SEL
Karbohidrat :
Berdasarkan jumlah monomer yang menyusun polimer, karbohidrat dapat digolongkan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Lipid :
Senyawa lipid yang paling penting bagi makhluk hidup adalah lemak, fosfolipid, dan steroid.
Senyawa lipid lainnya, yaitu sfingolipid, lilin, karotenoid (sebagai bahan baku vitamin A), dan
limonen dalam minyak lemon.
Protein :
Protein merupakan komponen penyusun sel yang meliputi sekitar 50% dari bobot kering sel tersebut.
Semua jenis protein merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 jenis asam amino.
Asam Nukleat : Asam nukleat merupakan polinukleotida, yaitu suatu polimer yang satuan penyusunnya
adalah nukleotida. Nukleotida terdiri atas 3 komponen, yaitu basa nitrogen, pentosa (gula
berkarbon lima), dan gugus fosfat.
1. Membran Sel
• Membran sel merupakan lapisan tipis dengan ketebalan sekitar 8 nm, yang membatasi isi sel dengan
lingkungan di sekitarnya.
• Membran sel bersifat selektif permeabel atau semipermeabel karena hanya dapat dilewati oleh ion, molekul,
dan senyawa-senyawa tertentu.
• Pada sel hewan dan manusia, membran sel terletak di bagian terluar, sedangkan pada tumbuhan membran sel
dikelilingi dinding sel.
• Membran plasma tersusun dari bahan lipid (fosfolipid), protein, dan karbohidrat.
• Membran plasma terdiri atas dua lapisan (bilayer) fosfolipid, dan pada matriks fluida bilayer fosfolipid
tersebut tersebar banyak jenis protein.
1
Pada permukaan membran terdapat karbohidrat berupa oligosakarida.
• Oligosakarida terikat secara kovalen dengan lipid yang kemudian disebut glikolipid.
• Oligisakarida yang terikat dengan protein disebut glikoprotein.
Fungsi membran sel adalah sebagai berikut.
• Mengontrol masuk dan keluarnya zat dari atau ke dalam sel.
• Sebagai pelindung agar isi sel tidak keluar.
• Sebagai reseptor (menerima rangsangan) dari luar sel.
2. Nukleus
• M
dalam) yang dipisahkan oleh ruangan sekitar 20 – 40 nm.
• Di
benang kromatin.
Fungsi nukleus, yaitu:
• Mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis m-RNA sesuai dengan perintah DNA,
• Mengendalikan proses metabolisme sel.
• Menyimpan informasi genetik berupa DNA.
• Tempat penggandaan (replikasi) DNA. Mengendalikan proses metabolisme sel.
3. Sitoplasma
• Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak di dalam sel, di luar inti sel dan organel sel.
• Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang jernih, serta mengandung nutrien, ion-ion, garam, dan
molekul organik.
Fungsi sitoplasma, yaitu:
• Tempat organel sel dan sitoskeleton.
• Memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma.
• Tempat terjadinya reaksi metabolisme sel.
• Untuk menyimpan molekul-molekul organik (misalnya, karbohidrat, lemak, protein, dan enzim).
4. Ribosom
3
V. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
A. Transpor Pasif
• Transpor pasif merupakan transportasi sel yang dilakukan melalui membran tanpa membutuhkan energi.
• Transpor pasif terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara zat yang berada di dalam sel dengan zat
yang berada di luar sel.
a. Difusi
• Difusi adalah proses pergerakan partikel, molekul, ion, gas, atau cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah hingga tercapai suatu keseimbangan.
• Difusi yang dilakukan oleh sel hidup contohnya adalah peristiwa masuknya oksigen (O ) dan keluarnya
2
karbon dioksida (CO ) pada respirasi sel.
2
b. Osmosis
• Osmosis adalah proses bergeraknya molekul pelarut (air) dari larutan dengan konsentrasi rendah
(hipotonik) ke larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonik) melalui selaput selektif
permeabel.
• Larutan hipotonik memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah, sedangkan larutan hipertonik memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
• Larutan isotonik memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama.
• Contoh peristiwa osmosis adalah air laut yang meskipun memiliki beragam jenis zat terlarut, molekul
airnya tetap akan bergerak ke larutan gula yang konsentrasinya sangat tinggi.
B. Transpor Aktif
• Transpor aktif adalah transpor zat melalui membran yang melawan gradien konsentrasi (dari konsentrasi rendah
ke konsentrasi yang lebih tinggi), sehingga memerlukan energi.
• Energi yang diperlukan berupa ATP (adenosin trifosfat).
a. Pompa Ion
• Pompa ion adalah transpor ion melalui membran dengan cara melakukan pertukaran ion dari dalam sel
dengan ion di luar sel.
• Transpor dilakukan oleh protein transpor yang tertanam pada membran plasma, menggunakan sumber energi
berupa ATP.
+
• Contoh pompa ion, yaitu pompa ion natrium-kalium pada sel hewan. Sel hewan memiliki konsentrasi ion K
+
lebih tinggi dan ion Na jauh lebih rendah dibandingkan dengan lingkungannya. Membran sel hewan
+
mempertahankan konsentrasi ion melawan gradien konsentrasi dengan memompa ion Na ke luar dan ion
+
K masuk ke dalam sel.
b. Kotranspor
• Kotranspor adalah transpor aktif dari zat tertentu yang dapat menginisiasi transpor zat terlarut lainnya.
• Kotranspor dilakukan oleh dua protein transpor dengan energi berupa ATP.
• Contoh kotranspor, yaitu pompa proton yang menggerakkan transpor sukrosa pada sel tumbuhan.
c. Endositosis-Eksositosis
• Eksositosis-endositosis adalah transpor partikel dan molekul besar melalui pelipatan membran plasma atau
pembentukan vesikula.
a) Eksositosis
Pada eksositosis, vesikula yang berisi makromolekul dari badan Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton untuk
bergabung dengan membran plasma, kemudian vesikula menumpahkan isinya ke luar sel.
b) Endositosis
Pada endositosis, makromolekul dikelilingi oleh membran plasma yang melipat membentuk vesikula, kemudian
vesikula tersebut masuk ke dalam sel.
LATIHAN SOAL 1
1. Jelaskan perbedaan antara eksositosis dengan endositosis.
2. Jelaskan perbedaan antara sel prokariotik dengan sel eukariotik.
3. Berikan contoh peristiwa difusi dan osmosis.
4. Jelaskan perbedaan antara leukoplas, kromoplas, dan kloroplas.
LATIHAN SOAL 2
1. Sebutkan perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan ? ( masing-masing tiga )
4
2. Berdasarkan letaknya, protein membran dapat dibedakan menjadi 2 jenis, sebutkan dan jelakan letaknya
BAB 2
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
• Kambium merupakan lapisan sel-sel yang aktif membelah di antara pembuluh angkut xilem dan floem.
• Kambium dapat ditemukan di dalam batang maupun akar tumbuhan dikotil (Dicotyledoneae),
Gymnospermae, dan beberapa tumbuhan monokotil (misalnya Agave, Aloe, Yucca sp., dan Dracaena
sp).
• Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan pelindung periderm
(gabus).
• Kambium gabus terletak di bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua.
• Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar akan membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke
arah dalam akan membentuk feloderm (korteks sekunder).
3) Meristem Apikal
Meristem terdapat di ujung batang (pucuk) utama, ujung batang (pucuk) lateral, dan ujung akar.
Meristem apikal menyebabkan pemanjangan batang dan akar, yang disebut pertumbuhan primer.
Semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
Proses pemanjangan meristem apikal akan menghasilkan daun, bunga, dan tunas apikal (tunas ujung) yang
akan berkembang menjadi cabang samping.
4) Meristem Interkaler
Meristem interkaler terdapat di antara jaringan dewasa atau jaringan yang sudah berdiferensiasi.
Contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan golongan rumput-rumputan (Gramineae), beberapa
anggota spesies dari Caryophyllaceae dan Polygonaceae, serta Equisetum sp.
Meristem interkaler merupakan daerah meristematik karena terputus dari daerah meristematik yang
terisolasi di subapikal batang, kemudian berkembang menuju pangkal (besipetal).
5) Meristem lateral
Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaaan batang atau akar, contohnya kambium pembuluh
(kambium vaskuler) dan kambium gabus (felogen).
Meristem lateral menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada batang maupun akar, sehingga
batang dan akar tersebut akan membesar.
Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan sekunder.
a. Parenkim palisade
b. Parenkim bunga karang
c. Parenkim bintang (aktinenkim)
d. Parenkim lipatan
6
Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga dan buah, serta pada akar yang terkena cahaya
matahari.
Tumbuhan monokotil umumnya tidak memiliki jaringan kolenkim jika sejak muda selnya sudah membentuk
sklerenkim.
Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Tersusun dari sel-sel yang hidup.
2) Ukuran dan bentuk sel beragam, ada yang berbentuk prisma pendek atau panjang seperti serat dengan
ujung meruncing.
3) Penebalan dinding sel tidak teratur.
4) Isi sel dapat mengandung kloroplas dan tanin.
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti melakukan
pertumbuhandan perkembangan.
Floem
berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
Floem tersusun dari sel-sel yang hidup dan mati.
Komponen-komponen pembentuk floem, yaitu:
1) Unsur tapis,
2) Sel pengiring (sel tetangga),
3) Serat floem,
4) Parenkim floem
5) Sel albumin
7
5. Jaringan Sekretori
Jaringan sekretori merupakan sekumpulan sel yang berfungsi menghasilkan suatu zat.
Pada tumbuhan terdapat beberapa macam jaringan sekretori, antara lain:
1) Saluran getah merupakan kumpulan sel yang berisi cairan lateks yang mengandung garam dan asam-
asam organik.
2) Sel-sel resin dan minyak merupakan sel-sel yang mengandung resin, damar, serta minyak eteris.
3) Sel-sel lendir merupakan sel hidup, inti sel berbentuk seperti benang, dan memiliki lendir yang dihasilkan
oleh dinding sel.
4) Sel-sel penyamak, berada dalam kelompok atau sel tunggal, dan menghasilkan zat penyamak.
5) Sel-sel mirosin merupakan sel-sel yang berbentuk seperti bulu-bulu dan berisi senyawa protein mirosin.
Secara umum, akar terdiri atas tudung akar, epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi promeristem dan membantu penetrasi akar
yang tumbuh ke dalam tanah. Tudung akar tersusun dari sel-sel parenkim yang hidup dan terkadang
mengandung pati.
Epidermis akar disebut juga epiblem atau lapisan pilifer. Epidermis terdiri atas sel-sel yang berdinding tipis
dan tidak mengandung kutikula. Epidermis pada akar yang sudah dewasa akan mengalami
kerusakan,fungsinya digantikan oleh eksodermis (lapisan terluar korteks).
Korteks tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang kala mengandung karbohidrat atau kristal. Dinding sel
pada lapisan terluar korteks mengalami penebalan oleh zat suberin dan berdiferensiasi menjadi eksodermis.
Sementara itu, lapisan terdalam korteks berdiferensiasi menjadi endodermis.
Endodermis akar terdiri atas satu lapis sel yang struktur dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya.
Dinding sel endodermis akar dapat mengalami penebalan berbentuk titik-titik/pita Caspary atau berbentuk
seperti huruf U oleh zat suberin, kutin, lignin, atau selulosa. Namun, di antara sel-sel ada yang tidak
mengalami penebalan, yang disebut sel peresap.
Stele akar merupakan bagian tengah dari akar yang terletak di sebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas
perisikel, berkas pembuluh, dan parenkim.
B. Batang
Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis dan korteks, dan modifikasi stele (silinder pusat). Pada
tumbuhan dikotil, bagian-bagian tersebut tampak jelas. Namun, pada tumbuhan monokotil batas antara
korteks dan stele kurang jelas.
Epidermis batang terdiri atas satu lapis sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel bagian
luar mengalami penebalan dari zat kutin. Epidermis batang memiliki berbagai macam modifikasi, yaitu
stomata, trikoma, sel silika, dan sel gabus. Stomata kelak akan berkembang menjadi lentisel yang berfungsi
untuk pertukaran gas dan penguapan.
Korteks tersusun dari parenkim, kolenkim, sklerenkim yang berupa serabut dan sklereid, serta idioblas (sel-
sel yang bentuk dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya). Bagian korteks yang paling dalam
disebut floetherna. Pada batang dikotil muda lapisan floetherna berisi zat tepung yang disebut sarung
tepung. Floetherna dapat mengalami penebalan membentuk pita Caspary yang disebut lapisan endodermis.
Stele terletak di sebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas perikambium (perisikel), parenkim, berkas
pengangkut, dan empulur (pith). Empulur merupakan bagian terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh,
yang memiliki karakteristik parenkim. Jaringan empulur muda berwarna putih atau cokelat pucat, dan
menjadi gelap jika sudah tua.
C. Daun
Secara umum daun tersusun dari jaringan pelindung (epidermis dan modifikasinya), jaringan dasar
(mesofil), jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori.
Epidermis daun terdapat di permukaan atas dan bawah, biasanya terdiri atas selapis sel, tetapi ada pula yang
terdiri atas beberapa lapis sel (epidermis ganda).
Mesofil terdapat di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada tumbuhan dikotil, mesofil
berdiferensiasi menjadi jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim spons).
Jaringan palisade tersusun dari selapis atau lebih sel-sel yang berbentuk silindris, tersusun rapat, dan banyak
mengandung klorofil. Jaringan bunga karang tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak teratur, berdinding
tipis, mengandung lebih sedikit klorofil daripada jaringan palisade, dan memiliki ruang antarsel yang besar
untuk pertukaran gas.
8
Jaringan pengangkut pada daun berupa tulang daun. Tulang daun pada tumbuhan dikotil terdiri atas satu
tulang utama yang bercabang-cabang membentuk jala, sedangkan tulang daun tumbuhan monokotil
berderet sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil.
Jaringan penguat daun berupa kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim terdapat di dekat tulang daun yang besar
di bagian sisi dalam lapisan epidermis dan tepi daun tumbuhan dikotil. Serat sklerenkim banyak ditemukan
pada berkas pengangkut tumbuhan monokotil. Epidermis yang sel-selnya rapat dan memiliki lapisan kutikula
juga merupakan jaringan penguat daun.
Jaringan sekretori dapat berupa kelenjar, sel resin, sel tanin, atau sel mirosin. Kelenjar dapat ditemukan pada
daun-daun lebar berupa massa sel-sel parenkim yang padat di ujung berkas pembuluh.
D. Bunga
Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki
putik dan benang sari (alat reproduksi). Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki alat reproduksi dan
perhiasan bunga, seperti kelopak dan mahkota.
Secara anatomi daun kelopak dan daun mahkota mempunyai struktur yang sama, yaitu memiliki epidermis
atas dan bawah, parenkim dasar (mesofil), berkas pembuluh, dan sel-sel idioblas (saluran getah). Daun
kelopak tersusun dari sel-sel yang berklorofil dan mesofil yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan tiang
atau jaringan spons. Sel epidermis daun kelopak dilapisi zat kutin serta memiliki stomata dan trikoma.
Benang sari (stamen) terdiri atas tangkai sari (filamen) dan kepala sari (antera). Benang sari memiliki empat
ruangan yang berisi serbuk sari (polen). Ruang serbuk sari disebut mikrosporangium karena menghasilkan
mikrospora. Mikrospora akan tumbuh menjadi buluh dan menghasilkan gamet jantan (sel sperma).
Putik biasanya mengalami diferensiasi menjadi tiga bagian, yaitu bagian basal yang menggelembung (ovarium
atau bakal buah), bagian yang memanjang (tangkai putik atau stilus), dan bagian ujung putik (kepala putik
atau stigma). Di dalam ovarium terdapat satu atau lebih ovul (bakal biji). Pada ovul terdapat kandung
lembaga (megasporangium) yang akan menghasilkan gamet betina (ovum).
E. Buah
Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah. Berdasarkan sifat dinding buah (perikarpium),
buah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu buah kering pecah (misalnya famili Fabaceae, kedelai),
buah kering tidak pecah (misalnya padi, dan jagung), dan buah berdaging (misalnya buah persik atau peach,
jeruk, dan mentimun). Perikarpium tumbuh dari dinding ovarium.
F. Biji
Biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal biji. Kulit biji (testa) merupakan diferensiasi dari
integumen, yang berfungsi untuk melindungi embrio dan endosperma yang berada di dalamnya. Struktur
kulit biji bervariasi, biasanya terdiri atas jaringan epidermis, jaringan makrosklereid dan osteosklereid, sel-sel
parenkim, sel kristal, serta sel berpigmen. Berdasarkan ada tidaknya endosperma, biji dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu endosperma (memiliki endosperma) dan nonendosperma (tidak memiliki
endosperma). Biji tipe endosperma, misalnya terdapat pada Zea mays (jagung) dan Ricinus communis (jarak).
Biji tipe nonendosperma, misalnya terdapat pada Piper nigrum (merica) dan Cucurbita sp. (labu kuning).
9
A. Jenis Kultur Jaringan
1. Meristem culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari jaringan muda atau
meristem.
2. Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau
benang sari.
3. Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari protoplasma (sel hidup
yang telah dihilangkan dinding selnya).
4. Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan kloroplas untuk tujuan
perbaikan sifat tanaman dengan membuat varietas baru.
5. Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian
dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang mempunyai sifat baru.
B. Teknik Kultur Jaringan (Mikropropagasi)
1) Sterilisasi.
Segala kegiatan pada kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar air flow cabinet
dengan menggunakan alat-alat yang juga steril.
2) Pembuatan media.
Komposisi media yang digunakan bergantung pada jenis tanaman yang akan dikultur. Media yang digunakan
biasanya terdiri atas garam mineral, vitamin, hormon, dan bahan tambahan seperti agar-agar dan gula.
3) Inisiasi
adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikultur. Bagiantanaman yang sering digunakan
adalah tunas.
4) Multiplikasi
adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
5) Pengakaran
adalah fase saat eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar,yang menandai bahwa proses kultur
jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
6) Aklimatisasi
adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng.
Pembibitan dengan teknik kultur jaringan memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Dapat diperoleh bibit yang bersifat identik dengan induknya.
2. Tidak membutuhkan tempat yang luas.
3. Kualitas dan kesehatan bibit lebih terjamin.
4. Bibit yang dihasilkan seragam.
5. Bibit akan lebih cepat pertumbuhannya.
6. Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim.
7. Dengan waktu yang singkat bisa mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak.
Latihan Soal 1:
1. Sebutkan Organ-organ Pada Tumbuhan
2. Jelaskan perbedaan jaringan pembulu xylem dan floem ?
3. Gambarkan tipe-tipe berkas pengangkut ?
4. Sebutkan 3 sifat jaringan epidermis ?
5. Sebutkan 3 ciri -ciri jaringan penyongkong
10
BAB 3
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN
I. Jenis Jaringan Pada Hewan Vertebrata
A. Jaringan Epitel
Ciri-ciri:
Terdiri atas sel-sel yang bersisi, bersudut banyak, terkadang bentuknya tidak teratur
Sel-sel tersusun rapat tanpa atau sedikit substansi interseluler.
Memiliki daya regenerasi tinggi.
Beberapa jenis jaringan epitel memiliki tonjolan yang disebut mikrovili.
Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa.
Fungsi:
Melindungi jaringan di bawahnya.
Transportasi zat-zat.
Absorpsi
Sekresi
Ekskresi
Eksteroreseptor
Membantu respirasi
Jenis-jenis jaringan epitel:
a. Jaringan epitel pipih
Epitel pipih selapis.
Terdapat pada endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul Bowman, alveolus paru-paru, lengkung henle pada ginjal,
selaput telinga tengah dan dalam
11
Jaringan limfa (getah bening), merupakan cairan yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan dikembalikan ke darah.
3) Jaringan Ikat Penyokong
Jaringan tulang rawan (kartilago), tersusun atas sel-sel tulang rawan kondrosit dan matriks yang mengandung
kondroitin sulfat. Kondrosit berada di dalam rongga kecil yang disebut lakuna.
Berdasarkan kandungan senyawa pada matriks, jaringan tulang rawan dibedakan menjadi:
Tulang rawan hialin
Tulang rawan elastik
Tulang rawan fibroblas
Jaringan Tulang Keras (osteon)
Merupakan penyusun kerangka tubuh yang tersusun dari komponen nonseluler berupa matriks yang sangat padat dan
kaku serta komponen seluler. Macam-macam komponen seluler yaitu osteoprogenitor, osteoblas, osteosit (sel
tulang), dan osteoklas.
Berdasarkan strukturnya, dibedakan menjadi:
Tulang spongiosa (spons)
Tulang kompak
C. Jaringan Otot
• Tersusun dari sel-sel atau serat otot (miofibril) yang tergabung dalam berkas-berkas.
• Sel otot memiliki membran plasma yang disebut sarkolema dan berisi sitoplasma yang disebut sarkoplasma.
• Miofibril terdiri atas satuan-satuan lebih kecil yang disebut miofilamen.
• Miofilamen tebal mengandung miosin, miofilamen tipis mengandung aktin.
• Setiap miofibril memiliki pita gelap dan pita terang yang disebut sarkomer.
• Tiga macam jaringan otot: jaringan otot polos, jaringan otot rangka (lurik), dan jaringan otot jantung
Perbedaan antara otot polos, otot rangka (lurik), dan otot jantung
D. Jaringan Saraf
Tersebar di dalam tubuh, paling banyak (98%) pada susunan saraf pusat otak dan medula spinalis (sumsum tulang belakang).
Berfungsi menghimpun rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan menjadi impuls saraf, memberikan jawaban
(respons) ke organ efektor.
Tersusun dari sel saraf (neuron) berbentuk serabut panjang dan sel penyokong (neuroglia) yang berukuran kecil.
Neuroglia menghasilkan mielin sebagai penyokong neuron dan menyatukan jaringan pada susunan saraf pusat.
Berbagai macam penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat kerusakan sel-sel dalam jaringan atau organ,bersifat irreversible.
Contoh penyakit degeneratif: stroke (gangguan pasokan darah ke otak), diabetes mellitus (gangguan metabolisme insulin),
aterosklerosis (peradangan pembuluh darah), dll.
Terapi menggunakan sel punca bersifat permanen.
Teknik transplantasi sel punca untuk regenerasi sel pankreas penghasil insulin:
1) Sel punca dikultur hingga jumlahnya mencukupi.
2) Sel punca diinjeksikan ke pembuluh darah atau didiferensiasikan terlebih dahulu menjadi sel β pankreas yang menghasilkan
hormon insulin.
3) Sel punca ditransplantasikan ke organ hati.
4) Tumor adalah benjolan atau pembengkakan akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang tumbuh tidak terkontrol.
5) Dibedakan menjadi 2 jenis: tumor jinak (benign) dan tumor ganas (malignant).
6) Tumor yang bersifat ganas disebut kanker.
7) Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol disebabkan oleh mutasi DNA atau gen yang mengontrol pembelahan sel
Latihan Soal 1 :
1. Sebutkan 3 system organ pada manusia ?
2. Jelaskan perbedaan otot polos, lurik dan jantung ?
3. Sebutkan 4 fungsi jaringan epitel ?
4. Jelaskan perbedaan sel punca embrionik dan dewasa ?
5. Sebutkan 5 faktor penyebab tumor ?
13
BAB 4
SISTEM GERAK
I. RANGKA TUBUH
Rangka manusia merupakan alat gerak pasif yang akan digerakkan oleh otot.
Fungsi rangka:
o Memberi bentuk dan postur tubuh.
o Melindungi organ-organ yang lunak.
o Penyangga berat badan.
o Tempat melekatnya otot rangka.
o Mendukung terjadinya gerakan.
o Hematopoesis.
o Tempat penyimpanan mineral.
o Tempat penyimpanan energi.
o Fungsi imunologis.
Rangka dibedakan menjadi 2 jenis:
o rangka aksial dan rangka apendikular.
14
• Tulang rusuk dibedakan menjadi 3 macam:
Tulang rusuk sejati: ujung depan melekat pada tulang dada (7 pasang).
Tulang rusuk palsu: ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya (3 pasang).
Tulang rusuk melayang: ujung depan tidak melekat pada tulang manapun (2 pasang).
Tulang Anggota Gerak Atas Tulang gelang panggul (pelvis) Tulang anggota Gerak
Bawah
4) Anggota Gerak Bawah
• Terdiri atas femur (tulang paha), tibia (tulang kering), fibula (tulang betis), patela (tulang tempurung lutut), tarsal (tulang
pergelangan kaki), metatarsal (tulang telapak kaki), dan falangus (tulang jari kaki)
II. TULANG
A. Struktur Tulang
Lapisan tulang dari arah luar ke dalam tersusun atas lapisan-lapisan berikut.
• Perosteum. Terdiri atas jaringan ikat fibrosa dan selapis osteoblas. Fungsi: tempat melekat otot rangka, memberi nutrisi
untuk pertumbuhan tulang, dan perbaikan jaringan tulang yang rusak.
• Tulang kompak. Lapisan yang teksturnya halus, padat, sedikit berongga, dan sangat kuat. Mengandung zat kapur kalsium
fosfat dan kalsium karbonat
• Tulang spons. Lapisan yang teksturnya berongga dan berisi sumsum merah.
• Endosteum. Jaringan ikat areolar vaskuler yang melapisi rongga sumsum.
• Sumsum tulang. Lapisan paling dalam dan berbentuk jeli. Fungsi: produksi sel darah merah, sel darah putih, dan
keping darah.
15
B. Bentuk Tulang
Tulang pipa. Bentuknya silindris panjang. Contoh: tulang pangkal lengan (humerus), tulang hasta (ulna), tulang paha (femur),
dll.
Tulang pendek. Berukuran pendek dan berbentuk kubus. Contoh: tulang pergelangan tangan (karpal) dan tulang pergelangan
kaki (tarsal).
Tupang pipih. Berbentuk lempengan. Contoh: tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang dada.
Tulang tidak beraturan. Bentuknya tidak beraturan. Contoh: tulang-tulang penyusun tulang belakang (vertebrae).
Tulang sesamoid. Berukuran kecil dan bulat yang terdapat pada formasi persendian. Bersambungan dengan kartilago,
ligamen, atau tulang lainnya. Contoh: tulang tempurung lutut (patela).
• Ligamen, berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan tulang ke posisi asalnya.
• Kapsul sendi, yaitu struktur tipis kuat untuk menahan ligamen.
• Cairan sinovial, yaitu cairan pelumas agar gesekan berjalan lancar, halus, dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit.
• Tulang rawan hialin, terdapat di ujung tulang sebagai bantalan sendi agar nyeri saat bergerak.
• Bursa, berupa kantung tertutup yang dilapisi membran sinovial.
•
Diagram persendian sinartrosis pada tulang belakang Diagram persendian amfiartrosis pada tulang belakang
B. Tipe Persendian
16
Sendi berdasarkan struktur:
• Persendian fibrosa, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat fibrosa.
• Persendian kartilago, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan kartilago.
• Persendian sinovial, memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat ligamen dan kapsul sendi
Sendi berdasarkan gerakan:
• Sendi sinartrosis (sendi mati), tidak dapat digerakkan. Jenis sendi sinartrosis: sinartrosis sinfibrosis (dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa) dan sinartrosis sinkondrosis (dihubungkan dengan jaringan tulang rawan hialin).
• Sendi amfiartrosis, pergerakannya terbatas akibat tekanan. Jenis sendi amfiartrosis: simfisis (dihubungkan oleh
kartilago), sindemosis (dihubungkan oleh serabut dan ligamen), dan gomposis (sendu pada tulang bentuk kerucut)
•Sendi diartrosis (sendi sinovial), sendi yang dapt bergerak bebas. Jenis sendi diartrosis:
o Sendi engsel, bergerak ke satu arah.
o Sendi peluru, bergerak bebas ke segala arah.
o Sendi pelana (sendi timbal balik), bergerak ke dua arah.
o Sendu putar, bergerak dengan pola rotasi.
o Sendi luncur (sendi geser), gerakan menggeser.
o Sendi kondiloid (sendi ellipsoid), gerakan kiri-kanan atau depan-belakang, dua arah.
Gambar Diagram beberapa jenis persendian diartrosis
IV. OTOT RANGKA
Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan dapat bergerak secara aktif untuk menggerakkan tulang sehingga
disebut alat gerak aktif.
Fungsi:
• Pergerakan
• Menopang dan mempertahankan postur tubuh
• Produksi panas
Sifat otot rangka:
• Kontraktilitas (kemampuan berkontraksi dan meregang)
• Eksitabilitas (mampu merespon dika distimulasi oleh saraf)
• Ekstensibilitas (kemampuan meregang melebihi panjang otot saat relaksasi)
• Elastisitas (kembali ke ukuran semula)
Gambar Otot rangka pada tubuh
A. Struktur Otot Rangka
Area otot rangka:
• Kepala dan ekor otot (tendon), merupakan jaringan ikat padat kuat.
• Empal otot, merupakan area bagian tengah otot yang menggembung dan aktif dalam kontraksi.
• Ekor otot
Pengorganisasian jaringan otot rangka:
Epimisium = fasikulus dibungkus perimisium
Fasikulus = susunan sel serat otot (miofibril) + sarkolema, dibungkus endomisium
Miofibril = miofilamen tebal (protein miosin) + miofilamen tipis (protein aktin)
Gambar Struktur otot rangka
Gambar Mioibril penyusun otot rangka
Gambar Diagram struktur filamen penyusun miofibril
B. Mekanisme Kerja otot
1. omponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot: miofibril, sarkomer, aktin, miosin, tropomiosin, dan troponin.
2. Sumber energi untuk gerak otot: ATP (Adenosin Tri Fosfat), kreatin fosfat, dan glikogen (gula otot).
1. Otot antagonis, adalah otot yang bekerja saling berlawanan, sehingga menghasilkan gerakan yang berlawanan (berbeda arah).
2. Otot sinergis, adalah otot yang saling mendukung kerja satu sama lain, sehingga menghasilkan gerakan satu arah. Contohnya yaitu
kerjasama kerja sama otot-otot antartulang rusuk saat menarik napas.
Gambar Gerak antagonis pada tubuh
Gambar Gerak antagonis pada tubuh
V.GANGGUAN SISTEM GERAK
A. Gangguan pada Tulang
1. Fraktur, adalah patah tulang, terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besat daripada kekuatan tulang.
2. Gangguan tulang belakang, jenisnya:
o Kifosis, tulang belakang melengkung ke arah belakang
o Lordosis, tulang belakang melengkung ke arah depan
o Skoliosis, tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan
17
o Sublubrikasi, kelainan bagian leher yang menyebabkan kepala bergeser ke kiri atau kanan
Gambar Kelainan tulang belakang
3. Gangguan fisiologis tulang, jenisnya:
o Osteoporosis, tulang rapuh, keropos, dan mudah patah, dapat terjadi karena kekurangan hormon dan kalsium.
o Rakitis, pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor, dan
kalsium.
o Mikrosefalus, kelainan pertumbuhan tengkorak sehingga ukuran kepala lebih kecil.
o Hidrosefalus, gangguan aliran cairan dalam otak menyebabkan pelebaran rongga tempurung otak sehingga otak membesar.
o Layu (semu), tulang tidak bertenaga akibat infeksi.
B. Gangguan pada Sendi
1. Terkilir, gangguan sendi akibat gerakan yang tidak biasa, dipaksakan, atau tiba-tiba.
2. Dislokasi, pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi normal.
3. Osteoartritis, kerusakan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan pada sendi.
4. Ankilosis, sendi tidak dapat digerakkan.
5. Urai sendi, selaput sendi robek, menyebabkan tulang sendi terlepas.
6. Artritis, peradangan pada sendi.
C. Gangguan pada Otot
1. Hipertrofi, gangguan akibat otot yang berkembang menjadi lebih besar.
2. Atrofi, gangguan akibat otot yang mengecil.
3. Distrofi otot, penurunan kemampuan otot karena kelainan genetik.
4. Tetanus, penyakit kejang otot karena berkontraksi terus-menerus sehingga tidak mampu lagi berkontraksi.
5. Kram, keadaan saat otot tiba-tiba terasa tegang, sulit digerakkan, disertai rasa nyeri.
6. Miastenia gravis, keetidakmampuan otot berkontraksi sehingga penderita mengalami kelimpuhan.
7. Otot robek, robeknya serabut otot yang mengakibatkan bengkak, nyeri, dan pendarahan.
8. Otot terkilir, tendon otot robek karena teregang melebihi batas normal.
VI. TEKNOLOGI SISTEM GERAK
• Penyembuhan patah tulang: pemasangan gips, pembidaian, pembedahan internal, dan penarikan (traksi).
• Penyembuhan kanker/tumor tulang: kemoterapi, radioterapi, dan operasi.
• Penggantian sendi, yaitu pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak dengan campuran logam.
• Transplantasi sumsum, yaitu sumsum merah dari seseorang ditransplantasikan ke orang lain.
• Penanggulangan skoliosis kongenitalis, yaitu pemasangan penyangga pada kelainan lengkung tulang belakang bayi yang baru
lahir.
• Implan, yaitu pemasangan materi dari benda kaku pada tulang.
• Tangan dan kaki bionik, tangan dan kaki buatan.
• Kursi roda
• Penanggulangan kaki O
• Viskosuplementasi, penyuntikan asam hialuronat ke sendi.
• Pencangkokan tulang rawan
18
BAB 5
SISTEM SIRKULASI
I. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan:
• Sistem peredaran darah tertutup: darah mengalir di dalam pembuluh darah.
• Sistem peredarah darah ganda: darah mengalir dua kali melewati jantung dalam sekali peredaran.
Fungsi sistem peredaran darah:
• Transportasi
• Penjaga suhu tubuh
• Perlindungan
• Penyangga
A. Darah
Darah merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri atas sel-sel darah, keping darah, dan matriks yang berbentuk cairan
(plasma).
Karakteristik darah:
• Lebih berat dan kental dibanding air, bau khas, pH 7,35 – 7,45.
• Warna merah terang hingga merah kebiruan.
• Volume darah yang beredar: 8% dari berat badan
• Golongan darah adalah klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen warisan pada permukaan
membran sel darah merah.
• Antigen dapat merangsang pembentukan antibodi dalam plasma darah.
• Antigen + antibodi = aglutinasi (penggumpalan)
• Antigen = aglutinogen
• Antibodi = aglutinin
Jenis Golongan Darah Unsur pada Membran Sel Darah Merah (Eritrosit) Unsur di dalam Plasma Darah
A A β (anti-B)
B B α (anti-A)
AB A dan B -
O - α (anti-A) dan β (anti-B)
1. Penggolongan Darah Sistem ABO
2. Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus
erdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen (antigen) RhD pada permukaan sel darah merah.
+
Individu yang memiliki antigen RhD: Rh (Rhesus positif).
-
Individu yang tidak memiliki antigen RhD: Rh (Rhesus negatif).
Gambar Perbedaan struktur molekul aglutinogen pada membran eritrosit golongan darah A, B, AB, dan O.
• Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau produk berbasis darah dari seseorang ke sistem peredarah darah orang lain.
• Pemberi darah disebut donor; penerima darah disebut resipien.
• Golongan darah O disebut donor universal karena tidak memiliki aglutinogen yang dapat digumpalkan, sehingga dapat diberikan
kepada resipien semua golongan darah.
• Golongan darah AB disebut resipien universal karena tidak memiliki aglutinin yang akan menggumpalkan darah, sehingga dapat
menerimad darah dari donor semua golongan darah.
20
Gambar Transfusi darah sistem ABO.
21
• Faktor yang memengaruhi denyut nadi: usia, jenis kelamin, irama sirkadian, bentuk tubuh, aktivitas, stres dan emosi, suhu tubuh,
volume darah, dan obat-obatan.
II. SISTEM LIMFA
Merupakan jalur tambahan pada sistem sirkulasi.
Fungsi:
• Mengembalikan kelebihan cairan jaringan.
• Mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan.
• Mengeluarkan zat-zat toksin dan sel yang rusak dari jaringan.
• Mengangkut lemak yang sudah berbentuk emulsi.
• Mengenbalikan protein plasma ke dalam sirkulasi.
• Mengangkut limfosit dari kelenjar limfa ke sirkulasi darah.
• Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
• Menghasilkan zat antibodi
Penyusun sistem limfa
1. Organ limfa
• Nodus limfa, berfungsi menyaring dan menghancurkan partikel asing. Terdapat di dasar mulut, leher, lekukan siku, ketiak, dan
paha.
• Kelenjar timus, terletak di dada, berfungsi memproduksi limfosit T.
• Kelenjar amandel (tonsil), berfungsi menahan kuman yang masuk melalui mulut, hidung, dan kerongkongan.
• Limpa (lien), terletak di sebelah kiri abdomen, berfungsi menghasilkan limfosit dan antibodi, menghancurkan sel darah putih dan
trombosit, menghasilkan sel darah merah pada masa janin.
2. Pembuluh Limfa
• Berupa vena kecil dengan banyak katup, berdinding transparan dan permeabel, sehingga partikel besar dapat masuk ke dalam
jaringan
• Terdapat hampir di seluruh tubuh
3. Cairan Limfa
• Adalah cairan jaringan yang diabsorpsi ke dalam kapiler limfa, berwarna kekuning-kuningan, dan mengandung plasma protein,
limfosit, keping darah, fibrinogen, lemak, dan sedikit oksigen, tanpa sel darah merah dan karbon dioksida.
Gambar Sistem limfa pada manusia
A. Aliran Limfa
• Sirkulasi limfa: cairan interstisial dari jaringan kapiler limfa ke saluran penampung ke pembuluh limfa yang lebih besar
bergabung membentuk trunkus (batang saluran) limfa utama.
• Faktor yang menggerakkan cairan limfa: kontraksi otot, inspirasi dan ekspirasi, dan pemijatan tubuh.
Latihan Soal :
22
MODUL PEMBELAJARAN
dan
LEMBAR KERJA SISWA
23