Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM VIII

EFEK OBAT SISTEM SARAF PERIFER


PENDAHULUAN
Obat Kolinergik singkatnya disebut kolinergik juga disebut sebagai
parasimpatomimetik, yaitu obat yang bekerja menyerupai perangsangan saraf
parasimpatis. Tetapi karena ada syaraf yang secara anatomis termasuk syaraf simpatis
yang transmitornya asetilkolin maka istilah obat kolinergik lebih tepat daripada istilah
parasimpatomimetik.
Obat Kolinergik dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
1. Setilkolin, meliputi asetilkolin, metakolin, karbakol, betanekol
2. Antikolinesterase, meliputi termasuk di dalamnya eserin (fisostigmin), prostigmin
neostigmin), diisopropil-flurofosfat (DFP), dan insektisid golongan organofosfat.
3. Alkaloid tumbuhan yaitu muskarin, pilokarpin, dan asetilkolin.
Obat adrenergik juga disebut sebagai simpatomimetik yang sifatnya menyerupai
efek yang ditimbulkan oleh susunan saraf simpatis. Respon suatu organ otonom
terhadap perangsangan saraf adrenergik bergantung pada jenis reseptor adrenergik
yang dimiliki organ tersebut serta jenis organ itu sendiri. Misalnya mata, otot radial iris
mata mempunyai reseptor α1, maka perangsangan saraf adrenergik akan
menyebabkan kontraksi (midriasis). Lain halnya dengan otot siliaris mata yang
mempunyai reseptor β2, maka perangsangan saraf adrenergiknya relaksasi untuk
melihat jauh (lemah). Mata adalah contoh suatu organ dengan berbagai fungsi sistem
saraf otonom, yang dikontrol berbagai reseptor otonom. Kolinomimetik muskarinik
menyebabkan kontraksi otot konstriktor pupil sirkular dan otot siliaris.

TUJUAN
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat
yang bekerja pada sistem saraf perifer dengan memberikan efek terhadap sistem saraf
simpatis dan parasimpatis.
METODOLOGI
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah timbangan hewan, stopwatch, senter,
jangka sorong dan lup atau kaca pembesar. Sedangkan bahan yang digunakan berupa
kelinci, atropine 02,5 mg/mL dan pilocarpin 1 %.
Prosedur kerja praktikum ini sebagai berikut:
1. Ukur diameter normal kedua mata kelinci dan refleknya terhadap cahaya.
Kegiatan ini dilakukan selama 3 kali (dengan selang waktu 5 menit) dan dicatat
hasil yang diperoleh!
2. Teteskan pilokarpin pada mata kanan dan kiri, masing – masing sebanyak 2
tetes!
3. Amati diameter pupil kedua kelinci serta refleksnya terhadap cahaya selama 30
menit dengan selang waktu 5 menit.
4. Setelah 30 menit, teteskan atropin sebanyak 2 tetes pada kedua mata.
5. Amati diameter pupil kedua mata kelinci serta refleksnya terhadap cahaya
selama 30 menit dengan selang waktu pengmatan setiap 5 menit.
6. Catat hasil yang diperoleh!

HASIL
No Perlakuan Waktu Mata Kiri Mata Kanan
(Menit) D (cm) Refleks D (cm) Refleks
1. Normal 5menit
10 menit
15 menit
Rata-rata
2. Pilocarpine 1% 5menit
10 menit
15 menit
20 menit
25 menit
30 menit
Rata-rata
3. Atropin 35menit
40 menit
45 menit
50 menit
55 menit
60 menit
Rata-rata

KETERANGAN
+ = Lambat
++ = Cepat
_ = Tidak ada reaksi

Anda mungkin juga menyukai