Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ANALISA SINTESA KETERAMPILAN

(Prosedur medik yang baru dipelajari /tindakan keperawatan yang dilakukan)

Nama : Zahrah Rasyida R.F


NIM : 1810711091

1. Tindakan Keperawatan : Terapi Gizi Manajemen


Nama klien : Tn. Y
Diagnosa medik : Diabetes Melitus

2. Pengertian:
Asuhan gizi jenis Terapi Gizi Medis (TGM) adala merupakan salah satu model asuhan
gizi yang menitik beratkan pengelolaan pasien secara menyeluruh dengan keterlibatan
secara aktif dokter, perawat, ahli gizi dan profesi lain dalam bentuk tim asuhan gizi.
Terapi gizi medis pada penyandang pre- diabetes atau diabetes bertujuan untuk pen-
cegahan diabetes, mengelola individu yang sudah menderita diabetes, serta mencegah
atau memperlambat perkembangan kompli- kasi diabetes.

3. Diagnosa keperawatan : Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi


insulin
4. Tujuan tindakan :
1) Mencapai dan memelihara kadar glukosa dalam darah
2) Mencapai dan memelihara kadar profil lipid untuk mengurangi risiko penyakit
vaskular
3) Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal
4) Mencegah, memperlambat laju perkembangan diabetes melitus

5. Prinsip tindakan dan Rasional


Cara Mengatur Diet :

1. Untuk pertama kali sebaiknya makanan ditimbang sampai mencapai diet dan porsi yang
sesuai.
2. Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan dalam
daftar diet.
3. Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar makanan penukar.
4. Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat.
5. Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal, dengan mengatur jadwal
makan terarur :

 3 kali makan makanan berat (sarapan, makan siang, dan makan malam)
 2 kali makan makanan ringan (di antara makan siang dan makan malam)

Bahan Makanan yang Dianjurkan :

1. Sumber protein : ikan, daging ayam tanpa kulit, telur, tempe, tahu, oncom, kacang-
kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai).
2. Sayuran : kangkung, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, seledri,
terong.
3. Buah-buahan : sari buah murni, jeruk, apel, pepaya, pir, jambu, belimbing.
4. Susu skim atau rendah lemak.
5. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna.
Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan
dibakar.

Bahan Makanan yang Dibatasi :

1. Sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti, gandum, pasta, jagung, kentang, ubi dan
talas, hevermout, sereal, mie, ketan, macaroni.
2. Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh : kornet, sosis, sarden.
3. Sayuran : bayam, buncis, daun melinjo, daun singkong, daun ketela, jagung muda, kapri,
kacang panjang.
4. Buah-buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo.
5. Makanan yang digoreng dan yang menggunakan santan kental.

6. Bahaya dan pencegahan


Jika dikonsumsi secara berlebihan : Waspada kemungkinan terjadinya hipoglikemia.
Pencegahan : Disamping berdiet lakukan olahraga secara teratur.

7. Hasil yang didapatkan


1) Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal
2) menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat penurun glukosa oral dan
aktivitas fisik.
3) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
4) Meningkatkan derajat kesehatan serta keseluruhan melalui gizi yang optimal.

8. Identifikasi tindakan lain


Idenitifikasi TTV dan identifikasi apakah ada gejala, komplikasi setelah melakukan
terapi gizi menajemen

9. Evaluasi diri
Mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai dengan SOP
10. Lampiran Jurnal

TERAPI GIZI MEDIS PADA DIABETES MELITUS

Franky A. Tumiwa
Yuanita A. Langi

Divisi Endokrin Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: anq23wa@yahoo.com

Asbtract: Medical nutrition therapy is a vital component in managing diabetes which aims to
prevent the progression of chronic complications of diabetes by modification in nutrient intake
and lifestyle. Medical nutrition therapy for people with diabetes should be individualized, with
consideration given to the individual’s usual food, eating habits, metabolism, physical activity,
and co-morbid conditions. Medical nutrition therapy in special conditions such as acute illness,
hypoglycemia, old age, pregnancy, lactation, hypertension, nephropathy, and dyslipidemia
should be managed carefully.
Keywords: Medical nutrition therapy, diabetes, individual, complication

Abstrak: Terapi gizi medis merupakan komponen penting dalam pilar penatalaksanaan diabetes
yang bertujuan untuk mencegah dan memperlambat laju perkembangan komplikasi kronis dari
diabetes dengan memodifikasi asupan gizi dan gaya hidup. Pada setiap penyandang diabetes,
terapi gizi medis bersifat individual sebab harus mempertimbangkan kebiasaan makan setempat,
metabolisme, aktivitas fisik, dan adanya komorbid. Terapi gizi medis pada penyandang diabetes
dengan keadaan khusus, seperti penyakit akut, hipoglikemia, perawatan medis, lanjut usia,
kehamilan, laktasi, hipertensi, nefropati dan dislipidemia, amat penting dilaksanakan sebab
menentukan keberhasilan terapi.
Kata kunci: Terapi gizi medis, diabetes, individu, komplikasi

Terapi gizi medis (TGM) adalah terapi gizi Berdasarkan hasil uji klinis dari terapi
yang meliputi terapi diagnostik, dan mana-
jemen penyakit termasuk layanan konseling,
yang diberikan oleh seorang ahli diet ter-
daftar (registered dietitian) atau seorang ahli
gizi profesional (nutrition professional).1
Terapi gizi medis pada penyandang pre-
diabetes atau diabetes bertujuan untuk pen-
cegahan diabetes, mengelola individu yang
sudah menderita diabetes, serta mencegah
atau memperlambat perkembangan kompli-
kasi diabetes.1,2
The American Diabetes Association
(ADA) 2009 menyatakan bahwa penyandang
prediabetes atau diabetes harus mendapatkan
terapi gizi medis secara individual untuk
mencapai tujuan perawatan.1
gizi medis, dilaporkan adanya penurunan Dalam artikel ini akan dibahas mengenai
HbA1c (A1C) sebanyak 1% pada diabetes tujuan dari terapi gizi medis, efektivitas, ke-
tipe 1 dan 1-2% pada diabetes tipe 2, serta seimbangan energi dan berat badan, kompo-
berdasarkan studi meta-analisis pada sisi makro nutrient dan mikro nutrien dari
individu nondiabetes, terapi gizi medis diet pada penyandang diabetes, rekomendasi
dapat mengurangi kolesterol LDL sebanyak gizi dan intervensi dalam pencegahan
15-25 mg/dL dimana perbaikan dapat diabetes primer, sekunder dan tersier serta
terlihat dalam 3-6 bulan sejak dimulainya pada komplikasi akut, dan juga pada keadaan
terapi.3 penyandang diabetes dengan penyakit
komorbid.

78
Tumiwa, Langi; Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus 79

TUJUAN TERAPI GIZI MEDIS badan. Penurunan berat badan pada penyan-
dang diabetes tipe 2 dengan berat badan
Tujuan dari TGM adalah untuk mencapai
lebih, dapat meningkatkan angka harapan
dan memelihara kadar glukosa darah dalam
hidup.5
batas normal atau mendekati normal seaman
The National Heart, Lung and Blood
mungkin, mencapai dan memelihara kadar
Institute5, menyatakan bahwa yang termasuk
profil lipid dan lipoprotein untuk mengu-
pada kategori berat badan lebih (overweight)
rangi risiko penyakit vaskular, serta memper-
adalah individu dengan indeks massa tubuh
tahankan tekanan darah dalam batas normal
atau mendekati normal seaman mungkin.1 (IMT)  25kg/m2, sedangkan yang tergolong
Terapi gizi medis juga bertujuan untuk obesitas adalah dengan IMT  30kg/m2
mencegah, memperlambat laju perkembang- (Tabel 1). Adanya peningkatan risiko pe-
an komplikasi kronis dari diabetes dengan nyakit komorbid yang berhubungan dengan
memodifikasi asupan zat gizi, gaya hidup, kelebihan lemak viseral, dapat diukur mela-
dan untuk memenuhi kebutuhan gizi indi- lui lingkar pinggang yaitu  100 cm pada
vidu, dengan tetap mempertimbangkan pre- laki-laki, dan  90 cm pada perempuan,
ferensi pribadi atau kebiasaan budaya setem- sedangkan khusus untuk Asia adalah  90
pat, serta mempertahankan kenikmatan da- cm pada laki-laki dan  80 cm pada perem-
lam mengonsumsi makanan.1,2 puan.
Strategi pengaturan kalori untuk manaje-
EFEKTIVITAS TERAPI GIZI MEDIS men berat badan harus didasarkan pada bo-
bot target realistis.5 Penilaian bobot tersebut
Berdasarkan hasil penelitian dan uji klinis
adalah menurut tingkat energi dan aktivitas
dari TGM telah dilaporkan adanya penu-
masing-masing individu sehingga dibutuh-
runan HbA1c (A1C) sebanyak 1% pada
kan suatu rumusan untuk memperkirakan
diabetes tipe 1 dan 1-2% pada diabetes tipe
tingkat metabolisme basal dan pengeluaran
2. Beberapa studi meta-analisis pada indivi-
energi setiap hari berdasarkan berat badan
du yang nondiabetes, penerapan TGM ter-
dan aktivitas seperti pada Tabel 2.2
bukti mengurangi kolesterol LDL sebanyak
Bukti menunjukkan bahwa dengan me-
15-25 mg/dL dimana perbaikan mulai ter-
ngurangi energi dan asupan lemak ( 30%
lihat dalam 3-6 bulan terapi.3,4
dari energi total), aktivitas fisik reguler,
Terapi gizi medis dapat dipertimbangkan
dapat menghasilkan penurunan berat badan 5
sebagai monoterapi atau secara bersama de-
- 7% dari berat awal.4 Diet standar dalam
ngan aktivitas fisik, dalam pengobatan awal
menurunkan berat badan adalah dengan
suatu diabetes tipe 2 bilamana kadar glukosa
mengurangi asupan 500-1000 kalori per hari
plasma puasa <200 mg/dL. Individu dengan
ternyata dapat menurunkan berat badan 0,5-1
diabetes tipe 2 yang tidak dapat mencapai
kg/minggu.4
kontrol optimal dengan TGM, maka perlu di-
pertimbangkan pemberian terapi
farmakologis dalam mengontrol kadar KOMPOSISI MAKRONUTRIEN
glukosa plasma.4 Komponen-komponen gizi yang termasuk
dalam makronutrien adalah karbohidrat, pro-
tein dan lemak. Komposisi makronutrien
KESEIMBANGAN ENERGI DAN BE-
yang direkomendasi pada pasien diabetes
RAT BADAN
adalah karbohidrat 45–60%, protein 10–
Obesitas telah diakui sebagai penyebab 20%, Cis-monounsaturated fat 10–20%,
utama resistensi insulin yang mencetuskan polyunsaturated fat 5-10% dan saturated/
terjadinya diabetes tipe 2, sehingga kontrol trans fat 5-10%.1
terhadap berat badan sangat penting untuk Pada terapi gizi medis, jenis karbohidrat
penyandang diabetes atau berisiko untuk dia- dibagi berdasarkan indeks glisemik (IG)/
betes.5 Studi menunjukkan bahwa sedikitnya glycemic index (GI), yaitu suatu indeks
80% dari yang baru didiagnosis dengan dia- makanan berdasarkan efek langsung pada
betes tipe 2 mengalami kelebihan berat
Tabel 1. Klasifikasi dari overweight dan obesitas berdasarkan IMT, ukuran lingkar pinggang dan
dihubungkan dengan risiko penyakit komorbid
Resiko sakit*
IMT Tingkat LP pria ≤40 inci, LP pria ≥40 inci,
(kg/m2) obesitas wanita ≤35 inci wanita ≥35 inci
BB kurang <18,5
Normal 18,5-24,9
BB berlebih 25,0-29,9 Meningkat Tinggi
Obesitas 30,0-34,9 I Tinggi Sangat tinggi
35,0-39,9 II Sangat tinggi Sangat tinggi
Obesitas berat ≥40 III Amat sangat tinggi Amat sangat tinggi
Sumber: Bantle, Wylie-Rosett et al, 2008

Tabel 2. Tingkat metabolisme basal dan pengeluaran energi setiap hari menurut berat badan dan
aktivitas fisik

Rentang BMR Tingkat Penggunaan energi


usia (thn) (kkal/hari) aktivitas 24 jam (kkal/hari)
Pria
10-18 17,5 W + 651 Inaktif BMR x 1,30
18-30 15,3 W + 679 Ringan BMR x 1,55
30-60 11,6 W + 879 Sedang BMR x 1,78
> 60 13,5 W + 487 Berat BMR x 2,10
Wanita
10-18 12,2 W + 746 Inaktif BMR x 1,30
18-30 14,7 W + 496 Ringan BMR x 1,56
30-60 8,7 W + 829 Sedang BMR x 1,64
> 60 10,5 W + 596 Berat BMR x 1,82
Sumber : McGough, 2007

Tabel 3. Klasifikasi karbohidrat berdasarkan indeks glisemik


Classification GI range Examples
Low GI 55 or less most fruits and vegetables (except potatoes and
watermelon), whole-grain breads, pasta, legumes/
pulses, milk, yogurt, products extremely low in
carbohydrates (some cheeses, nuts), fructose
Medium GI 56–69 whole wheat products, basmati rice, sweet potato,
table sugar
High GI 70 and above corn flakes, rice krispies, baked potatoes, water-
melon, croissants, white bread, extruded breakfast
cereals, most white rices, straight glucose (100)
Sumber: Holt SHA, Miller JC, 2007.

kadar glukosa darah terhadap waktu (Tabel pasien diabetes, didapatkan bahwa dengan
3).6 Indeks glisemik makanan didefinisikan mengkonsumsi karbohidrat yang rendah
sebagai luas daerah di bawah dua jam pada indeks glisemik (nilai IG <55%) dapat
kurva respon glukosa darah setelah konsumsi mengurangi konsentrasi HbA1c sebanyak
50 gr karbohidrat. Pada sembilan studi 0,4% dibandingkan mengkonsumsi kar-
tentang pengaruh dari indeks glisemik pada bohidrat yang tinggi indeks glisemik selama
12 minggu.7 energi, dengan angka kebutuhan harian
Komposisi protein pada diet yang dian- adalah 0,8 gr/kg berat badan yang berasal dari
jurkan adalah 10-20% dari total asupan sumber protein berkualitas baik (protein yang
dapat dicerna dan mengandung sem- bilan komendasikan.4
jenis asam amino esensial). Contohnya
adalah daging, unggas, ikan, telur, susu, keju,
dan kedelai. Sumber protein yang tidak KOMPOSISI MIKRONUTRIEN
dalam kategori "baik" misalnya sereal, biji- Tidak terdapat bukti yang jelas tentang
bijian, kacang-kacangan, dan sayuran.1 manfaat dari suplemen vitamin atau mineral
Asupan protein bagi individu dengan dia- pada orang dengan diabetes (dibandingkan
betes adalah sama dengan masyarakat umum dengan populasi umum) yang tidak memiliki
dan biasanya tidak melebihi 20% dari asupan defisiensi vitamin atau mineral yang men-
energi. Sejumlah penelitian pada orang sehat dasar.4 Pemberian suplemen rutin dengan
dan pada penyandang diabetes tipe 2 menun- antioksidan seperti vitamin E, vitamin C dan
jukkan bahwa glukosa yang berasal dari pro- karoten, tidak disarankan karena kurangnya
tein yang dicerna tidak meningkatkan kon- bukti keberhasilan dan hubungan yang jelas
sentrasi plasma glukosa tetapi menyebabkan dengan efek samping pemakaian jangka pan-
peningkatan respon insulin serum.4 Pada jang.9 Beberapa studi klinis kecil yang meli-
suatu studi menunjukkan bahwa diet dengan batkan penyandang diabetes yang diberikan
kandungan protein >20% dari total energi makanan tertentu yang memiliki potensi
dapat mengurangi konsentrasi glukosa dan antioksidan tinggi (misalnya, teh, kakao,
insulin, mengurangi nafsu makan, serta me- kopi) memberikan hasil yang tidak memuas-
ningkatkan perasaan cepat kenyang, akan te- kan.9 Data percobaan klinis tidak hanya me-
tapi efek dari diet tinggi protein dalam jang- nunjukkan kurangnya manfaat terhadap kon-
ka waktu yang lama belum dapat diketahui trol glisemik dan perkembangan komplikasi
secara pasti.4,8 tetapi juga memberikan bukti potensi keru-
Tujuan pengaturan diet lemak pada pe- gian dari pemberian vitamin E, karoten, dan
nyandang diabetes adalah untuk membatasi suplemen antioksidan lainnya.9 Selain itu,
asam lemak jenuh, asam lemak trans, dan data yang tersedia tidak mendukung peng-
asupan kolesterol sehingga mengurangi risi- gunaan suplemen antioksidan dalam mengu-
ko penyakit kardiovaskuler.8 Asam lemak je- rangi risiko penyakit kardiovaskuler, sehing-
nuh dan asam lemak trans merupakan penen- ga penggunaan suplemen secara farmako-
tu utama kadar kolesterol LDL plasma. Pada logis tidak disarankan. Konsumsi makanan
individu nondiabetes, dengan mengurangi a- yang kaya bahan alami dan mengandung
sam lemak jenuh dan asam lemak trans akan antioksidan dalam jumlah yang bermakna,
menurunkan kolesterol total dan LDL.8 terutama buah dan sayuran adalah sumber
Manajemen diet untuk penyandang dia- vitamin serta antioksidan yang direkomen-
betes adalah sama untuk penyandang penya- dasikan.10
kit kardiovaskuler sebab kedua kelompok ini
memiliki risiko yang setara, sehingga dire-
REKOMENDASI NUTRISI UNTUK
komendasikan asupan asam lemak jenuh
DIABETES
yang <7% dari energi total harian, seminimal
mungkin asupan asam lemak trans, dan Rekomendasi nutrisi pada diabetes men-
asupan kolesterol harian <200 mg.4,8 cakup rekomendasi untuk pencegahan diabe-
Konsumsi asam lemak omega-3 dari ikan tes primer, pengendalian diabetes (pence-
atau dari suplemen telah terbukti mengurangi gahan diabetes sekunder), pengendalian
risiko penyakit kardiovaskuler, sehingga dua komplikasi diabetes (pencegahan diabetes
atau lebih porsi ikan per minggu dapat dire- tersier), diabetes dengan komplikasi akut,
dan untuk penyandang diabetes dengan ke-
adaan khusus.

Rekomendasi nutrisi untuk pencegahan


diabetes primer
Pada individu yang berisiko tinggi untuk
diabetes tipe 2, program terstruktur yang dari total berat badan) dan aktivitas fisik
menekankan pada perubahan gaya hidup secara teratur (150 menit / minggu), dengan
yakni mencakup penurunan berat badan (7% strategi diet termasuk mengurangi kalori dan
asupan lemak, dapat mengurangi risiko Hal ini perlu diperhatikan dengan baik guna
diabetes.4,11 menghindari kelebihan asupan energi.11
Individu yang berisiko tinggi untuk dia- Penyandang diabetes dianjurkan untuk
betes tipe 2 harus dianjurkan untuk diet mengkonsumsi berbagai makanan yang me-
tinggi serat (14 g serat / 1000 kkal) dan ngandung serat; namun, masih kurangnya
makanan biji-bijian yang masih mengandung bukti ilmiah yang merekomendasikan bahwa
kulit utuh (whole grains).11 penyandang diabetes dianjurkan untuk
Belum terdapat cukup informasi yang mengkonsumsi serat yang lebih banyak dari-
konsisten untuk menyimpulkan bahwa ma- pada populasi secara keseluruhan.4
kanan dengan indeks glisemik rendah dapat Pemanis alkohol non gizi adalah aman
mengurangi risiko diabetes; namun demiki- jika dikonsumsi dalam tingkat asupan harian
an, tetap dianjurkan untuk mengkonsumsi yang ditetapkan oleh FDA.14
makanan dengan indeks glikemik rendah
yang kaya serat dan nutrisi penting lainnya.12
Pengaturan lemak dan kolesterol
Beberapa studi observasional melaporkan
bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah Pengaturan diet lemak makanan pada pe-
sedang (14-45 gr alkohol per hari) dapat me- nyandang diabetes adalah dengan membatasi
ngurangi risiko untuk diabetes juga penyakit konsumsi asam lemak jenuh, asam lemak
kardiovaskuler, namun data-data tersebut ti- trans, dan asupan kolesterol sehingga me-
dak mendukung dalam menganjurkan kon- ngurangi risiko penyakit kardiovaskuler se-
sumsi alkohol kepada individu-individu de- bab ketiganya merupakan komponen diet
ngan risiko diabetes.13 yang merupakan penentu kadar kolesterol
LDL plasma.4
Rekomendasi nutrisi untuk pengendalian Berdasarkan beberapa penelitian tentang
diabetes (Pencegahan diabetes sekunder) diet asam lemak jenuh dan asam lemak trans
Pengaturan karbohidrat pada penyandang diabetes, disimpulkan bah-
wa konsumsi asam lemak jenuh yang dire-
Pola diet yang mencakup karbohidrat dari komendasikan adalah < 7% dari energi total,
buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang- konsumsi asam lemak trans yang seminimal
kacangan, dan susu rendah lemak dianjurkan mungkin, dan asupan kolesterol < 200
dalam terapi gizi pasien diabetes.4 Mengatur mg/hari.4
jumlah karbohidrat, berupa total kalori, Konsumsi asam lemak omega-3 yang ber-
pertukaran jenis karbohidrat atau estimasi asal dari ikan atau dari suplemen, terbukti
berbasis pengalaman, tetap menjadi strategi dapat menurunkan risiko kejadian kardio-
utama dalam mencapai kontrol glikemia.4,11 vaskuler, sehingga dianjurkan penyandang
Pengetahuan tentang penggunaan indeks diabetes untuk mengkonsumsi ikan segar
glisemik dapat memberikan manfaat tambah- sebanyak dua atau tiga kali per minggu.15
an dalam mengatur jumlah karbohidrat yang Pemberian diet Mediteranian, dimana a-
akan dikonsumsi.11 sam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsa-
Makanan yang mengandung sukrosa da- turated fatty acid) diganti dengan asam le-
pat menggantikan karbohidrat lain dalam mak tidak jenuh tunggal (monounsaturated
pengaturan diet, atau jika ditambahkan ke fatty acid), terbukti dapat menurunkan mor-
dalam diet maka haruslah disesuaikan de- talitas pada komunitas lanjut usia di Eropa
ngan jumlah insulin yang akan digunakan sebesar 7%.16
atau penggunaan obat anti diabetik lainnya. Sterol dan stanol ester yang berasal dari
tumbuhan, dapat menghambat penyerapan
kolesterol di intestinal yang berasal dari
makanan dan dari empedu. Dalam masya-
rakat umum dan pada penyandang diabetes
tipe 2, asupan  2 g / hari sterol dan stanol
telah terbukti dapat menurunkan kadar
kolesterol total plasma dan kolesterol LDL.17 Asupan protein bagi penyandang diabetes
adalah sama dengan masyarakat umumnya
Pengaturan protein dan biasanya tidak melebihi 20% dari asupan
energi total. Kualitas sumber protein yang merular.20 Pembatasan asupan protein harus-
baik adalah sumber protein yang mengan- lah mempertimbangkan kebutuhan untuk
dung asam-asam amino esensial yang leng- mempertahankan status gizi yang baik pada
kap yakni mencakup sembilan jenis asam individu dengan gagal ginjal kronis. Pada
amino esensial.2,18 beberapa studi menunjukkan bahwa pem-
Diet tinggi protein tidak direkomendasi- berian protein nabati lebih baik dibanding-
kan sebagai metode untuk menurunkan berat kan protein hewani pada individu dengan
badan pada penyandang diabetes, sebab efek gagal ginjal.21
jangka panjang serta komplikasi dari asupan
protein melebihi 20% dari kalori total harian
masih belum diketahui pasti. Penerapan diet Penanganan risiko penyakit kardiovaskuler
tinggi protein yang dikombinasikan dengan Berdasarkan studi observasional dari The
latihan ketahanan (resistance training) dapat United Kingdom Prospective Diabetes Study
menghasilkan penurunan berat badan, per- (UKPDS) peningkatan risiko penyakit kar-
baikan profil glukosa darah, lingkar ping- diovaskuler sebanding dengan pening-katan
gang dan penanda risiko kardiovaskuler lain- kadar HbA1c, sehingga direkomen-dasikan
nya, namun apakah keadaan tersebut akan untuk mempertahankan kadar HbA1c se-
tetap berlanjut dalam jangka panjang serta normal mungkin tanpa komplikasi hipo-
efek samping pada fungsi ginjal masih belum glikemia yang berarti.22
diketahui.19 Hipertensi merupakan salah satu prediktor
adanya perburukan dari komplikasi mikro
Rekomendasi nutrisi untuk pengendalian dan makrovaskuler dari diabetes, sehingga
komplikasi diabetes (pencegahan diabetes hal ini dapat dicegah dan diatasi dengan
tersier) penurunan berat badan, aktivitas fisik teratur,
Komplikasi mikrovaskuler mengurangi konsumsi alkohol, dan pengatur-
an diet.23 Dianjurkan diet yang kaya dengan
Perkembangan komplikasi dari diabetes
buah-buahan, sayuran, dan produk susu ren-
dapat dihambat dengan memperbaiki kontrol
dah lemak, termasuk biji-bijian utuh, ikan
glukosa darah, menurunkan tekanan darah,
dan kacang-kacangan serta mengurangi le-
dan mengurangi asupan protein.21 Asupan
mak yang berasal dari daging yang berwarna
protein normal (15-20% dari kalori total)
merah, permen, dan minuman yang mengan-
tidak berhubungan dengan risiko berkem-
dung gula.23 Terapi gizi medis untuk penge-
bangnya suatu nefropati diabetes, juga efek
lolaan hipertensi berfokus pada penurunan
jangka panjang terhadap terjadinya nefropati
berat badan dan mengurangi asupan natrium
akibat asupan protein diet yang lebih dari
sebab pengurangan asupan natrium akan
20% masih belum dapat dipastikan.20
berefek pada penurunan tekanan darah dan
Pada penyandang diabetes yang telah
efek yang sama juga didapatkan pada
mengalami mikro-albuminuria, pengurangan
penurunan berat badan. Beberapa studi meta-
asupan protein telah terbukti meningkatkan
analisis menjelaskan hubungan antara asupan
laju filtrasi glomerulus. dan dapat mengu-
natrium dan tekanan darah dimana dengan
rangi ekskresi albumin urin. Pembatasan
pembatasan sedang natrium (sodium 2.400
asupan protein sejumlah 0,8 gr/kg berat ba-
mg/hari (100 mmol) atau natrium klorida
dan/hari pada penyandang diabetes dengan
(garam dapur) 6.000 mg/hari) dapat me-
makroalbuminuria menunjukkan adanya per-
nurunkan tekanan darah sebanyak 5 mmHg
lambatan dari penurunan laju filtrasi glo-
untuk sistolik dan  2 mmHg untuk tekanan
darah diastolik pada subyek hipertensi dan
pengurangan dari 3 mmHg untuk sistolik
dan 1 mmHg untuk tekanan darah diastolik
pada subyek normal.24
Terapi gizi medis pada penyandang dia-
betes dengan dislipidemia adalah dengan
membatasi konsumsi asam lemak jenuh dan kan konsumsi serat terlarut (soluble fibre)
asam lemak trans < 7% dari total kalori, dan sejumlah 10-25 gr/hari, stanol/sterol dari
asupan kolesterol < 200 mg/hari, meningkat- tumbuhan 2 gr/hr, menurunkan berat badan
dan melakukan aktivitas fisik. Pemberian
Penyandang diabetes dalam fasilitas pera-
suplementasi dengan minyak ikan yang me-
watan medis
ngandung asam lemak omega-3 dapat dire-
komendasikan.4,15 Hiperglikemia pada pasien dalam pera-
watan medis adalah hal yang sering terjadi.
Rekomendasi nutrisi pada penyandang Keadaan ini merupakan salah satu faktor
diabetes dengan komplikasi akut dan prognostik buruk yang dihubungkan dengan
pada pasien diabetes dengan keadaan mortalitas pada pasien dengan atau tanpa
khusus. diabetes sehingga dengan mengoptimalkan
kontrol glukosa akan memberikan prognosis
Hipoglikemia yang lebih baik.28
Pada penyandang diabetes yang meng- Kebutuhan kalori harian pada pasien da-
gunakan insulin atau insulin sekretagog, lam perawatan medis adalah 25-30 kkal/kg
adanya perubahan pada aktivitas fisik atau berat badan per hari, atau  200 gr kar-
perubahan pada asupan makanan dapat me- bohidrat per hari yang dibagi seimbang an-
nyebabkan keadaan hipoglikemia (glukosa tara makanan pokok dan makanan selingan.
plasma < 70 mg/dL) sehingga dibutuhkan Untuk pemberian makanan melalui pipa lam-
asupan glukosa atau makanan yang me- bung, jenis formula standar yang mengan-
ngandung glukosa.3,25 dung 50% karbohidrat dapat digunakan. Un-
Untuk hipoglikemia yang disebabkan tuk pasien pasca bedah, makanan haruslah
pemberian insulin, 10 gr glukosa oral dapat diberikan sesegera mungkin setelah dapat
meningkatkan kadar glukosa plasma  40 ditolerir.27
mg/dL selama 30 menit, sedangkan 20 gr
glukosa oral dapat meningkatkan kadar glu- Pasien diabetes dengan kehamilan dan
kosa plasma  60 mg/dL selama 45 menit. laktasi
Biasanya kadar glukosa plasma akan me-
nurun  60 menit setelah pemberian glukosa, Pada penyandang diabetes dengan keha-
sehingga untuk keadaan hipoglikemia kadar milan, pengaturan energi dan asupan karbo-
glukosa plasma harus diperiksa pada 60 hidrat adalah berdasarkan respons glukosa
menit sesudah pemberian glukosa. Penam- plasma dengan tetap mempertimbangkan ke-
bahan protein atau lemak tidak mempenga- biasaan makan pasien. Seiring dengan per-
ruhi respon glisemik dan tidak mencegah kembangan janin, maka glukosa secara terus-
hipoglikemia berulang.26 menerus akan diambil dari ibu, sehingga per-
lu adanya pengaturan pola makan ibu yang
Keadaan penyakit akut mencakup konsistensi waktu makan serta
jumlah asupan makanan untuk mencegah ri-
Keadaan penyakit akut dapat mencetus- siko hipoglikemia.29 Pencatatan mengenai
kan hiperglikemia juga ketoasidosis sehingga jumlah dan jenis makanan, serta kadar gula
diperlukan monitoring kadar glukosa plasma darah harian akan memberikan informasi
dan keton, pemberian cairan yang adekuat, berharga dalam menentukan pemberian in-
pemberian insulin atau obat-obatan penurun sulin dan penyesuaian terhadap perencanaan
kadar glukosa serta asupan karbohidrat. Pada diet.28
orang dewasa, pemberian 150-200 gr karbo- Terapi gizi medis pada penyandang dia-
hidrat per hari (45-50 gr setiap 3 - 4 jam) betes melitus gestasional harus dilaksanakan
adalah cukup untuk mencegah ketosis akibat saat pertama kali didiagnosis. Pemberian
kekurangan asupan kalori.27 terapi insulin diperlukan dalam mengontrol
kadar glukosa plasma, serta untuk mengu-
rangi risiko komplikasi perinatal.28
Diet rendah kalori pada kehamilan yang
obes dengan diabetes melitus gestasional
dapat menyebabkan ketonemia dan keton-
uria. Akan tetapi, dengan pembatasan kalori
sedang (30% dari total kebutuhan energi) menurunkan pertambahan berat badan tanpa
dapat memperbaiki kontrol glukosa serta menyebabkan ketonemia.28
Jumlah karbohidrat yang digunakan ada-
KESIMPULAN
lah dengan mempertimbangkan kadar glu-
kosa plasma, rasa lapar, pertambahan berat Terapi gizi medis (TGM) adalah terapi
badan, dan kadar keton. Pengaturan diet gizi yang meliputi terapi diagnostik, dan
dapat dibagi dalam tiga porsi makanan po- manajemen penyakit termasuk layanan kon-
kok dalam jumlah kecil hingga sedang, seling, yang diberikan oleh seorang ahli diet
beserta makanan selingan sebanyak dua sam- terdaftar (registered dietitian) atau seorang
pai empat kali per hari. Pemberian makanan ahli gizi profesional (nutrition professional).
selingan pada malam hari dibutuhkan untuk Pada individu prediabetes atau diabetes,
mencegah ketosis pada malam hari.28 TGM sangat berperan dalam pencegahan
Pada ibu laktasi dengan diabetes, biasa- perkembangan diabetes dan komplikasinya,
nya kebutuhan insulin harian lebih rendah serta pengelolaan penyandang diabetes de-
dari biasanya, hal ini disebabkan karena se- ngan tetap mempertimbangkan preferensi
jumlah kalori yang harus digunakan untuk pribadi atau kebiasaan budaya setempat serta
menyusui dan merawat bayi. Pada ibu de- mempertahankan kenikmatan dalam meng-
ngan laktasi sering ditemui adanya fluktuasi konsumsi makanan. Keseimbangan energi
pada kadar glukosa darah, hal ini berhubung- dan berat badan, konposisi makro serta mi-
an dengan waktu merawat bayi, sehinga di- kronutrien perlu dicermati dengan baik, ter-
butuhkan makanan selingan yang mengan- lebih lagi pada penyandang diabetes dengan
dung karbohidrat sebelum atau sementara komorbidnya.
menyusui.29
DAFTAR PUSTAKA
Penyandang diabetes lanjut usia
1. Morris SF, Wylie-Rosett J. Medical nutri-
Penatalaksanaan terapi gizi medis pada tion therapy: A key to diabetes mana-
penyandang diabetes yang lanjut usia (lan- gement and prevention. Clinical diabetes.
sia) membutuhkan perhatian khusus. Pemba- 2010;28:1-18.
tasan asupan makanan pada individu lansia 2. McGough N. Nutritional recomendation in
tidak dianjurkan mengingat bahaya terjadi- diabetes management. In: Frost G,
nya malnutrisi dan dehidrasi, sehingga untuk Dornhorst A, Moses R. Nutritional mana-
kontrol gula darah lebih difokuskan pada gement of diabetes mellitus. England:
terapi farmakologis. Menurunkan berat ba- John Willey and Sons, The Atrium, West
dan pada penyandang diabetes lansia dengan Sussex, 2007; p 1-15.
berat badan lebih harus dievaluasi secara 3. Pastors JG, Warshaw H, Daly A, Franz M,
Kulkarni K. The evidence for the ef-
hati-hati. Suplementasi dengan multivitamin
fectiveness of medical nutrition therapy
harian dapat diberikan, khususnya pada in- in diabetes management. Diabetes Care.
dividu dengan asupan gizi yang kurang.30 2002;25:608-13.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pembe- 4. Bantle JP, Wylie-Rosett J, Albright A,
rian TGM pada penyandang diabetes sangat Apovian CM, Clark NG, Franz MJ, et
bersifat individual, tergantung pada individu al. Nutrition recommendations and inter-
tersebut, keadaan diabetesnya, serta kompli- ventions for diabetes: a position state-
kasi dan keadaan khusus yang menyertainya. ment of the American Diabetes Associa-
Pemahaman yang baik mengenai TGM akan tion. Diabetes Care. 2008;31:S61–S78.
sangat membantu penyandang diabetes untuk 5. The National Heart, Lung, and Blood
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Institute: Clinical guidelines on the iden-
tification, evaluation and treatment of
overweight and obesity in adults.
Bethesda MD: National Institutes of
Health, 1998.
6. Holt SHA, Miller JC. The role of carbo-
hydrate in management of diabetes. In :
Frost G, Dornhorst A, Moses R. Nutriti-
onal management of diabetes mellitus.
London UK: Willey, 2007; p: 177. in the management of diabetes: a meta-
7. Brand-Miller J, Hayne S, Petocz P, analysis of randomized controlled trials.
Colagiuri S. Low-glycemic index diets Diabetes Care. 2003;26:2261-7.
8. American Diabetes Association: Nutrition
BMJ. 2005;330:991.
principles and recommendations in dia-
17. Lee YM, Haastert B, Scherbaum W,
betes for the treatment and prevention of
Hauner H. A phytosterol-enriched
diabetes and related complications
spread improves the lipid profile of
(Position Statement). Diabetes Care.
subjects with type 2 diabetes mellitus: a
2004;26:S36-46.
randomized controlled trial under free-
9. Hasanain B, Mooradian AD. Antioxidant
living conditions. Eur J Nutr.
vitamins and their influence in diabetes
2003;42:111-7.
mellitus. Curr Diab Rep. 2002;2:448-56.
18. Gannon MC, Nuttall FQ. Effect of a high-
10. Lonn E, Yusuf S, Hoogwerf B, Pogue J, Yi
protein, low-carbohydrate diet on blood
Q, Zinman B, et al. Effects of vitamin E
glucose control in people with type 2
on cardiovascular and microvascular out-
diabetes. Diabetes. 2004;53:2375-82.
comes in high-risk patients with diabetes:
19. Wycherley TP, Noakes M, Clifton PM. A
results of the HOPE study and MICRO-
high protein diet with resistance exercise
HOPE substudy. Diabetes Care.
training improves weight loss and body
2002;25:1919 –27.
composition in overweight and obese
11. Brand-Miller JC, Stockmann K, Atkinson
patients with type 2 diabetes. Diabetes
F. Glycemic index, postprandial glyce-
Care. 2010;33:969-76.
mia and the shape of the curve in healthy
20. Narita T, Koshimura J, Meguro H,
subjects: analysis of a database of more
Kitazato H, Fujita H, Ito S. Determina-
than 1000 foods. Am J Clin Nutr.
tion of optimal protein contents for a
2009;89:97-105.
protein restriction diet in type 2 diabetic
12. Liese AD, Schulz M, Fang F, Wolever TM,
patients with microalbuminuria. Tohoku
D’Agostino RB Jr, Sparks KC, et al.
J Exp Med. 2001;193:45-55.
Dietary glycemic index and glycemic
21. Hansen HP, Tauber-Lassen E, Jensen BR,
load, carbohydrate and fiber intake, and
Parving HH. Effect of dietary protein
measures of insulin sensitivity, secretion,
restriction on prognosis in patients with
and adiposity in the Insulin Resistance
diabeticnephropathy. Kidney Int. 2002;
Atherosclerosis Study. Diabetes Care.
62:220-8.
2005;28:2832-8.
22. Stratton IM, Adler AI, Neil HA, Matthews
13. Koppes LL, Dekker JM, Hendriks HF,
DR, Manley SE, Cull CA, et al. Asso-
Bouter LM, Heine RJ. Moderate alco-
ciation of glycaemia with macrovascular
hol consumption lowers the risk of type 2
and microvascular complications of type
diabetes: a meta-analysis of prospective
2 diabetes (UKPDS 35): prospective ob-
observational studies. Diabetes Care.
servational study. BMJ. 2000;321:405-
2005;28:719-25.
12.
14. Raben A, Vasilaras TH, Moller AC, Astrup
23. Appel LJ, Brands MW, Daniels SR,
A. Sucrose compared with artificial
Karanja N, Elmer PJ, Sacks FM.
sweeteners: different effects on ad libi-
Dietary approaches to prevent and treat
tum food intake and body weight after 10
hypertension: a scientific statement from
wk of supplementation in overweight
the American Heart Association.
subjects. Am J Clin Nutr. 2002;76:721-9.
Hypertension. 2006;47:296-308.
15. Kris-Etherton PM, Harris WS, Appel LJ.
24. Sacks FM, Svetkey LP, Vollmer WM. The
Fish consumption, fish oil, omega-3 fatty
DASH-Sodium Collaborative Research
acids, and cardiovascular disease.
Circulation. 2002;106:2747-57. Group: Effects on blood pressure of re-
duced dietary sodium and the dietary
16. Trichopoulou A, Orfanos P, Norat T. Mo-
approaches to stop hypertension (DASH)
dified Mediterranean diet and survival:
diet. N Engl J Med. 2001;344:3-10.
EPIC-elderly prospective cohort study.
25. Hunt SA, Abraham WT, Chin MH.
ACC/AHA 2005 Guideline update for
the diagnosis and management of chronic
heart failure in the adult–summary
article. Circulation. 2005;112:1825-52.
26. Cryer PE, Davis SN, Shamoon H.
Hypoglycemia in diabetes. Diabetes
Care. 2003;26:1902-12. care institutions (Position Statement).
27. American Diabetes Association: Diabetes Diabetes Care. 2004;27:S55-7.
nutrition recommendations for health 28. Crowther CA, Hiller JE, Moss JR. Effect of
treatment of gestational diabetes mellitus
29. Reader D, Franz MJ. Lactation, diabetes,
on pregnancy outcomes. N Engl J Med.
and nutrition recommendations. Curr
2005;352:2477–86.
Diab Rep. 2004;4:370-6.
30. Brown AF, Mangione CM, Saliba D,
Sarkisian CA. Guidelines for improving
the care of the older person with diabetes
mellitus. J Am Geriatr Soc.
2003;51:S265-80.

Anda mungkin juga menyukai