FISIOLOGI VETERINER 1
1909010055
KUPANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1. Materi
Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu
durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan
jaringan saraf.
Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale, dan terdapat cairan
cerebrospinalis. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis. Sistem saraf amphibi terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah
sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibi memiliki
penglihatan yang baik.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.
1. Otak (ensefalon)
Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam tulang
tengkorak dan diselubungi oleh jaringan, berupa jaringan meninges.
Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada
10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8,
dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus.
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang
(area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik
Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada serebrum
memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya pembiakan
dan macam-macam gerak.
Pada bagian ventral, selain terdapat kelenjar hipofisis juga terdapat kelenjar
hypothalamus dan infundibulum. Pada kelenjar hypothalamus terdapat sel-sel
neurosekretori (sel saraf yang menghasilkan secret). Secret dari sel ini berupa
neurohormon yang berfungsi untuk mempercepat penyampaian impuls dari sinapsis
yang satu ke sinapsis yang lain. Sedangkan infundibulum merupakan tangkai dari
hipofisis yang berfungsi menghubungkan hipofisis dengan hypothalamus.
c. Otak Kecil ( serebelum)
2.2. Metode
3.1. Hasil
Tabel dibawah ini adalah hasil perlakuan pada katak normal,katak deserebrasi,dan
katak spinal
No Perlakuan Keterangan
1. Sikap badan (postur) Normal,tegak
2. Gerakan-gerakan spontan Melompat,berjalan
3. Keseimbangan badan (reflek bangkit) Bangkit kembali
4. Kemampuan berenang Dapat berenang
5. Ferkuensi nafas (amati gerakan- gerakan 100 napas/menit
bagian dasar mulut)
6. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan- 49/menit
gerakan lembut pada bagian sentral di
sebelah posterior garis yang
menghubungkan kedua kaki jika
diregangkan
Percobaan kedua ini di lakukan kepada katak deselebrasi yaitu kaak yang
sudah di lepaskan serebelumnya dengan gunting dengan cara memotong otaknya
dengan cepat dan memotong melintang garis-garis yang menghubungkan tepi-tepi
anterior dari kedua gendang telinga.
No Perlakuan Keterangan
1. Sikap badan (postur) Tidak tegak
2. Gerakan-gerakan spontan Masih ada respon
3. Keseimbangan badan (reflek bangkit) Bangkit kembali
4. Kemampuan berenang Dapat berenang
5. Ferkuensi nafas (amati gerakan- gerakan bagian 11 nafas/menit
dasar mulut)
6. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan-gerakan 5 denyut/menit
lembut pada bagian sentral di sebelah posterior
garis yang menghubungkan kedua kaki jika
diregangkan
Dari percobaan ini katak spinal adalah katakyang sudah dirusak serebulum
dan medula oblongatata dengan menusukan alat penusuk(sonde) otak kira-kira 1 cm
ke belakang dari tempat pemotongan terakhir.
No Perlakuan Keterangan
7. Sikap badan (postur) Lemas
8. Gerakan-gerakan spontan Tidak ada gerakan
9. Keseimbangan badan (reflek bangkit) Tidak bangkit
10. Kemampuan berenang Tidak dapat berenang
11. Ferkuensi nafas (amati gerakan- gerakan Tidak dapat bernafas
bagian dasar mulut)
12. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan- Jantung tak berdetak
gerakan lembut pada bagian sentral di
sebelah posterior garis yang
menghubungkan kedua kaki jika
diregangkan
3.2 Pembahasan
Dari hasil percobaan di laboratorium dibuat 3 perlakuan pada katak normal, katak
deslebrasi dan katak spinal.
A. Katak normal
Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan. Katak dapat
merespon dengan baik. Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang
saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga
menimbulkan respon. Respon akan ditanggapi oleh neuron dengan mengubah
potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari membran. Sel-sel
dengan sifat ini disebut dapat dirangsang (excitable) dan dapat diganggu
(Irritable). Neuron ini segera bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi
potensial listrk dapat terbatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat
disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membran. Penyebaran ini disebut
potensial aksi atau impuls saraf, mampu melintasi jarak yang jauh impuls
saraf menerima informasi keneuron lain, baik otot maupun kelenjar. katak
normal, rangsang yang diberikan rangsangan menghasilkan respon yang
normal pula. Mulai dari sikap badan,gerakan spontan keseimbangan
(bangkit), kemampuan berenang, frekuensi bernafas, dan frekuensi denyut
jantung.
B. Katak deselebrasi
Pada katak deselebrasi diberikan perlakuan yang sama dengan katak normal
yaitu sikap badan,gerakan spontan,keseimbangan (bangkit), kemampuan
berenang,frekuensi bernafas dan frekuensi denyut jantung. Tapi katak
deselebrasi adalah katak yang sudah dihilangkan serebelumnya sehingga dari
perlakuan yang diberikan katak deselebrasi memberikan repon yang berbeda
dari katak normal. Hal ini disebabkan oleh Serebelum yang memainkan
peranan dalam pembelajaran dan pengingatan respon motoris. Sistem
Koordinasi merupakan salah satu contoh fungsi serebelum. Jika serebelum
rusak respon yang diberikan akan lebih lamban dari pada katak normal.
C. Katak Spinal
Berdasarkan hasil dan percobaan yag di lakukan dengan memberikan
perlakuan yang sama pada katak normal dan katak deselebrasi dapat diambil
suatu kesimpulan yaitu refleks spinal pada katak terjadi karena adanya
jawaban yang tidak disadari terhadap stimulus (Rangsangan). Hal ini dapat
diketahui dengan cara perusakan otak dan perusakan sumsum tulang
belakang, akan tetapi pada perusakan otak katak tidak menyebabkan
hilangnya refleks secara total sedangkan pada kerusakan sumsum tulang
belakang yang semakin lebar respon refleks semakin melemah. Seperti yang
terjadi pada katak spinal hasil percobaan, terjadi perubahan besar mulai dari
sikap badan yang awalnya tegak,langsung melemas, saat diusik tidak
memberikan respon apapun dan saat penghitungan frekuensi pernapasanya
hasilnya tidak ada dan hal tersebut juga terjadi pada saat penghitungan denyut
jantungnya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Katak normal
memberikan respon yang normal terhadap semua perlakuan yang
diberikan.
Frekuensi pernapasan dan frekuensi denyut nadi pada katak normal
menujukan frekuensi yang normal saat diberikan perlakuan.
2. Katak Deselebrasi
Terjadi pengurangan reaksi/respon terhadap perlakuan yang diberikan
yang disebabkan karena serebelum pada katak sudah dipisahkan dari
badan katak.
Perubahan juga terjadi pada frekuensi pernapasan dan denyut nadi
jantung yang sebelumnya normal dan menjadi lemah saat
serebelumnya di lepas dari bagian tubuh katak. Frekuensi
pernapasanya 100/menit menjadi 11/menit dan pada denyut jantung
dari 49/menit menjadi 5/menit
3. Katak Spinal
Terjadi perubahan besar pada reaksi/respon terhadap perlakuan yang
diberikan disebabkan karena perusakan yang dilakukan pada
serebelum dan medulla oblongata. Mulai dari sikap badan, gerakan
refleks, keseimbangan badan dan kemampuan berenanngnya berbeda
dengan katak serebelum dan katak normal.
Frekuensi pernapasan dan frekuensi denyut jantungnya tidak dapat
terdeteksi dan berubah yaitu pada frekuensi pernafasan katak spinal
mulai dari 100/menit-11/menit- 0/menit dan juga pada denyut
jantungnya mulai dari 49/menit-5/menit-0/menit.
DAFTAR PUSTAKA