Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah pada hakikatnya merupakan suatu organisasi yang bergerak

dibidang pendidikan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud

kansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Dalam pelaksanaan

fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu

sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 39 (1) dan (2)

dinyatakan bahwa: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk

menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.1

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan

tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi

sekolah bermuara pada pencapaian efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh

karena itu salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 39 (1) Dan (2)Tentang Sistem
PendidikanNasional. Tahun 2003.
2

mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. 2 Rendahnya

mutu pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang serius, khususnya bagi para

pengelola pendidikan (sekolah).3

Menurut E. Mulyasa bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah

supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga

kependidikan.4 Dengan adanya supervisi, maka kepala sekolah sebagai atasan

dapat mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan profesi

guru/guru dalam menjalankan tugasnya, selanjutnya dapat dilakukan pembinaan

atau mencari solusi pemecahan masalah yang dihadapi oleh profesi guru/guru

tersebut, sehingga kegiatan di sekolah tidak terganggu.

Kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi sebagai pengawas,

pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi contoh kepada profesi guru/guru

dan karyawannya di sekolah. Salah satu hal yang terpenting bagi kepala sekolah,

sebagai supervisor adalah memahami tugas dan kedudukan karyawan-

karyawannya atau stafdi sekolah yang dipimpinnya.

Dengan dilaksanakannya supervisi secara baik dan sungguh-sungguh

serta berkesinambungan, maka pendidikan akan terhindar dari kelemahan-

kelemahan dalam permasalahan rendahnya mutu pendidikan. Dengan adanya

peran supervisi, maka masalah pendidikan akan teratasi, dan mutu pendidikan

diharapkan akan menjadi lebih baik.

2
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profisional, (Bandung: Rosda Karya, 2007),
h. 111.
3
Piet Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2000), h. 122.
4
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung,: Remaja Rosda Karya
(2003), cetakan ke 9, h. 111.
3

Pengembangan staf merupakan bidang yang penting dari supervisi,

karena salah satu sasaran supervisi adalah pengembangan staf yang merupakan

pelayanan untuk membantu meningkatkan kemampuan guru agar dalam

mengajar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat mengangkat mutu

pendidikan para siswa. Ini merupakan salah satu tugas kepala sekolah sebagai

supervisor.

Pengembangan staf menjadi sangat penting dalam melaksanakan tugas,

staf senantiasa dihadapkan pada pemecahan masalah baru terutama terkait

dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat serta tantangan

global secara keseluruhan. Untuk itu pengembangan diarahkan pada kesemua

aspek, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik, bahkan aspek mental

spiritual. Pengembangan tersebut bisa dilakukan melalui kegiatan pendidikan

profesional. Pendidikan profesional dan program profesionalisasi harus selalu

mengikuti perkembangan dan memutakhirkan standar yang digunakan.

Pengembangan staf dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi,

kelompok, maupun individu. Secara institusi, pengembangan staf dimaksudkan

untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam

melaksanakan tugas. Pengembangan staf berdasarkan kebutuhan institusi itu

penting, namun pengembangan berdasarkan kebutuhan individu staf untuk

menjalani proses profesionalisasi juga sangat penting. Karena substansi kajian

dan konteks pendidikan selalu berkembang dan berubah menurut dimensi ruang

dan waktu, maka staf di lembaga pendidikan dituntut untuk selalu meningkatkan

kompetensinya.
4

Berdasarkan observasi awal peneliti di Sekolah SDN 017 Bagan Punak

Meranti penulis menemukan beberapa gejala diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pengembangan staf kurang optimal.

Hal ini dapat dilihat masih banyak staf yang terlambat datang kesekolah.

2. Masih terdapat beberapa staf yang belum sarjana..

3. Kurangnya pelatihan terhadap kompetensi staf .

4. Masih ada staf yang belum melaksanakan tupoksi nya masing-masing.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis mengangkat judul

pada penelitian, “Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam

Pengembangan Staf Di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak

Meranti Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pengembangan staf kurang optimal.

Hal ini dapat dilihat masih banyak staf yang terlambat datang kesekolah.

2. Masih terdapat beberapa guru yang belum sarjana..

3. Kurangnya pelatihan terhadap kompetensi staf.

4. Masih ada staf yang belum melaksanakan tupoksi nya masing-masing


5

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada

masalah Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Pengembangan Staf

Di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Meranti Kecamatan Bangko

Kabupaten Rokan Hilir.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam

pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Meranti

Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendorong dan menghambat kepala sekolah

melaksanakan supervisi dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD)

Negeri 017 Bagan Punak Meranti Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan

Hilir?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui

kegiatan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam

pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Meranti

Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.


6

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong dan menghambat kepala

sekolah melaksanakan supervisi dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar

(SD) Negeri 017 Bagan Punak Meranti Kecamatan Bangko Kabupaten

Rokan Hilir.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Bagi penulis sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata (S-

1) jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Arridho Bagansiapiapi.

2. Bagi kepala sekolah SDN 017 Bagan Punak Meranti sebagai acuan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah terutama sebagai

seorang supervisor/supervisi.

3. Bagi Guru/stafsebagai acuan dalam melaksanakan tugas untuk

meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SDN 017 Bagan Punak

Meranti Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Peran Kepala Sekolah

a. Pengertian Peran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran berarti tindakan yang

dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.5 Peran menurut M, Saekhan

Muchith, peran adalah kontribusi sesuatu yang dapat diberikan kepada yang lain

baik kontribusi negatif maupun positif.6

Admodiwirio menyatakan antara lain bahwa yang dimaksud dengan

peran adalah sekumpulan fungsi yang dilaksanakan oleh seseorang, sebagai

harapan-harapan dari para anggota tentang sistem sosial yang bersangkutan, dan

harapannya sendiri dari jabatan yang ia duduki.7

Peran adalah konsep tentang apa yang harus dilakukan oleh individu

dalam masyarakat dan meliputi tuntutan-tuntutan prilaku dari masyarakat

terhadap seseorang dan merupakan prilaku individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.8 Kita selalu menulis kata peran tetapi kadang kita sulit

mengartikan dan definisi peran tersebut. peran biasa juga disandingkan dengan

fungsi. Peran dan status tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peran tanpa
5
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III, cet-4,
(Jakarta : Balai Pustaka) 2007, h. 641
6
M. Saekhan Muchith, Isu- Isu Kontemporer dalam Pendidikan Islam, (Kudus, STAIN),
2009, h. 39
7
Sudarwam Danim, Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, (Bandung : CV. Pustaka Seti), 2002, h. 145
8
Dewi Wulan Sari, Sosiologi Konsep Dan Teori, (Bandung : PT. Raflika Pratama, 2009),
h. 106.
8

kedudukan atau status, begitu pula tidak ada status tanpa peran. Perbedaan antara

kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang

lain dan sebaliknya. 

b. Kepala sekolah

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dan “sekolah” kata

kepala dapat diartikan ketua atau pimpinan dalam suatu organisasi atau sebuah

lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat

menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala madrasah dapat

diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan

memberi pelajaran.9

Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas

untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar,

atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan

murid yang menerima pelajaran. 10

Ngalim Purwanto dalam bukunya menyebutkan bahwa kepala sekolahlah

sebagai jabatan yang tertinggi di sekolah itu sehingga dengan demikian kepala

sekolah memegang peran segala sesuatunya yang berhubungan dengan tugas

sekolah ke dalam maupun ke luar. Maka dari itu, dalam struktur organisasi

9
Sri Dmayanti , Op. Cit, h. 7
10
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan
Permasalahannya, (Jakarta: Rajawali Press, 2003), h. 83
9

sekolahpun kepala sekolah biasanya selalu didudukkan di tempat yang paling

atas.11

Jabatan kepala sekolah/madrasah bila dikaitkan dengan pengertian

profesional adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk

selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar

kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala

sumberdaya yang ada pada suatu sekolah/madrasah untuk mau bekerja sama

dalam mencapai tujuan bersama.

Melihat beratnya tanggung jawab kepala sekolah, Sudarwan Danim

mengajukan lima kemampuan dasar kepala sekolah, yaitu :

a. Memahami visi organisasi dan memiliki kerja yang jelas.

b. Mampu dan mau bekerja keras.

c. Tekun dan tabah dalam bekerja dengan bawahan, terutama tenaga

administrasi dan tenaga akademiknya.

d. Memberikan layanan optimal dengan tetap tampil rendah hati.

e. Memiliki disiplin kerja yang kuat.12

Kepala sekolah dengan visi yang kuat akanmampu memimpin bawahannya

untuk berjuang mewujudkan visi itu menjadi kenyataan. Tentu kepala sekolah juga

harus menjabarkan visi tersebut kedalam indikasi-indikasi yang konkret, kemudian

menurunkannya kedalam misi,tujuan,strategi, dan program kerja.

11
M Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 160.
12
Murip Yahya, Profesi Tenaga Kependidikan, (Bandung : pustaka setia, 2013), h. 84
10

Menjadi seorang kepala sekolah yang profesional tidaklah mudah,

karena ada beberapa syarat dan kriteria (standar) yang harus dipenuhi, misalnya

seorang kepala sekolah harus memenuhi standar tertentu seperti kualifikasi

umum dan khusus, serta harus mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu.

Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional

tentang standar kepala sekolah Nomor 13 Tahun 2007.

Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Studi

keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah

seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah.13

2. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

a. Pengertian Supervisor (Supervisi)

Secara historis konsep supervisi sudah diterapkan secara tradisional,

yaitu pada pekerjaan inspeksi dengan cara mengawasi untuk mencari kesalahan

dan menemukan kesalahan. Setelah menemukan kesalahan baru diadakan upaya

untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Perilaku supervisi yang demikian

dikatakan oleh Sahertian adalah sebagai snooper vision, yaitu tugas memata-

matai untuk menemukan kesalahan. Konsep seperti ini membuat para staf takut

melangkah. Bahkan lebih dari itu, staf enggan berkreativitas. Kondisi tersebut

akan menjadikan staf tidak berkembang (stagnan) dalam melaksanakan tugas

karena takut disalahkan.14

Dari segi etimologi, supervisi berasal dari kata ”Super” dan ”Visi”. Super

artinya mempunyai kelebihan tertentu, seperti kelebihan dalam kedudukan,


13
Wahjosumidjo, Op.Cit, h. 82
14
Piet A. Sahertian, Op.Cit, h. 16
11

pangkat, dan kualitas, dan Visi artinya melihat atau mengawasi. Karena itu

supervisi dapat diartikan sebagai kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh

seorang pejabat terhadap bawahannya, agar bawahannya dapat melaksanakan

tugas dengan baik.15

Supervisi merupakan kegiatan untuk membantu bawahannya agar dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik.16 Robbins dalam Pidarta berpendapat

bahwa, supervisi adalah sebagai suatu aktivitas pengarahan langsung terhadap

aktivitas-aktivitas bawahan. Pendapat yang hampir sama juga disampaikan oleh

Sergiovanni seperti dikutip oleh Pidarta bahwa supervisi adalah suatu proses

yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap

aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada

personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah.17

Supervisi ditekankan sebagai pembinaan yang diberikan kepada seluruh

staf agar mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya sendiri

dalam mengembangkan kemampuannya.

Berdasarkan uraian di atas supervisi dapat membantu staf dalam

meningkatkan kemampuannya agar menjadi staf yang profesional. Tujuan

supervisi tersebut pada akhirnya adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang

memungkinkan untuk dapat suatu bantuan, layanan dan pembinaan terhadap staf

agar mampu membina dirinya sendiri sehingga mahir dan terampil dalam upaya

menunjang proses belajar-mengajar. Dengan kata lain, supervisi bertujuan

15
Ibid, h. 121
16
Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia), 2003, h. 99
17
Pidarta Made, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta), 2009, h. 2
12

menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku para pekerja sekolah, agar

mereka mampu menjalankan tugasnya di sekolah sebagai tenaga pendidikan

yang profesional. Tujuan supervisi adalah membantu para staf memperoleh arah

diri dan belajar memecahkan sendiri masalah-masalah yang mereka hadapi,

Semuanya itu adalah bermaksud untuk membimbing pertumbuhan staf agar

memiliki kompetensi dan professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

b. Tujuan, Fungsi Dan Prinsip Supervisi

1) Tujuan Supervisi

Tujuan dari kegiatan supervisi adalah mengembangkan situasi dan

kondisi proses belajar dan mengajar lebih baik. Usaha perbaikan belajar dan

mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu

pembentukan pribadi anak secara maksimal. Untuk menciptakan situasi dan

kondisi tersebut diperlukan kepandaian atau kemahiran kepala sekolah dalam

merekrut tenaga pengajarnya yaitu menyeleksi tenaga pengajarnya yang

berkompeten di bidangnya.

Jika ditinjau dari fungsinya, maka supervisi itu akan tampak pada kinerja

supervisor dalam melaksanakan tugas. Banyak pendapat dari para ahli tentang

supervisi, salah satunya adalah pendapat Oliva yang dikutip oleh Sahertian yang

menyatakan bahwa, supervisi dapat dipandang sebagai:

a. Sebagai koordinator, supervisor harus dapat mengkoordinasikan semua tugas-

tugas anggota staf dan membagi kegiatan yang berbeda-beda diantara staf-

staf.
13

b. Sebagai konsultan, supervisor harus dapat memberi bantuan, serta dapat

memberikan konsultasi masalah yang dialami oleh para staf.

c. Sebagai pemimpin kelompok, supervisor harus dapat memimpin sejumlah

staf dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan

kurikulum, materi pelajaran, dan kebutuhan profesional guru secara bersama.

Sebagai pemimpin kelompok supervisor harus dapat mengembangkan

keterampilan dan kiat-kiat dalam penyelesaian tugas dan pekerjaannya.

d. Sebagai evaluator, supervisor harus dapat membantu staf dalam menilai

(mengevaluasi) hasil kerja nya. Disamping itu, supervisor harus dapat

membantu staf agar dapat belajar menatap dirinya sendiri atau mengevaluasi

diri sendiri.18

Dengan memperhatikan ke empat peranan supervisi tersebut di atas,

maka supervisor bertugas untuk memberikan pelayanan dengan cara membantu,

membina, membimbing dan memotivasi kepada staf untuk menjadi tenaga yang

profesional dalam menjalankan tugasnya. Untuk memperoleh hasil yang

maksimal, maka tugas supervisor harus dilaksanakan secara kontinyu dan

sungguh-sungguh. Salah satu supervisor yang dapat melakukan tugas ini adalah

kepala sekolah, dengan alasan bahwa kepala sekolah mempunyai banyak waktu

di sekolah sehingga dapat memberikan pelayanan supervisi setiap saat kepada

staf-staf yang membutuhkan.

Tujuan supervisi menurut Sergiovani adalah :

18
Sahertian, Op.Cit, h. 25
14

a) Tujuan akhir adalah untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan para

siswa yang bersifat komprehensif dengan demikian sekaligus akan

memperbaiki masyarakat.

b) Tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah dalam menyelesaikan

program pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinyu.

c) Tujuan dekat ialah bekerjasama dengan mengemban proses belajar mengajar.

d) Tujuan perantara adalah membina guru-guru agar dapat mendidik para siswa

dengan baik atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi.

Dari beberapa tujuan supervisi yang telah dikemukakan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi adalah untuk memajukan dan

mengemban proses kegiatan belajar mengajar secara komprehensif, tidak hanya

berkisar pada penyeleksian dan penerimaan yang ketat akan tetapi pembinaan

terhadap potensi guru-guru yang sudah ada dalam arti luas, termasuk didalamnya

pengandaan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Oleh karena

itu, tujuan supervisi bisa dicapai pelaksanaan jika dilandasi dengan asas

kebersamaan, demokratis dan terbuka.

2) Fungsi Supervisi

Fungsi dan tujuan memiliki kesamaan arti karena fungsi dan tujuan dapat

berupa satu objek. Tetapi disini fungsi dapat diartikan sebagai sesuatu yang

berhubungan dengan sistim, sedangkan tujuan berhubungan dengan apa yang

hendak dicapai oleh sub-sub sistemnya, sehingga jelas kiranya supervisi

dipandang sebagai bagian dari organisasi.


15

Fungsi supervisi adalah memperbaiki proses pembelajaran, yang

berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Oleh karena itu, usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran hendaknya

dilakukan secara kontinyu oleh kepala sekolah.

Empat fungsi utama kepala sekolah sebagai seorang supervisor dalam

bidang pendidikan. Menurut N.A. Ametembun dalam buku Donni Juni Priansa

Rismi Somad adalah

1. Fungsi Penelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi

pendidikan (khususnya sasaran-sasaran supervisi pengajaran), maka

diperlukan penelitian terhadap situasi dan kondisi tersebut. Penelitian disini

dimaksudkan untuk melihat situasi proses belajar mengajar guna menemukan

masalah-masalah, kekurangan baik pada guru, murid, perlengkapan,

kurikulum, tujuan pengajaran, metode mengajar maupun perangkat lain di

sekitar keadaan proses belajar mengajar. Penelitian tersebut harus bersumber

pada data yang aktual dan bukan pada data yang non aktual dan bukan pada

informasi yang telah kadaluarsa.

2. Fungsi Penilaian

Kegiatan penilaian ini di maksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi situasi dan kondisi pendidikan serta pengajaran yang telah

diteliti sebelumnya, kemudian dievaluasi untuk melihat bagaimana tingkat

kualitas pendidikan di sekolah itu, apakah menggembirakan atau

memprihatinkan, mengalami kemajuan atau kemunduran. Hanya untuk di


16

ingat dalam etika pendidikan penilaian itu harus menekankan terlebih dahulu

pada aspek-aspek positif (kebaikan-kebaikan dan kemajuan-kemajuan),

kemudian pada aspek negatif, kekurangan dan kelemahan-kelemahan.

3. Fungsi perbaikan

Setelah diadakan suatu penilaian terhadap aspek pengajaran maka

memperbaiki aspek-aspek negatif yang timbul dan melakukan suatu

perbaikan-perbaikan. Memperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya

perbaikan dan atau peningkatan. Hal ini pun bisa sebagai pemecahan atas

masalah-masalah yang dihadapi pelatihan ini dapat berupa loka karya,

seminar, demontrasi mengajar, simulasi, observasi, saling mengunjungi atau

cara lain yang di pandang lebih efektif.

4. Fungsi Peningkatan

Meningkatkan atau mengembangkan aspek-aspek positif agar lebih baik lagi

dan menghilangkan aspek negatif yang ada. Sehingga aspek negatif yang di

timbulkan di ubah menjadi aspek positif dan aspek positif di kembangkan lagi

sehingga menjadi lebih baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi,

mengarahkan, memberi semangat agar guru mau menerapkan cara baru,

termasuk dalam hal ini membantu guru dalam memecahkan kesulitan dalam

menggunakan cara-cara baru tersebut.19

19
Ibid, h. 89-90
17

3) Prinsip Supervisi

Seorang supervisor dalam tugas supervisinya akan berhadapan dengan

masalah-masalah yang cukup beragam, dengan gejala-gejala yang berbeda

dengan faktor-faktor yang berlainan. Landasan pokok yang melandasi semua

tindakan dan sikap supervisi adalah pancasila. Karena pancasila adalah prinsip

dasar dan falsafah yang menjiwai seluruh kehidupan bangsa dan dengan

sendirinya supervisi di Indonesia berdasarkan pancasila.

Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi

dilingkunganpendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat

otokrat dan korektif menjadi sikap yang kontruktif dan kreatif. Untuk itu

supervisi dilaksanakan berdasarkan data, dan fakta yang objektif, maka prinsip

supervisi yang dilaksanakan adalah :

a. Prinsip Ilmiah (scientific)

Ilmiah di sini berarti supervisi dilakukan secara teratur, di buat program-

program dengan sistematis, dilakukan dengan berkelanjutan, dirumuskan

masalah-masalah yang akan disupervisi dan dengan menggunakan media

yang informatif.

b. Prinsip Demokratis

Demokratis berarti mengutamakan azas musyawarah dan kerjasama yang

baik, menerima ide orang lain secara menghindari sikap egois dan pemaksaan

kehendak. Kalau ditinjau dari literatur keislaman, prinsip ini memang

diperintahkan bahkan ditetapkan sebagai salah satu ciri orang yang beriman.
18

c. Prinsip Kerjasama (kooperatif)

Kerjasama (kooperatif) adalah usaha kerjasama seluruh personil sekolah

untuk mengembangkan proses instruksional yang efektif. Sedangkan

kontruktif dimaksudkan bahwa supervisi dilihat sebagai bagian integral dari

program pendidikan yang merupakan bantuan untuk semua guru yang

disesuaikan dengan semua kebutuhan personil sekolah.

d. Prinsip Konstruktif dan kreatif.

Para kepala sekolah baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi

problema dan kendala dalam melaksanakan supervisi. Adanya problema dan

kendala tersebut sedikit banyak bisa diatasi apabila dalam pelaksanaan

supervisi kepala sekolah menerapkan prinsip-prinsip supervisi.20

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip supervisi dilakukan

dengan tujuan untuk mengembankan sikap dan prilaku staf dengan selalu

berperinsip kepada usaha-usaha perbaikan bukan mencari kesalahan. Prinsip

supervisi akademik harus dilaksanakan secara cermat dan tepat sehingga

ketepatan sasaran pada obyek permasalahan yang dihadapi dapat dilihat secara

jelas oleh kepala sekolah. Dengan demikian staf sekolah yang sedang diawasi

tidak merasakan tekanan ataupun beban, melainkan sebagai suatu wahana untuk

mengatasi permasalahan yang akan dihadapi.

20
Piet, A. Suhertian, Op.Cit, h. 30-31
19

c. Langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan supervisi

mencakup persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut.

1.  Persiapan

Kegiatan persiapan yang perlu dilakukan adalah:

a. Penyusunan program supervisi dan organisasi supervise. Dalam program

supervisi harus tercermin: jenis kegiatan, sasaran, pelaksanaan, waktu dan

instrument. Dalam organisasi supervisi tercermin mekanisme pelaksanaan

pelaporan dan tindak lanjut. Pelaksanaan supervisi melibatkan:

1) Pengawas

2) Kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan petugas yang ditunjuk.

b. Menyiapkan instrumen atau penjelasan teknis pelaksanaan supervisi dan

kebijakan terbaru tentang petunjuk pelaksanaan pendidikan disekolah.

2.  Pelaksanaan Supervisi

a. Supervisi harus berkesinambungan

b. Supervisi berhasil apabila pelaksanaannya dilakukan pada awal danakhir

caturwulan untuk dibandingkan

c. Terampil menggunakan instrumen

d. Mampu mengembangkan instrumen

e. Supervisi bukan menggurui tetapi bersifat pemecahan masalah

f. Supervisi harus mencakup teknis administratif dan teknik edukatif

g. Supervisor :

1) Penguasaan materi yang akan disupervisi


20

2) Membawa instrument-instrumen, kartu masalah, dll

3.  Penilaian kegiatan supervisi dan tindak lanjut

a.  Penilaian

1) Keterbacaan keterlaksanaan program supervisi

2) Keterbacaan dan kemantapan instrument

3) Hasil supervisi

4) Kendala dalam pelaksanaan supervises atau hasil supervisi

b.  Tindak Lanjut

1) Langkah-langkah pembinaan

2) Program supervisi selanjutnya.21

3. Pengembangan Staf
Pengembangan merupakan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan pengetahuan, sikap, dan sifat-sifat kepribadian untuk memegang

tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang Tujuan pengembangan

adalah untuk mengatasi kekurangan-kekurangan para staf dalam bekerja yang

disebabkan oleh ketidak mampuan dalam melaksanakan pekerjaan sekaligus

agar menjadi lebih produktif. Melalui pengembangan staf pula, diharapkan

sebagai salah satu cara mengatasi tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan

terkait dengan perubahan dan tuntutan zaman

Di dalam lingkungan sekolah yang termasuk ”staf” adalah semua

pegawai administrasi, pegawai perpustakaan, dan karyawan yang ikut

mendukung berjalannya proses pendidikan. Pengembangan staf merupakan salah


21
Sutadji, Iman, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bagian
Proyek Pengadaan Sarana dan Peningkatan Mutu Dikmenum.2000.
21

satu bidang supervisi. Oliva dalam Supervision for Today’s Schools menyatakan

bahwa peran supervisor adalah meliputi pengembangan pengajaran,

pengembangan kurikulum, dan pengembangan staf.22

Pengembangan staf atau seringkali disebut pengembangan sumber daya

manusia. Supervise pendidikan merupakan kegiatan peningkatan kemampuan

personil baik formal atau non formal, atau bisa atas kemauan yang bersangkutan.

Dengan demikian pengembangan SDM ini bisa dilaksanakan karena program

kerja kelembagaan dan kegiatan pengembangan SDM atas inisiatif pegawai itu

sendiri.

Pengembangan staf merupakan bidang yang penting dari supervisi,

karena salah satu sasaran supervisi adalah pengembangan yang merupakan

pelayanan untuk membantu meningkatkan kemampuan guru agar dalam

mengajar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat mengangkat mutu

pendidikan para siswa. Ini merupakan salah satu tugas kepala sekolah sebagai

supervisor.

Menurut Oliva, pengembangan staf dibagi menjadi dua aspek, yaitu:

1. Susunan kepegawaian yang dipandang sebagai penempatan pegawai

berkualitas untuk melaksanakan tugas.

2. Pelatihan yang dibedakan menjadi pendidikan dalam pelayanan dan persiapan

lanjutan.23

Pengembangan staf lembaga pendidikan sangatlah penting diadakan, hal

ini diperlukan karena dalam pengembangan terdapat beberapa tujuan pokok


22
Peter F. Oliva, Pengawasan Sekolah, (New York & London: Longman Inc, 2000), h.
84
23
Ibid, h. 222
22

yakni untuk mengatasi kekurangan-kekurangan para karyawan dalam bekerja

yang disebabkan oleh ketidak mampuan dalam pelaksanaan pekerjaan dan

sekaligus agar menjadi produktif. Karena bagaimanapun, selain factor-faktor

lainya, kualitas pegawai/staf juga harus diakui sangat menentukan berkembang

atau tidaknya suatu lembaga, ini tepat dengan anggapan bahwa apa

artinya/pentingnya sarana-prasarana yang lengkap bagi sebuah lembaga kalau

tidak mampu memanfaatkan atau didukung oleh tenaga staf yang berkualitas.

4. Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Pengembangan Staf

Kepala sekolah sebagai supervisor dibebani peran dan tanggung jawab

memantau, membina, dan memperbaiki kemampuan staf disekolah. Dengan

begitu kepala sekolah adalah mereka yang telah menguasai dengan baik

perangkat kemampuan staf serta dilengkapi dengan kemampuan yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan tertentu agar mereka siap menjalankan peranan

dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Pengetahun, keterampilan dan

pengalaman yang dimiliki oleh supervisor melalui berbagai usaha pendidikan

dan latihan. Mulyasa menjelaskan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang

dirancang secara khusus untuk membantu para staf dan supervisor dalam

mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan

dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang baik pada orangtua peserta

didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat

belajar yang lebih efektif.24

24
E. Mulyasa, Manajeman dan kepemimpinan kepala sekolah ,(Jakarta,: Bumi Aksara,
2012), h. 252
23

Oleh karena itu Rifai menyatakan bahwa, kepala sekolah sebagai

supervisor harus memiliki kemampuan untuk :

a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas.

b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan.

c. Memberikan dorongan dan semangat kerja.

d. Memberikan latihan dan bimbingan.

e. Mengadakan pengawasan.25

Kepala Sekolah di dalam mengembangkan staf dapat dijalankan melalui

pendidikan dan pelatihan staf, pertemuan sejawat staf, seminar, diskusi,

lokakarya, penyediaa bahan bacaan dan media elektronik. Dalam pengembangan

staf lembaga pendidikan, usaha kepala sekolah sangatlah berpengaruh. Hal ini

disebabkan karena pertumbuhan dan keberhasilan suatu organisasi banyak

ditentukan oleh pimpinan. Selain itu pimpinan juga merupakan penentu arah yang

hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Mulyasa

mengatakan bahwa arah (arah yang disusun dan di jalankan oleh organisasi yang

bersangkutan) yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan harus

sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan

prasarana yang tersedia.26 Kepala sekolah sebagai pimpinan atau manajer di

semua jenjang, khususnya lembaga pendidikan harus mempunyai tiga jenis

ketrampilan dasar yaitu;

1. Teknis dan professional meliputi pengetahuan pekerjaan yang ditekuni,

metode kerja dan kemampuan menggunakan metode tersebut.

25
Moh Rifai, Menjadi Supervisor Yang efektif, (Jakarta : Rosda Karya), 2001, h. 30-31
26
Mulyasa, Op.Cit, h.11
24

2. Interpersonal meliputi pemahaman motivasi kerja karyawan, efektifitas

hubungan dengan para karyawan, ketrampilan-ketrampilan berkomunikasi

dan sensitifitas atau kepekaan hubungan.

3. Manajerial dan administrative yang mencakup pemahaman akan

kompleksitas organisaasi,kemampuan merumuskan tujuan dan sasaran

organisasi, memecahkan masalah dan melaksanakan pengawasan terhadap

staf (Ali Imron et.all,Op. Cit., 2003:80).

Dari ketrampilan-ketrampilan diatas, setidaknya seorang pimpinan harus

menggunakannya dalam peningkatan dan pengembangan institusi serta potensi

staf khususnya. Dalam pengembangan potensi staf tersebut, meliputi empat jenis

pengetahuan dan ketrampilan yang menjadi sasaran dan tujuannya, anatar lain:

1. Ketrampilan dasar dalam penguasaan grammar, matematika, membaca,

mendengar, menulis dan keamanan kerja.

2. Ketrampilan teknis yang terkait dengan bidang pekerjaan yang ditangani.

3. Ketrampilan hubungan antar pribadi, meliputi ketrampilan berkomunikasi,

hubungan manusiawi, hubungan dengan pimpinan dan serikat kerja.

4. Ketrampilan-ketrampilan konseptual umum, meliputi ketrampilan

perencanaan strategi dan oprasional, rancangan, dan pemahaman akan

kebijakan organisasi.

Secara sistematis, pengembangan staf dapat dilakukan melalui lima

langkah, yaitu: (1) menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis, (2)

menganalisis kebutuhan pengembangan, (3) mengembangkan strategi dan


25

media, (4) melaksanakan kegiatan pengembangan , dan (5) menilai kegiatan

pengembangan.

5. Faktor-faktor yang Mendorong dan Menghambat Kepala Sekolah

Melaksanakan Supervisi dalam Pengembangan Profesi guru.

Program yang baik tidak akan luput dari kendala atau rintangan dalam

aplikasinya. Demikian juga supervisi. Dalam pelaksanaan supervisi, ternyata

banyak kendala yang dijumpai. Berikut adalah beberapa kendala tersebut.

a. Kurang Ghirah Keilmuan staf

Kurangnya ghirah keilmuan staf ini menjadi kendala utama pengembangan

kualitas staf. Tentu, ini adalah pekerjaan berat karena bentuknya mengubah

mindset, mental, dan kesadaran staf yang sudah terbentuk lama atau bawaan

lahir. Namun, di sinilah tantangan menarik bagi supervisor, khususnya kepala

sekolah. Keteladanan menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan imajinasi yang

secara bertahap akan memancarkan aura keilmuan dalam membangkitkan

semangat intelektual staf.

b. Pemimpin yang Kurang Berwibawa

Kewibawaan sangat penting untuk menggerakkan perubahan. Kewibawaan

seseorang mampu menggerakkan orang lain secara alami dengan kekuatan

spiritualnya. Kewibawaan bisa muncul dengan kejujugan, konsistensi

(istiqamah) dalam menerapkan aturan, tidak pandang bulu, dan selalu

mempertanggungjawabkan sikap dan perbuatan yang dilakukan.

c. Lemahnya Kreativitas
26

Supervisi membutuhkan kreativitas tinggi dari para supervisor untuk mencari

solusi dari problem yang didera di lapangan. Supervisor harus jeli membaca

masalah, menganalisis, mengurai faktor penyebab dan hal-hal yang terkait

dengannya, menyuguhkan secara menyeluruh ptoblem yang dihadapi, dan

langkah yang harus diambil sebagai solusi efektif.27

Jadi Seorang kepala sekolah yang memiliki tugas dan kewajiban menjadi

supervisor harus dapat mengatasi hal-hal yang dapat menghambat berjalannya

supervisi di lembaganya supaya dapat berjalan dengan efektif dan tujuan yang

ditargetkan dapat tercapai.

27
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, (Johjakarta : Diva
perss), 2012, h. 179-181
27

B. Kajian Penelititian Yang Relevan

1. Ahmad Jurin (2000) penelitiannya yang berjudul “Peran Kepala Sekolah Sebagai

Supervisor Dalalm Meningkatkan Kinerja staf di SDN 005 Tembilahan

Kabupaten Indra Giri Hilir”.28 Dalam penelitian nya Ahmad menggunakan jenis

studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Tujuan Ahmad melakukan penelitian

adalah untuk mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam

meningkatkan kinerja staf. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data

yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun fokus atau variabel dalam

penelitiannya adalah peran kepala sekolah sebagai supervisor. Adapun hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ahmad yaitu supervise yang dilakukan kepala

sekolah adalah supervisi kunjungan kelas dan supervisi individu. Terdapat

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, persamaan

dalam penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui peran kepala sekolah

sebagai supervisor. Jenis dan teknik pengumpulan data juga menggunakan jenis

dan teknik yang sama. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini yaitu Ahmad

melihat peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sedangkan

penulis ingin melihat pran kepala sekolah sebagai supervisor dalam

pengembangan stafdan kurikulum.

2. Yaya Bakti (2002) skripsinya yang berjudul “peran kepala sekolah sebagai

supervisor di SD Barnas Kabupaten Palalawan”. 29 Terdapat perbedaan dan

persamaan dalam penelitian yang penulis lakukan. Adapun persamaannya adalah

28
Ahmad Jurin, Skripsi/Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalalm Meningkatkan
Kinerja Guru di SDN 005 Tembilahan Kabupaten Indra Giri Hilir, 2000.
29
Yaya Bakti, Skripsi/Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor di SD Barnas
Kabupaten Palalawan, 2002
28

penelitian Yaya ingin mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor.

Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Yaya di SD Barnas

Kabupaten palalawan

Dari berbagai penelusuran terhadap karya penelitian sebelumnya yang

relevan tersebut belum ditemukan penelitin yang mengangkat judul peran kepala

sekolah sebagai supervisor dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD)

Negeri 017 Bagan Punak Meranti. Dari persamaan dijumpai tentang peran

kepala sekolah sebagai supervisor, sedangkan perbedaannya terletak pada

pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Meranti,

tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian.

C. Kerangka Berfikir

Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, mempunyai peranan yang

penting untuk menggerakkan, membimbing, melindungi, membina, memberi

teladan, dorongan, serta bantuan kepada guru, murid dan stafdi sekolah, peran

dan fungsi yang terpenting lagi bagi kepala sekolah adalah menggerakkan segala

sumber yang ada pada suatu sekolah. Sehingga dapat didayagunakan secara

maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah sebagai pelaksana supervisi harus mampu membimbing

staf secara efesien yang dapat menanamkan kepercayaan, menstimulir dan

membimbing penelitian profesional, usaha kooperatif yang dapat menunjukkan

kemampuannya membantu staf dalam memecahkan masalah yang dihadapinya

dan mampu mengadakan studi dan pembinaan profesional dalam rangka

peningkatan kualitas mengajar dan mutu pembelajaran.


29

Pengembangan staf yang merupakan pelayanan untuk membantu

meningkatkan kemampuan staf agar dalam mengajar menjadi lebih efektif dan

efisien sehingga dapat mengangkat mutu pendidikan para siswa. Ini merupakan

salah satu tugas kepala sekolah sebagai supervisor.

D. Konsep Operasional

Penelitian ini dapat diukur melalui indikator-indikator yang ditetapkan

yang berlandaskan teori-teori yang telah dikemukakan. Adapun konsep

operasional yang berupa indikator-indikator tentang Peran Kepala Sekolah

Sebagai Supervisor dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017

Bagan Punak Meranti, Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir adalah

sebagai berikut :

Tabel 1.
Konsep Operasional
Variabel Sub variabel Indikator
Peran 1. Persiapan a. Penyusunan program supervisi dan
Kepala organisasi supervisi
Sekolah
Sebagai 2. Pelaksanaan b. Supervisi harus berkesinambungan
Supervisor Supervisi
dalam 3. Penilaian c. Melakukan evaluasi
pengemba 4. Tindak lanjut d. Melakukan langkah-langkahh pembinaan
ngan staf
30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah serta dengan memanfaatkan metode alamiah. 30 Oleh karena itu

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara rinci dan

mendalam bagaimana peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam

pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Meranti

Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.31

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak

Meranti Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.

2. Waktu

Adapun pelaksanaan waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari

sampai Maret 2018 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

sebagai berikut :

30
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 6.
31
Saifudin Azqar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2009, h. 24
31

Tabel 2.
Waktu Penelitian
N0 Uraian kegiatan Jan Feb Maret April Mai Juni Juli
1 Pra Penelitian
2 Penyusunan
proposal
3 Seminar proposal
4 Penelitian
kelapangan
5 Pengolahan data
6 Bimbingan
Skripsi
6 Munaqosah

C. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah staf-staf Sekolah Dasar

(SD) Negeri 017 Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.

Sedangkan yang menjadi objek pada penelitian ini adalah peran kepala sekolah

sebagai supervisor dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017

Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi penelitian dalam suatu ruang

lingkup dan waktu tertentu.32 Populasi dalam penelitian ini berjumlah 27

orang yang terdiri dari satu orang kepala sekolah, dua orang TU, satu orang

penjaga sekolah 2 orang petugas perustakaan dan 21 orang guru Sekolah

Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan

Hilir

32
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: RinekaCipta), 2004, h. 118
32

2. Sampel

Sampel penelitian terdiri dari seluruh staf Sekolah Dasar (SD) Negeri 017

Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir yang berjumlah 5

orang Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampel,

yaitu pengambilan sampel dengan melihat karakteristik yang ada dan

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.33

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka mungungkapkan dan manggali informasi yang sesuai,

maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi ini penulis gunakan untuk melakukan pengamatan langsung

terhadap subjek penelitian di lokasi penelitian. Dalam observasi ini peneliti

lebih banyak menggunakan salah satu panca inderanya, yaitu indra

penglihatan, instrument observasi akan lebih efektif jika informasi yang

hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja

responden dalam situasi alami.

b. Wawancara

Metode wawancara (Interview) merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.34 Pewawancara

33
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta :
Erlangga, 2003), h. 65
34
Ibid, h. 73
33

(interviewer) mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan.35

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari mata mengenai hal- hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda sebagainya.36

2. Instrument Penelitian

Adapun instrument penelitian peran kepala sekolah sebagai supervisor

dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak

Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.

Tabel 3.
Kisi-kisi Instrumen Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
dalam Pengembangan staf
Variabel Sub variabel Indikator No
item
Peran 1. Persiapan a. Penyusunan program supervisi 1,
Kepala dan organisasi supervisI
Sekolah
Sebagai 2. Pelaksanaan b. Supervisi harus 2,
Supervisor Supervisi berkesinambungan
dalam
pengemba 3. Penilaian c. Melakukan evaluasi 3
ngan staf 4. Tindak lanjut d. Melakukan langkah-langkah 4
pembinaan

35
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya),
2000, h. 135
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta), 2002, h. 236
34

F. Teknik Analisis Data

Dalam pelaksanaan analisis data dilakukan pengecekan data yang berasal

dari wawancara dengan staf. Dari data yang sudah diperoleh kemudian di

analisis melalui beberapa tahapan:

1. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang

akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, serta merencanakan

tindakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah di fahami tersebut. Selain itu

melalui penyajian data, maka data dapat terorganisasikan sehingga akan

semakin mudah difahami. Sajian data tersebut dimaksudkan untuk memilih

data yang sesuai dengan kebutuhan peneliti tentang peran kepala sekolah

sebagai supervisor dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri

017 Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Ini artinya data

yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, sekiranya data mana yang

diperlukan untuk penulisan laporan penelitian.37

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti, merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya dan membuang yang

tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Di sini data

yang direduksi mengenai peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam


37

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,


2006, h. 345.
35

pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak

Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir

3. Conclusion Drawing/ Verification (Kesimpulan)

Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini

akan diikuti dengan bukti-bukti yang diperoleh ketika penelitian di lapangan.

Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan data akhir dari keseluruhan

proses tahapan analisis sehingga keseluruhan permasalahan mengenai peran

kepala sekolah sebagai supervisor dalam pengembangan staf di Sekolah

Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan

Hilir dapat terjawab sesuai dengan data dan permasalahannya.

Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisis data

untuk mengambil sebuah kesimpulan akhir yang bersifat kualitatif. Proses

analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari hasil

wawancara dengan staf. Kemudian penulis mendeskripsikan wawancara dengan

menghubungkan dengan teori-teori tentang peran kepala sekolah sebagai

supervisor dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan

Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir

BAB IV
36

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan Punak

Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan Punak Meranti merupakan sekolah

yang berada di kecamatan Bangko, kabupaten Rokan Hilir yang letaknya di

jalan kecamatan KM 4 Bagan Punak Meranti. Sekolah ini berdiri pada Tahun

1982 yang merupakan sekolah rintisan pertama yang didirikan oleh masyarakat

setempat untuk menjadikan sekolah tersebut sebagai tempat menimba ilmu bagi

anak-anak dan sekolah ini juga merupakan sekolah satu-satunya yang berada di

jalan kecamatan KM 4 Bagan Punak Meranti. Siswanya di dominasi oleh

masyarakat setempat yang mayoritas orang-orang melayu dan jawa.

Sekolah ini merupakan sekolah yang memiliki banyak siswa yang

hampir mencapai lima ratusan, di sebabkan oleh letaknya yang strategis dengan

rumah penduduk. Sebelumnya sekolah ini di kenal dengan sekolah Dasar filial

yang berada di bagan punak, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Rokan Hilir

yang ingin menata secara teratur urutan sekolah dasar yang ada di kabupaten

Rokan Hilir, sehingga SD Filial ini di jadikan Sekolah Dasar Negeri sekarang di

kenal dengan Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan Punak Meranti, yang dipimpin

oleh ibu Nurlela, S.Pd. SD yang masa pengabdian kepempinannya dari tahun

2010 hingga sekarang. Dengan dibantu oleh Tenaga pendidik dan kependidikan

yang terdiri dari 27 orang, diantaranya satu orang kepala sekolah, 21 orang
37

sebagai tenaga pengajar, satu orang Tata Usaha, dan satu operator, dua orang

petugas perpustakaan dan satu orang penjaga sekolah.

.
2. Visi , Misi dan Tujuan Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan Punak

a. Visi Sekolah

”Terwujudnya madrasah teladan untuk mencetak insan yang bertaqwa,

berilmu, terampil, sadar dan berakhlak karimah.”

b. Misi Sekolah

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,

sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi

yang dimiliki.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga sekolah.

3. Mendorong dan membantu sikap siswa untuk mengenali potensi dirinya,

sehingga dapat berkembang secara optimal.

4. Menumbuhkan dan mengembangkan minat dalam penerapan ilmu

pengetahuan.

5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa

sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia.

6. Mendorong wawasan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak

tinggi dan bertakwa pada tuhan yang maha esa.


38

c. Tujuan Sekolah

1. Tujuan Jangka Pendek

Tujuan jangka pendek yaitu tujuan kondisional atau tujuan yang

hendak dicapai dalam jangka satu tahun

a) Meningkatkan rata-rata nilai hasil ujian akhir madrasah dan ujian akhir

sekolah berstandar nasional pada tahun yang akan datang.

b) Setiap siswa yang menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Dasar

Negeri 017 Bagan Punak Meranti, telah bebas dari buta aksara alquran

c) Mengikutii pertandingan/perlombaan baik akademis maupun non

akademis

2. Tujuan Jangka Panjang

a) Meningkatkan rata-rata nilai hasil ujian akhir madrasah (UAS) dan ujian

akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) minimal 75

b) Mampu bersaing positif dengan Sekolah SMP/MTs lain dirokan hilir

secara kualitas dan dapat membawa siswa untuk lulus masuk

SMAN/MAN maupun SMKN dengan target 80% - 100%

c) Memiliki prestasi dibidang kesenian daerah tingkat Kabupaten Rokan

Hilir

Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi dan

dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) Sekolah Menengah Pertama yang telah dibakukan secara

nasional sebagai berikut :


39

a. Menyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama yang diyakini

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban berkarya dan

memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.

c. Berfikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif dalam memecahkan

masalah serta berkomunikasi melalui berbagai media.

d. Menyenangi dan menghargai karya seni, menjalankan pola hidup

bersih, bugar dan sehat.

3. Keadaan Guru di Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan Punak

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses

pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya

manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru

yang merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan

serta secara aktif dan menempatkan kedudukanya sebagai tenaga

profesional sesuai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.38

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, dapat diketahui tenaga

pendidik dan kependidikan di Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan Punak Meranti

dibawah ini berjumlah 27 orang dengan rincian sebagai berikut :

38
Sardiman A.M, “Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001, h.123
40

Tabel 4.
Keadaan Guru Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan Punak Meranti
Kecamatan Bangko Tahun Pelajaran 2018/2019
No Nama Pendidikan Jabatan Ket
1 Nurlela, S.Pd.SD S1 Kepala Sekolah PNS
2 Zuraida SPG Guru kelas 1 B PNS
3 Nurseha, S.Pd.SD S1 Guru kelas II B PNS
4 Rusmidar, S.Pd S1 Guru Penjas PNS
5 Raniyalis, S.Pd.SD S1 Guru Mulok PNS
6 Hj. Azizah, S.Pd. S1 Guru kelas IV A PNS
7 Rojipah, S.Pd. S1 Guru kelas VI B PNS
8 Susilawati, S.Pd. S1 Guru kelas IV C PNS
9 Ernawati, S.Pd. S1 Guru kelas II C PNS
10 Junaidi, A.Ma D II Guru Penjas PNS
11 Ida Royani, S.Pd. S1 Guru kelas V B PNS
12 Sri Muyani, S.Pd. S1 Guru kelas V A PNS
13 Masriana, S.Pd. S1 Guru kelas III A PNS
14 Fatimah Manaf, S.Pd. S1 Guru kelas II A PNS
15 Robiatun Ningsih, S.Pd. S1 Guru kelas VI A PNS
16 Nurlaili, S.Pd.SD S1 Guru kelas III B PNS
17 Kusiawati, S.Pd. S1 Guru kelas 1 C PNS
18 Normi, S.Pd. S1 Guru kelas 1 A PNS
19 Rosita, S.Pd. S1 Guru kelas IV B Honor Daerah
20 Ridwan, S.Pd. S1 Guru PAI Honor Komite
21 Risa SMA Guru Mulok Honor Daerah
22 Desi Yanti, S.Pd. S1 Guru kelas III C Honor Daerah
23 Melisa, S.Pd. S1 Ka TU Honor Daerah
24 Juliartina SMA Tata Usaha Honor Daerah
25 Maisalamah, S.Pd. S1 Petugas Honor Daerah
Perpustakaan
26 Salmah, S.Pd. S1 Petugas Honor Daerah
Perpustakaan
27 Wan Tina SD Penjaga Honor Komite
Sumber data : Dokumentasi SD Negeri 017 Bagan Punak Meranti 2018/2019
41

4. Keadaan Siswa

Proses pembelajaran di sekolah tidak akan terselenggara tanpa

adanya siswa. Keberadaan siswa merupakan salah satu komponen penting

dalam proses pembelajaran, guru dan siswa dalam sebuah lembaga

pendidikan tidak dapat dipisahkan, keduanya saling membutuhkan. Di

sekolah guru sebagai pendidik dan pengajar sedangkan siswa sebagai anak

didik atau yang akan di ajar oleh guru tersebut. Di bawah ini peneliti

paparkan keadaan siswa tersebut:

Tabel 5.
Jumlah Siswa/Siswi Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan Punak Meranti
Kecamatan Bangko Tahun Pelajaran 2018/2019
JENIS KELAMIN JUMLAH
KELAS L P SISWA
I 34 34 68
II 25 39 64
III 29 33 62
IV 34 31 65
V 35 27 62
VI 25 27 52
JUMLAH 182 192 375
Sumber data : Dokumentasi SD Negeri 017 Bagan Punak Meranti 2018/2019

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang lengkap dalam sebuah lembaga

pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung yang turut menetukan

keberhasilan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Jadi dengan

adanya sarana dan prasarana yang lengkap pada sebuah lembaga pendidikan

dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang

diharapkan.
42

Bila sebuah lembaga pendidikan ingin meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan yang dikelolanya maka lembaga pendidikan tersebut

hendaklah memperhatikan kelengkapan sarana dan prasarananya. Adapun

sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Sekolah Dasar Negeri 017 Bagan

Punak berdasarkan data yang terhimpun di lapangan adalah sebagai berikut

ini :

Tabel 6
Keadaan Saran dan Prasarana
Tidak Kondisi
No Sarana dan Prasarana Ada Ket
ada Baik Rusak
1 Ruang Kepala Madrasah 1 - Baik -
2 Ruang guru 1 - Baik -
- Kursi 27 - Baik -
- Meja 27 - Baik -
3 Ruang Belajar 16 - Baik -
- Meja 375 - Baik -
- Bangku 375 - Baik -
- Papan Tulis 16 - Baik -
4 Jam Dinding 17 - Baik -
5 Lonceng/Bel 1 - Baik -
6 Kantin 1 - Baik -
7 Perpustakaan 1 - Baik -
8 Labor - - Baik -
9 UKS 1 - Baik -
10 WC 4 - Baik Rusak
Sumber data : Dokumentasi SD Negeri 017 Bagan Punak Meranti 2018/2019.

6. Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu pedoman yang disusun dan dibuat

sedemikian rupa dan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum

yang dipakai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Meranti

Kabupaten Rokan Hilir ialah kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 yaitu KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).


43

Kurikulum 2013 mengarahkan pada praktik pembelajaran di Sekolah

Dasar (SD) dengan pembelajaran Tematik Integratif. Kurikulum 2013 bertujuan

untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia.

KTSP ialah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan

dilaksanakan dalam satuan pendidikan di Indonesia. Penyusunan KTSP oleh

sekolah di mulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI)

dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

B. Peyajian Data

Peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam pengembangan staf di

Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten

Rokan Hilir

1. Persiapan

 Penyusunan Program Supervisi Dan Organisasi Supervisi

Berdasarkan wawancara penulis pada tanggal 10 Mei 2018 dengan kepala

tata usaha yaitu Melisa, S.Pd mengatakan Apakah kepala sekolah sudah

menyusun program supervise dalam pengembangan stafnya.

“Kepala sekolah sudah menyusun program supervisi dalam pengembangan


stafnya. Dalam program supervisi tercantum jenis kegiatan, sasaran,
pelaksanaan waktu dan instrument.

Dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu staf (tata usaha) yaitu

Juliartina salah satu salah satu staf (tata usaha) mengatakan bahwa:
44

“Kepala sekolah sudah menyusun program supervisi dalam pengembangan


stafnya. Dalam program supervisi kepala sekolah mencantumkan
mekanisme pelaksanaan, menyiapkan instrument, pelaporan dan tindak
lanjut. Selain itu juga kepala sekolah menyiapkana petunjuk/ teknis
pelaksanaan supervisi pendidikan disekolah.”

Penjelasan dari hasil wawancara di atas dapat di uraikan bahwa program

kerja/kegiatan supervisi kepala sekolah sudah disusun dan disiapkan oleh kepala

sekolah yang berisi jenis kegiatan, sasaran, pelaksanaan waktu dan instrumen.

Selain itu juga dalam program supervise, kepala sekolah mencantumkan

mekanisme pelaksanaan, , pelaporan dan tindak lanjut. Hal ini dilakukan kepala

sekolah untuk menertibkan administrasi kepala sekolah.

2. Pelaksanaan Supervisi

 Supervisi Harus Berkesinambungan

Berdasarkan wawancara peneliti pada tanggal 10 Mei 2018 dengan kepala

tata usaha yaitu Melisa, S.Pd mengatakan apakah kepala sekolah melaksanakan

supervise secara berkesinambungan terhadap pengembangan staf.

“Kepala sekolah melaksanakan supervisi secara berkesinambungan artinya


pada setiap akhir bulan kepala sekolah mensupervisi kinerja para staf. Baik
itu bagian kearsipan maupun kinerja operator. Dalam mensupervisi kepala
sekolah memberikan masukkan kepada staf dalam menyusun administrasi
sekolah.”

Dari hasil wawancara peneliti dengan maisalamah, S.Pd yaitu salah satu staf

perpustakaan mengatakan bahwa:

“Kepala sekolah melaksanakan supervisi secara berkesinambungan artinya


pada tiap akhir bulan kepala sekolah mensupervisi stafnya baik itu staf
bagian perpustakaan, TU, maupun operator. Ini dilakukan kepala sekolah
supaya administrasi perpustakaan, dan kearsipan tersusun dengan rapi dan
45

mudah di cari apabila di gunakan. Jika kepala sekolah menemukan


kejanggalan-kejangalan terhadap kinerja kami kepala sekola tidak segan-
segan memberikan arahan-arahan yang sifat nya memperbaiki kinerja
kami.”

Penjelasan dari uraian di atas bahwa Kepala sekolah melaksanakan

supervisi secara berkesinambungan terhadap pengembangan staf artinya pada

tiap-tipa akhir bulan kepala sekolah melakukan supervisi terhadap para stafnya

untuk kelancaran dan ketertiban administrasi sekolah..

3. Penilaian

 Melakukan evaluasi.

Berdasarkan wawancara peneliti pada tanggal 10 Mei 2018 dengan kepala

tata usaha yaitu Melisa, S.Pd mengatakan apakah kepala sekolah melakukan

penilaian terhadap stafnya.

Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap stafnya. Staf yang ada di


sekolah ada 6 orang. bagian petugas perpustakaan ada dua orang, tata
usaha dua orang, operator satu orang dan penjaga satu orang. kepala
sekolah melakukan penilaian sebulan sekali pada akhir bulan. Penilaian ini
gunanya untuk mengoptimalkan potensi dan kerja staf. Pada akhit tahun
kepala sekolah memberikan motivasi dalam bentuk lain. Motivasi tersebut
adalah dengan meningkatkan kesejahteraan staf dan menerapkan reward.
Reward ini diberikan kepada staf yang kinerjanya terbaik.

Dari keterangan Juliartina salah satu staf tata usaha mengatakan bahwa

apakah kepala sekolah melakukan penilaian terhadap stafnya.

Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap stafnya. Penilaian dilakukan


tiap-tiap akhir bulan. Penilaian ini disamping untuk perlengkapan
administrasi kepala sekolah juga untuk mengetahui hasil kerja para staf.
46

Penjelasan dari uraian di atas bahwa kepala sekolah melakukan penilaian

terhadap stafnya pada tiap-tiap akhir bulan. Penilaian ini dilakukan kepala

sekolah selain untuk melengkapi administrasi kepala sekolah juga untuk

mengetahui kekurangan-kekurangan terhadap kinerja para staf dan juga untuk

mengoptimalkan potensi dan kerja staf. Untuk memotivasi kinerja para staf

kepala sekolah memberikan motivasi dalam bentuk lain. Motivasi tersebut

adalah dengan meningkatkan kesejahteraan staf dan menerapkan reward.

Reward ini diberikan kepada staf yang kinerjanya terbaik.

4. Tindak Lanjut

 Melakukan Pembinaan

Berdasarkan wawancara peneliti pada tanggal 10 Mei 2018 dengan kepala

tata usaha yaitu Melisa, S.Pd mengatakan apakah kepala sekolah sebagai

supervisor sudah melakukan pembinaan dalam pengembangan stafnya?.

“Kepala sekolah sebagai supervisor sudah melakukan pembinaan dalam


pengembangan stafnya. Setelah kepala sekolah memberikan penilaian
kepada staf-stafnya, juga memberikan pembinaan supaya administrasi
sekolah tersusun rapi dan mudah dicari. Kelemahan/kekurang para staf
diberi masukan dan binaan oleh kepala sekolah untuk bisa diperbaiki. ”

Dari hasil wawancara peneliti dengan maisalamah, S.Pd yaitu salah satu staf

perpustakaan mengatakan bahwa:

“Kepala sekolah sebagai supervisor sudah melakukan pembinaan dalam


pengembangan stafnya. Kepala sekolah melakukan pembinaan ini untuk
meningkatkan potensi serta kinerja para stafnya. Pembinaan ini dilakukan
kepala sekolah setelah melaksanakan penilaian. .”
47

Penjelasan dari uraian di atas bahwa Kepala sekolah sebagai supervisor

sudah melakukan pembinaan dalam pengembangan stafnya. Kepala sekolah

melakukan pembinaan ini untuk meningkatkan potensi serta kinerja para stafnya.

Pembinaan ini dilakukan kepala sekolah setelah melaksanakan penilaian.

C. Pembahasan

Peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam pengembangan staf di

Sekolah Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten

Rokan Hilir

1. Persiapan

 Penyusunan Program Supervisi Dan Organisasi Supervisi

Program kerja/kegiatan supervisi kepala sekolah sudah disusun dan

disiapkan oleh kepala sekolah yang berisi jenis kegiatan, sasaran, pelaksanaan

waktu dan instrumen. Selain itu juga dalam program supervise, kepala sekolah

mencantumkan mekanisme pelaksanaan, , pelaporan dan tindak lanjut. Hal ini

dilakukan kepala sekolah untuk menertibkan administrasi kepala sekolah.

2. Pelaksanaan Supervisi

 Supervisi Harus Berkesinambungan

Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap stafnya pada tiap-tiap akhir

bulan. Penilaian ini dilakukan kepala sekolah selain untuk melengkapi

administrasi kepala sekolah juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan

terhadap kinerja para staf dan juga untuk mengoptimalkan potensi dan kerja staf.

Untuk memotivasi kinerja para staf kepala sekolah memberikan motivasi dalam
48

bentuk lain. Motivasi tersebut adalah dengan meningkatkan kesejahteraan staf

dan menerapkan reward. Reward ini diberikan kepada staf yang kinerjanya

terbaik.

3. Penilaian

 Melakukan evaluasi.

Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap stafnya pada tiap-tiap akhir

bulan. Penilaian ini dilakukan kepala sekolah selain untuk melengkapi

administrasi kepala sekolah juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan

terhadap kinerja para staf dan juga untuk mengoptimalkan potensi dan kerja staf.

Untuk memotivasi kinerja para staf kepala sekolah memberikan motivasi dalam

bentuk lain. Motivasi tersebut adalah dengan meningkatkan kesejahteraan staf

dan menerapkan reward. Reward ini diberikan kepada staf yang kinerjanya

terbaik.

4. Tindak Lanjut

 Melakukan Pembinaan

Kepala sekolah sebagai supervisor sudah melakukan pembinaan dalam

pengembangan stafnya. Kepala sekolah melakukan pembinaan ini untuk

meningkatkan potensi serta kinerja para stafnya. Pembinaan ini dilakukan kepala

sekolah setelah melaksanakan penilaian.


49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diketahui

bahwa :

1. Peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam pengembangan staf di Sekolah

Dasar (SD) Negeri 017 Bagan Punak Meranti Kecamatan Bangko Kabupaten

Rokan Hilir,

a. Persiapan

 Penyusunan Program Supervisi Dan Organisasi Supervisi

Program kerja/kegiatan supervisi kepala sekolah sudah disusun dan

disiapkan oleh kepala sekolah yang berisi jenis kegiatan, sasaran, pelaksanaan

waktu dan instrumen. Selain itu juga dalam program supervise, kepala

sekolah mencantumkan mekanisme pelaksanaan, pelaporan dan tindak lanjut.

Hal ini dilakukan kepala sekolah untuk menertibkan administrasi kepala

sekolah.

b. Pelaksanaan Supervisi

 Supervisi Harus Berkesinambungan

Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap stafnya pada tiap-tiap

akhir bulan. Penilaian ini dilakukan kepala sekolah selain untuk melengkapi

administrasi kepala sekolah juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan

terhadap kinerja para staf dan juga untuk mengoptimalkan potensi dan kerja
50

staf. Untuk memotivasi kinerja para staf kepala sekolah memberikan motivasi

dalam bentuk lain. Motivasi tersebut adalah dengan meningkatkan

kesejahteraan staf dan menerapkan reward. Reward ini diberikan kepada staf

yang kinerjanya terbaik.

c. Penilaian

 Melakukan evaluasi.

Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap stafnya pada tiap-tiap

akhir bulan. Penilaian ini dilakukan kepala sekolah selain untuk melengkapi

administrasi kepala sekolah juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan

terhadap kinerja para staf dan juga untuk mengoptimalkan potensi dan kerja

staf. Untuk memotivasi kinerja para staf kepala sekolah memberikan motivasi

dalam bentuk lain. Motivasi tersebut adalah dengan meningkatkan

kesejahteraan staf dan menerapkan reward. Reward ini diberikan kepada staf

yang kinerjanya terbaik.

d. Tindak Lanjut

 Melakukan Pembinaan

Kepala sekolah sebagai supervisor sudah melakukan pembinaan dalam

pengembangan stafnya. Kepala sekolah melakukan pembinaan untuk

meningkatkan potensi serta kinerja para stafnya. Pembinaan ini dilakukan

kepala sekolah setelah melaksanakan penilaian.


51

2. Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat kepala sekolah

melaksanakan supervisi dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD)

Negeri 017 Bagan Punak Meranti Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan

Hilir.

a. Kurang Ghirah Keilmuan staf

Kurangnya ghirah keilmuan staf ini menjadi kendala utama pengembangan

kualitas staf. Tentu, ini adalah pekerjaan berat karena bentuknya

mengubah mindset, mental, dan kesadaran staf yang sudah terbentuk lama

atau bawaan lahir. Namun, di sinilah tantangan menarik bagi supervisor,

khususnya kepala sekolah. Keteladanan menjadi sumber inspirasi,

motivasi, dan imajinasi yang secara bertahap akan memancarkan aura

keilmuan dalam membangkitkan semangat intelektual staf.

b. Lemahnya Kreativitas

Supervisi membutuhkan kreativitas tinggi dari para supervisor untuk

mencari solusi dari problem yang didera di lapangan. Supervisor harus jeli

membaca masalah, menganalisis, mengurai faktor penyebab dan hal-hal

yang terkait dengannya, menyuguhkan secara menyeluruh ptoblem yang

dihadapi, dan langkah yang harus diambil sebagai solusi efektif.

Jadi Seorang kepala sekolah yang memiliki tugas dan kewajiban menjadi

supervisor harus dapat mengatasi hal-hal yang dapat menghambat berjalannya

supervisi di lembaganya supaya dapat berjalan dengan efektif dan tujuan yang

ditargetkan dapat tercapai.


52

B. Saran

Di akhir setiap kegiatan secara langsung maupun tidak, pasti ada

penilaian. Dari penilaian akan teridentifikasi tentang kelebihan dan kekurangan.

Kekurangan-kekurangan inilah yang perlu diperbaiki, oleh karena itu perlu

adanya saran-saran baik dari pihak dalam maupun luar. Sesuai dengan apa yang

diharapkan bahwa penelitian ini akan bermanfaat bagi kepala sekolah dan juga

semua komponen yang terlibat dalam kelangsungan pendidikan di sekolah, maka

saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah mengambil peran sebagai supervisor dan mensupervisi secara

langsung staf-stafnya. Hal ini akan memberikan motivasi kepada staf,

disamping itu kepala sekolah juga akan mendapatkan gambaran secara

langsung mengenai kemampuan staf dalam menangani administrasi sekolah.

2. Kepala sekolah harus mendukung dan memfasilitasi kegiatan ini. Sudah

waktunya supervisi untuk ditangani secara baik dan kontinu. Karena supervisi

merupakan strategi yang sangat bagus untuk meningkatkan staf. Di sinilah

kemampuan kepala sekolah dapat dilihat dalam kaitannya dengan perannya

sebagai supervisor
53

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Jurin, Skripsi, Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalalm


Meningkatkan Kinerja Guru di SDN 005 Tembilahan Kabupaten Indra Giri
Hilir, 2000.

Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2003.

Dewi Wulan Sari, Sosiologi Konsep Dan Teori, Bandung : PT. Raflika Pratama,
2009.

Donni Juni Priansa Rismi Somad, Manajemen Supervise Dan Kepemimpinan


Kepala Sekolah, Bandung : Alfa Beta, 2014.

Enco Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Remaja Rosda


Karya 2003.

…………….., Manajeman dan kepemimpinan kepala sekolah, Jakarta,: Bumi


Aksara, 2012.

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Yokyakarta :


Diva perss, 2012.

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2000.

………………..,Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2013.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: RinekaCipta, 2004.

Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profisional, (Bandung: Rosda Karya,


2007.

Moh Rifai, Menjadi Supervisor Yang efektif, Jakarta : Rosda Karya, 2001

M Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2007.

M.Saekhan Muchith, Isu- Isu Kontemporer dalam Pendidikan Islam, Kudus,


STAIN, 2009,

Murip Yahya, Profesi Tenaga Kependidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2013.


54

Pidarta Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Piet Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta : Rineka
Cipta, 2000.

Sutadji, Iman, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah. Jakarta:


Bagian Proyek Pengadaan Sarana dan Peningkatan Mutu Dikmenum.2000

Sudarwam Danim, Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Peningkatan


Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung : CV. Pustaka Seti, 2002.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta :


Erlangga, 2003.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan


R&D, 2006.

Saifudin Azqar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III, cet-
4, Jakarta : Balai Pustaka, 2007.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 39 (1) Dan (2) Tentang


Sistem Pendidikan Nasional. Tahun 2003.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan


Permasalahannya, Jakarta: Rajawali Press, 2003.

Yaya Bakti, Skripsi, Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor di SD Barnas


Kabupaten Palalawan, 2002.
55

Lampiran 1.

Pedoman Wawancara
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Pengembangan Staf

A. Identitas Informasi
Nama :
Jenis Kelamin :
Status / Jabatan :
Tanggal Wawancara :
Tempat Wawancara :

B. Petunjuk
1. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data tentang peran kepala
sekolah sebagai supervisor dalam pengembangan staf di Sekolah Dasar (SD)
Negeri 017 Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.
2. Subjek wawancara adalah staf.
3. Instrumen ini hanyalah sebagai pedoman wawancara.
4. Jika di lapangan mendapatkan informasi yang perlu dikembangkan, maka
peneliti dapat menanyakan di luar pertanyaan ini

C. Pertanyaan
1. Apakah kepala sekolah sudah menyusun program supervisi dan organisasi
supervisi dalam pengembangan stafnya?
2. Apakah kepala sekolah melaksanakan supervisi secara berkesinambungan
terhadap pengembangan staf?
3. Apakah kepala sekolah melakukan penilaian terhadap stafnya?
4. kepala sekolah sebagai supervisor sudahkah melakukan pembinaan dalam
pengembangan stafnya?

Anda mungkin juga menyukai