Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

FISIOLOGI VETERINER 1

SISTEM SARAF (KATAK)

Laura Katharina Lengga Laga

1909010055

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap


terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan
dalam bentuk kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada
hewan yang uniseluler maupun pada hewan yang multiseluler, merupakan suatu unit.
Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinate
dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu sel maupun seluruh sel.
Sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem saraf itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi
rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita,
akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ
yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana
maupun yang kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari
beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf hewan tak
bertulang belakang dan sistem saraf hewan bertulang belakang struktur dan
bentuknya masing-masing tetapi sistem saraf hewan tak bertulang belakang
(Avertebrata) dan sistem saraf hewan bertulang belakang (Vertebarata)  memiliki
kesamaan fungsi, dimana sistem sarah berfungsi untuk megnatur dan mengendalikan
kerja alat-alat tubuh, mengetahui perubahan ang terjadi pada lingkungannya, serta
mengatur dan mengendalikan tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari
lingkungan. Sistem sarah hewan bertulang belakang  (Vertebrata) seperti hewan
mamalia, burung, amfibi, ikan, sedangkan sistem sarah pada hewan tak bertulang
belakang (Avertebrata) adalah cacing, serangga, ubur-ubur dan Hydra sp.
Sistem saraf adalah jaringan sel-sel saraf dan, pada kebanyakan hewan
termasuk juga otak. Dalam vertebrata, juga termasuk sumsum tulang belakang. Jenis
sel utama yang ditemukan dalam sistem saraf adalah neuron, yang memiliki sel
tubuh, yang mengandung inti, dan ekstensi panjang untuk membawa informasi dari
satu bagian tubuh ke bagian lain.
Sistem saraf memiliki dua fungsi utama yang sangat penting dalam
mempertahankan hidup organisme. Pertama, reseptor sensorik memungkinkan
organisme untuk memantau lingkungan eksternal dan mendeteksi perubahan yang
terjadi (misalnya, peningkatan suhu). Sistem saraf kemudian mengaktifkan struktur
seperti otot dan kelenjar, yang memungkinkan organisme untuk merespon dengan
tepat terhadap perubahan lingkungan (misal mengaktifkan kelenjar keringat saat
suasana panas matahari). Kedua, sistem saraf juga memonitor lingkungan internal
organisme, mengendalikan denyut jantung sehingga cukup darah dikirim ke organ,
atau mengukur tingkat gizi untuk sinyal ketika organisme perlu untuk mendapatkan
makanan.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
endokrin (hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena
sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan
berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana fungsi bagian-bagian dari otak katak ?

1.3. Tujuan Penulisan


Mengetahui fungsi bagian-bagian otak katak dengan menghilangkan bagian otak
katak dengan menghilangkan bagian-bagian otak tersebut dan mengamati reaksi
yang timbul
BAB II
MATERI DAN METODE

2.1. Materi
Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu
durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan
jaringan saraf.

Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale, dan terdapat cairan
cerebrospinalis. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis. Sistem saraf amphibi terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah
sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibi memiliki
penglihatan yang baik.

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.

1. Otak (ensefalon)

Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam tulang
tengkorak dan diselubungi oleh jaringan, berupa jaringan meninges.

Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada
10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8,
dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus.
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:

a.       Lobus olfaktorius

Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus


ini tidak terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan
penonjolan dari bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang berkembangnya
lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau pada amphibi, berhubungan
dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus
olfaktorius sebagai pusat pembau.

b.      Otak besar (cerebrum)

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang
(area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik

Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada serebrum
memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya pembiakan
dan macam-macam gerak.

Pada bagian ventral, selain terdapat kelenjar hipofisis juga terdapat kelenjar
hypothalamus dan infundibulum. Pada kelenjar hypothalamus terdapat sel-sel
neurosekretori (sel saraf yang menghasilkan secret). Secret dari sel ini berupa
neurohormon yang berfungsi untuk mempercepat penyampaian impuls dari sinapsis
yang satu ke sinapsis yang lain. Sedangkan infundibulum merupakan tangkai dari
hipofisis yang berfungsi menghubungkan hipofisis dengan hypothalamus.
c. Otak Kecil ( serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang


terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative
berkurang.

d. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)

Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula


spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi
seperti detak jantung (pusat pengatur percepatan dan penghambat denyut jantung) ,
tekanan darah (pusat pengaturan penyempitan dan pelebaran pembuluh darah),
volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain.

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke


dalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di
bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan impuls sensori dari
saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer.
Selain itu juga merupakan pusat dari refleks.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar


berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk
saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran
asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral.

2.2. Metode

2.2.1. Waktu dan Tempat

Hari / tanggal : Senin,23 september 2019

Pukul               : 09:40 - selesai

Tempat            : Laboratorium AFFB FKH UNDANA

2.2.2. Alat dan Bahan

- Katak Rana sp.


- Papan kodok
- Baskom berisi air
- Sonde
- Arloji/stop-watch
- Gunting

2.2.3. Prosedur Kerja


Anggota mengamati dan mencatat dalam isian yang telah disediakan
a) Amati reaksi-reaksi berikut pada katak normal
1. Sikap badan (postur)
2. Gerakan-gerakan spontan
3. Keseimbangan badan (reflek bangkit)
4. Kemampuan berenang
5. Ferkuensi nafas (amati gerakan-gerakan bagian dasar mulut)
6. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan-gerakan lembut pada
bagian sentral di sebelah posterior garis yang menghubungkan
kedua kaki jika diregangkan)
b) Katak Deserebrasi
Katak deserebrasi adalah katak yang dihilangkan serebrum (otak besar) pada
katak.
Cara menghilangkannya dengan cara :
1. skalpel runcing yang tajam, potong dengan cepat otaknya melintang
sepanjang suatu garis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dari kedua
gendang telinga (membran timpani yang terletak di belakang dan di bawah
kedua mata).
2. Tunggulah 10-15 menit agar katak bebas dari keadaan “shock”, kemudian
catatlah reaksi-reaksi seperti pada A. pemotongan itu biasanya anterior dari
thalamus.
c) Katak Spinal
Katak spinal adalah katak yang serebelum dan medula oblongata dirusakan.
carannya adalah :
1. Rusakkan serebelum dan medulla oblongata dengan menusukkan jarum
penusuk otak kira-kira 1-11/4 cm ke belakang dari tempat pemotongan
terakhir.
2. Putarkan kawatnya untuk merusakkan tenunan sarafnya. Berikan waktu
untuk kembali dari “shock” dan catat reaksi-reaksinya lagi.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Tabel dibawah ini adalah hasil perlakuan pada katak normal,katak deserebrasi,dan
katak spinal

3.1.1. katak Normal

Percobaan yang pertama ini di lakukan pada katak normal.

No Perlakuan Keterangan
1. Sikap badan (postur) Normal,tegak
2. Gerakan-gerakan spontan Melompat,berjalan
3. Keseimbangan badan (reflek bangkit) Bangkit kembali
4. Kemampuan berenang Dapat berenang
5. Ferkuensi nafas (amati gerakan- gerakan 100 napas/menit
bagian dasar mulut)
6. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan- 49/menit
gerakan lembut pada bagian sentral di
sebelah posterior garis yang
menghubungkan kedua kaki jika
diregangkan

3.1.2. Katak Deserebrasi

Percobaan kedua ini di lakukan kepada katak deselebrasi yaitu kaak yang
sudah di lepaskan serebelumnya dengan gunting dengan cara memotong otaknya
dengan cepat dan memotong melintang garis-garis yang menghubungkan tepi-tepi
anterior dari kedua gendang telinga.

No Perlakuan Keterangan
1. Sikap badan (postur) Tidak tegak
2. Gerakan-gerakan spontan Masih ada respon
3. Keseimbangan badan (reflek bangkit) Bangkit kembali
4. Kemampuan berenang Dapat berenang
5. Ferkuensi nafas (amati gerakan- gerakan bagian 11 nafas/menit
dasar mulut)
6. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan-gerakan 5 denyut/menit
lembut pada bagian sentral di sebelah posterior
garis yang menghubungkan kedua kaki jika
diregangkan

3.1.3. Katak Spinal

Dari percobaan ini katak spinal adalah katakyang sudah dirusak serebulum
dan medula oblongatata dengan menusukan alat penusuk(sonde) otak kira-kira 1 cm
ke belakang dari tempat pemotongan terakhir.

No Perlakuan Keterangan
7. Sikap badan (postur) Lemas
8. Gerakan-gerakan spontan Tidak ada gerakan
9. Keseimbangan badan (reflek bangkit) Tidak bangkit
10. Kemampuan berenang Tidak dapat berenang
11. Ferkuensi nafas (amati gerakan- gerakan Tidak dapat bernafas
bagian dasar mulut)
12. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan- Jantung tak berdetak
gerakan lembut pada bagian sentral di
sebelah posterior garis yang
menghubungkan kedua kaki jika
diregangkan

3.2 Pembahasan
Dari hasil percobaan di laboratorium dibuat 3 perlakuan pada katak normal, katak
deslebrasi dan katak spinal.

A. Katak normal
Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan. Katak dapat
merespon dengan baik. Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang
saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga
menimbulkan respon. Respon akan ditanggapi oleh neuron dengan mengubah
potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari membran. Sel-sel
dengan sifat ini disebut dapat dirangsang (excitable) dan dapat diganggu
(Irritable). Neuron ini segera bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi
potensial listrk dapat terbatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat
disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membran. Penyebaran ini disebut
potensial aksi atau impuls saraf, mampu melintasi jarak yang jauh impuls
saraf menerima informasi keneuron lain, baik otot maupun kelenjar. katak
normal, rangsang yang diberikan rangsangan menghasilkan respon yang
normal pula. Mulai dari sikap badan,gerakan spontan keseimbangan
(bangkit), kemampuan berenang, frekuensi bernafas, dan frekuensi denyut
jantung.
B. Katak deselebrasi
Pada katak deselebrasi diberikan perlakuan yang sama dengan katak normal
yaitu sikap badan,gerakan spontan,keseimbangan (bangkit), kemampuan
berenang,frekuensi bernafas dan frekuensi denyut jantung. Tapi katak
deselebrasi adalah katak yang sudah dihilangkan serebelumnya sehingga dari
perlakuan yang diberikan katak deselebrasi memberikan repon yang berbeda
dari katak normal. Hal ini disebabkan oleh Serebelum yang memainkan
peranan dalam pembelajaran dan pengingatan respon motoris. Sistem
Koordinasi merupakan salah satu contoh fungsi serebelum. Jika serebelum
rusak respon yang diberikan akan lebih lamban dari pada katak normal.

C. Katak Spinal
Berdasarkan hasil dan percobaan yag di lakukan dengan memberikan
perlakuan yang sama pada katak normal dan katak deselebrasi dapat diambil
suatu kesimpulan yaitu refleks spinal pada katak terjadi karena adanya
jawaban yang tidak disadari terhadap stimulus (Rangsangan). Hal ini dapat
diketahui dengan cara perusakan otak dan perusakan sumsum tulang
belakang, akan tetapi pada perusakan otak katak tidak menyebabkan
hilangnya refleks secara total sedangkan pada kerusakan sumsum tulang
belakang yang semakin lebar respon refleks semakin melemah. Seperti yang
terjadi pada katak spinal hasil percobaan, terjadi perubahan besar mulai dari
sikap badan yang awalnya tegak,langsung melemas, saat diusik tidak
memberikan respon apapun dan saat penghitungan frekuensi pernapasanya
hasilnya tidak ada dan hal tersebut juga terjadi pada saat penghitungan denyut
jantungnya
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang di laksanakan maka ditarik kesimpulan bahwa :

1. Katak normal
 memberikan respon yang normal terhadap semua perlakuan yang
diberikan.
 Frekuensi pernapasan dan frekuensi denyut nadi pada katak normal
menujukan frekuensi yang normal saat diberikan perlakuan.
2. Katak Deselebrasi
 Terjadi pengurangan reaksi/respon terhadap perlakuan yang diberikan
yang disebabkan karena serebelum pada katak sudah dipisahkan dari
badan katak.
 Perubahan juga terjadi pada frekuensi pernapasan dan denyut nadi
jantung yang sebelumnya normal dan menjadi lemah saat
serebelumnya di lepas dari bagian tubuh katak. Frekuensi
pernapasanya 100/menit menjadi 11/menit dan pada denyut jantung
dari 49/menit menjadi 5/menit
3. Katak Spinal
 Terjadi perubahan besar pada reaksi/respon terhadap perlakuan yang
diberikan disebabkan karena perusakan yang dilakukan pada
serebelum dan medulla oblongata. Mulai dari sikap badan, gerakan
refleks, keseimbangan badan dan kemampuan berenanngnya berbeda
dengan katak serebelum dan katak normal.
 Frekuensi pernapasan dan frekuensi denyut jantungnya tidak dapat
terdeteksi dan berubah yaitu pada frekuensi pernafasan katak spinal
mulai dari 100/menit-11/menit- 0/menit dan juga pada denyut
jantungnya mulai dari 49/menit-5/menit-0/menit.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Fisiologi Veteriner 1,


https://ikmalinzancita.blogspot.com/sistem-gerak-pada-vertebrata.html,
https://dickymau.blogspot.com/behaviorurl.html,
https://anhyarieztryani.blogspot.com/laporan-praktikum-fisiologi-hewan-
katak.html, https://kelompoksatu3b2015.blogspot.com/2016/01/laporan-
kuliah-lapangan-sistem-syaraf.html.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai