Jurnal Terapi Gizi Manajemen
Jurnal Terapi Gizi Manajemen
2. Pengertian:
Asuhan gizi jenis Terapi Gizi Medis (TGM) adala merupakan salah satu model asuhan
gizi yang menitik beratkan pengelolaan pasien secara menyeluruh dengan keterlibatan
secara aktif dokter, perawat, ahli gizi dan profesi lain dalam bentuk tim asuhan gizi.
Terapi gizi medis pada penyandang pre- diabetes atau diabetes bertujuan untuk pen-
cegahan diabetes, mengelola individu yang sudah menderita diabetes, serta mencegah
atau memperlambat perkembangan kompli- kasi diabetes.
1. Untuk pertama kali sebaiknya makanan ditimbang sampai mencapai diet dan porsi yang
sesuai.
2. Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan dalam
daftar diet.
3. Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar makanan penukar.
4. Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat.
5. Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal, dengan mengatur jadwal
makan terarur :
3 kali makan makanan berat (sarapan, makan siang, dan makan malam)
2 kali makan makanan ringan (di antara makan siang dan makan malam)
1. Sumber protein : ikan, daging ayam tanpa kulit, telur, tempe, tahu, oncom, kacang-
kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai).
2. Sayuran : kangkung, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, seledri,
terong.
3. Buah-buahan : sari buah murni, jeruk, apel, pepaya, pir, jambu, belimbing.
4. Susu skim atau rendah lemak.
5. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna.
Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan
dibakar.
1. Sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti, gandum, pasta, jagung, kentang, ubi dan
talas, hevermout, sereal, mie, ketan, macaroni.
2. Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh : kornet, sosis, sarden.
3. Sayuran : bayam, buncis, daun melinjo, daun singkong, daun ketela, jagung muda, kapri,
kacang panjang.
4. Buah-buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo.
5. Makanan yang digoreng dan yang menggunakan santan kental.
9. Evaluasi diri
Mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai dengan SOP
10. Lampiran Jurnal
Franky A. Tumiwa
Yuanita A. Langi
Asbtract: Medical nutrition therapy is a vital component in managing diabetes which aims to
prevent the progression of chronic complications of diabetes by modification in nutrient intake
and lifestyle. Medical nutrition therapy for people with diabetes should be individualized, with
consideration given to the individual’s usual food, eating habits, metabolism, physical activity,
and co-morbid conditions. Medical nutrition therapy in special conditions such as acute illness,
hypoglycemia, old age, pregnancy, lactation, hypertension, nephropathy, and dyslipidemia
should be managed carefully.
Keywords: Medical nutrition therapy, diabetes, individual, complication
Abstrak: Terapi gizi medis merupakan komponen penting dalam pilar penatalaksanaan diabetes
yang bertujuan untuk mencegah dan memperlambat laju perkembangan komplikasi kronis dari
diabetes dengan memodifikasi asupan gizi dan gaya hidup. Pada setiap penyandang diabetes,
terapi gizi medis bersifat individual sebab harus mempertimbangkan kebiasaan makan setempat,
metabolisme, aktivitas fisik, dan adanya komorbid. Terapi gizi medis pada penyandang diabetes
dengan keadaan khusus, seperti penyakit akut, hipoglikemia, perawatan medis, lanjut usia,
kehamilan, laktasi, hipertensi, nefropati dan dislipidemia, amat penting dilaksanakan sebab
menentukan keberhasilan terapi.
Kata kunci: Terapi gizi medis, diabetes, individu, komplikasi
Terapi gizi medis (TGM) adalah terapi gizi Berdasarkan hasil uji klinis dari terapi
yang meliputi terapi diagnostik, dan mana-
jemen penyakit termasuk layanan konseling,
yang diberikan oleh seorang ahli diet ter-
daftar (registered dietitian) atau seorang ahli
gizi profesional (nutrition professional).1
Terapi gizi medis pada penyandang pre-
diabetes atau diabetes bertujuan untuk pen-
cegahan diabetes, mengelola individu yang
sudah menderita diabetes, serta mencegah
atau memperlambat perkembangan kompli-
kasi diabetes.1,2
The American Diabetes Association
(ADA) 2009 menyatakan bahwa penyandang
prediabetes atau diabetes harus mendapatkan
terapi gizi medis secara individual untuk
mencapai tujuan perawatan.1
gizi medis, dilaporkan adanya penurunan Dalam artikel ini akan dibahas mengenai
HbA1c (A1C) sebanyak 1% pada diabetes tujuan dari terapi gizi medis, efektivitas, ke-
tipe 1 dan 1-2% pada diabetes tipe 2, serta seimbangan energi dan berat badan, kompo-
berdasarkan studi meta-analisis pada sisi makro nutrient dan mikro nutrien dari
individu nondiabetes, terapi gizi medis diet pada penyandang diabetes, rekomendasi
dapat mengurangi kolesterol LDL sebanyak gizi dan intervensi dalam pencegahan
15-25 mg/dL dimana perbaikan dapat diabetes primer, sekunder dan tersier serta
terlihat dalam 3-6 bulan sejak dimulainya pada komplikasi akut, dan juga pada keadaan
terapi.3 penyandang diabetes dengan penyakit
komorbid.
78
Tumiwa, Langi; Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus 79
TUJUAN TERAPI GIZI MEDIS badan. Penurunan berat badan pada penyan-
dang diabetes tipe 2 dengan berat badan
Tujuan dari TGM adalah untuk mencapai
lebih, dapat meningkatkan angka harapan
dan memelihara kadar glukosa darah dalam
hidup.5
batas normal atau mendekati normal seaman
The National Heart, Lung and Blood
mungkin, mencapai dan memelihara kadar
Institute5, menyatakan bahwa yang termasuk
profil lipid dan lipoprotein untuk mengu-
pada kategori berat badan lebih (overweight)
rangi risiko penyakit vaskular, serta memper-
adalah individu dengan indeks massa tubuh
tahankan tekanan darah dalam batas normal
atau mendekati normal seaman mungkin.1 (IMT) 25kg/m2, sedangkan yang tergolong
Terapi gizi medis juga bertujuan untuk obesitas adalah dengan IMT 30kg/m2
mencegah, memperlambat laju perkembang- (Tabel 1). Adanya peningkatan risiko pe-
an komplikasi kronis dari diabetes dengan nyakit komorbid yang berhubungan dengan
memodifikasi asupan zat gizi, gaya hidup, kelebihan lemak viseral, dapat diukur mela-
dan untuk memenuhi kebutuhan gizi indi- lui lingkar pinggang yaitu 100 cm pada
vidu, dengan tetap mempertimbangkan pre- laki-laki, dan 90 cm pada perempuan,
ferensi pribadi atau kebiasaan budaya setem- sedangkan khusus untuk Asia adalah 90
pat, serta mempertahankan kenikmatan da- cm pada laki-laki dan 80 cm pada perem-
lam mengonsumsi makanan.1,2 puan.
Strategi pengaturan kalori untuk manaje-
EFEKTIVITAS TERAPI GIZI MEDIS men berat badan harus didasarkan pada bo-
bot target realistis.5 Penilaian bobot tersebut
Berdasarkan hasil penelitian dan uji klinis
adalah menurut tingkat energi dan aktivitas
dari TGM telah dilaporkan adanya penu-
masing-masing individu sehingga dibutuh-
runan HbA1c (A1C) sebanyak 1% pada
kan suatu rumusan untuk memperkirakan
diabetes tipe 1 dan 1-2% pada diabetes tipe
tingkat metabolisme basal dan pengeluaran
2. Beberapa studi meta-analisis pada indivi-
energi setiap hari berdasarkan berat badan
du yang nondiabetes, penerapan TGM ter-
dan aktivitas seperti pada Tabel 2.2
bukti mengurangi kolesterol LDL sebanyak
Bukti menunjukkan bahwa dengan me-
15-25 mg/dL dimana perbaikan mulai ter-
ngurangi energi dan asupan lemak ( 30%
lihat dalam 3-6 bulan terapi.3,4
dari energi total), aktivitas fisik reguler,
Terapi gizi medis dapat dipertimbangkan
dapat menghasilkan penurunan berat badan 5
sebagai monoterapi atau secara bersama de-
- 7% dari berat awal.4 Diet standar dalam
ngan aktivitas fisik, dalam pengobatan awal
menurunkan berat badan adalah dengan
suatu diabetes tipe 2 bilamana kadar glukosa
mengurangi asupan 500-1000 kalori per hari
plasma puasa <200 mg/dL. Individu dengan
ternyata dapat menurunkan berat badan 0,5-1
diabetes tipe 2 yang tidak dapat mencapai
kg/minggu.4
kontrol optimal dengan TGM, maka perlu di-
pertimbangkan pemberian terapi
farmakologis dalam mengontrol kadar KOMPOSISI MAKRONUTRIEN
glukosa plasma.4 Komponen-komponen gizi yang termasuk
dalam makronutrien adalah karbohidrat, pro-
tein dan lemak. Komposisi makronutrien
KESEIMBANGAN ENERGI DAN BE-
yang direkomendasi pada pasien diabetes
RAT BADAN
adalah karbohidrat 45–60%, protein 10–
Obesitas telah diakui sebagai penyebab 20%, Cis-monounsaturated fat 10–20%,
utama resistensi insulin yang mencetuskan polyunsaturated fat 5-10% dan saturated/
terjadinya diabetes tipe 2, sehingga kontrol trans fat 5-10%.1
terhadap berat badan sangat penting untuk Pada terapi gizi medis, jenis karbohidrat
penyandang diabetes atau berisiko untuk dia- dibagi berdasarkan indeks glisemik (IG)/
betes.5 Studi menunjukkan bahwa sedikitnya glycemic index (GI), yaitu suatu indeks
80% dari yang baru didiagnosis dengan dia- makanan berdasarkan efek langsung pada
betes tipe 2 mengalami kelebihan berat
Tabel 1. Klasifikasi dari overweight dan obesitas berdasarkan IMT, ukuran lingkar pinggang dan
dihubungkan dengan risiko penyakit komorbid
Resiko sakit*
IMT Tingkat LP pria ≤40 inci, LP pria ≥40 inci,
(kg/m2) obesitas wanita ≤35 inci wanita ≥35 inci
BB kurang <18,5
Normal 18,5-24,9
BB berlebih 25,0-29,9 Meningkat Tinggi
Obesitas 30,0-34,9 I Tinggi Sangat tinggi
35,0-39,9 II Sangat tinggi Sangat tinggi
Obesitas berat ≥40 III Amat sangat tinggi Amat sangat tinggi
Sumber: Bantle, Wylie-Rosett et al, 2008
Tabel 2. Tingkat metabolisme basal dan pengeluaran energi setiap hari menurut berat badan dan
aktivitas fisik
kadar glukosa darah terhadap waktu (Tabel pasien diabetes, didapatkan bahwa dengan
3).6 Indeks glisemik makanan didefinisikan mengkonsumsi karbohidrat yang rendah
sebagai luas daerah di bawah dua jam pada indeks glisemik (nilai IG <55%) dapat
kurva respon glukosa darah setelah konsumsi mengurangi konsentrasi HbA1c sebanyak
50 gr karbohidrat. Pada sembilan studi 0,4% dibandingkan mengkonsumsi kar-
tentang pengaruh dari indeks glisemik pada bohidrat yang tinggi indeks glisemik selama
12 minggu.7 energi, dengan angka kebutuhan harian
Komposisi protein pada diet yang dian- adalah 0,8 gr/kg berat badan yang berasal dari
jurkan adalah 10-20% dari total asupan sumber protein berkualitas baik (protein yang
dapat dicerna dan mengandung sem- bilan komendasikan.4
jenis asam amino esensial). Contohnya
adalah daging, unggas, ikan, telur, susu, keju,
dan kedelai. Sumber protein yang tidak KOMPOSISI MIKRONUTRIEN
dalam kategori "baik" misalnya sereal, biji- Tidak terdapat bukti yang jelas tentang
bijian, kacang-kacangan, dan sayuran.1 manfaat dari suplemen vitamin atau mineral
Asupan protein bagi individu dengan dia- pada orang dengan diabetes (dibandingkan
betes adalah sama dengan masyarakat umum dengan populasi umum) yang tidak memiliki
dan biasanya tidak melebihi 20% dari asupan defisiensi vitamin atau mineral yang men-
energi. Sejumlah penelitian pada orang sehat dasar.4 Pemberian suplemen rutin dengan
dan pada penyandang diabetes tipe 2 menun- antioksidan seperti vitamin E, vitamin C dan
jukkan bahwa glukosa yang berasal dari pro- karoten, tidak disarankan karena kurangnya
tein yang dicerna tidak meningkatkan kon- bukti keberhasilan dan hubungan yang jelas
sentrasi plasma glukosa tetapi menyebabkan dengan efek samping pemakaian jangka pan-
peningkatan respon insulin serum.4 Pada jang.9 Beberapa studi klinis kecil yang meli-
suatu studi menunjukkan bahwa diet dengan batkan penyandang diabetes yang diberikan
kandungan protein >20% dari total energi makanan tertentu yang memiliki potensi
dapat mengurangi konsentrasi glukosa dan antioksidan tinggi (misalnya, teh, kakao,
insulin, mengurangi nafsu makan, serta me- kopi) memberikan hasil yang tidak memuas-
ningkatkan perasaan cepat kenyang, akan te- kan.9 Data percobaan klinis tidak hanya me-
tapi efek dari diet tinggi protein dalam jang- nunjukkan kurangnya manfaat terhadap kon-
ka waktu yang lama belum dapat diketahui trol glisemik dan perkembangan komplikasi
secara pasti.4,8 tetapi juga memberikan bukti potensi keru-
Tujuan pengaturan diet lemak pada pe- gian dari pemberian vitamin E, karoten, dan
nyandang diabetes adalah untuk membatasi suplemen antioksidan lainnya.9 Selain itu,
asam lemak jenuh, asam lemak trans, dan data yang tersedia tidak mendukung peng-
asupan kolesterol sehingga mengurangi risi- gunaan suplemen antioksidan dalam mengu-
ko penyakit kardiovaskuler.8 Asam lemak je- rangi risiko penyakit kardiovaskuler, sehing-
nuh dan asam lemak trans merupakan penen- ga penggunaan suplemen secara farmako-
tu utama kadar kolesterol LDL plasma. Pada logis tidak disarankan. Konsumsi makanan
individu nondiabetes, dengan mengurangi a- yang kaya bahan alami dan mengandung
sam lemak jenuh dan asam lemak trans akan antioksidan dalam jumlah yang bermakna,
menurunkan kolesterol total dan LDL.8 terutama buah dan sayuran adalah sumber
Manajemen diet untuk penyandang dia- vitamin serta antioksidan yang direkomen-
betes adalah sama untuk penyandang penya- dasikan.10
kit kardiovaskuler sebab kedua kelompok ini
memiliki risiko yang setara, sehingga dire-
REKOMENDASI NUTRISI UNTUK
komendasikan asupan asam lemak jenuh
DIABETES
yang <7% dari energi total harian, seminimal
mungkin asupan asam lemak trans, dan Rekomendasi nutrisi pada diabetes men-
asupan kolesterol harian <200 mg.4,8 cakup rekomendasi untuk pencegahan diabe-
Konsumsi asam lemak omega-3 dari ikan tes primer, pengendalian diabetes (pence-
atau dari suplemen telah terbukti mengurangi gahan diabetes sekunder), pengendalian
risiko penyakit kardiovaskuler, sehingga dua komplikasi diabetes (pencegahan diabetes
atau lebih porsi ikan per minggu dapat dire- tersier), diabetes dengan komplikasi akut,
dan untuk penyandang diabetes dengan ke-
adaan khusus.