1
Buku Siswa SMAN 1 Dayeuhkolot
2. Visi Sekolah
Indikator Visi
4. Tujuan Sekolah
1. ETIKA WAKTU
1.1. Siswa telah hadir di sekolah selambat lambatnya 5 menit
sebelum kegiatan literasi
1.2. Kegiatan literasi terdiri dari membaca Al-Qur’an (tadarus) dan
membaca buku non teks pelajaran dari pukul 06.45 – 07.00
WIB.
Khusus hari Senin siswa pada pukul 06.45 WIB ybs telah
berkumpul dan berbaris dilapangan upacara
1.3. Jam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut :
Senin – Kamis Pukul 06.45 – 15.30
Jum’at. Pukul 06.45 – 11.30
1.4. Siswa yang berhalangan hadir mengikuti KBM wajib
menyampaikan pemberitahuan tertulis atau melalui telepon
yang disertai surat susulan yang sah dari orang tua / wali.
Apabila 3 hari tidak masuk sekolah tanpa ada alasan maka
sekolah akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada
orangtua dan dilanjutkan dengan kerjasama pemantauan
kehadiran.
1.5. Apabila siswa dalam proses pemantauan kehadiran atau masa
pemantauan kehadiran telah selesai, namun siswa tersebut
masih terlambat datangnya kesekolah maka orang tua siswa
tersebut menjemput kembali siswa dari sekolah.
Dan siswa pada hari itu tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan belajar di sekolah
1.6. Siswa yang sakit dan tidak dapat mengikut kegiatan belajar
sampai waktu KBM selesai, diizinkan untuk istirahat di UKS,
atau pulang setelah mendapat izin dari guru yang mengajar
pada saat itu dan dijemput oleh keluarganya
1.7. Siswa tidak diperkenankan pulang untuk mengambil tugas/PR
yang tertinggal di rumah.
1.8. Siswa tidak dibenarkan ke luar dari lingkungan sekolah selama
jam belajar dan jam istirahat berlangsung, terkecuali
mendapat ijin dari piket secara tertulis.
1.9. Siswa tidak dibenarkan berada di lingkungan sekolah setelah
jam KBM berakhir tanpa ada kegiatan yang jelas
EAKSTRAKULIKULER
KENAIKAN KELAS
Kriteria kenaikan kelas Sebagai berikut :
1. Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran
di jenjang
2. kelas yang bersangkutan.
3. Peserta didik memperoleh nilai PPK (Pemahaman Pengetahuan
Konsep) dan
4. Ketrampilan maksimal 2 mata pelajaran yang tidak tuntas, serta
nilai Sikap minimal baik pada seluruh mata pelajaran
6. Kehadiran minimal peserta didik 90 % dari jumlah hari sekolah
effektif.
KELULUSAN
Siswa dinyatakan lulus apabila telah memenuhi kriteria kelulusan sbb :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik
3. Lulus ujian sekolah.
Bentuk Ujian Sekolah :
a. Portofolio;
b.Penugasan;
c.Tes tertulis; dan /atau
d.Bentuk kegiatan lain yang ditetapkan satuan pendidikan sesuai
dengan kompetensi yang diukur berdasarkan Standar
NasionalPendidikan
4. kehadiran minimal 90%
Pakaian Upacara
Pada saat pelaksanaan upacara bendera hari senin atau hari nasional,
wajib menggunakan pakaian sekolah, atribut kelengkapan upacara
bendera dan wajib memakai topi SMAN 1 Dayeuhkolot
Pakaian
Khusus
Pada saat olah raga, renang, praktikum, kegiatan ekstra kurikuler, dan
acara khusus siswa wajib menggunakan pakaian yang telah ditentukan
bidang masing– masing.
4. ETIKA SIKAP DAN PERILAKU
A. INFAQ HARIAN
NILAI KRITERIA
A Mengeluarkan infaq minimal 15 kali dalam satu bulan
B Mengeluarkan infaq minimal 10 kali dalam satu bulan
C Mengeluarkan infaq minimal 5 kali dalam sebualan
D Tidak pernah infaq
B. MEMBACA AL QURAN/ TADARUS PAGI
NILAI KRITERIA
A Membawa dan membaca Al Quran setiap hari
B Membaca Al Quran setiap hari
Maksimal 3 kali tidak membawa/ membaca Al Quran dalam
C sebulan
Lebih dari tiga kali dalam sebulan tidak membawa/
D membaca Al Quran
NILAI KRITERIA
Tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah kecuali haid
A (siswi)
B Tidak pernah meninggalkan shalat kecuali haid (siswi)
Maksimal 3 kali meninggalkan shalat duhur dalam satu
C bulan
Lebih dari 3 kali meninggalkan shalat duhur dalam waktu
D satu bulan
D. SHALAT DHUHA
NILAI KRITERIA
A Melakukan shalat duha minimal 10 kali dalam satu bulan
B Melakukan shalat duha minimal 7 kali dalam satu bulan
C Melakukan shalat duha minimal 3 kali dalam sebualan
D Tidak pernah melakukan shalat duha
C. Mekanisme Penilaian
Tahap penilain PPK sikap spiritual adalah sebagai berikut:
1. Guru PAI menentukan model kegiatan PPK sikap spiritual (tadarus,
infaq, shalat dzuhur berjamaah dan shalat dhuha) dan rubrik
penilaiannya, disosialisasikan pada awal tahun pelajaran, dan
ditetapkan oleh Kepala Sekolah.
2. Wakasek bagian kesiswaan membuat buku PPK sikap spiritual yang
didalamnya terdapat daftar ceklis model kegiatan PPK sikap
spiritual dan dilengkapi dengan rubrik penilaiannya.
3. Buku PPK sikap spiritual diserahkan oleh wakasek bagian
kesiswaan kepada wali kelas
4. Wali kelas memberikan buku PPK sikap spiritual kepada siswa yang
telah diberi tugas sebagai petugas pencatat aktifitas PPK sikap
spiritual.
5. Siswa Petugas pencatat sikap spiritual setiap hari menceklis ibadah
yang dilakukan teman-temannya
6. Wali kelas memantau catatan ceklis buku PPK sikap spiritual
sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu dan mengingatkan
siswa binaannya tentang hubungan kegiatan PPK sikap spiritual
dengan kriteria kenaikan kelas
7. Wali kelas memberikan pembinaan kepada siswa yang tidak atau
kurang melaksanakan ibadah dalam kegiatan PPK sikap spiritual,
dapat bekerja sama dengan Guru PAI, Guru BK dan orang tua/ wali
siswa
8. Wali kelas/ guru BK setiap bulan membuat laporan progres siswa
binaannya yang berpotensi bermasalah dalam pemenuhan kriteria
kenaikan kelas karena lemahnya karakter siswa tersebut dalam
melaksanakan ibadah dan upaya yang telah dilakukan oleh Wali
kelas/ guru BK untuk meningkatkan karakter religius siswa
binaannya.
9. Wali kelas dan Guru BK menyampaikan laporan proges pembinaan
PPK sikap spiritual kepada Kepala Sekolah setiap bulan selambat-
lambatnya pada hari ke 10 pada bulan berikutnya.
10. Setiap akhir semester wali kelas menghitung modus penilaian dari
setiap model kegiatan PPK sikap spiritual dan melaporkannya
kepada Kepala sekolah untuk ditandatangani
11. Daftar nilai sikap spiritual yang telah ditandatangani Kepala
Sekolah selanjutnya oleh wali kelas diserahkan kepada Guru PAI
12. Guru PAI memberikan pertimbangan atas nilai harian sikap
spiritual siswa dari wali kelas dan menetapkannya menjadi nilai
sikap spiritual untuk ditandatangai oleh Kepala sekolah
13. Daftar nilai sikap spiritual yang telah ditandatangani Kepala
Sekolah selanjutnya diserahkan oleh Guru PAI kepada Wakasek
bagian kurikulum dan mengentrikan nilai tersebut pada e-Raport
14. Wakasek bagian kurikulum menyerahkan daftar nilai sikap spiritual
dari Guru PAI kepada wali kelas
15. Wali kelas memeriksa kesesuaian nilai pada e-Raport dengan nilai
pada daftar nilai sikap spiritual yang diterima dari bagian
kurikulum.
9. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Penguatan Karakter Sikap Sosial
Dan Penilaiannya
1. Disiplin
Kedisiplinan dimanifestasikan berupa perilaku kemampuan siswa
dalam mengatur waktu bersekolah, penampilan, dan Pakaian Seragam
Anak Sekolah (PSAS) beserta atributnya yang berlaku di SMAN 1
Dayeuhkolot. Dalam hal pencatatan PPK sikap sosial yang
diperhitungkan dalam buku PPK sikap sosial di kelas yaitu tepat waktu
datang ke sekolah. Pelanggaran kedisiplinan yang dicatat di kelas yaitu
keterlambatan datang ke sekolah. Siswa yang tidak hadir ke sekolah
tanpa keterangan disebut alfa. Perhitungan alfa tidak dimasukkan ke
dalam katagori PPK sikap sosial akan tetapi langsung dihitung sebagai
ketidakhadiran. Penampilan dan atribut PSAS tidak dicatat pada buku
PPK sikap sosial di kelas akan tetapi langsung dinilai oleh bagian
kesiswaan dan seluruh guru yang peduli dalam mengembangkan
kepribadian siswa. Penyimpangan perilaku kedisiplinan setiap hari
dicatat oleh siswa yang diberi tugas oleh wali kelas sebagai petugas
pencatat PPK sikap sosial di kelas masing-masing.
2. Gotong royong
Karakter gotong royong dimanifestasikan dalam bentuk ikut serta
memelihara kebersihan kelas dan kerapihan kelas. Perilaku
memelihara kebersihan kelas dibuktikan dengan tidak ada sampah di
kolong meja, di bawah meja, di bawah kursi, tidak membuang sampah
di sembarang tempat, dan tidak menulisi sarana dan prasarana milik
sekolah. Perilaku memelihara kerapihan kelas diwujukan dengan
perilaku meletakkan kursi secara terbalik di atas meja sebelum
meninggalkan kelas setelah KBM berakhir. Petugas pencatat PPK sikap
sosial mencatat gotong royong pada daftar ceklis buku PPK sikap
sosial.
Kriteria Nilai
Sebanyak-banyaknya pelanggaran adalah 1 kali dalam 1 A
semester
Sebanyak-banyaknya pelanggaran adalah 7 kali dalam 1 B
semester
Pelanggaran lebih dari 7 kali kali dalam 1 semester C
Kriteria Nilai
Sebanyak-banyaknya pelanggaran adalah 1 kali dalam 1 A
semester
Sebanyak-banyaknya pelanggaran adalah 7 kali dalam 1 B
semester
Pelanggaran lebih dari 7 kali kali dalam 1 semester C
3. Tanggung Jawab terdapat dua jenis kegiatan yaitu mingguan dan
tahunan. Melaksanakan piket kebersihan kelas merupakan
pembiasaan mingguan, sedangkan melaksanakan piket tahunan
terdiri dari piket kebersihan mesjid dan piket menyiram tanaman.
4. Santun
a. Menyampaikan salam kepada guru , TU, pelatih, tamu dan
sesama siswa di kelas maupun di luar kelas. Pembiasaan ini
melatih kepribadian siswa namun apabila siswa tidak
melakukannya kepada setiap orang yang ditemui tidak dapat
dikategorikan pelanggaran.
b. Berjabat tangan kepada guru, TU, pelatih, tamu dan sesama
siswa. Pembiasaan ini melatih kepribadian siswa namun
apabila siswa tidak melakukannya kepada setiap orang yang
ditemui tidak dapat dikategorikan pelanggaran.
c. Berkata kasar / jorok, keluar / masuk kelas tanpa ijin,
melakukan tindakan kekerasan terhadap teman baik secara
lisan, tulisan, dan tindak kekerasan fisik
c. Mekanisme Penilaian
Tahap penilain PPK sikap sosial adalah sebagai berikut:
1. Guru PKN menentukan model kegiatan PPK sikap sosial
(disiplin, gotong royong, tanggung jawab, dan santun) dan
rubrik penilaiannya, disosialisasikan pada awal tahun
pelajaran, dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah.
2. Wakasek bagian kesiswaan membuat buku PPK sikap sosial
yang didalamnya terdapat daftar ceklis model kegiatan PPK
sikap sosial dan dilengkapi dengan rubrik penilaiannya.
3. Buku PPK sikap sosial diserahkan oleh wakasek bagian
kesiswaan kepada wali kelas
4. Wali kelas memberikan buku PPK sikap sosial kepada siswa
yang telah diberi tugas sebagai petugas pencatat aktifitas PPK
sikap sosial.
5. Siswa Petugas pencatat sikap sosial setiap hari menceklis
perilaku yang dilakukan teman-temannya
6. Wali kelas memantau catatan ceklis buku PPK sikap sosial
sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu dan
mengingatkan siswa binaannya tentang hubungan kegiatan
PPK sikap sosial dengan kriteria kenaikan kelas
7. Wali kelas memberikan pembinaan kepada siswa yang kurang
berkembang sikap sosialnya, dapat bekerja sama dengan
bagian kesiswaan, Guru PKn, Guru BK dan orang tua/ wali
siswa
8. Wali kelas/ guru BK setiap bulan membuat laporan progres
siswa binaannya yang berpotensi bermasalah dalam
pemenuhan kriteria kenaikan kelas karena lemahnya karakter
siswa tersebut dalam mengembangkan sikap sosial dan upaya
yang telah dilakukan oleh Wali kelas/ guru BK untuk
meningkatkan karakter sosial siswa binaannya.
9. Wali kelas dan Guru BK menyampaikan laporan proges
pembinaan PPK sikap sosial kepada Kepala Sekolah setiap
bulan selambat-lambatnya pada hari ke 10 pada bulan
berikutnya.
10. Setiap akhir semester wali kelas menghitung modus penilaian
dari setiap model kegiatan PPK sikap sosial dan
melaporkannya kepada Kepala sekolah untuk ditandatangani
11. Daftar nilai sikap sosial yang telah ditandatangani Kepala
Sekolah selanjutnya diserahkan oleh wali kelas kepada Guru
PKn
12. Guru PKn memberikan pertimbangan atas nilai harian sikap
sosial siswa dari wali kelas dan menetapkannya menjadi nilai
sikap sosial untuk ditandatangai oleh Kepala sekolah
13. Daftar nilai sikap sosial yang telah ditandatangani Kepala
Sekolah selanjutnya diserahkan oleh Guru PKn kepada
Wakasek bagian kurikulum dan guru PKn mengentrikan nilai
tersebut pada e-Raport
14. Wakasek bagian kurikulum menyerahkan daftar nilai sikap
sosial dari Guru PKn kepada wali kelas
15. Wali kelas memeriksa kesesuaian nilai pada e-Raport dengan
nilai pada daftar nilai sikap sosial yang diterima dari bagian
kurikulum.
10. Gerakan Literasi Sekolah (Gls) Membaca Buku Non Teks Pelajaran
1. Pelaksanaan GLS
Terdapat dua macam kegiatan literasi yang dilaksanakan sebelum
jam pelajaran pertama, yaitu membaca Al Qur’an dan pembiasaan
membaca buku non teks pelajaran. Pelaksanaan membaca Al Qur’an
dijelaskan secara khusus pada Pendidikan Penguatan Karakter Sikap
Spiritual. Setelah siswa membaca Al Qur’an dilanjutkan dengan
membaca buku non teks pelajaran. Buku non teks pelajaran dapat
berupa buku (secara fisik) dan buku elektronik. Meskipun kegiatan
ini hanya lima menit yaitu dari 06.55 sampai 07.00 namun
dilaksanakan secara kontinyu dan menghasilkan reviu buku sehingga
diharapkan kegiatan literasi ini menjadi stimulus bagi siswa untuk
lebih banyak membaca buku dan menghasilkan karya tulis di waktu
luang mereka. Tahap pelaksanaan kegiatan literasi membaca buku
non teks pelajaran adalah sebagai berikut:
2. Penentuan buku layak baca
a. Siswa memilih judul buku (buku fisik atau e-boo) yang akan
dibaca
b. Siswa menerima formulir dari wali kelas tentang pernyataan
buku layak baca. Selanjutnya formulir ini disebut F1.
c. Siswa menyerahkan buku yang akan dibaca dan F1 kepada orang
tua/ walinya untuk dikaji
d. Orang tua/ wali mengisi F1 dan menyerahkannya kembali kepada
siswa
e. Siswa menyerahkan F1 yang telah diisi oleh orang tuanya kepada
wali kelas
f. Wali kelas dibantu Duta Literasi merekap formulir F1 pada
Formulir Rekap Judul Buku yang Dibaca Siswa. Selanjutnya
formulir ini disebut F2. Formulir ini dibuat rangkap dua yaitu
untuk diserahkan kepada Tim Gerakan Literasi Sekolah dan arsip
Wali Kelas.
g. Wali kelas menyerahkan F1 dan F2 kepada Tim Gerakan Literasi
Sekolah (GLS)
h. Tim GLS merekap F2 ke dalam formulir Buku yang Dibaca Siswa
di Tingkatan sekolah. Selanjutnya formulir ini disebut F3.
i. Tim GLS melaporkan F3 kepada kepala sekolah setiap bulan
j. Tim GLS mengarsipkan F1, F2, dan F3.
. Prosedur
2.2.1 Pengecekan suhu kepada siswa di laksanakan di pintu gerbang utama
oleh petugas dengan memperhatikan social distancing, apabila
mendapatkan siswa yang suhunya lebih dari 37 °c, siswa diminta
kembali pulang ke rumah dan ada petugas yang menelepon orang
tuanya. Siswa yang sehat boleh memasuki area sekolah untuk
melaksanakan cuci tangan
2.2.2 Pelaksanaan cuci tangan untuk siswa di bagi menjadi 2 kelompok,
yaitu ;
1. Kelompok IPS
- Kelas IPS 1,2,3 setelah cek suhu di pintu gerbang utama
berjalan menuju lorong pintu gerbang 2 kemudian belok kiri
untuk melakukan cuci tangan di Area depan ruang guru.
- Kelas IPS 4, setelah cek suhu di pintu gerbang utama berjalan
menuju pintu gerbang 2 kemudian belok kanan untuk
melakukan cuci tangan di area depan kelas XI IPS-2
2. Kelompok IPA
- Untuk seluruh kelas IPA setelah cek suhu di pintu gerbang
utama berjalan ke sebelah kanan untuk melakukan cuci tangan
di area parkir halaman depan sekolah. Cucilah tangan
menggunakan air yang mengalir dan sabun yang sudah
disediakan dengan bersih ± 20 detik.
- Pada saat mencuci tangan harus memperhatikan social
distancing, tidak boleh berdesakan.
3.2. Prosedur.
3.2.1 Siswa berjalan menuju kelas sesuai dengan petunjuk arah jalur lintas
nya. Untuk IPS kelas yang dipergunakan untuk KBM menggunakan
kelas di lantai satu, untuk IPA kegiatan KBM menggunakan kelas di
lantai 2. Selama perjalanan menuju kelas siswa harus
memperhatikan social distancing ( tidak boleh jalan berdekatan ),
tidak boleh ngobrol, dan tidak boleh memegang sarana prasara
sekolah yang dilewati dalam perjalanan menuju kelas.
3.2.2 IPS 1,2,3 jalur lintasnya setelah melewati pintu gerbang utama masuk
lorong pintu gerbang 2 belok kiri.
3.2.3 Siswa IPS 4 jalur lintasnya setelah melewati pintu gerbang utama
masuk lorong pintu gerbang 2 belok kanan.
3.2.4 Siswa IPA jalur lintasnya setelah melewati pintu gerbang utama belok
kanan, kemudian belok kiri masuk pintu gerbang 3 lurus , dan naik
tangga menggunakan tangga yang ada di sebelah utara dan barat.
3.2.5 Pada saat berjalan di anak tangga harap memperhatikan social
distancing, harus antri.
2.2.5 Tamu mengisi lembaran daftar hadir di ruang piket, dengan format
Nama :…
Alamat :…
Pejabat yang dituju : …
Tujuan :…
2.2.6 Tamu dengan membawa lembaran daftar hadir dipersilahkan untuk
menuju ruang TU, memperhatikan social distencing selama berjalan
menuju ruang TU
2.2.7 Tamu yang mempunyai keperluan untuk administrasi siswa hanya
boleh bertemu TU sampai jendela ruang TU, tidak diperkenankan
masuk ke ruang TU.
2.2.8 Tamu yang mempunyai keperluan dengan Kasubag TU diperbolehkan
masuk ke ruang TU.
2.3. Sarana yang disediakan oleh sekolah
2.3.1 Thermometer digital
2.3.2 Wastafel
2.3.3. sabun cuci tangan
2.3.4. Air bersih
2.3.5. hand sanitizer
2.3.6. Lembaran daftar hadir untuk dibawa menuju pejabat yang dituju
2.3.7. Masker / Faceshield
2.2. Prosedur
2.2.1 Pengecekan suhu kepada Guru / TAS di laksanakan di pintu gerbang
utama oleh petugas dengan memperhatikan social distancing ,
apabila mendapatkan Guru/TAS yang suhunya lebih dari 37 °c ,
Guru / TAS diminta kembali pulang ke rumah.
2.2.2 Pelaksanaan cuci tangan dengan menggunakan air yang mengalir
dan sabun ± 20 detik untuk Guru / TAS dapat dilakukan dia area
lingkungan sekolah sebelum memasuki ruang guru / ruang TU
3.2. Prosedur
3.2.1 Guru / TAS berjalan menuju ruang guru/ ruang TU sesuai dengan
petunjuk arah jalur lintasnya, memperhatikan social distancing
(tidak boleh jalan berdekatan), tidak boleh berkelompok.
4. SOP Guru / TAS di ruang kerja
4.1 Persyaratan.
4.1.1 Bekerja dimeja nya masing masing
4.1.2 Tidak berkelompok, memperhatikan social distancing
4.2. Prosedur.
4.2.1. Bekerja di meja kerja masing – masing
4.2.2 Di ruangan guru dan TAS selalu memperhatikan sosial distancing
2. Persyaratan
2.1. Siswa yang betul – betul membutuhkan layanan bimbingan
segera
2.2. Maksimal 2 orang yang busa nasuk ruang BK
3. Sarana yang harus ada
Kursi untuk menunggu antrian di luar ruangan BK
J. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) UNTUK MANAGEMEN
1. Pengadaan
1.1. Sekolah menyediakan fasilitas pengukur suhu tubuh
1.2. Sekolah menyediakan sarana cuci tangan menggunakan air mengalir dan
sabun diberbagai lokasi strategis disekolah sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.
1.3. Sekolah menyediakan handsanitizer ( pencuci tangan berbasis alcohol ) di
berbagai lokasi strategis.
1.4. Sekolah menyediakan face shield / masker untuk semua Siswa guru dan
karyawan, tamu SMAN 1 Dayeuhkolot.
1.5. Sekolah menyediakan disinfektan untuk penyemprotan lingkungan
sekolah.
1.6. Sekolah menyediakan sarung tangan untuk kegiatan/aktifitas yang
dilaksanakan disekolah.
1.7. Sekolah menyediakan kamarmandi / toilet yang bersih untuk siswa, guru,
tas
1.8. Sekolah menyediakan ruang belajar yang bersih untuk kegiatan
pelaksanaan pembelajaran tatapmuka yang pengaturan meja dan
kursinya memenuhi aturan social distancing
1.9. Sekolah menyediakan ruangan untuk tamu yang datang kesekolah yang
pengaturan tempat duduknya memenuhi aturan social distancing
1.10. Sekolah menyediakan peralatan untuk membuat tanda jarak
2. Managerial
1. Sekolah menginstruksikan kepada warga sekolah / tamu untuk memakai
masker selama berada dilingkungan sekolah
2. Sekolah menginstruksikan kepada warga sekolah / tamu untuk mencuci
tangan atau menggunakan hadsanitizer
3. Menginstruksikan kepada warga sekolah untuk menghindari kontak fisik
langsung / physical distancing ( bersalaman, ciumtangan, berpelukan, dan
sebagainya ).
4. Memberikan himbauan kepada warga sekolah / tamu yang sakit dengan
gejala demam / batuk / pilek / sakit tenggorokan / sesak napas untuk tidak
masuk kearea sekolah.
Hal-hal yang belum tercantum dalam buku panduan ini akan diatur secara
khusus melalui keputusan Kepala Sekolah. Aturan / tata tertib ini dibuat
untuk dipahami, dihayati, dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab yang tinggi oleh guru dan siswa demi terwujudnya
kepentingan bersama dalam mencapai tujuan pendidikan di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot.
Catatan :
36
Buku Siswa SMAN 1 Dayeuhkolot