Jurnal Saki Saputra
Jurnal Saki Saputra
ABSTRAK
.
Kata Kunci : Peran Komite Sekolah, Kinerja Guru
1
A. Pendahuluan
Komite sekolah. merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut
tidak begitu mengalami perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada
pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan
mutu pendidikan.
Komite sekolah adalah suatu badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan efesiensi
pengelolaan satuan pendidikan. Komite sekolah merupakan suatu badan atau
lembaga non profit dan non politis dibentuk berdasarkan musyawarah yang
demokratis oleh para stakeholder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
sebagai refresentasi dan berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap
peningkatan kualitas proses dari hasil pendidikan. 1
Peran yang dimiliki komite sekolah dalam dunia pendidikan, antara
lain: (1) Pemberi pertimbangan (advisory agency), (2) Pendukung (supporting
agency), (3) Pengontrol (controlling agency), dan (4) Mediator.2 Dari keempat
peran yang dimiliki oleh komite sekolah diharapkan dapat mewadai berbagai
aspirasi dari masyarakat dan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan
Seorang guru dituntut untuk dapat memberikan konstribusi yang sangat
besar terhadap pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, oleh karena
itu mutu pendidikan disuatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas-
tugasnya.3
Peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya tidak terlepas dari
pendekatan dalam proses belajar mengajar, karena baik tidaknya hasil belajar
1
Undang-Undang Republic Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta : 2006). h. 37
2
E. Mulyasa, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Ed.1,Cet.2, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2012). h. 128.
3
Zainal Aqib, Propesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, (Surabaya, Cendikia,
2007), h. 22
2
mengajar dapat dilihat dari mutu lulusan, dari produk yang dikeluarkan. Proses
belajar mengajar dikatakan berhasil apabila masukan merata, menghasilkan
banyak lulusan dan bermutu tinggi, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
serta memadai, selain itu juga jika dalam prosesnya menunjukkan kegairahan
yang tinggi, semangat bekerja yang besar, dan percaya pada diri sendiri.4
Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan
peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan
tanggung jawab guru sebagai pengajar, pendidik dan fasilator belajar siswa.
Guru merupakan salah satu unsur manusiawi dalam proses belajar mengajar
dan berperan aktif dalam usaha pembentukkan sumber daya manusia dan
tercapainya tujuan pembelajaran. Seorang guru yang baik adalah guru yang
mampu menguasai bahan materi yang akan diajarkan kepada peserta didiknya
dan mampu mewujudkan sarana pembelajaran yang menyenangkan dan
membuat peserta didiknya merasa nyaman dalam menuntut ilmu.
Sekolah Dasar (SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba
Melintang Kabupaten Rokan Hilir merupakan lembaga pendidikan formal yang
mempunyai visi dan misi serta tujuan. Sejak berdirinya sekolah ini komite
sekolah sudah ada namun tidaklah berjalan seperti apa yang diharapkan. Peran
komite sekolah terhadap kinerja guru sangatlah diharapkan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. sehingga keberadaan komite sekolah benar-
benar dirasakan peran dan fungsinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Namun yang terjadi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir
Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir selama ini peran komite
sekolah hanya pada penggalang dana, sementara untuk peningkatan kinerja
guru kurang diperhatikan.
Berdasarkan observasi awal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 020 Teluk
Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir, penulis
menemukan gejala-gejala yang terjadi pada komite sekolah Sekolah Dasar
4
Rusyan Tabrani dkk. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung:
Remaja Karya, 2000). h. 1
3
(SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten
Rokan Hilir yang menunjukkan kurangnya peran komite sekolah terhadap
guru. Adapun gejala-gejala tersebut antara lain :
1. Peran komite sekolah terhadap kinerja guru sangat minim.
2. Peran komite sekolah dalam hal meningkatkan kompetensi sangat minim.
3. Upaya komite sekolah dalam mewadahi dan menyalurkan aspirasi
masyarakat pada program pendidikan belum optimal.
4. Belum memiliki kerangka acuan yang dapat dijadikan rambu-rambu dalam
pelaksanaan kegiatan di sekolah.
5. Ide atau gagasan yang muncul dari komite sekolah untuk hal pendidikan
sanagt minim.
Dengan adanya gejala-gejala tersebut di atas, maka penulis tertarik
meneliti dengan judul “Peran Komite Sekolah Terhadap Kinerja Guru di
Sekolah Dasar (SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba
Melintang Kabupaten Rokan Hilir”.
1. Pengertian Peran
Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu peranan. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
dari seesorang pada situasi sosial tertentu. Seseorang melaksanakan hak dan
kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran. kita selalu menulis kata
peran tetapi kadang kita sulit mengartikan dan definisi peran tersebut. peran
biasa juga disandingkan dengan fungsi. Peran dan status tidak dapat
dipisahkan. Tidak ada peran tanpa kedudukan atau status, begitu pula tidak ada
status tanpa peran. Setiap orang mempunyai bermacam-macam peran yang
dijalankan dalam pergaulan hidupnya di masyarakat. Peran menentukan apa
yang diperbuat seseorang bagi masyarakat. Peran juga menentukan
kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peran
diatur oleh norma-norma yang berlaku. Perbedaan antara kedudukan dengan
4
peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat
dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.5
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran
merupakan suatu tindakan yang membatasi seseorang maupun suatu organisasi
untuk melakukan suatu kegiatan berdasarkan tujuan dan ketentuan yang telah
disepakati bersama agar dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
2. Fungsi peran
Peran memiliki fungsi antara lain :
1. Sebagai peran normatif dalam hubungannya dengan tugas dan kewajiban
2. Peran ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang diharapkan dilakukan
oleh pemegang peranan tersebut.6
Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang
yang menempati suatu posisi di dalam status sosial, syarat-syarat peran
mencangkup 3 (tiga) hal, yaitu : Peran meliputi norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan
dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
3. Komite Sekolah
a. Pengertian Komite Sekolah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1 diterangkan bahwa Komite
Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta
didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.7
Kemudian pada pasal 56 ayat 3 diterangkan kembali bahwa Komite Sekolah
sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu
pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga,
sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan
5
Soerjono Soekanto, Teori Peranan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), h. 243.
6
Ibid, h. 220.
7
Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI
tentang Pendidikan, (Jakarta: Depag RI, 2006), h. 8.
5
pendidikan. Pemaparan lebih lanjut mengenai Komite Sekolah dijelaskan
dalam Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 044/U/2002 Tanggal 2 April 2002, sebagai berikut.8
1) Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra
sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
2) Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-
masing satuan pendidikan, seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan,
Komite Pendidikan Luar Sekolah, Dewan sekolah, Majelis Sekolah, Majelis
Madrasah, Komite TK, atau nama lain yang disepakati.
3) Komite Sekolah /majelis sekolah yang sudah ada dapat memperluas fungsi,
peran, dan keanggotaan sesuai dengan acuan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengelola komite sekolah
merupakan suatu cara untuk mengatur sebuah organisasi, mulai dari
perencanaan program kerja, pengorganisasian, pelaksanaan program kerja, dan
evaluasi program kerja, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam
rangka memaksimalkan peran dan fungsi Komite Sekolah agar tujuan
dibentuknya Komite Sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.
8
http://www. mandikdasmen.depdiknas.go.id/docs/dok_16.pdf, Lampiran Kepmendiknas
nomor: 044/U/2002.
6
c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis
dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan
pendidikan.
Nanang Fattah menjabarkan tujuan pembentukan dewan sekolah sebagi
berikut:
1) Mewadahi dan meningkatkan partisipasi para stakeholders pendidikan pada
tingkat sekolah untuk turut serta merumuskan, menetapkan, melaksanakan
dan memonitoring pelaksanaan kebijakan sekolah dan pertanggung jawaban
yang terfokus pada kualitas pelayanan peserta didik secara proposional dan
terbuka.
2) Mewadahi partipasi para stakeholder untuk turut serta dalam manajemen
sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya, berkenaan dengan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program sekolah secara propesional.
3) Mewadahi partipasi baik individu maupun kelompok sukarela, pemerintah
atau pakar pendidikan yang peduli pada kualitas pendidikan, secara
propesional dengan kebutuhan sekolah
4) Menjembatani dan turut serta memasyarakatkan kebijakan sekolah kepada
pihak-pihak yang keterkaitan dan kewenangan ditingkat daerah.9
9
Ibid, h. 158.
7
5) Membahas dan turut menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan
berupa uang honorium yang diperoleh dari masyarakat kepada kepala
sekolah, tenaga guru dan tenaga administrasi sekolah.
6) Bersama-sama sekolah mengembangkan potensi kearah prestasi
keunggulan, baik bersifat akademis maupun yang bersifat non akademis.
7) Menghimpun dan menggali sumber dana dari masyarakat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sekolah.
8) Mengelola kontribusi masyarakat berupa uang yang diberikan kepada
sekolah.
9) Mengelola kontribusi masyarakat yang berupa non material (tenaga,
pikiran) diberikan kepada sekolah.
10) Mengevaluasi program sekolah secara profesional sesuai dengan
kesepakatan dengan pihak sekolah meliputi pengawasan penggunaan
sarana dan prasarana sekolah, pengawasan keuangan secara berkala dan
berkesinambungan.
11) Mengidentifikasi berbagai permasalahan dan memecahkan bersama-sama
dengan pihak sekolah.
12) Memberikan respon terhadap kurikulum yang dikembangkan secara
standar nasional maupun lokal.
13) Memberikan motifasi, penghargaan (baik berupakan materi maupun non
materi) kepada tenaga kependidikan atau kepada seseorang secara
profesional sesuai dengan kaidah profesional guru atau tenaga administrasi
sekolah.
14) Memberikan otonomi profesional kepada guru mata pelajaran dalam
melaksanakan tugas-tugas kependidikannya sesuai kaidah dan kompetensi
guru.
15) Membangun jaringan kerjasama dengan pihak luar sekolah yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan proses dan hasil pendidikan.
16) Pemantau kualitas proses dan hasil pendidikan.
17) Mengkaji laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program yang
dikonsultasikan oleh kepala sekolah.
8
18) Menyampaikan usul dan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
sekolah.10
9
dengan upaya peningkatan mutu pendidikan disatuan pendidikan perencanaan,
pelaksanaan, sampai pada evaluasiya.
12
Ibid, h. 130.
10
Kinerja Guru sangat di perlukan untuk memajukan mutu pendidikan.
Tanpa kinerja yang baik maka tujuan akan sangat jauh tercapai maka kinerja
guru sangat di perlukan dalam dunia pendidikan. Kinerja guru merupakan
perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata, hasil kerja dan
tanggung jawab dalam menjalankan amanah, profesi yang diembannya, serta
moral yang dimilikinya.
Hendra Hermain menuliskan bahwa kinerja guru adalah kemampuan
seorang guru untuk melakukan suatu perbuatan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencakup aspek perencanaan program mengajar,
pelaksanaan proses belajar mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas yang
optimal, serta penilaian kondisi belajar yang optimal, serta penilaian hasil
belajar.13 Kinerja guru yang baik dihasilkan oleh guru yang profesional dan
berkualitas yang mampu melaksanakan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Untuk mencapai keberhasilan guru harus mempunyai kemampuan dasar
dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuandasar guru tersebut mencakup tiga
macam, yaitu:
1). Kemampuan pribadi.
2). Kemampuan Profesional
3). Kemampuan social.14
13
Hendra Harmain, Kaitan Antara Motivasi Dan Kinerja Guru, (Analytica
Islamica,Vol. 7, No.1 2005, h. 20
14
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
11
Keberadaan komite sekolah harus tertumpu pada landasan partisipasi
masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di
sekolah. Oleh karen itu pembagian perannya harus sesuai dengan posisi dan
otonomi yang ada. Adapun peran yang harus di sumbangkan komite sekolah
terhadap sekolah sebagai berikut :
1) Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
2) Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.
4) Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan
pendidikan.15
Kinerja guru tidak lepas dari tugas guru yang menjadi tanggung jawab
seorang guru. Adapun tugas utama guru sebagai guru professional ada tujuh
macam, yaitu:
1) Guru sebagai pendidik.
2) Guru sebagai pengajar.
3) Guru sebagai pembimbing.
4) Guru sebagai pengarah.
5) Guru sebagai pelatih.
6) Guru sebagai penilai.
7) Guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran.16
Sedang langkah-langkah guru dalam melaksanakan tugas di atas
adalah :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
15
E. Mulyasa, Op.Cit, h. 128.
16
http:// satriabahman.blogspot.co.id/2012/01-html.Diakses 19 Desember 2015
12
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
tehnologi, dan seni.
c. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu , atau latar belakang
keluarga, dan status sosial peserta didik..
d. Menjunjung tinggi perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai- nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.17
Dengan demikian peran komite sekolah tidak hanya menjadi
pengumpul dana atau sebuah lembaga yang pasif tetapi membantu
merencanakan, menetapkan, menjalankan, mengawasi, dan mengevaluasi
pelaksanan pendidikan.
E. Pembahasan
Berdasarkan data yang diambil dari hasil wawancara peneliti dengan
kepala sekolah dan komite sekolah bahwa Peran komite sekolah terhadap
kinerja guru di Sekolah Dasar (SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir Kecamatan
Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir dapat di uraikan berikut ini :
1. Pemberi pertimbangan
Komite sekolah sebagai badan pertimbangan bagi sekolah dipandang
sebagai mitra kerja kepala sekolah yang dapat diajak bermusyawarah tentang
usaha meningkatkan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar di sekolah.
Melalui Komite Sekolah orang tua dan masyarakat dapat ikut merumuskan
visi, misi, tujuan, sasaran yang akan dicapai oleh sekolah sampai dengan
menetapkan cara atau strategi yang akan ditempuh untuk mencapainya yang
berupa rumusan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah dalam mewujudkan
peningkatan kualitas pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan.
17
Zainal Aqib, Elham Romanto, Op.Cit, h.154.
13
2. Pendukung (supporting agency),
Peran Komite Sekolah sebagai pendukung bagi penyelenggaraan dan
upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat berupa dukungan finansial,
tenaga, dan dukungan pikiran. Secara nyata pemberian dukungan ini dapat
diwujudkan diantaranya dengan pemecahan masalah kekurangan guru, biaya
sekolah bagi anak kurang mampu, dan tenaga untuk ikut memperbaiki sekolah
yang rusak. Komite Sekolah juga melakukan upaya untuk mendorong orang
tua untuk berpartisipasi dalam pendidikan, mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pendidikan, menggalang dana dalam rangka pembiayaan
pendidikan, mendorong tumbuhnya perhatian masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, mendorong tumbuhnya komitmen
masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
..
3. Pengontrol (controlling agency)
Komite sekolah juga melakukan fungsi kontrolnya terhadap
keberhasilan pendidikan di sekolah yang dilihat dari mutu output pendidikan.
Hasil pengawasan terhadap sekolah akan dijadikan bahan pertimbangan yang
cukup menentukan bagi penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan
4. Mediator
Komite Sekolah sebagai penghubung atau mediator antara sekolah,
orang tua, dan masyarakat memiliki arti, bahwa aspirasi orangtua dan
masyarakat akan disalurkan melalui Komite Sekolah untuk disampaikan
kepada sekolah terutama yang menyangkut penyediaan perpustakaan sekolah
dalam menunjang proses pembelajaran. Peran sebagai mediator ini
memerlukan kecermatan dalam mengidentifikasi kepentingan, kebutuhan, dan
keluhan siswa, orangtua siswa dan masyarakat. Aspirasi yang disalurkan
melalui Komite Sekolah dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai masukan
bagi koreksi ke arah perbaikan. Komite Sekolah juga berperan dalam
mensosialisasikan berbagai kebijakan dan program yang telah ditetapkan
sekolah sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Bagi
14
komite sekolah peran yang harus dijalankan sebagai mediator adalah
pemberdayaan sumber daya yang ada pada orang tua siswa bagi pelaksanaan
pendidikan di sekolah..
Sedangkan dari hasil angket yang disebarkan pada komite sekolah maka
dapat di uraikan bahwa peran komite Sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah
Dasar (SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang
Kabupaten Rokan Hilir. Agar data tersebut mudah dipahami, maka berikut
penulis paparkan dalam bentuk tabel.
Tabel 1.
Skor Angket
Peran Komite Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri 020
Jmlh
Aspek skor %
No Nama 1 2 3 4 5 6
1 Samsul Umar 5 5 5 5 5 5 30 100
2 Suharno 4 4 4 5 5 5 27 90
3 Sugiono 5 5 5 5 5 5 30 100
4 Rudi Hartono 4 4 4 4 4 4 24 80
5 Eri Mustofa 3 4 4 4 4 4 23 77
6 Lesman 5 5 5 5 5 4 29 97
7 Hambali 4 5 5 4 5 4 27 90
8 Sumantri 4 4 4 4 4 4 24 80
9 Jumari 4 4 4 4 4 4 24 80
10 Andi 4 5 5 4 5 4 27 90
11 Tamri 4 4 4 4 5 4 25 83
12 Mulyadi 4 4 4 4 4 4 24 80
13 Jusnadi 4 4 5 4 4 4 25 83
14 Jusri 3 3 3 3 3 3 18 60
15 Aminuddin 4 4 4 4 4 4 24 80
16 Suhaimi 4 4 4 4 4 4 24 80
17 Ali Usman 4 4 4 4 4 4 24 80
18 Amat Syamsudin 4 3 3 3 3 3 19 63
19 Alzam Syukur 4 4 4 3 3 4 22 73
20 Syaiful 4 4 4 3 3 4 22 73
Jumlah skor 81 83 84 80 83 81 492 1640
Rata-rata 82
Dari jumlah skor yang diperoleh dari hasil angket yang disebarkan
kepada komite sekolah tentang peran komite sekolah terhadap kinerja guru di
15
Sekolah Dasar (SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba
Melintang Kabupaten Rokan Hilir secara keseluruhan dapat dilihat sebagai
berikut :
81+ 83 + 84 + 80 + 83 + 81 = 492 = 82 (Sangat 𝐁𝐚𝐢𝐤)
6 6
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar
(SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten
Rokan Hilir bahwa peran komite sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah
Dasar (SD) Negeri 020 Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang
Kabupaten Rokan Hilir dari ke empat dimensi yakni pemberi pertimbangan,
pendukung, pengontrol, dan mediator secara keseluruhan memperoleh jumlah
skor 492 dengan rata-rata 82 di kategori sangat baik.
16
DAFTAR KEPUSTAKAAN
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005
Penjelasan pasal 10 ayat 1 undang-undang RI no.14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen
17