Anda di halaman 1dari 14

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN PUISI

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Semester Genap

https://cnnindonesia.com

OLEH,
AYI TAJIYAH
Untuk Kelas X Semester II

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SMAN 1 DAYEUHKOLOT

2021

0
SATUAN BAHAN AJAR
IDENTITAS SATUAN KEPENDIDIKAN
Kompetensi Inti : KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
KI.4 Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan
masalah sederhana sesuai dengan bidang kajian bahasa Indonesia.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompete nsi
kerja.Menunjukkanketerampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar : 3.17. Menganalisis unsur pembangun puisi.

4. 17. Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema,


diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan).

Indikator : 3.17.1 Mendefinisikan unsur pembangun puisi (unsur batin puisi dan
Pencapaian unsur lahir puisi).

Kompetensi 3.17.2 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi (unsur batin puisi


dan unsur lahir puisi).

3.17.3 Mengklasifikasikan unsur-unsur pembangun puisi (unsur batin


puisi dan unsur lahir puisi).

3.17.4 Menemukan data dan informasi tentang unsur-unsur pembangun


puisi (unsur batin puisi dan unsur lahir puisi).

3.17.5 Menganalisis data dan informasi tentang unsur-unsur


pembangun puisi (unsur batin puisi dan unsur lahir puisi).

4. 17.1 Memproduksi puisi dengan memerhatikan langkah-langkah dan


unsur pembangun puisi (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, rasa,

1
nada, perwajahan dan amanat).
4.17.2 Menyimpulkan hasil asosiasi data dan informasi unsur
pembangun puisi (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, rasa, nada,
perwajahan dan) dengan puisi yang telah ditulis.
Tujuan : 1. Melalui pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi,
Pembelajaran peserta didik mampu mendefinisikan unsur-unsur pembangun
puisi (unsur batin puisi dan unsur lahir puisi) dengan tepat serta
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong), kerja sama, toleran, damai, santun, responsif,
serta pro-aktif.
2. Melalui pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi,
peserta didik mampu mengidentifikasikan unsur-unsur
pembangun puisi diksi (unsur batin puisi dan unsur lahir
puisi)dengan benar serta menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong), kerja sama, toleran,
damai, santun, responsif, serta pro-aktif.
3. Melalui pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi,
peserta didik mampu mengklasifikasikan unsur-unsur
pembangun puisi (unsur batin puisi dan unsur lahir puisi) dengan
tepat serta menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai, santun,
responsif, serta pro-aktif.
4. Melalui pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi ,
peserta didik mampu menemukan data dan informasi tentang
unsur-unsur pembangun puisi (unsur batin puisi dan unsur lahir
puisi) dengan benar serta menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong), kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif, serta pro-aktif.
5. Melalui pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi,
peserta didik mampu menganalisis data dan informasi tentang
unsur-unsur pembangun puisi(unsur batin puisi dan unsur lahir
puisi) dengan tepat serta menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong), kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif, serta pro-aktif.
6. Melalui pembelajaran menulis puisi, peserta didik mampu
memproduksi karya sastra puisi dengan memerhatikan (tema,
tepat dan menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai, santun, diksi,
gaya bahasa, imaji, rasa, nada, perwajahan dan amanat) dengan
responsif, serta pro-aktif.
7. Melalui pembelajaran menulis puisi, peserta didik mampu
menyimpulkan hasil asosiasi data dan informasi tentang
unsur-unsur pembangun puisi (tema, diksi, gaya bahasa, imaji,
rasa, nada, perwajahan dan amanat) dengan tepat serta
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong), kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,
serta pro-aktif.

2
UNSUR PEMBANGUN PUISI

https://cnnindonesia.com

1. PENGERTIAN PUISI

Apa yang Anda ketahui


tentang pengertian puisi?

 Puisi adalah suatu karya sastra tertulis,

isinya merupakan ungkapan perasaan seorang

penyair dengan menggunakan bahasa yang

bermakna semantis serta mengandung irama,

rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan

baitnya. Ada juga yang menyebutkan

pengertian puisi adalah suatu karya sastra

yang isinya mengandung ungkapan kata-kata

bermakna kiasan dan penyampaiannya

disertai dengan rima, irama, larik dan bait,


https://pinterest.com dengan gaya bahasa yang dipadatkan.

Beberapa ahli modern mendefinisikan puisi

sebagai
3 perwujudan imajinasi, curahan hati,
2. CIRI-CIRI PUISI
1. Bermakna konotatif
Bahasa puisi terutama sekali bersifat konotatif, meski tidak bisa dilepaskan dari
makna atau sifat denotatifnya. Bahasa konotatif mempunyai arti kias, arti sampingan
yang justru esensial dalam puisi dan ini terutama disebabkan oleh peresapan nilai-
nilai pribadi, perasaan-perasaan pribadi serta tuntutan-tuntutan pribadi ke dalam
bahasa puisi itu.
2. Bersifat ekspresif
Bahasa puisi juga bersifat ekspresif, artinya setiap bu¬nyi yang dipilih, setiap kata
yang dipilih dan setiap metafora yang dipergunakan berfungsi bagi kepentingan
ekspresi, mampu memperjelas gambaran dan mampu memunculkan kesan yang
kuat. Setiap unsur bahasa yang dipilih dan digunakan harus turut membawakan
nada, rasa, dan pengalaman penyairnya.
3. Bersifat sugestif
Bahasa puisi juga bersifat sugestif, maksudnya bersifat menyaran dan
mempengaruhi pembaca secara menyenangkan dan tidak terasa memaksa. Tersebab
sifat inilah puisi dapat berkesan sangat kuat dalam diri penikmatnya.
4. Bersifat asosiatif
Bahasa puisi bersifat asosiatif, artinya mampu membangkitkan pikiran dan perasaan
yang merembet, tetapi masih di seputar makna konotatif. 
5. Bersifat magis
Bahasa puisi seolah-olah mempunyai kekuatan di dalamnya, sehingga tampak magis
dan bercahaya. Puisi, hakikatnya, bahasa hati. Sebuah luapan emosi yang tumpah
pecah dalam kekata dan diksi. Rima biasanya menjadi pengindah, menambah nilai
estetikan. 
6. Biasanya puisi ini dipentaskan atau dipublikasikan lewat media cetak dan Isinya
penuh penafsiran.
7. Berbentuk bait-bait.

https://pinterest.com
3.UNSUR-UNSUR PEMBANGUN PUISI
4

Unsur Pembangun Puisi


terdiri dari unsur batin.
Unsur Pembangun Puisi juga
terdiri dari unsur fisik.

https://pinterest.com

A. UNSUR BATIN PUISI

Unsur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-

katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tema/makna (sense)
Tema adalah pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang,
menggubah/mengarang sajak, dan sebagainya). Media puisi adalah bahasa. Maka puisi harus
bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.

2. Rasa (feeling)
Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan
tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia,
pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan
ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-
kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan,
pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.

3. Nada (tone)
Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
5
Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca
untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain-lain.
4. Amanat/tujuan/maksud (itention)
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca atau pendengar. Sadar ataupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.
Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

2. UNSUR FISIK PUISI

Unsur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak dalam bentuk susunan
kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri dari beberapa macam, yaitu:

1. Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

2. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Puisi adalah bentuk
karya sastra yang sedikit kata-kata tetapi dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus
dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan
bunyi, dan urutan kata. 

3. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif),
imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan
pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

4. Kata Kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju:
melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan.

5. Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat


6 menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapun
macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme,
6. Verifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum.
1) Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima
mencakup:
a. Onomatope adalah kata tiruan bunyi, misalnya "kokok" merupakan tiruan bunyi ayam,
"cicit" merupakan tiruan bunyi tikus.
b. Bentuk intern pola bunyi yang terdiri dari aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan
sebagainya.
c. Pengulangan kata atau ungkapan.
2) Ritma (ritme; irama) adalah alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan
bunyi arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada.
3) Metrum adalah ukuran irama yang ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata
dalam setiap baris; pergantian naik turun suara secara teratur, dengan pembagian suku kata
yang ditentukan oleh golongan sintaksis.

A.KEGIATAN 1

Bacalah puisi di bawah ini, kemudian identifikasi unsur pembentuk puisi tersebut!
7
MENGIDENTIFIKASI UNSUR PEMBANGUN PUISI

“Hujan Bulan Juni”


Bacalah puisi di bawah ini, kemudian identifikasi unsur pembentuk puisi tersebut!

Hujan Bulan Juni


Karya: Sapardi Joko Damono

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakan rintik rindunya

Kepada pohon yang berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan Juni Kegiatan 1:

Dihapusnya jejak-jejak kakinya Identifikasilah Unsur

Yang ragu-ragu di jalan itu Pembangun Puisi Hujan


Bulan Juni, karya Sapardi
Joko Damono tersebut!
Tak ada yang lebih arif

https://pinterest.com

TEMPAT PENGERJAAN:

IDENTIFIKASI UNSUR BATIN PUISI


8
Tema
Nada
Rasa
Amanat
IDENTIFIKASI UNSUR FISIK PUISI
Bahasa Kiasan
Kata Konkret
Diksi
Citraan
Rima-

Ritma-

Metrum
Tipografi

B. KEGIATAN2

MENULIS DAN MEMVERIFIKASI UNSUR PEMBANGUN PUISI


9
Kegiatan 2:
1. Amatilah kehidupan di
sekitar
anda!
2. Buatlah sebuah puisi
dengan tema “Lingkungan
Alam”, secara
berkelompok!
3. Verifikasilah unsur
pembangun puisi yang
telah dibuat tersebut!
4. Presentasikan hasil
verifikasi unsur
pembangun puisi tersebut
bersama kelompok!

https://pinterest.com

TEMPAT PENGERJAAN:

MENULIS PUISI
10
VERIFIKASI UNSUR PEMBENTUK PUISI

KARYA KELOMPOK

11
VERIFIKASI UNSUR BATIN PUISI
Tema
Nada
Rasa
Amanat
VERIFIKASI UNSUR FISIK PUISI
Bahasa Kiasan
Kata Konkret
Diksi
Citraan
Rima-

Ritma-

Metrum
Tipografi
Tema/Makna

RANGKUMAN
Unsur Pembangun Puisi terdiri dari:
1. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung
dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai
berikut:tema, nada, rasa, dan amanat.
2. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak
dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri dari beberapa
macam, yaitu: bahasa kiasan, kata konkret, diksi, citraan, rima-ritma-metrum, dan
tipografi.

REFLEKSI
Apa manfaat yang Anda peroleh setelah mempelajari Unsur Pembangun Puisi ?

Manfaat mempelajari unsur pembangun12puisi dapat kita rasakan dalam kehidupan


sehari-hari contohnya :

a. Puisi dapat dijadikan arahan dalam membentuk kepribadian.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawati. 2013. Belajar Bahasa Indonesia. Klaten: Mancana Jaya Cemerlang.

Ismail, Taufiq. 1993. Tirani dan Benteng: Dua Kumpulan Puisi. Jakarta: Yayasan Ananda.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

https://pinterest.com

https://cnnindonesia.com

13

Anda mungkin juga menyukai