Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT ENDEMIS DAN COVID 19

Materi
Untuk memenuhi tugas Online Google Classroom matakuliah KMB I
yang dibina oleh ibu Dr. Nurul Hidayah, S.Kep, Ners, M.Kes

Oleh :
ROHMATUNNISA CAESARI
(P17220191020)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
Agustus 2020
Penyakit endemik adalah penyakit selalu ada pada suatu daerah atau kelompok
populasi tertentu. Setiap daerah mungkin memiliki penyakit endemis yang berbeda-beda.
Salah satu penyebab hal ini bisa terjadi adalah perbedaan iklim di tiap wilayah.

Indonesia sebagai negara beriklim tropis dihadapkan dengan beberapa penyakit endemik,
seperti DBD, malaria, hingga tuberkulosis. Penyakit endemik masih berdampak luas,
terutama pada masyarakat di negara berkembang.

Hal ini dikaitkan dengan pembangunan yang kurang merata, kepadatan penduduk yang sulit
dikontrol, kesulitan ekonomi, serta tindakan pencegahan dan pengobatan yang sulit untuk
dijangkau.

Penyakit Endemik di Indonesia

Beberapa penyakit endemik di Indonesia antara lain adalah:

1. DBD

Salah satu penyakit endemik di Indonesia dengan kasus tertinggi adalah demam berdarah
dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti ini hampir selalu menjadi endemi saat Indonesia memasuki musim
penghujan.

Penyakit yang dapat menyerang siapa saja ini ditandai dengan beberapa gejala, mulai
dari demam tinggi, sakit kepala berat, nyeri pada bagian belakang mata, nyeri sendi dan otot,
kelelahan mual, muntah, dan ruam kulit. Gejala ini biasanya muncul setelah 6 hari terinfeksi
dan berlangsung selama 10 hari.

2. Malaria

Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang


mengandung plasmodium, yaitu parasit penyebab malaria.

Salah satu penyakit endemik yang kerap ditemukan di negara dengan iklim tropis seperti
Indonesia ini dapat menyerang semua kelompok umur, termasuk laki-laki maupun
perempuan. Gejala yang dikeluhkan saat terinfeksi malaria dapat meliputi demam, menggigil,
sakit kepala, mual atau muntah.

3. Hepatitis

Merupakan penyakit endemik yang juga terjadi di beberapa negara lain, misalnya Cina.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus hepatitis. Hepatitis terbagi menjadi 5 jenis, yaitu
hepatitis A, B, C, D, dan E. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita hepatitis
B terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Myanmar.
4. Kusta

Kusta atau dikenal juga sebagai lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi Mycobacterium leprae. Kusta menyerang beberapa bagian tubuh, seperti saraf dan
kulit. Daerah endemis kusta di Indonesia antara lain Jawa Timur dan Papua.

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit kusta antara lain adalah bercak putih mati rasa pada
kulit dan rasa kesemutan hingga kelainan pada otot tangan atau kaki. Secara global, Indonesia
merupakan salah satu dari tiga negara dengan kasus penyakit kusta yang tinggi.

5. Tuberkulosis

Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.


Tuberkulosis dapat menyerang paru-paru, kelenjar getah bening, hingga tulang. Tuberkulosis
pari ditandai dengan beberapa gejala, yaitu batuk berkepanjangan, nyeri dada, kelelahan,
berkeringat di malam hari, hingga penurunan berat badan.

Data yang dikeluarkan pada tahun 2016 menyebutkan bahwa ada 5 negara dengan kasus
tuberkulosis tertinggi, dan Indonesia menjadi salah satunya.

6. Filariasis

Filariasis atau dikenal sebagai penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular yang


disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Daerah endemis
filariasis di Indonesia antara lain adalah Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Aceh.

Filariasis dapat menyerang semua orang tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Filariasis
dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup dan rasa tidak nyaman akibat pembengkakan di
berbagai bagian tubuh. Edukasi yang kurang mengenai kondisi ini dapat menyebabkan
penderitanya kerap dikucilkan oleh lingkungan sekitar.

7. Leptospirosis

Leptospirosis merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia yang disebabkan oleh


bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine hewan. Leptospirosis lebih
mudah terjadi pada orang yang memiliki kontak langsung dengan hewan, seperti peternak
dan pekerja di tempat pemotongan hewan.

Selain itu, orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang kurang
terjaga juga cenderung lebih rentan terkena penyakit ini. Leptospirosis ditandai dengan
beberapa gejala, mulai dari demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, penyakit kuning, muntah,
diare hingga munculnya ruam pada kulit.
Cara Mencegah Penyakit Endemik

Usaha pemberantasan penyakit endemik harus meliputi penanggulangan faktor penyebab


penyakit yang paling dasar. Oleh karena itu, butuh waktu yang cukup lama dan cakupan yang
luas untuk melakukannya.

Namun, Anda tetap bisa melindungi diri dari penyakit-penyakit ini. Ini juga merupakan salah
satu langkah awal untuk membantu pemberantasan penyakit endemik. Berikut adalah
caranya:

Menjaga daya tahan tubuh

Dengan menjaga daya tahan tubuh, Anda jadi tidak mudah terserang penyakit, termasuk
penyakit endemik yang ada di tempat Anda berada.

Tingkatkan daya tahan tubuh dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang
cukup, menjaga berat badan ideal, olahraga secara teratur, berhenti merokok, mengelola stres
dengan baik, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.

Menjaga kebersihan lingkungan

Jaga kebersihan lingkungan rumah Anda dengan baik agar terhindari dari kuman penyebab
penyakit maupun hewan-hewan pembawa penyakit. Caranya adalah dengan membersihkan
setiap ruangan di rumah secara rutin, terutama ruangan yang paling sering dipakai, misalnya
kamar tidur, dapur, dan kamar mandi.

Selain itu, bersihkan juga pekarangan rumah. Jika ada wadah yang dapat menampung
genangan air dan berpotensi menjadi sarang nyamuk, bersihkanlah agar nyamuk tidak
bertelur dan berkembang biak di sana.

Menghindari kontak dengan orang yang sakit

Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang sakit. Salah satu caranya adalah dengan tidak
berbagi makanan atau minuman dari wadah yang sama dengan orang yang sedang sakit.

Selain cara-cara di atas, pemerintah juga melakukan berbagai langkah pencegahan meluasnya
penyakit endemik di Indonesia dengan melakukan penyuluhan dan bahkan pemberian obat
pencegah untuk penyakit tertentu.

Pada kasus penyakit filarisis misalnya, pemerintah melakukan program eliminasi filariasis
dengan memberikan obat pencegahan secara massal di berbagai daerah endemis filariasis.

Upaya mengatasi penyakit endemik di Indonesia tidak bisa hanya terfokus pada pengobatan
saja. Kini, pemberantasan penyakit ini lebih ditekankan pada upaya meningkatkan promosi
gaya hidup sehat dan pemberian edukasi terkait pencegahan penyakit menular.

Hal ini banyak dilakukan melalui berbagai program penyuluhan puskesmas dan pos
pelayanan terpadu, sehingga masyarakat bisa lebih waspada terhadap berbagai penyebab
penyakit endemik. Dukungan seluruh anggota masyarakat tentu sangat dibutuhkan untuk
mencegah dan menanggulangi penyakit endemik yang terjadi.

Coronavirus
Pengertian Coronavirus

Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi


saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi
virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.

Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius,
seperti:

Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

Pneumonia.

SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain.
Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia,
Swiss, Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan
2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan
nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut. 

Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:

HCoV-229E.

HCoV-OC43.

HCoV-NL63.

HCoV-HKU1.

SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).

MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).

COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah pneumonia di


kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari
2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya kasus covid 19 dari Maret 2020
Faktor Risiko Infeksi Coronavirus  

Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil, serta orang dengan
kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi
musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih
umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin. 

Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang
rawan virus corona, juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok,
khususnya kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada
Desember 2019. 

Penyebab Infeksi Coronavirus  

Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona


menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti: 

Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).

Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.

Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur
pengidap virus corona. 

Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata
gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping
itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona
jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus
yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar. 

Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke
individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa
menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.  

Gejala Infeksi Coronavirus  :

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini
bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi.
Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:

Hidung beringus.

Sakit kepala.

Batuk.

Sakit tenggorokan.
Demam.

Merasa tidak enak badan.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah.
Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19),
yang mengakibatkan gejala seperti:

Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.

Batuk dengan lendir.

Sesak napas.

Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang
dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi,
dan lansia.  

Diagnosis Infeksi Coronavirus :

Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau
wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah
untuk membantu menegakkan diagnosis.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau
spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter
akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

Komplikasi Infeksi Coronavirus  

Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia,
dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu,
SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.

Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang
serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,
dan bahkan kematian. 

Pengobatan Infeksi Coronavirus :

Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan
pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan
gejala infeksi virus corona. Contohnya:

Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di
bawah empat tahun.
Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.

Perbanyak istirahat.

Perbanyak asupan cairan tubuh.

Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau
infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan
kondisi pasien. 

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang
telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena
beberapa alasan, dokter akan melakukan:

Isolasi

Serial foto toraks sesuai indikasi.

Terapi simptomatik.

Terapi cairan.

Ventilator mekanik (bila gagal napas)

Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik. 

Pencegahan Infeksi Coronavirus :

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya
ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut
upaya yang bisa dilakukan: 

Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.

Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum
dicuci.

Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.

Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 

Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan. 

Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan
cuci tangan hingga bersih. 

Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.


Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit
saluran napas. 

Selain itu, kamu juga bisa perkuat sistem kekebalan tubuh dengan konsumsi vitamin dan
suplemen sebagai bentuk pencegahan dari virus ini. Temukan berbagai produk pencegahan
Corona yang kamu butuhkan di Halodoc. 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika gejala-gejala infeksi virus corona atau COVID-19 tak kunjung membaik dalam hitungan
hari, atau gejalanya semakin berkembang, segeralah tanyakan pada dokter di Halodoc untuk
mendapatkan penanganan yang tepat. Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, bisa
meningkatkan peluang kesembuhan infeksi virus tersebut. 

 
Daftar Pustaka :

1. de Jong, W., et al (2018). Endemic and Emerging Acute Virus Infections in


Indonesia: An Overview of The Past Decade and Implications for The Future. Critical
Reviews in Microbiology, 44(4), 487-503.

2. Tosepu, R., et al. (2018). Stigma and Increase of Leprosy Cases in South East
Sulawesi Province, Indonesia. African Health Sciences, 18(1), 29–31.
Minghui, R. World Health Organization (2016). Endemic Infectious Diseases: the
Next 15 Years.

3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Kesiapsiagaan Menghadapi


Peningkatan Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2019.

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Waspada Kusta, Kenali Cirinya.

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Waspada, Filariasis Ditularkan


Melalui Semua Jenis Nyamuk.

6. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. 2019 Novel
Coronavirus (2019-nCoV), Wuhan, China.

7. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. Frequently
Asked Questions About SARS.

8. IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2020. Outbereak Pneumonia
Virus Wuhan. 

9. Medscape. Diakses pada 2020. What is the role of coronavirus in the etiology of viral
pneumonia?

10. US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses


pada 2020. Coronavirus Infections 

11. Web MD. Diakses pada 2020. Coronavirus.

12. WHO. Diakses pada 2020. Coronavirus

Anda mungkin juga menyukai