Psikologi Industri Organisasi
DISUSUN OLEH :
Nabil Ibrahim Afandi
210110140234
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Analisa Kebutuhan Pelatihan Pada Tingkat Individu Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit
Undaan Surabaya
Penilaian Kebutuhan Pelatihan pada Tingkat Individu Petugas Rekam Medis | Budiyanti |
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia (unair.ac.id)
1. Identifikasi Kebutuhan
Pada 3 tahun terakhir Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya mendapatkan komplain
terkait pelayanan pada pasien. Jumlah komplain pasien meningkat dari tahun
sebelumnya. Isi komplain terbanyak adalah mengenai sikap dan keramahan
petugas, sedangkan unit kerja tertinggi yang mendapatkan komplain adalah unit
rekam medis.
Maka dari itu objektif umum dari pelatihan yang akan dilaksanakan adalah:
Pengetahuan petugas rekam medis
Sikap kerja petugas rekam medis
Keterampilan petugas rekam medis meliputi pekerjaan teknis dan non
teknis
2. Desain analisis kebutuhan
Langkah kedua dalam identifikasi kebutuhan pelatihan adalah menentukan:
Orang yang diwawancarai
Metode survei
Rencana dan jadwal survey
Mayoritas petugas yang menjadi responden merupakan petugas dengan usia diatas
31 tahun, namun umur tidak dapat dijadikan patokan untuk menilai kinerja. Jenis
kelamin terbanyak adalah 55.56% pria dan 44,44% wanita. Petugas rekam medis
memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun sebesar 77,78%, dan pendidikan terakhir
mayoritas pekerjanya adalah SMA/SMK sebesar 77,78%.
3. Pengumpulan data
Langkah ketiga adalah mengoleksi data dengan mereview dokumen dari pelatihan
sebelumnya dan melaksanakan survey yang memasukan interview dan observasi.
4. Analisa data
Analisis pengetahuan petugas rekam medis
Tingkat pengetahuan petugas tentang pengelolaan rekam medis secara
umum termasuk dalam kategori kurang karena belum memenuhi standar
yaitu diatas 80% sangat baik. Pengetahuan yang kurang dapat disebabkan
oleh misalnya pendidikan, usia, ekonomi, budaya, dan lainnya. Pendidikan
terakhir yang dimiliki mayoritas petugas juga masih rendah. Petugas masih
belum memahami pengelolaan rekam medis secara umum. Semua indikator
pengetahuan masih dirasa kurang. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya
seorang pun yang masuk dalam kategori sangat baik. Pihak manajemen
perlu merencanakan pelatihan pengetahuan dalam meningkatkan
pengetahuan petugas tentang pengelolaan rekam medis
Analisis sikap kerja petugas rekam medis
88% petugas menunjukan nilai sikap kerja yang berada di kategori sangat
baik dan sisanya ada di kategori baik. Hal ini menunjukan respon positif
petugas dalam melakukan pekerjaannya. Berdasarkan hasil sikap kerja
tersebut maka pelatihan yang berhubungan dengan sikap kerja belum
menjadi prioritas.
Analisis keterampilan petugas
Hasil penilaian keterampilan teknis masih menjadi masalah mengenai tugas
rekam medis lain yang diberikan dan kepatuhan petugas sesuai SOP.
Indikator tersebut membutuhkan pelatihan karena persentase nya lebih
dari 20%. Pihak rumah sakit telah memberikan uraian tugas berdasarkan
bagian kerja. Terdapat beberapa pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh
bagian tertentu tapi tetap dilakukan oleh petugas rekam medis. Kondisi ini
bisa menyebabkan keterampilan petugas menjadi kurang terampil karena
mengerjakan pekerjaan yang diluar kemampuan dan tanggung jawab.
Keterampilan non teknis juga masih belum memenuhi standar diatas 80%
sangat baik. Jenis keterampilan non teknis yang bermasalah yaitu
kedisiplinan, keramahan, komunikasi efektif. Ketiga hal tersebut memiliki
presentasi lebih dari 20%.
Kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan orang menjadi
pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari nafkah. Berarti apabila disatu
pihak seseorang menggunakan pengetahuan, keterampilan, tenaga dan sebagian waktunya
untuk berkarya pada suatu organisasi,di lain pihak ia mengharapkan menerima
kompensasi/kompensasi tertentu. Berangkat dari pandangan demikian, dewasa ini masalah
kompensasi dipandang sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manajemen
suatu organisasi.
Kompensasi sangat penting bagi guru, hal ini karena kompensasi merupakan sumber
penghasilan bagi mereka dan keluarganya, selain itu pemberian kompensasi juga
berdampak terhadap kondisi psikologis bagi guru itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik
Dilihat dari data yang diperoleh, masih banyak nilai UKG guru di kecamatan ngamprah yang
masih dibawah standar yaitu diatas 60. Fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa
kinerja mengajar guru di SD Negeri Kecamatan Ngamprah masih memprihatinkan
Kinerja guru dapat ditunjukan dari seberapa besar kompetensi yang dipersyaratkan untuk
dipenuhi. Kompensasi dapat mempengaruhi kinerja guru, jika sesuai dengan kompensasinya
maka hasil kerja nya akan semakin meningkat, dan jika kompensasi tidak sesuai, maka
kinerja pun akan ikut turun.
2. Kompensasi tidak langsung adalah kompensasi yang tidak dapat dirasakan secara
langsung oleh karyawan. Yakni benefit dan services
Pendekatan Kompensasi
A. Asas kepatuhan
B. Asas Efektivitas dan efisiensi
C. Asas konsep 3p
Pay for position
Pay for person
Pay for performance
D. Asas kinterja organisasi
Jenis kompensasi yang dibahas dalam jurnal tersebut adalah kompensasi tidak. Dari hasil
penelitian dapat diperoleh informasi bahjwa kompensasi yang diterima oleh guru SD Negeri
Kecamatan Ngamprah memiliki nilai rata-rata sebesar 3,60 yang jika dibandingkan dengan
table berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa tingkan kompensasi berupa
kompensasi tidak langsung berupa kebutuhan guru teratasi dengan baik.
Besar pengaruh kepemimpinan kepalah sekolah terhadap kompensasi guru yaitu sebesar
97,2%. Kompensasi guru berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
Pengaruh langsung kompensasi guru terhadap kinerja mengajar sebesar 12,1% walaupun
sisanya dipengaruhi oleh variable lain.