SAP Nutrisi Ibu Menyusui
SAP Nutrisi Ibu Menyusui
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 25 menit, ibu diharapkan memahami
tentang kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi pada saat menyusui.
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian nutrisi bagi ibu menyusui
2. Manfaat nutrisi bagi ibu menyusui
3. Kebutuhan gizi bagi ibu menyusui
4. Bahaya kekurangan nutrisi ibu menyusui
5. Sumber dan jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh ibu menyusui
6. Hal-hal yang dihindari pada ibu menyusui
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Role play
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Komunikan Waktu
1. Pembukaan :
a. Mengucapkan salam Menjawab Salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri.
c. Mejelaskan tujuan Mendengarkan
d. Melakukan kontrak waktu dengan
pasien
Mendengarkan
2. Pelaksanaan :
a. Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan
secara berurutan dan teratur
b. Menjelaskan pengertian nutrisi Mendengarkan
pada ibu menyusui
c. Menjelaskan manfaat nutrisi bagi Mendengarkan
ibu menyusui
d. Menjelaskan kebutuhan nutrisi ibu Mendengarkan
menyusui 15 menit
e. Menjelaskan bahaya kekurangan Mendengarkan
nutrisi pada ibu menyusui
f. Menjelaskan dampak kekurangan Mendengarkan
nutrisi ibu menyusui
g. Sumber dan jenis makanan yang
harus dikonsumsi ibu menyusui
h. Hal-hal yang dihindari pada ibu
menyusui
3. Penutup :
5 menit
a. Memberikan kesempatan kepada
pasien untuk mengajukan
pertanyaan
b. Menjawab pertanyaan
pasien dan keluarga
c. Melakukan evaluasi tentang
materi yang disampaikan
d. Menyampaikan kesimpulan
2. Alkohol
3. Hindari Rokok
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Nutrisi Ibu Menyusui
Nutrisi ibu menyusui adalah makanan yang mengandung zat – zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh selama masa menyusui dalam meningkatkan produksi ASI sebagai
makanan bayi
1. Energy
Kebutuhan energy ibu terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-20% protein, dan lemak
20-30% lemak. Kebutuhan energy ibu meningkat 500-700 kkal, dengan demikian bila
ibu biasa makan 3 kali sehari bisa menjadi 4 kali atau tetap 3 kali dengan porsi yang
ditambah. Meningkatnya kebutuhan energy ini karena diasumsikan tiap 100cc ASI
mampu memasok 67-77 kkal, sedangkan ibu harus mengeluarkan 750cc ASI pada
enam bulan pertama 600cc ASI pada bulan berikutnya. Perhitungan ini menguatkan
pendapat bahwa memberikan ASI akan membuat berat badan ibu kembali normal dan
menipis isu bahwa menyusui dapat menyebabkan kegemukan.
2. Protein
Menurut Arisman (2004) setiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gram protein, sehingga
selama menyusui, ibu membeutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari.
Meningkatnya kebutuhan protein ini, selain untuk membentuk protein susu juga di
butuhkan untuk sistesis hormone yang dibutuhkan dalam produksi ASI (prolaktin)
dan hormone yang mengeluarkan ASI (oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein
yang meningkat dapat dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi makanan
sumber protein yang biasa dikonsumsi. Sumber protein ini dapat diperoleh dari ikan,
daging ayam, daging sapi, telur ,susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan.
Jika kebutuhan protein tidak terpenuhi dari makanan maka protein diambil dari
protein ibu yang berada di otot. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi kurus dan setelah
menyusui akan merasa lapar.
3. Kalsium
Kalsium yaitu suatu zat yang sangat penting bagi pembentukan tulang manusia.
Kalsium juga berfungsi sebagai penghubung antar syaraf di dalam tubuh manusia.
Perlu kita ketahui bahwa kalsium mempunyai banyak fungsi bagi tubuh kita, antara
lain:
5. Cairan
Wanita yang menyusui harus minum 50 ml/kg BB/hari ditambah dengan 800-1000 ml
untuk menghasilkan ASI yang adekuat, lebih dari 6 gelas per hari.
Minyak 25 gr 2 ½ sdm
telur 50 gr 1 butir
Minyak 15 gr 1 ½ sdm
Bayam 50 gr ½ gls
pepaya 100 gr 2 iris sdg
teh 10 gr 1 sashet
Jam 16.00 :
5 sdm
kacang hijau 50 gr
1 ½ sdm
gula pasir 15 gr
2 sdm
susu 20 gr
minyak 10 gr 1 sdm
Bayam 50 gr ½ gls
3. Hindari Rokok
Merokok juga dilarang, selain akibat pasif dari efek rokok yang dihisap paru- paru
bayi, nikotin yang ada dalam tembakau mengalir melalui ASI ketubuh bayi, akibatnya
bayi keracunan nikotin.
4. Makanan yang Pedas
Hal ini dikarenakan kandungan rasa pedas yang ada di dalam makanan tersebut,
sedikit banyak akan terkonsumsi oleh bayi melalui ASI, dan akan membuat perut
anak menjadi panas (iritasi) dan bahkan dapat mengakibatkan diare.
5. Lemak Jenuh & Lemak Trans
Makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans akan dapat berbahaya bagi
perkembangan otak bayi. Hal itu dikarenakan lemak jenuh dan lemak trans (trans fat)
terbukti menghambat produksi omega 3, yang sangat dibutuhkan oleh perkembangan
otak bayi. Hindari makanan gorengan yang memakai minyak bekas karena
mengandung lemak jenuh yang tinggi. Selain itu, hindari makanan fast food seperti
hamburger dan hot dog karena mengandung lemak trans (trans fat) yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Wiryo, Hananto. (2002). Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, dan Menyusui
dengan Bahan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto.
Muaris, hindah. 2005. Gizi Ibu Menyusui. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Direktorat kesehatan dan gizi masyarakat, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Pengembangan database pembangunan bidang kesehatan dan gizi masyarakat. 2009.
Jakarta.
Prasetyono, dwi sunar. 2005. Buku Pintar ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik, dan
Kemanfaatan-kemanfaatannya. Yogyakarta: DIVA