGAN DIKOTIL

9
A. Jenis Kultur Jaringan
1. Meristem culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari jaringan muda atau
meristem.
2. Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau
benang sari.
3. Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari protoplasma (sel hidup
yang telah dihilangkan dinding selnya).
4. Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan kloroplas untuk tujuan
perbaikan sifat tanaman dengan membuat varietas baru.
5. Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian
dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang mempunyai sifat baru.
B. Teknik Kultur Jaringan (Mikropropagasi)
1) Sterilisasi.
Segala kegiatan pada kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar air flow cabinet
dengan menggunakan alat-alat yang juga steril.
2) Pembuatan media.
Komposisi media yang digunakan bergantung pada jenis tanaman yang akan dikultur. Media yang digunakan
biasanya terdiri atas garam mineral, vitamin, hormon, dan bahan tambahan seperti agar-agar dan gula.
3) Inisiasi
adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikultur. Bagiantanaman yang sering digunakan
adalah tunas.
4) Multiplikasi
adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
5) Pengakaran
adalah fase saat eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar,yang menandai bahwa proses kultur
jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
6) Aklimatisasi
adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng.

C. Keunggulan Pembibitan dengan Teknik Kultur Jaringan

 Pembibitan dengan teknik kultur jaringan memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Dapat diperoleh bibit yang bersifat identik dengan induknya.
2. Tidak membutuhkan tempat yang luas.
3. Kualitas dan kesehatan bibit lebih terjamin.
4. Bibit yang dihasilkan seragam.
5. Bibit akan lebih cepat pertumbuhannya.
6. Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim.
7. Dengan waktu yang singkat bisa mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak.
Latihan Soal 1:
1. Sebutkan Organ-organ Pada Tumbuhan
2. Jelaskan perbedaan jaringan pembulu xylem dan floem ?
3. Gambarkan tipe-tipe berkas pengangkut ?
4. Sebutkan 3 sifat jaringan epidermis ?
5. Sebutkan 3 ciri -ciri jaringan penyongkong

10
BAB 3
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN
I. Jenis Jaringan Pada Hewan Vertebrata
A. Jaringan Epitel
Ciri-ciri:
 Terdiri atas sel-sel yang bersisi, bersudut banyak, terkadang bentuknya tidak teratur
 Sel-sel tersusun rapat tanpa atau sedikit substansi interseluler.
 Memiliki daya regenerasi tinggi.
 Beberapa jenis jaringan epitel memiliki tonjolan yang disebut mikrovili.
 Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa.
Fungsi:
 Melindungi jaringan di bawahnya.
 Transportasi zat-zat.
 Absorpsi
 Sekresi
 Ekskresi
 Eksteroreseptor
 Membantu respirasi
Jenis-jenis jaringan epitel:
a. Jaringan epitel pipih
 Epitel pipih selapis.
Terdapat pada endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul Bowman, alveolus paru-paru, lengkung henle pada ginjal,
selaput telinga tengah dan dalam

 Epitel pipih berlapis banyak.


Terdapat pada kulit, vagina, rongga mulut, esofagus dan anus.

b. Jaringan Epitel Kubus ( Kuboid )


 Epitel kubus selapis.
Banyak ditemukan pada kelenjar, baik sebagai pelindung sekretori,absorbsi. Trdapat pada : ginjal,ovarium,kelenjar
ludah,tiroid, pankreas dan. Terdapat pada bagian tubuh untuk proteksi, absorpsi, dan sekresi, misalnya kelenjar keringat
 Epitel kubus berlapis banyak.
Terdapat pada bagian fungsi sebai proteksi,absorbsi dan sekresi misalnya kelenjar keringat
c. Jaringan Epitel Silindris
 Epitel silindris selapis.
Epitel silindris selapis bersilia terdapat pada uterus, duktus deferens, bronkus intrapulmoner, dll.
Epitel silindris selapis tidak bersilia terdapat pada sebagian besar saluran pencernaan.
 Epitel silindris berlapis banyak.
Terdapat pada uretra, faring, laring, trakea, dan kelenjar ludah.
d. Jaringan Epitel Transisional
Peralihan antara epitel pipih berlapis banyak dengan epitel silindris berlapis banyak, terdapat pada bagian yang mengalami
tekanan dari dalam, misalnya sistem urinaria.
e. Jaringan Epitel Kelenjar
 Kelenjar eksokrin, menyalurkan sekretnya ke permukaan tubuh.
 Kelenjar endokrin, menyalurkan sekretnya ke aliran darah atau limfa.
B. Jaringan Ikat (Jaringan Penyambung)
Fungsi:
 Pengikat dan penyambung antarjaringan.
 Penyokong dan pembentuk struktur tubuh.
 Penyimpan energi.
 Pertahanan tubuh terhadap invasi bibit penyakit.
 Pelindung suatu organ.
 Transpor cairan tubuh.
Jaringan ikat tersusun atas bahan intersel (matriks) dan sel-sel penyusun jaringan ikat.
1) Matriks Jaringan Ikat, terdiri atas substansi intersel amorf (tidak berbentuk) dan substansi intersel fibrosa (dibedakan
menjadi serat kolegen, serat retikular, dan serat elastik).
2) Sel-Sel Penyusun Jaringan Ikat, yaitu fibroblas, makrofag (histiosit), sel lemak (adiposa), mast cell (sel tiang), sel plasma,
sel pigmen, leukosit (sel darah putih), dan sel mesenkim.
Jaringan ikat dibedakan menjadi tiga jenis:
1) Jaringan Ikat Sejati
 Jaringan ikat longgar, misalnya jaringan mukosa, jaringan areolar, jaringan lemak (adiposa), dan jaringan retikuler.
 Jaringan ikat padat, dibedakan menjadi jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak teratur.
2) Jaringan Ikat Cair
 Jaringan darah, terdiri atas plasma darah, trombosit (keping-keping darah) dan sel-sel darah (sel darah merah (eritrosit)
dan sel darah putih (leukosit)).

11
 Jaringan limfa (getah bening), merupakan cairan yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan dikembalikan ke darah.
3) Jaringan Ikat Penyokong
 Jaringan tulang rawan (kartilago), tersusun atas sel-sel tulang rawan kondrosit dan matriks yang mengandung
kondroitin sulfat. Kondrosit berada di dalam rongga kecil yang disebut lakuna.
Berdasarkan kandungan senyawa pada matriks, jaringan tulang rawan dibedakan menjadi:
 Tulang rawan hialin
 Tulang rawan elastik
 Tulang rawan fibroblas
 Jaringan Tulang Keras (osteon)
 Merupakan penyusun kerangka tubuh yang tersusun dari komponen nonseluler berupa matriks yang sangat padat dan
kaku serta komponen seluler. Macam-macam komponen seluler yaitu osteoprogenitor, osteoblas, osteosit (sel
tulang), dan osteoklas.
 Berdasarkan strukturnya, dibedakan menjadi:
 Tulang spongiosa (spons)
 Tulang kompak
C. Jaringan Otot

• Tersusun dari sel-sel atau serat otot (miofibril) yang tergabung dalam berkas-berkas.
• Sel otot memiliki membran plasma yang disebut sarkolema dan berisi sitoplasma yang disebut sarkoplasma.
• Miofibril terdiri atas satuan-satuan lebih kecil yang disebut miofilamen.
• Miofilamen tebal mengandung miosin, miofilamen tipis mengandung aktin.
• Setiap miofibril memiliki pita gelap dan pita terang yang disebut sarkomer.
• Tiga macam jaringan otot: jaringan otot polos, jaringan otot rangka (lurik), dan jaringan otot jantung
Perbedaan antara otot polos, otot rangka (lurik), dan otot jantung

Perbedaan Otot Polos Otot Rangka Otot Jantung


Bentuk sel Gelendong Silindris panjang Silindris, bagian ujung bercabang
dua atau lebih
Ukuran sel Panjang 3-200 µm Panjang 1-40 mm Panjang 50-100 µm
Diameter 5-10 µm Diameter 10-100 µm Diameter 10-20 µm
Inti sel Bentuk oval, satu di tengah Bentuk lonjong, banyak di Lonjong panjang, satu di tengah
tepi serat serat
Pita gelap- Tidak ada Ada Ada
terang
aktivitas Kontraksi lambat, tidak mudah lelah Kontraksi cepat, kuat, Kontraksi cukup kuat, otomatis,
mudah lelah tidak mudah lelah
Pengaruh saraf Saraf tak sadar (saraf otonom), otot Saraf sadar, otot volunter Saraf otonom, otot involunter
involunter (otot tak sadar) (otot sadar) (otot tak sadar)

Letak Saluran pencernaan, dinding pembuluh Melekat pada tulang Jantung


darah, pembuluh limfa, saluran pernapasan, rangka
saluran reproduksi, kandung kemih,
dermis, iris, dan korpus siliaris mata.

D. Jaringan Saraf

 Tersebar di dalam tubuh, paling banyak (98%) pada susunan saraf pusat otak dan medula spinalis (sumsum tulang belakang).
 Berfungsi menghimpun rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan menjadi impuls saraf, memberikan jawaban
(respons) ke organ efektor.
 Tersusun dari sel saraf (neuron) berbentuk serabut panjang dan sel penyokong (neuroglia) yang berukuran kecil.
 Neuroglia menghasilkan mielin sebagai penyokong neuron dan menyatukan jaringan pada susunan saraf pusat.

II. Organ Pada Hewan


Organ merupakan sekumpulan beberapa jaringan yang melakukan fungsi tertentu. Organ pada hewan terdiri atas organ luar (misal mata,
telinga, mulut, dll) dan organ dalam (misal paru-paru, jantung, lambung, dll).
III. Sistem Organ Pada Manusia
Sistem organ merupakan gabungan dari beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu.
Sistem organ pada tubuh manusia:
 Sistem gerak
 Sistem peredaran darah
 Sistem limfa
 Sistem pencernaan
 Sistem pernapasan
 Sistem ekskresi
 sistem hormon (endokrin)
 Sistem saraf
 Sistem indra
12
 Sistem reproduksi laki-laki
 Sistem reproduksi betina
IV. Sel Punca (Stem Cell)
Sel punca adalah sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan sel lain yang menyusun keseluruhan tubuh organisme
A. Karakteristik sel punca:
 Belum berdiferensiasi, sehingga belum memiliki bentuk dan fungsi yang spesifik.
 Mampu memperbanyak diri dengan cara bereplikasi menghasilkan sel-sel dengan karakteristik sama dengan induknya.
 Dapat berdiferensiasi menjasi lebih dari satu jenis sel. Sel punca dapat bersifat pluripoten, yaitu kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi sel tubuh apapun yang berasal dari ketiga lapisan embional (ektoderm, mesoderm, dan endoderm), atau
bersifat multipoten, yaitu kemampuan untuk berdiferensiasi hanya menjadi beberapa jenis sel yang biasanya berada dalam suatu
golongan.
B. Jenis Sel Punca
1) Sel punca embrionik
 Adalah sel punca yang terdapat pada perkembangan individu yang masih berada dalam tahap embrio.
 Terbentuk saat embrio berusia 3-5 hari.
 Bersifat pluripoten.
2) Sel punca Dewasa
 Adalah sel punca yang ditemukan di antara sel-sel lainnya yang telah berdiferensiasi dalam suatu jaringan biasa.
 Bersifat multipoten.
 Contoh: sel punca hematopoteik, sel punca jaringan saraf, sel punca jaringan kulit, sel punca mesenkimal, dan sel punca
jantung.
C. Potensi Sel Punca dalam Aplikasi Klinis

 Berbagai macam penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat kerusakan sel-sel dalam jaringan atau organ,bersifat irreversible.
 Contoh penyakit degeneratif: stroke (gangguan pasokan darah ke otak), diabetes mellitus (gangguan metabolisme insulin),
aterosklerosis (peradangan pembuluh darah), dll.
 Terapi menggunakan sel punca bersifat permanen.

Teknik transplantasi sel punca untuk regenerasi sel pankreas penghasil insulin:
1) Sel punca dikultur hingga jumlahnya mencukupi.
2) Sel punca diinjeksikan ke pembuluh darah atau didiferensiasikan terlebih dahulu menjadi sel β pankreas yang menghasilkan
hormon insulin.
3) Sel punca ditransplantasikan ke organ hati.
4) Tumor adalah benjolan atau pembengkakan akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang tumbuh tidak terkontrol.
5) Dibedakan menjadi 2 jenis: tumor jinak (benign) dan tumor ganas (malignant).
6) Tumor yang bersifat ganas disebut kanker.
7) Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol disebabkan oleh mutasi DNA atau gen yang mengontrol pembelahan sel

Faktor Penyebab Tumor atau Kankjer


 Faktor keturunan
 Faktor lingkungan
 Makanan yang mengandung bahan kimia
 Virus
 Infeksi
 Gangguan keseimbangan hormonal
 Faktor kejiwaan dan emosional
 Radikal bebas

Latihan Soal 1 :
1. Sebutkan 3 system organ pada manusia ?
2. Jelaskan perbedaan otot polos, lurik dan jantung ?
3. Sebutkan 4 fungsi jaringan epitel ?
4. Jelaskan perbedaan sel punca embrionik dan dewasa ?
5. Sebutkan 5 faktor penyebab tumor ?

13
BAB 4
SISTEM GERAK
I. RANGKA TUBUH
Rangka manusia merupakan alat gerak pasif yang akan digerakkan oleh otot.
Fungsi rangka:
o Memberi bentuk dan postur tubuh.
o Melindungi organ-organ yang lunak.
o Penyangga berat badan.
o Tempat melekatnya otot rangka.
o Mendukung terjadinya gerakan.
o Hematopoesis.
o Tempat penyimpanan mineral.
o Tempat penyimpanan energi.
o Fungsi imunologis.
Rangka dibedakan menjadi 2 jenis:
o rangka aksial dan rangka apendikular.

A. Rangka Aksial (Rangka Sumbu Tubuh)


1) Tulang Tengkorak
• Befungsi melindungi otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan.
• Terdiri atas tulang kranial (tulang tempurung kepala) dan tulang fasial (tulang wajah).

2) Tulang Telinga Dalam dan Tulang Hioid


• Tulang telinga dalam dan tulang hioid terletak di dalam tengkorak.
• Tulang telinga dalam berfungsi menerima dan mentransmisikan impuls suara.
• Tulang hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya otot mulut dan lidah sehingga dapat membantu proses menelan.
3) Tulang Belakang (Kolumna Vertebra)
Tersusun dari 26 ruas yang yang dihubungkan oleh cakram tulang rawan fibrosa.
Fungsi:
• Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya.
• Melindungi organ dalam tubuh.
• Tempat melekatnya tulang rusuk.
• Menentukan sikap tubuh.

4) Tulang dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Kosta)


• Berfungsi melindungi paru-paru dan jantung
• Tulang dada terdiri atas 3 bagian: manusbrium sterni, korpus sterni, dan prosesus xifoid.

14
• Tulang rusuk dibedakan menjadi 3 macam:
 Tulang rusuk sejati: ujung depan melekat pada tulang dada (7 pasang).
 Tulang rusuk palsu: ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya (3 pasang).
 Tulang rusuk melayang: ujung depan tidak melekat pada tulang manapun (2 pasang).

B. Rangka Apendikuler (Rangka Pekengkap atau Anggota Gerak Tubuh)


1) Gelang Bahu (Pektoral)
• Merupakan persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.
• Terdiri atas tulang skapula (belikat) dan tulang klavikula (selangka)

2) Anggota Gerak Atas


• Terdiri atas humerus(tulang pangkal lengan), radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta), karpal
(tulang pergelangan tangan), metakarpal (tulang telapak tangan), dan falangus (tulang jari tangan).
3) Gelang Panggul (Pelvis)
• Berfungsi menyangga berat tubuh dan melindungi bagian dalam rongga pelvis
• Terdiri atas ilium (tulang usus), pubis (tulang kemaluan), dan iskium (tulang duduk )

Tulang Anggota Gerak Atas Tulang gelang panggul (pelvis) Tulang anggota Gerak
Bawah
4) Anggota Gerak Bawah
• Terdiri atas femur (tulang paha), tibia (tulang kering), fibula (tulang betis), patela (tulang tempurung lutut), tarsal (tulang
pergelangan kaki), metatarsal (tulang telapak kaki), dan falangus (tulang jari kaki)
II. TULANG
A. Struktur Tulang
Lapisan tulang dari arah luar ke dalam tersusun atas lapisan-lapisan berikut.
• Perosteum. Terdiri atas jaringan ikat fibrosa dan selapis osteoblas. Fungsi: tempat melekat otot rangka, memberi nutrisi
untuk pertumbuhan tulang, dan perbaikan jaringan tulang yang rusak.
• Tulang kompak. Lapisan yang teksturnya halus, padat, sedikit berongga, dan sangat kuat. Mengandung zat kapur kalsium
fosfat dan kalsium karbonat
• Tulang spons. Lapisan yang teksturnya berongga dan berisi sumsum merah.
• Endosteum. Jaringan ikat areolar vaskuler yang melapisi rongga sumsum.
• Sumsum tulang. Lapisan paling dalam dan berbentuk jeli. Fungsi: produksi sel darah merah, sel darah putih, dan
keping darah.

15
B. Bentuk Tulang
 Tulang pipa. Bentuknya silindris panjang. Contoh: tulang pangkal lengan (humerus), tulang hasta (ulna), tulang paha (femur),
dll.
 Tulang pendek. Berukuran pendek dan berbentuk kubus. Contoh: tulang pergelangan tangan (karpal) dan tulang pergelangan
kaki (tarsal).
 Tupang pipih. Berbentuk lempengan. Contoh: tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang dada.
 Tulang tidak beraturan. Bentuknya tidak beraturan. Contoh: tulang-tulang penyusun tulang belakang (vertebrae).
 Tulang sesamoid. Berukuran kecil dan bulat yang terdapat pada formasi persendian. Bersambungan dengan kartilago,
ligamen, atau tulang lainnya. Contoh: tulang tempurung lutut (patela).

Bentuk-bentuk tulang pada manusia


C. Proses Pembentukan dan Perkembangan Tulang
Proses pembentukan tulang disebut osifikasi.
Cara pembentukan tulang:
• Osifikasi intramembran
Yaitu proses pembentukan tulang secara langsung, dengan cara mengganti jaringan penyambung padat dengan
simpanan garam-garam kalsium untuk membentuk tulang. Prosesnya terjadi hanya sekali.
Proses: sel mesenkim  osteoblas  sekresi matriks organik (osteoid)  pengapuran osteoid  pembentukan
lapisan matriks baru  tulang semakin tebal
• Osifikasi endokondium (intrakartilago)
Yaitu proses ketika tulang rawan digantikan oleh tulang keras. Prosesnya dimulai sejak perkembangan embrio.
Seluruh tulang rawan pada anak-anak akan digantikan oleh tulang keras hingga usia 18 – 25 tahun.
Proses:
• Perikondium meningkatkan jumlah pembuluh darah.
• Sel-sel kartilago (kondrosit) melakukan proliferasi menjadi osteoblas.
• Matriks kartilago mengalami pengapuran (kalsifikasi).
D. Faktor Pertumbuhan Tulang

1.Faktor herediter (genetik)


2.Faktor nutrisi
3.Faktor endokrin. Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh hormon-hormon, seperti hormon paratiroid (PTH), hormon
tirokalsitonin, hormon somatotrofin, hormon tiroksin, dan hormon kelamin.
4. Faktor sistem saraf
III. PERSENDIAN (ARTIKULASI)
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih, baik yang dapat digerakkan maupun yang tidak dapat
digerakkan.
A. Struktur Persendian

• Ligamen, berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan tulang ke posisi asalnya.
• Kapsul sendi, yaitu struktur tipis kuat untuk menahan ligamen.
• Cairan sinovial, yaitu cairan pelumas agar gesekan berjalan lancar, halus, dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit.
• Tulang rawan hialin, terdapat di ujung tulang sebagai bantalan sendi agar nyeri saat bergerak.
• Bursa, berupa kantung tertutup yang dilapisi membran sinovial.

Diagram persendian sinartrosis pada tulang belakang Diagram persendian amfiartrosis pada tulang belakang

B. Tipe Persendian

16
Sendi berdasarkan struktur:
• Persendian fibrosa, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat fibrosa.
• Persendian kartilago, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan kartilago.
• Persendian sinovial, memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat ligamen dan kapsul sendi
Sendi berdasarkan gerakan:
• Sendi sinartrosis (sendi mati), tidak dapat digerakkan. Jenis sendi sinartrosis: sinartrosis sinfibrosis (dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa) dan sinartrosis sinkondrosis (dihubungkan dengan jaringan tulang rawan hialin).
• Sendi amfiartrosis, pergerakannya terbatas akibat tekanan. Jenis sendi amfiartrosis: simfisis (dihubungkan oleh
kartilago), sindemosis (dihubungkan oleh serabut dan ligamen), dan gomposis (sendu pada tulang bentuk kerucut)
•Sendi diartrosis (sendi sinovial), sendi yang dapt bergerak bebas. Jenis sendi diartrosis:
o Sendi engsel, bergerak ke satu arah.
o Sendi peluru, bergerak bebas ke segala arah.
o Sendi pelana (sendi timbal balik), bergerak ke dua arah.
o Sendu putar, bergerak dengan pola rotasi.
o Sendi luncur (sendi geser), gerakan menggeser.
o Sendi kondiloid (sendi ellipsoid), gerakan kiri-kanan atau depan-belakang, dua arah.
Gambar Diagram beberapa jenis persendian diartrosis
IV. OTOT RANGKA
Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan dapat bergerak secara aktif untuk menggerakkan tulang sehingga
disebut alat gerak aktif.
Fungsi:
• Pergerakan
• Menopang dan mempertahankan postur tubuh
• Produksi panas
Sifat otot rangka:
• Kontraktilitas (kemampuan berkontraksi dan meregang)
• Eksitabilitas (mampu merespon dika distimulasi oleh saraf)
• Ekstensibilitas (kemampuan meregang melebihi panjang otot saat relaksasi)
• Elastisitas (kembali ke ukuran semula)
Gambar Otot rangka pada tubuh
A. Struktur Otot Rangka
Area otot rangka:
• Kepala dan ekor otot (tendon), merupakan jaringan ikat padat kuat.
• Empal otot, merupakan area bagian tengah otot yang menggembung dan aktif dalam kontraksi.
• Ekor otot
Pengorganisasian jaringan otot rangka:
Epimisium = fasikulus dibungkus perimisium
Fasikulus = susunan sel serat otot (miofibril) + sarkolema, dibungkus endomisium
Miofibril = miofilamen tebal (protein miosin) + miofilamen tipis (protein aktin)
Gambar Struktur otot rangka
Gambar Mioibril penyusun otot rangka
Gambar Diagram struktur filamen penyusun miofibril
B. Mekanisme Kerja otot

1. omponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot: miofibril, sarkomer, aktin, miosin, tropomiosin, dan troponin.
2. Sumber energi untuk gerak otot: ATP (Adenosin Tri Fosfat), kreatin fosfat, dan glikogen (gula otot).

3. Tahapan mekanisme kerja otot:


• Penerimaan impuls: ion kalsium (ca2+0 keluar dari retikulum sarkoplasma.
• Ion Ca2+ terikat pada troponin  daerah aktif tropomiosin terbuka.
• Pembebasan energi dari ATP  miosin menarik aktin melalui daerah aktif tropomiosin  otot memendek.
• Tidak ada impuls  Ca2+ kembali ke retikulum sarkoplasma, troponin menutupi tropomiosin, otot relaksasi
C. Sifat Kerja otot

1. Otot antagonis, adalah otot yang bekerja saling berlawanan, sehingga menghasilkan gerakan yang berlawanan (berbeda arah).
2. Otot sinergis, adalah otot yang saling mendukung kerja satu sama lain, sehingga menghasilkan gerakan satu arah. Contohnya yaitu
kerjasama kerja sama otot-otot antartulang rusuk saat menarik napas.
Gambar Gerak antagonis pada tubuh
Gambar Gerak antagonis pada tubuh
V.GANGGUAN SISTEM GERAK
A. Gangguan pada Tulang
1. Fraktur, adalah patah tulang, terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besat daripada kekuatan tulang.
2. Gangguan tulang belakang, jenisnya:
o Kifosis, tulang belakang melengkung ke arah belakang
o Lordosis, tulang belakang melengkung ke arah depan
o Skoliosis, tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan
17
o Sublubrikasi, kelainan bagian leher yang menyebabkan kepala bergeser ke kiri atau kanan
Gambar Kelainan tulang belakang
3. Gangguan fisiologis tulang, jenisnya:
o Osteoporosis, tulang rapuh, keropos, dan mudah patah, dapat terjadi karena kekurangan hormon dan kalsium.
o Rakitis, pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor, dan
kalsium.
o Mikrosefalus, kelainan pertumbuhan tengkorak sehingga ukuran kepala lebih kecil.
o Hidrosefalus, gangguan aliran cairan dalam otak menyebabkan pelebaran rongga tempurung otak sehingga otak membesar.
o Layu (semu), tulang tidak bertenaga akibat infeksi.
B. Gangguan pada Sendi

1. Terkilir, gangguan sendi akibat gerakan yang tidak biasa, dipaksakan, atau tiba-tiba.
2. Dislokasi, pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi normal.
3. Osteoartritis, kerusakan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan pada sendi.
4. Ankilosis, sendi tidak dapat digerakkan.
5. Urai sendi, selaput sendi robek, menyebabkan tulang sendi terlepas.
6. Artritis, peradangan pada sendi.
C. Gangguan pada Otot
1. Hipertrofi, gangguan akibat otot yang berkembang menjadi lebih besar.
2. Atrofi, gangguan akibat otot yang mengecil.
3. Distrofi otot, penurunan kemampuan otot karena kelainan genetik.
4. Tetanus, penyakit kejang otot karena berkontraksi terus-menerus sehingga tidak mampu lagi berkontraksi.
5. Kram, keadaan saat otot tiba-tiba terasa tegang, sulit digerakkan, disertai rasa nyeri.
6. Miastenia gravis, keetidakmampuan otot berkontraksi sehingga penderita mengalami kelimpuhan.
7. Otot robek, robeknya serabut otot yang mengakibatkan bengkak, nyeri, dan pendarahan.
8. Otot terkilir, tendon otot robek karena teregang melebihi batas normal.
VI. TEKNOLOGI SISTEM GERAK
• Penyembuhan patah tulang: pemasangan gips, pembidaian, pembedahan internal, dan penarikan (traksi).
• Penyembuhan kanker/tumor tulang: kemoterapi, radioterapi, dan operasi.
• Penggantian sendi, yaitu pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak dengan campuran logam.
• Transplantasi sumsum, yaitu sumsum merah dari seseorang ditransplantasikan ke orang lain.
• Penanggulangan skoliosis kongenitalis, yaitu pemasangan penyangga pada kelainan lengkung tulang belakang bayi yang baru
lahir.
• Implan, yaitu pemasangan materi dari benda kaku pada tulang.
• Tangan dan kaki bionik, tangan dan kaki buatan.
• Kursi roda
• Penanggulangan kaki O
• Viskosuplementasi, penyuntikan asam hialuronat ke sendi.
• Pencangkokan tulang rawan

18
BAB 5
SISTEM SIRKULASI
I. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan:
• Sistem peredaran darah tertutup: darah mengalir di dalam pembuluh darah.
• Sistem peredarah darah ganda: darah mengalir dua kali melewati jantung dalam sekali peredaran.
Fungsi sistem peredaran darah:
• Transportasi
• Penjaga suhu tubuh
• Perlindungan
• Penyangga
A. Darah
Darah merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri atas sel-sel darah, keping darah, dan matriks yang berbentuk cairan
(plasma).
Karakteristik darah:
• Lebih berat dan kental dibanding air, bau khas, pH 7,35 – 7,45.
• Warna merah terang hingga merah kebiruan.
• Volume darah yang beredar: 8% dari berat badan

Komponen penyusun darah


1. Plasma darah
• Mengandung 92% air, 7% protein plasma, 1% bahan campuran kompleks organik, anorganik, dan gas darah.
• Jenis protein plasma: albumin, globulin, dan fibrinogen.
2. Sel darah merah (eritrosit)
• Berbentuk seperti cakram dan bikonkaf.
• Dibungkus membran sel yang elastis dan fleksibel.
• Tiap sel mengangung sekitar 300 juta molekul hemoglobin yang dapat mengikat oksigen.
• Jumlah: 4,2 – 5,4 juta sel/mm3 darah (laki-laki) dan 3,8 – 4,8 juta sel/mm 3 darah (wanita)
• Berfungsi mengedarkan oksigen melalui pengikatan oksigen oleh hemoglobin, dan membawa karbon dioksida ke
paru-paru.
• Pembentukannya disebut eritropoesis, terjadi di sumsum merah tulang
• Bersirkulasi selama 120 hari sebelum rapuh dan pecah.
3. Sel darah putih (leukosit)
• Jumlahnya 5000 – 10.000 sel/mm3 darah.
• Berfungsi melindungi tubuh terhadap benda asing, virus, dan bakteri
• Memiliki sifat:
o Diapedesis: menembus pori-pori membran kapiler.
o Bergerak ameboid: gerakan menyerupai Amoeba.
o Kemotaksis: bergerak karena pengaruh pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak.
o Fagositosis: mampu menelan mikroorganisme, benda asing, dan sel darah merah yang sudah tua/rusak.
• Jenis leukosit (berdasarkan ada tidaknya granula dalam sitoplasma):
1) Granulosit
o Neutrofil. Berfungsi dalam fagositosis
o Eosinofil. Berfungsi sebagai fagosit yang lemah dan pembuangan racun penyebab radang.
o Basofil. Mengandung histamin yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera
2) Agranulosit
o Limfosit. Berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
o Monosit. Berfungsi sebagai fagosit yang aktif.
4. Keping darah (trombosit)
• Merupakan fragmen sel, tidak bernukleus, berasal dari megakariosit di sumsum tulang.
• Jumlahnya 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah.
• Berumur 5 – 9 hari.
19
• Berfungsi dalam hemostatis, perbaikan pembuluh darah yang robek, dan pembekuan darah.
B. Mekanisme Pembentukan darah
1. Proses Pembekuan Darah
• Luka  trombosit bersentuhan dengan permukaan luka yang kasar  pecah  mengeluarkan trombokinase
(tromboplastin).
• Trombokinase + ion Ca2+ + vit. K = protrombin  trombin.
• Trombin = fibrinogen  fibrin (menghalangi keluarnya sel darah merah hingga terjadi pembekuan darah)
2. Faktor-faktor Pembekuan Darah
• Protrombin, Fibrinogen, Ion kalsium, Trombikokinase dan Vitamin K
C. Golongan Darah

• Golongan darah adalah klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen warisan pada permukaan
membran sel darah merah.
• Antigen dapat merangsang pembentukan antibodi dalam plasma darah.
• Antigen + antibodi = aglutinasi (penggumpalan)
• Antigen = aglutinogen
• Antibodi = aglutinin
Jenis Golongan Darah Unsur pada Membran Sel Darah Merah (Eritrosit) Unsur di dalam Plasma Darah

Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)

A A β (anti-B)
B B α (anti-A)
AB A dan B -
O - α (anti-A) dan β (anti-B)
1. Penggolongan Darah Sistem ABO
2. Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus
erdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen (antigen) RhD pada permukaan sel darah merah.

+
 Individu yang memiliki antigen RhD: Rh (Rhesus positif).
-
 Individu yang tidak memiliki antigen RhD: Rh (Rhesus negatif).
Gambar Perbedaan struktur molekul aglutinogen pada membran eritrosit golongan darah A, B, AB, dan O.

 Pengaruh Faktor Rhesus pada Transfusi Darah


• Seseorang dengan darah Rh- jika diberi darah Rh+ maka akan segera memproduksi aglutinin anti-RhD
• Transfusi Rh+ pertama tidak berbahaya, namun transfusi Rh+ selanjutnya akan mengakibatkan hemolisis sel darah
merah donor, karena anti RhD yang terbentuk sudah banyak.
• Hemolisis: pecahnya membran sel darah merah sehingga hemoglobin terlepas ke plasma darah
 Pengaruh Faktor Rhesus terhadap Janin saat Kehamilan
• Jika ibu memiliki darah Rh- dan mengandung bayi dengan darag Rh+ (warisan dari ayah), maka tubuh ibu akan memproduksi
anti-RhD.
• Sel darah merah janin akan mengalami hemolisis.
• Dapat menyebabkan kematian janin di dalam rahim, atau jika lahir bayi akan menderita eritroblastosis fetalis.
• Eritroblastosis fetalis dapat dicegah dengan injeksi anti-D (Rho) imunoglobilun atau RhoGam pada ibu.
Gambar Diargam terjadinya eritroblastosis fetalis

D. Uji Golongan Darah

Jenis Serum Golongan darah

Anti-A Anti-B Anti-AB Anti-D Sistem ABO Sistem Rh


+ - + + A Rh+
+ - + - A Rh-
- + + + B Rh+
- + + - B Rh-
+ + + + AB Rh+
+ + + - AB Rh-
- - - + O Rh+
- - - - O Rh-
E. Transfusi Darah

• Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau produk berbasis darah dari seseorang ke sistem peredarah darah orang lain.
• Pemberi darah disebut donor; penerima darah disebut resipien.
• Golongan darah O disebut donor universal karena tidak memiliki aglutinogen yang dapat digumpalkan, sehingga dapat diberikan
kepada resipien semua golongan darah.
• Golongan darah AB disebut resipien universal karena tidak memiliki aglutinin yang akan menggumpalkan darah, sehingga dapat
menerimad darah dari donor semua golongan darah.

20
Gambar Transfusi darah sistem ABO.

F. Organ Peredarah Darah


1. Jantung
• Organ berongga yang terdiri atas 4 ruangan.
• Lapisan dinding jantung: epikardium, miokardium (terdiri atas jaringan otot untuk berkontraksi), dan endokardium.
• Ruangan jantung: atrium kanan dan kiri, ventrikel kanan dan kiri.
• Katup jantung: trikuspid (di antara atrium kanan dan ventrikel kanan) dan bikuspid (di antara atrium kiri dan ventrikel kiri).
Gambar Bagian-Bagian Jantung
 Sistem Pengaturan Jantung
Jantung memiliki sifat otomisitas, yaitu mampu berkontraksi secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri.
Tempat sel-sel jantung melakukan otomisitas:
• Nodus sinoatrialis (nodus SA), daerah di dindin atrium kanan dekat pintu masuk vena kava superior.
• Nodus atrioventrikel (nodus AV), berkas di dasar atrium kanan dekat septum.
• Berkas His, sel-sel khusus dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel.
• Serat Purkinje, serat yang menjulur dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.
2. Pembuluh Darah
• Merupakan serangkaian saluran tertutup dan bercabang, berfungsi membawa darah dari jantung ke jaringan, kemudian
kembali ke jantung.
• Jenis pembuluh darah:
1). Arteri
• Berfungsi membawa darah meninggalkan jantung.
• Dinding arteril tunika eksterna (adventisia), tunika media, tunika intima.
2). Kapiler
• Pembuluh darah yang sangat halus dan berdinding sangat tipis, memungkinkan plasma darah dan zat makanan merembes ke
cairan jaringan antarsel.
3). Vena
• Berfungsi membawa darah kembali ke jantung.
• Jenis vena: vena kava superior (berasal dari tubuh bagian atas), vena kava inferior (berasal dari tubuh bagian bawah), dan
vena pulmonalis (berasal dari paru-paru)
No. Faktor Perbedaan Arteri Vena
1. Dinding Tebal, elastis Tipis, kurang elastis
2. Jumlah dan letak Satu, terdapat pada awal Banyak, di sepanjang pembuluh yang
katup keluar dari jantung mengarah ke jantung
3. Darah Kaya oksigen, kecuali arteri Kaya karbon dioksida, kecuali vena pulmonalis
pulmonalis
4. Arah aliran Meninggalkan jantung Menuju ke jantung
5. Tekanan Kuat Lemah
6. Letak Di bagian dalam tubuh Dekat permukaan tubuh
Gambar Struktur pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Gambar Diagram perbedaan struktur dinding (a) arteri dan (b) vena.
G. Mekanisme Peredaran Darah Manusia
• Sistem peredaran darah pulmonalis
Ventrikel kontraksi  darah kaya CO2 dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis  paru-paru  darah melepas CO2  darah
mengambil O2  darah kaya O2 dibawa vena pulmonalis  atrium kiri  ventrikel relaksasi  darah ke ventrikel kiri
• Sistem peredaran darah sistemik
Ventrikel kontraksi  darah kaya O2 dari ventrikel kiri ke aorta  darah diedarkan ke seluruh tubuh  darah melepas O2 dan
mengambil CO2 dari jaringan  darah kaya CO2 dibawa vena kava  atrium kanan  ventrikel relaksasi  darah ke ventrikel kanan
Gambar Diagram sistem peredaran darah.
1. Sirkulasi Portal
• Darah dari lambung, usus, pankreas, dan limpa  vena porta hepatika  hati  kapiler  vena hepatika  vena kava inferior 
jantung
2. Sirkulasi Koroner
• Adalah peredaran darah di dalam jantung yang berfungsi memberikan darah untuk memenuhi nutrisi seluruh bagian jantung.
3. Peredaran Darah pada Janin (Fetus)
• Janin mendapatkan oksigen dan nutrisi melalui plasenta, yaitu jaringan dinding rahim yang banyak mengandung pembuluh darah
untk pertukaran zat.
• Di dalam tali pusar terdapat vena umbilikal (darah dari plasenta ke janin) dan arteri umbilikal (darah dari janin ke plasenta.
Gambar Peredaran darah pada janin (fetus).
4. Pengukuran Tekanan Darah Arteri (Sistole dan Diastole)
• Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup, yaitu pada dinding bagian dalam
jantung dan pembuluh darah.
• Tekanan sistole: angka yang menunjukkan tekanan darah ketika jantung berkontraksi untuk memompa darah ke arteri dan nadi.
• Tekanan diastole: angka yang menunjukkan tekanan darah ketika jantung berelaksasi atau tekanan darah balik dari arteri dan nadi
ke jantung.
• Tekanan darah normal: sistole 120 mmHg dan diastole 80 mmHg.
5. Denyut Nadi
• Pemeriksaan frekuensi denyut nadi adalah pemeriksaan denyut pada pembuluh nadi atau arteri yang teraba pada dinding
pembuluh darah arteri pda saat terjadi gerakan atau aliran darah akibat kontraksi jantung.
• Peneriksaan dilakukan dengan bantuan stetoskop.

21
• Faktor yang memengaruhi denyut nadi: usia, jenis kelamin, irama sirkadian, bentuk tubuh, aktivitas, stres dan emosi, suhu tubuh,
volume darah, dan obat-obatan.
II. SISTEM LIMFA
Merupakan jalur tambahan pada sistem sirkulasi.
Fungsi:
• Mengembalikan kelebihan cairan jaringan.
• Mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan.
• Mengeluarkan zat-zat toksin dan sel yang rusak dari jaringan.
• Mengangkut lemak yang sudah berbentuk emulsi.
• Mengenbalikan protein plasma ke dalam sirkulasi.
• Mengangkut limfosit dari kelenjar limfa ke sirkulasi darah.
• Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
• Menghasilkan zat antibodi
Penyusun sistem limfa
1. Organ limfa
• Nodus limfa, berfungsi menyaring dan menghancurkan partikel asing. Terdapat di dasar mulut, leher, lekukan siku, ketiak, dan
paha.
• Kelenjar timus, terletak di dada, berfungsi memproduksi limfosit T.
• Kelenjar amandel (tonsil), berfungsi menahan kuman yang masuk melalui mulut, hidung, dan kerongkongan.
• Limpa (lien), terletak di sebelah kiri abdomen, berfungsi menghasilkan limfosit dan antibodi, menghancurkan sel darah putih dan
trombosit, menghasilkan sel darah merah pada masa janin.
2. Pembuluh Limfa
• Berupa vena kecil dengan banyak katup, berdinding transparan dan permeabel, sehingga partikel besar dapat masuk ke dalam
jaringan
• Terdapat hampir di seluruh tubuh
3. Cairan Limfa
• Adalah cairan jaringan yang diabsorpsi ke dalam kapiler limfa, berwarna kekuning-kuningan, dan mengandung plasma protein,
limfosit, keping darah, fibrinogen, lemak, dan sedikit oksigen, tanpa sel darah merah dan karbon dioksida.
Gambar Sistem limfa pada manusia
A. Aliran Limfa

• Sirkulasi limfa: cairan interstisial dari jaringan  kapiler limfa  ke saluran penampung  ke pembuluh limfa yang lebih besar 
bergabung membentuk trunkus (batang saluran) limfa utama.
• Faktor yang menggerakkan cairan limfa: kontraksi otot, inspirasi dan ekspirasi, dan pemijatan tubuh.

III. GANGGUAN SISTEM PEREDARAN DARAH


 Anemia, Hemofilia, Leukemia, Siklemia, Talasemia, Hipertensi, Hipotensi, ArteriosklerosisTrombus, Embolus, Jantung koroner,
Varises, Hemoroid (wasir), Limfangitis, Infark miokard (IM)
IV. TEKNOLOGI SISTEM PEREDARAN DARAH
• Elektrokardiograf, yaitu teknik mengetahu keadaan darah, jantung, dan pembuluh darah menggunakan gelombang ultrasonik
untuk membentuk bayangan.
• Pemindaian dengan bahan radioaktif, yaitu deteksi penyakit janting dengan cara injeksi bahan radioaktif yang tidak berbahaya.
• Operasi bypass, yaitu teknik revaskularisasi (membuat saluran baru) melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan atau
penyumbatan.
• Terapi gen, yaitu teknik menumbuhkan pembuluh darah baru dengan menyuntikkan beberapa salinan gen yang mengkode VEGF
(Vascular Endothelial Growth Factor)
• Angioplasti, yaitu teknik membuka sumbatan pembuluh darah menggunakan kateter yang dilengkapi balon yang dapat memaksa
pembuluh darah terbuka dan plak akan terdorong keluar.
• Transplantasi jantung
• Pacemaker, yaitu alat pemacu detak jantung untuk menstabilkan detak jantung dengan cara memberi impuls listrik berkekuatan
ringan.

Latihan Soal :

1. Sebutkan 5 gangguan system peredaran darah ?


2. Sebutkan 3Fungsi sistem peredaran darah ?

22
MODUL PEMBELAJARAN
dan
LEMBAR KERJA SISWA

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : XI Mipa
Semester : Ganjil
Guru Bidang Study : Adam Malik Rahayaan,S.Pd
Kurikulum : 2013
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Mimika
Tahun pelajaran : 2021/2022

Keterangan : Setiap Tugas ditulis tugas ke berapa dan bab berapa .


Tulis soal dan jawaban pada buku tugas

23

Anda mungkin juga menyukai