Anda di halaman 1dari 14

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

“TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERUSAHAAN DALAM HAL


TERJADI SUSPENSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
YANG MERUGIKAN PIHAK INVESTOR”
(STUDI KASUS : SUSPENSI SAHAM PT BUANA LISTYA TAMA, Tbk.)

Yasser Moammar Farachan*, Budiharto, Sartika Nanda Lestari


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : yasser.moammar@gmail.com

Abstrak

Perseroan Publik yang telah memiliki 300 pemegang saham dan modal disetor minimal
Rp.3.000.000.00 (tiga milyar rupiah) berlaku prinsip keterbukaan yang mewajibkan direksi untuk
menyampaikan laporan keuangan secara berkala sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam
Nomor VIII.G.7. Pada tahun 2016 perusahaan tercatat PT Buana Litya Tama, Tbk. dikenakan
Sanksi berupa Suspensi (Penghentian sementara) Perdagangan Saham di Bursa Efek karena
melanggar Peraturan Bursa Efek Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi, yaitu
berupa keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Penelitian dilakukan dengan metode
penelitian yuridis-normatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa anggota Direksi PT Buana
Listya Tama Tbk. harus Bertanggung Jawab secara tanggung renteng atas kerugikan pihak Investor
dengan membayar ganti kerugian kepada Investor. Adapaun akibat hukum dari Suspensi Saham
BULL ini mengikat kepada semua pihak yang berkaitan langsung dengan saham emiten, yaitu
Investor dan Pemegang Saham, yang terjadi adalah nilai saham persuahaan mengalamai penurunan
di tahun 2016 dan para Investor tidak dapat memperdagangkan sahamnya di Bursa karena status
suspensi yang dialami oleh PT Buana Listya Tama Tbk.

Kata kunci: Tanggung Jawab Direksi, Akibat Hukum, Suspensi Saham, Saham BULL.

Abstract

Public Company that already has 300 shareholders and a minimum paid-up capital
Rp.3.000.000.00 (three billion rupiah) applies the principles of full disclosure which requires
directors to submit periodic financial reports as stipulated in Bapepam Regulation No. VIII.G.7. In
2016 the company recorded PT Buana Litya Tama Tbk. Sanctions imposed in the form of
suspension (Suspend) Trade Shares on the Stock Exchange for violating the Securities Exchange
Rule No. I-E about obligation to deliver information, in the form of late submission of financial
statements. The study was conducted with the juridical-normative research methods. The results of
this study concluded that the members of the Board of Directors of PT Buana Listya Tama Tbk.
Responsible must be jointly responsible for kerugikan the Investor to make restitution to investors.
Adapaun legal consequences of suspension Stock BULL is binding on all parties directly related to
the issuer's shares, the Investor and Shareholder, what happens is the stock value persuahaan
experiencing a decline in 2016 and the investors can not trade its shares on the Stock Exchange
for the status of the suspension is experienced by PT Buana Listya Tama Tbk.

Keywords : Responsibilities of Directors, Legal Effects, Stock Suspension, Stock BULL.

I. PENDAHULUAN satu ciri-ciri negara industri maju


Pasar modal (capital market) maupun negara industri baru adalah
merupakan salah satu aspek adanya pasar modal yang tumbuh
terpenting dan tolak ukur keamjuan dan berkembang dengan baik. Pasar
perekonomian suatu Negara. Salah modal juga bisa dijadikan sebagai

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sarana untuk mengundang masuknya mengenakan sanksi terhadap


investor asing dan dana-dana asing perusahaan efek yang bersangkutan.
guna membantu kemajuan Berdasarkan Pasal III.1.4 Peraturan
1
perekonomian negara. Bursa Efek Indonesia Nomor III-F
Masyarakat sebagai investor Tentang Sanksi tahun 2011, Salah
yang hendak melakukan transaksi di satu sanksi yang dapat dikenakan
bursa efek terlebih dahulu harus oleh Bursa Efek Indonesia adalah
menjadi nasabah disalah satu sanksi Suspensi terhadap perusahaan
perusahaan efek. Proses untuk efek.
menjadi nasabah perusahaan efek Pada awal tahun 2016 ada
dilakukan dengan membuka rekening beberapa perusahaan efek yang
efek yang dilandasi dengan adanya dikenakan sanksi suspensi oleh Bursa
perjanjian atau kontrak pembukaan Efek Indonesia, salah satunya adalah
rekening efek. Setelah nasabah PT Buana Listya Tama, Tbk.
tercatat di perusahaan efek, maka (BULL). Pada tanggal 31 Maret
nasabah dapat melakukan order jual 2016. Bursa Efek Indonesia
atau beli di perusahaan efek yang mengenakan sanksi suspensi
bersangkutan.2 Perusahaan efek akan terhadap PT Buana Listya Tama Tbk
menjadi perantara nasabah dalam (BULL). Suspensi dilakukan
melakukan transaksi di bursa efek. terhitung sejak sesi I perdagangan
Pasal 12 Undang-Undang tanggal 31 Maret 2016 melalui
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar pengumuman Nomor: PENG-LK-
Modal menegaskan bahwa bursa efek 00020/BEI.PP1/09-2016. Alasan
mempunyai tugas pengawasan untuk dikenakannya Sanksi tersebut karena
melakukan inspeksi pemeriksaan dalam hal ini perseroan belum
kepada anggota bursa efek yang menyampaikan laporan keuangan
diduga atau dicurigai tidak interim yang berakhir per 30
memenuhi ketentuan dan kriteria September 2015 yang diaudit oleh
permodalan sesuai dengan yang kantor akuntan publik. Selain itu,
diwajibkan pasar.3 Ketidakpatuhan perseroan juga belum membayar
perusahaan efek terhadap peraturan- denda atas keterlambatan yang
peraturan yang telah ditetapkan oleh dijatuhkan BEI atas penyampaian
bursa efek sering kali menimbulkan laporan keuangan tersebut sebesar
kerugian bagi investor. Akibatnya, Rp150 juta. Suspensitehadap PT
Bursa Efek Indonesia yang Buana Listya Tama Tbk (BULL)
mempunyai kewenangan untuk dihadapkan pada tiga aturan yakni :4
melakukan pengawasan dapat 1. Ketentuan mengenai penyampaian
laporan keuangan interim yang
1
Isiwi Hariyani dan R. Serfianto Dibyo diaudit akuntan publik selambat-
Purnomo, Buku Pintar Hukum Bisnis lambatnya tiga bulan setelah
Pasar Modal : Strategi Tepat Investasi tanggal laporan tersebut.
Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi,
Reksadana &Produk Pasar Modal
Syariah, cet. 1 (Jakarta, 2010), hlm. 1.
2 4
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya , ttp://http://ekonomi.metrotvnews.com/read/
Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, cet. 2016/03/31/506380/belum-sampaikan-
7 (Jakarta : Kencana, 2011), hlm. 134. laporan-keuangan-saham-bull-disetop
3
Ibid, hlm. 126. diakses pada tanggal 10 Oktober 2016

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2. Bursa memberikan peringatan efek berikut organnya (pemegang


tertulis III dan denda sebesar saham, direksi dan komisaris)
Rp150 juta apabila mulai hari bersifat terbatas. Sebagaimana diatur
kalender ke-61 hingga hari dalam Pasal 31 Undang-Undang
kalender ke-90 sejak lampaunya Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
batas waktu penyampaian laporan Modal menyatakan bahwa
keuangan. “Perusahaan Efek bertanggung jawab
3. Bursa akan melakukan suspensi terhadap segala kegiatan yang
apabila mulai hari kalender ke-91 berkaitan dengan efek yang
sejak lampaunya batas waktu dilakukan oleh direktur, pegawai dan
penyampaian laporan keuangan, pihak lain yang bekerja untuk
perusahaan tercatat tidak perusahaan tersebut”. Tetapi Doktrin
memenuhi kewajiban piercing the corporate veil yang
penyampaian laporan keuangan. dianut oleh Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Suspensi yang dilakukan oleh Terbatas mengakibatkan tanggung
Bursa Efek Indonesia terhadap jawab dari para pemegang saham,
perusahaan efek akan mengakibatkan komisaris dan direksi dari semula
terhentinya aktivitas perdagangan terbatas menjadi ikut bertanggung
efek perusahaan di bursa. Hal ini jawab sampai kepada harta
tentu akan berdampak terhadap pribadinya atas tindakan yang
investor sebagai nasabah dari dilakukan oleh atas nama
perusahaan yang bersangkutan. sendirinya.5
Investor tidak akan dapat melakukan Di pasar modal Indonesia,
aktivitas jual beli efek sampai beberapa peraturan Bapepam telah
dengan berakhirnya suspensi mengatur tentang pengendalian
terhadap perusahaan efek. internal perusahaan efek terkait
Akibatnya, investor tidak mendapat tanggung jawabnya terhadap
keuntungan yang seharusnya bisa Investor, baik yang secara langsung
diperoleh dengan cara menjual maupun yang berkaitan dengan tata
efeknya apabila ternyata efek yang kelola perusahaan. Direksi Emiten
dimilikinya mengalami kenaikan dan Perusahaan Publik yang
harga (capital gain). Investor juga mengelola perusahaan adalah pihak
tidak dapat meminimalisasi kerugian yang paling bertanggung jawab atas
yang diderita apabila ternyata pelaksanaan pengendalian internal
efeknya mengalami penurunan perusahaan yang dikelolanya. Hal ini
(capital loss). Selain itu, investor sesuai dengan Peraturan Bapepam
juga tidak akan mempunyai Nomor VIII.G.11 tanggal 22
kesempatan untuk membeli efek lain Desember 2003 tentang Tanggung
karena perusahaan efek yang menjadi Jawab Direksi atas Laporan
perantaranya mengalami suspensi. keuangan. Peraturan tersebut
Tanggung Jawab Perusahaan
Efek terhadap kerugian yang dialami 5
Chatamarrasjid Ais, Menyingkap Tabir
investor tersebut menjadi sangat Perseroan (Piercing The Corporate Veil)
penting untuk dikaji, karena pada Kapita Selekta Hukum Perusahaan,
dasarnya tanggung jawab perusahaan (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000),
hlm. 4.

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

mengharuskan Direksi membuat 2. Bagaimana Akibat Hukum


pernyataan yang salah satu isinyinya dari Suspensi Saham di Bursa
menyatakan bahwa Direksi Efek Indonesia terhadap
bertanggung jawab atas sistem pihak-pihak terkait pada PT
pengendalian internal dalam Buana Listya Tama, Tbk.?
perusahaan. Permasalahannya adalah
Peraturan Bapepam atau peraturan 2. Tujuan Penelitian
lainnya tidak mengatur lebih lanjut
bagaimana bentuk Adapun tujuan penelitian yang
pertanggungjawaban Direksi atas ingin diperoleh dari hasil
sistem pengendalian internal penelitian ini adalah:
perusahaan sehingga saat ini investor
maupun Bapepam tidak mengetahui 1. Untuk mengetahui Tanggung
kondisi maupun efektivitas Jawab Direksi PT Buana
pengendalian internal yang ada pada Listya Tama, Tbk. atas
Emiten dan Perusahaan Publik. Kerugian yang dialami
Atas dasar pertimbangan, Belum Investor dalam hal terjadi
tersedianya peraturan yang secara Suspensi Saham di Bursa
spesifik mengatur lebih lanjut Efek Indonesia.
mengenai bentuk dan pelaksanaan 2. Untuk mengetahui Akibat
tanggung jawab Direksi atas sanksi Hukum dari Suspensi Saham
suspensi perdagangan saham di terhadap pihak-pihak yang
Bursa Efek dan bagaimana akibat berkaitan langsung dengan
hukum dari sanksi Suspensi Saham saham PT Buana Listya
tersebut bagi pihak-pihak yang Tama, Tbk.
terikat pada Perusahaan maka
sekiranya perlu diadakan penelitian II. METODE
lebih lanjut mengenai “Tanggung Metode pendekatan yang
Jawab Direksi Persuahaan Dalam digunakan dalam penelitian ini
Hal Terjadi Suspensi Saham di adalah pendekatan Yuridis Normatif.
Bursa Efek Indonesia yang Penulis menggunakan pendekatan
merugikan pihak Investor” (Studi yuridis normatif oleh karena sasaran
Kasus : Suspensi Saham PT Buana penelitian ini adalah hukum atau
Listya Tama, Tbk.) kaedah (norm). Pengertian kaedah
meliputi asas hukum, kaedah dalam
1. Rumusan Masalah arti sempit (value), peraturan hukum
konkret (Mertokusumo, 1996: 29).
Adapun perumusan masalah Penelitian yang berobjekan hukum
dalam penelitian ini adalah: normatif berupa asas-asas hukum,
1. Bagaimana Tanggung Jawab sistem hukum, taraf sinkronisasi
Direksi PT Buana Listya vertikal dan horisontal (Soekanto dan
Tama, Tbk. atas Kerugian Mamoedji, 1985: 70). Penelitian
yang dialami Pihak Investor hukum yang dilakukan dengan cara
dalam hal terjadi Suspensi meneliti bahan pustaka atau data
Saham di Bursa Efek sekunder belaka, dapat dinamakan
Indonesia?

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

penelitian hukum normatif atau yang dipergunakan dalam penelitian


penelitian hukum kepustakaan.6 adalah berupa penelitian studi kasus
Tipologi penelitian yang atau menggunakan adalah deskriptif
digunakan adalah metode analitis. Deskriptif analisis adalah
kepustakaan yang bersifat yuridis penelitian yang dilakukan secara
normatif (doktriner/preskriptif), yaitu deskriptif, terbatas pada usaha
dengan penelitian melalui studi mengungkapkan suatu masalah dan
kepustakaan (library/research) atau keadaan sebagaimana adanya, atau
disebut juga sebagai studi dokumen usaha menentukan ada tidaknya
(documentary research), bahan hubungan antara suatu gejala dengan
utama yang digunakan dalam gejala lain dalam masyarakat,
penelitian adalah data atau dokumen. sehingga hanya bersifat sekedar
Dalam melakukan analisis ini mengungkap suatu peristiwa.7
penulis akan mengacu dan mentelaah Dalam Penulisan hukum ini
terhadap Kitab Undang-Undang penulis akan menguraikan atau
Hukum Perdata, Undang-Undang mengambarkan tentang suatu kasus
No. 8 tahun 1995 tentang Pasar yang di deskritif kan secara objektif
Modal, Undang-Undang No. 40 mengenai bagaimana tanggung
tahun 2007 tentang Perseroan jawab direksi perusahaan dalam hal
Terbatas, Peraturan Bursa No. I-F terjadi suspensi saham di bursa efek
tentang Sanksi, Peraturan Bapepam Indonesia yang merugikan pihak
No. VIII.G.11. tentang tanggung investor dan akibat hukum dari
jawab direksi atas laporan keuangan, suspensi saham tersebut terhadap
Peraturan Bursa No. I-E tentang pihak-pihak yang berkaitan langsung
kewajiban penyampaian informasi, dengan saham pada kasus PT Buana
Peraturan Bursa Efek No. III-G Listya Tama, Tbk. Kasus ini diambil
tentang suspensi dan pencabutan untuk menjadi salah satu contoh dan
persetujuan keanggotaan bursa, serta perumpamaan agar bisa
peraturan lainnya yang berkaitan mendapatkan hasil penelitian yang
dengan tanggung jawab direksi lebih objektif dan akurat sesuai
perusahaan ataupun suspensi saham. permasalahan yang diambil.
Penulis juga akan memasukan Dalam mencari dan
beberapa teori-teori, asas-asas, mengumpulkan data yang
doktrin-doktrin dan juga diperlukan, difokuskan pada pokok-
yurisprudensi sebagai bahan pokok permasalahan yang ada,
tambahan untuk menganalisa sehingga dalam penelitian ini tidak
permasalahan ini sehingga dapat terjadi penyimpangan dan kekaburan
diperoleh suatu hasil yang maksimal dalam pembahasan. Metode yang
dan meyakinkan mengenai digunakan dalam pengumpulan data
pengaturan serta penerapan hukum yang dipergunakan adalah melalui
yang seharusnya, sebagaimana telah penelitian kepustakaan. Penelitian
dirumuskan dalam permasalahan hukum normatif merupakan
penulisan hukum ini. Spesifikasi
6 7
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Amirudin, Zainal Arifin asikin, Pengantar
Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta :Raja Metode Penulisan Hukum, (Jakarta : Bumi
Grafindo Persada, 2013) Angkasa, 2003), hlm 25.

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

penelitian kepustakaan, yaitu Dikenakan sanksi suspensi


penelitian terhadap data sekunder.8 saham di Bursa Efek
(Belum menyampaikan laporan
III. HASIL PENELITIAN DAN keuangan Interim II Maret 2016
PEMBAHASAN dan pembayaran denda sebesar
Rp. 150.000.000).
A. Hasil Penelitian  Bulan Oktober
1. Kasus Posisi Perpanjangan sanksi suspensi
PT Buana Listya Tama Tbk. saham di Bursa Efek
mendapatkan sanksi suspensi (Belum menyampaikan laporan
saham di Tahun 2016 dari Bursa keuangan Interim II Maret 2016
Efek Indonesia, dan juga dan pembayaran denda sebesar
mendapatkan perpanjangan masa Rp. 150.000.000).
waktu suspensi yang diberikan oleh  Bulan Desember
BEI. Berikut ini adalah Pencabutan sanksi suspensi
pengumuman sanksi suspensi saham di Bursa.
saham yang diberikan kepada
BULL : B. Hasil Penelitian
 Bulan Februari I. Tanggung Jawab Direksi PT
Mendapat peringatan tertulis dan Buana Listya, Tbk. atas
Denda sebesar Rp. 50.000.000 Kerugian yang dialami
(Belum menyampaikan laporan Investor dalam Hal Terjadi
keuangan Interim 30 Desember Suspensi Saham di Bursa
2015). Efek Indonesia.
 Bulan Maret 1. Bentuk Tanggung Jawab
Dikenakan sanksi suspensi Direksi PT Buana Listya
saham di Bursa Efek Tama, Tbk. atas
(Belum menyampaikan laporan keterlambatan
keuangan Interim 30 Desember penyampaian Laporan
2015 dan pembayaran denda Keuangan Perusahaan
sebesar Rp. 150.000.000). Perseroran merupakan
 Bulan Juni badan hukum yang tidak
Perpanjangan sanksi suspensi memiliki kehendak untuk
saham di Bursa Efek melakukan perbuatan
(Belum menyampaikan laporan hukumnya sendiri tetapi
keuangan Interim 30 Desember diwakilkan oleh salah satu
2015 dan pembayaran denda organ perseroan yakni direksi.
sebesar Rp. 150.000.000). Direksi merupakan organ
 Bulan Juli perseroan yang bertanggung
Pencabutan sanksi suspensi jawab penuh atas pengurusan
saham di Bursa. perseroan untuk kepentingan
 Bulan September dan tujuan perseroan serta
mewakili perseroan untuk
kepentingan dan tujuan
8
perseroan serta mewakili
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, OpCit, perseroan baik di dalam
hlm.11.

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

maupun di luar pengadilan Efek Indonesia (BEI) dan


sesuai dengan ketentuan masyarakat. Laporan keuangan
anggaran dasar. tersebut dalam bentuk Laporan
Salah satu tugas direksi Keuangan Tahunan dan
adalah melakukan Laporan Keuangan Interim
kepengurusan perseroan untuk yang disusun sesuai dengan
kepentingan dan tujuan peraturan Bapepam Nomor
perseroan. Sebagai bentuk VIII.G.7 Tentang Pedoman
pertanggungjawaban direksi Penyajian Laporan Keuangan.
atas kepengurusan yang telah Berdasarkan Peraturan
dilakukan terwujud dalam Bapepam Nomor VIII.G.11
bentuk Laporan Tahunan tentang Tanggung Jawab
(Pasal 66 ayat (2) UUPT). Direksi atas Laporan
Bentuk pertanggung Keuangan,Direksi bertanggung
jawaban direksi atas keuangan jawab atas pengendalian
perseroan terwujud dalam internal dalam perusahaan.
bentuk laporan keuangan. Tanggung jawab Direksi
Laporan keuangan merupakan tersebut dituangkan dalam
bagian dari laporan tahunan. surat pernyataan Direksi
Karena laporan keuangan tentang tanggung jawab atas
merupakan bagian dari laporan laporan keuangan yang
tahunan maka sebelum diterbitkan bersamaan dengan
diajukan kepadan RUPS untuk penerbitan laporan keuangan
memperoleh pengesahan, tahunan.
laporan keuangan perseroan Peraturan Bapepam Nomor
wajib untuk diperiksa terlebih VIII.G.7 ditetapkan batas
dahulu oleh akuntan publik dan waktu penyampaian laporan
setelah pemerikasaan terhadap keuangan berkala baik itu
laporan keuangan telah selesai Laporan Keuangan Tengah
maka hasil pemeriksaan Tahunan maupun Laporan
akuntan publik secara tertulis Keuangan Tahunan. Batas
disampaikan kepada RUPS waktu penyampaian Laporan
(Pasal 68 ayat (3) UUPT). Keuangan Tahunan adalah
Berdasarkan Peraturan akhir bulan ketiga setelah
Bursa Efek Nomor I-E dengan tanggal laporan keuangan
Salinan Keputusan Ketua tahunan. Sedangkan laporan
Bapepam Nomor : Kep- keuangan tengah tahunan batas
306/BEJ/07-2004 tentang waktu penyampaian laporan
kewajiban Penyampaian tengah tahunan adalah:
Informasi, Pasal III.1.1. 1. Selambat-lambatnya pada
Perusahaan Tercatat wajib akhir bulan pertama setelah
menyampaikan Laporan tanggal laporan;
Keuangan secara berkala yakni 2. keuangan tengah tahunan,
pada tengah tahun buku jika tidak disertai laopran
berjalan dan pada akhir tahun akuntan;
buku perseroan kepada Bursa

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

3. Selambat-lambatnya pada 3. Peringatan tertulis III dan


akhir bulan kedua setelah tambahan denda sebesar
tanggal laporan keuangan Rp.150.000.000,00 (seratus
tengah tahunan, jika disertai lima puluh juta rupiah), apabila
laporan akuntan dalam mulai hari kalender ke-61
rangka penelahaan terbatas; hingga hari kalender ke-90
dan sejak lampunya batas waktu
4. Selambat-lambatnya pada penyampaian Laporan
akhir bulan ketiga setelah Keuangan, Perusahaan Tercatat
tanggal keuangan tengah tetap tidak memenuhi
tahunan, jika disertai kewajiban untuk membayar
laporan keuangan akuntan denda sebagaimana dimaksud
yang memberikan pendapat dalam ketentuan 2 di atas;
tentang kewajaran laporan 4. Suspensi, apabila mulai hari
keuangan secara kalender ke-91 sejak
keseluruhan. lampaunya batas waktu
penyampaian Laporan
Khusus bagi Perusahaan Keuangan, Perusahaan Tercatat
Tercatat yang terlambat tetap tidak memenuhi
menyampaikan Laporan kewajiban penyampaian
Keuangan sebagaimana Laporan Keuangan dan atau
dimaksud dalam ketentuan Perusahaan Tercatat telah
III.1.6. Peraturan Bursa Efek menyampaikan Laporan
Jakarta Nomor I-E tentang Keuangan namun tidak
Kewajiban Penyampaian memenuhi kewajiban untuk
Laporan Keuangan dikenakan membayar denda sebagaimana
sanksi sebagai berikut: dimaksud dalam ketentuan 2
1. Peringatan tertulis I, atas dan 3 di atas;
keterlambatan penyampaian 5. Sanksi suspensi Perusahaan
Laporan Keuangan sampai 30 Tercatat hanya akan dibuka
(tiga puluh) hari kalender apabila Perusahaan Tercatat
terhitung sejak lampaunya telah menyerahkan Laporan
batas waktu penyampaian Keuangan dan membayar
Laporan Keuangan; denda sebagaimana dimaksud
2. Peringatan tertulis II dan denda dalam ketentuan 2 dan 3 di
sebesar Rp.50.000.000,00 atas.
(lima puluh jutarupiah), apabila Berdasarkan hasil penelitian
mulai hari kalender ke-31 penulis, terlihat bahwa Direksi PT
hingga hari kalender ke- Buana Listya Tama, Tbk. (BULL)
60sejak lampaunya batas waktu telah melanggar Peraturan
penyampaian Laporan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang
Keuangan, Perusahaan Tercatat Tanggung Jawab Direksi atas
tetap tidak memenuhi Laporan Keuangan dalam bentuk
kewajiban penyampaian keterlambatan penyampaian
Laporan Keuangan; Laporan keuangan sebagaimana
telah ditentukan dalam Peraturan

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Bapepam Nomor VIII.G.7 terkait lain Direksi tidak menjalankan


batas waktu penyampaian laporan tugas dan wewenangnya dengan
keuangan berkala baik itu Laporan baik, sehingga Anggota Direksi
Keuangan Tengah Tahunan secara tanggung renteng
maupun Laporan Keuangan bertanggung jawab atas sanksi yang
Tahunan, sehingga dalam hal ini PT dikenakan terhadap Perusahaan.
Buana Listya Tama, Tbk. (BULL)
mendapatkan sanksi dari Bursa 2. Tanggung Jawab Direksi PT
Efek Indonesia berupa Peringatan Buana Listya Tama, Tbk. atas
tertulis sampai dengan akhirnya Pengendalian Internal
Suspensi (Penghentian Sementara) Perusahaan terhadap kerugian
Perdagangan Saham di Bursa Efek Investor
yang merugikan Pihak Investor Salah satu fungsi Direksi
maupun Pemegang Saham di PT sebagai pengurus Perseroan adalah
Buana Listya Tama, Tbk. sesuai menjalankan fungsi manajemen
dengan ketentuan II 1.6. Peraturan perusahaan. Salah satu bentuk
Nomor I-E tentang Kewajiban fungsi manajemen Direksi adalah
Penyampaian Laporan Keuangan. merancang, menyelenggarakan, dan
Bentuk pertanggung jawaban mengevaluasi sistem Pengendalian
direksi menurut ketentuan UUPT Internal Perusahaan. Direksi dalam
dan Peraturan Bapepam Nomor menjalankan fungsi manajemen
VIII.G.11 dalam hal keterlambatan berkedudukan sebagai trustee.
penyampaian Laporan Keuangan Dalam hal Direksi berkedudukan
secara berkala yang menimbulkan sebagai trustee, terhadap Direksi
kerugian bagi pihak Investor PT berlaku doktrin fiduciary duty. Oleh
Buana Listya Tama, Tbk. adalah karena itu, dalam hal direksi
secara tanggung renteng oleh merancang, menyelenggarakan, dan
seluruh anggota direksi serta mengevaluasi sistem pengendalan
mengikat dan menjadi tanggung internal maka berlaku doktrin
jawab juridis dari seluruh anggota fiduciary duty terhadap Direksi.
direksi perusahaan, mengingat Direksi PT Buana Listya Tama,
Direktur Utama dan Direktur Tbk. berkedudukan sebagai trustee
Keuangan yang menandatangani dalam merancang,
surat pernyataan tersebut adalah menyelenggarakan, dan
bertindak untuk dan atas nama mengevaluasi sistem pengendalian
perseroan. internal perusahaannya. Direksi
Dalam hal ini prinsip fiduciary tersebut harus memenuhi unsur-
duty (duty of care dan good faith) unsur fiduciary duty. Doktrin
dalam penyusunan laporan fiduciary duty mendasari kewajiban
keuangan perusahaan belum bagi Direksi untuk menciptakan
diterapkan oleh Anggota Direksi dan memastikan bahwa sistem
sepenuhnya, karena keterlambatan pengendalian internal Perseroan
penyampaian laporan keuangan telah memadai.
perusahaan merupakan salah satu Diakuinya eksistensi doktrin
bentuk kelalaian Direksi dalam piercing the corporate veil dalam
kepengurusan perseroan dalam arti hukum perseroan, doktrin ini dapat

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

diterapkan terhadap Direksi. pembelaan atas gugatan derivatif


Doktrin piercing the corporate veil tersebut dan/atau gugatan langsung
muncul dan diterapkan manakala yang diajukan oleh pihak ketiga.
ada kerugian atau tuntutan hukum Sistem pembuktian terbalik tersebut
dari pihak ketiga terhadap menunjukkan bahwa prinsip
Perseroan tersebut. tanggungjawab individu non
Sebagai konsekuensi eksistensi representatif tetap harus
doktrin piercing the corporate veil ditegakkanya terhadap anggota
dalam hukum perseroan yang Direksi yang telah melakukan
membuka kemungkinan pengajuan kesalahan/kelalaian tersebut,
gugatan terhadap anggota Direksi, meskipun bagi organ Direksi
doktrin derivative action juga berlaku prinsip presumsi kolegial.
berlaku terhadap Direksi sebagai Hal pokok yang mendasari
pengurus Perseroan. Dengan pembelaan Direksi tersebut
berlakunya doktrin derivative terhadap gugatan yang diajukan
action, pemegang saham dapat terhadapnya adalah doktrin
melakukan gugatan untuk dan atas business judgement rule. Penerapan
nama Perseroan terhadap Direksi doktrin business judgement rule
apabila Direksi melakukan dalam UUPT dapat dilihat dalam
kesalahan/kelalaian dalam ketentuan Pasal 97 ayat (5) yang
kepengurusan Perseroan. menyatakan bahwa Anggota
Berlakunya doktrin fiduciary duty Direksi tidak dapat
dan doktrin derivative action, dipertanggungjawabkan atas
apabila Direksi melanggar prinsip kerugian akibat kesalahan atau
fiduciary duty sehingga kelalaiannya dalam menjalankan
menimbulkan kerugian bagi tugas sebagai pengurus Perseroan
Perseroan, baik karena kesalahan apabila dapat membuktikan bahwa:
maupun karena kelalaian, maka 1. Kerugian tersebut bukan
pihak pemegang saham dapat karena kesalahan atau
mewakili Perseroan untuk kelalaiannya;
menggugat Direksi tersebut dan 2. Telah melakukan pengurusan
segala bentuk ganti kerugian dari dengan itikad baik dan kehati-
Direksi akan menjadi milik hatian untuk kepentingan dan
Perseroan. sesuai dengan maksud dan
Pengikatan tanggung jawab tujuan Perseroan;
atas kerugian yang terkait dengan 3. Tidak mempunyai benturan
sistem pengendalian internal kepentingan baik langsung
terhadap seluruh anggota Direksi maupun tidak langsung atas
merupakan cermin dari prinsip tindakan pengurusan yang
presumsi kolegial. Namun, mengakibatkan kerugian; dan
eksistensi sistem pembuktian 4. Telah mengambil tindakan
terbalik (ompkering van bewijst untuk mencegah timbul atau
last) dalam prinsip presumsi berlanjutnya kerugian tersebut.
kolegial memberikan jalan keluar
bagi masing-masing anggota Keterlambatan menyampaikan
Direksi untuk melakukan laporan keuangan yang di lakukan

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

oleh Direksi PT Buana Listya Tama saham maupun kepada instrumen-


Tbk. merupakan bentuk sistem instrumen dalam perseroan seperti
pengendalian internal perusahaan modal, kekayaan, saham dan hal-
yang tidak memadai, karena dalam hal lainnya yang masih berkaitan.
hal ini direksi belum menerapkan Akibat-akibat hukum tersebut
prinsip fiduciary duty dalam adalah merupkan konsekuensi yang
menjalankan tugasnya, sehingga tidak boleh dihindari oleh semua
menimbulkan kerugian bagi pihak.
Perusahaan dengan dikenakannya Akibat hukum ini merupakan
sanksi Suspensi Saham di Bursa kondisi yang tidak di inginkan dan
Efek Indonesia, yang tentunya hal juga tidak dapat dihindarkan oleh
ini juga akan merugikan pihak- pihak-pihak yang berkaitan
pihak yang berkaitan langsung langsung dengan saham
dengan saham PT Buana Listya Perusahaan. Salah satu yang paling
Tama, Tbk. salah satunya adalah mendasar dalam akibat hukum
pihak Investor. Maka dengan ini tersebut adalah kerugian yang
doktrin bussiness judgement rule dialami oleh Pihak Investor
juga tidak dapat diterapkan karena maupun Pihak Pemegang Saham
direksi telah terbukti lalai PT Buana Listya Tama, Tbk. yang
menjalankan tugasnya dalam tidak dapat melakukan Perdagangan
menyelenggarakan sistem Saham selama masa Suspensi
pengendalian internal perusahaan, Saham BULL di Bursa Efek,
oleh karena itu anggota direksi PT selanjutnya akan diuraikan sebagai
Buana Listya Tama, Tbk. secara berikut:
tanggung renteng bertanggung
jawab penuh atas kerugian Investor 1. Terhadap Pemegang Saham
dengan memberikan ganti kerugian Para Pemegang Saham tidak
(sejumlah yang disepakati) kepada mendapat keuntungan dari
Investor atas akibat hukum yang Perusahaan akibat suspensi saham
timbul dari sanksi suspensi saham PT Buana Listya Tama Tbk.
BULL di bursa efek. (BULL) selama sesi perdagangan
II. Akibat Hukum Suspensi saham di tahun 2016. Dimulai sejak
Saham di Bursa Efek tanggal 1 Maret 2016 dan
Indonesia terhadap pihak- mendapatkan satu kali masa
pihak terkait pada PT Buana perpanjangan suspensi saham yaitu
Listya Tama Tbk. pada tanggal 30 Juni 2016,
kemudian Pada sesi perdagangan
Penghentian Sementara selanjutnya dikenakan suspensi
(Suspensi) Perdagangan Saham selama 4 bulan, terhitung sejak
yang dialami oleh PT Buana Listya tanggal 29 September 2016. Tentu
Tama Tbk. tentunya mempunyai hal tersebut sangat berpengaruh
akibat hukum. Akibat hukum ini terhadap nilai saham yang dimiliki
mengikat kepada semua pihak yang oleh masing-masing Pemegang
berkepentingan dengan emiten yang Saham, karena akibat dari Suspensi
dikenakan sanksi Penghentian ini menyebabkan Eksistensi atau
Sementara (Suspensi) Perdagangan Citra Perusahaan PT Buana Listya

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Tama, Tbk. pun ikut terancam, hal hal ini menunjukan bahwa masih
ini tercatat pada setiap bulannya di lemahnya perlindungan hukum
tahun 2016 harga saham dari PT terhadap Investor di bidang Jasa
Buana Listya Tama Tbk. tidak Keuangan, khususnya dalam
stabil dan selalu mengalami bidang Pasar Modal.
penurunan, sehingga menyebabkan
kurangnya minat Investor untuk
melakukan Investasi di PT Buana IV. KESIMPULAN
Listya Tama Tbk. selama tahun Direksi PT Buana Listya Tama
2016 ini. Sampai dengan akhir Tbk. (BULL) harus Bertanggung
tahun ini harga saham PT Buana Jawab atas kerugikan pihak Investor
Listya Tama Tbk.(BULL) berada di ataupun Pemegang Saham Perusahaan
harga : 100.00.9 Tentu hal ini yaitu dengan membayar Ganti
sangat merugikan Pihak Pemegang Kerugian kepada Pihak Investor
Saham PT Buana Listya Tama Tbk, (sejumlah yang disepakati) dan
selain tidak mendapot keuntungan meperbaiki sistem pengendalian
juga harus tetap menanggung internal Perusahaan agar Pemegang
kerugian dari Perseroan. Saham tetap mendapatkan keuntungan
dan juga akan mengembalikan
kembali Nama Baik Perusahaan,
2. Terhadap Investor dalam hal ini Bentuk
pertanggungjawaban direksi menurut
Suspensi Saham PT Buana ketentuan Peraturan Bapepam Nomor
Lisya Tama, Tbk. tersebut VIII.G.11 adalah secara tanggung
tentunya memberikan pengaruh renteng oleh seluruh anggota direksi
bagi investor yang menanamkan serta mengikat dan menjadi tanggung
modalnya di pasar modal, karena jawab juridis dari seluruh anggota
investor tidak dapat direksi perusahaan, mengingat dalam
memperdagangkan sahamnya di hal ini prinsip duty of care dan good
Bursa dengan status suspensi yang faith dalam penyusunan laporan
dialami oleh BULL. Selama keuangan perusahaan belum
disuspensi tersebut, investor diterapkan oleh Anggota Direksi
hanya bisa menunggu sampai sepenuhnya, karena keterlambatan
suspensi saham tersebut dicabut, penyampaian laporan keuangan
pada umumnya suspensi saham perusahaan merupakan salah satu
berjalan selama satu atau dua sesi bentuk kelalaian dan Akibat hukum
perdagangan tetapi hal ini berbeda dari Penghentian Sementara
dengan suspensi saham yang (Suspensi) Perdagangan Saham yang
dialami BULL. Investor sudah dialami oleh PT Buana Listya Tama
hampir satu tahun tidak dapat Tbk. ini mengikat kepada semua pihak
memperdagangkan sahamnya di yang berkaitan langsung dengan
pasar sekunder tentunya hal ini saham emiten yang dikenakan sanksi
merugikan para investor. Maka Penghentian Sementara (Suspensi)
Perdagangan saham maupun kepada
9
http://www.bull.co.id/share- instrumen-instrumen dalam perseroan
performance/stock-price-data&lang=IN seperti modal, kekayaan, saham dan
Diakses pada tanggal 21 Desember 2016.

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

hal-hal lainnya yang masih berkaitan. Law Dan Eksistensinya


Salah satu yang paling mendasar Dalam Hukum Indonesia.
dalam akibat hukum tersebut adalah Bandung, PT Citra Aditya
kerugian yang dialami oleh Pihak Bakti, 2002.
Investor maupun Pihak Pemegang Hariyani, Iswi dan R. Serfianto
Saham Perseroan. Bagi Para Dibyo Purnomo, Buku Pintar
Pemegang Saham, mereka tidak Hukum Bisnis Pasar Modal :
mendapat keuntungan dan mengalami Strategi Tepat Investasi
kerugian atas turunnya harga saham Saham, Obligasi, Waran,
BULL di bursa tiap bulannya di Tahun Right, Opsi, Reksadana, &
2016 hal ini disebabkan juga karena Produk Pasar Modal Syariah.
rendahnya minat Investor Saham Jakarta, Visimedia, 2010.
terhadap saham BULL. Selain itu bagi Harahap, M. Yahya, Hukum
para Investor yang menginvestasikan Perseroan Terbatas. Jakarta,
dananya di PT Buana Listya Tama Sinar Grafika, 2013.
Tbk. tidak dapat memperdagangkan Kansil C.S.T dan Christine S.T.
sahamnya di Bursa karena status Kansil, Seluk Beluk
suspensi yang dialami oleh PT Buana Perseroan Terbatas Menurut
Listya Tama Tbk. (BULL), tentunya Undang-Undang No.40
hal ini merugikan pihak Investor. Tahun 2007. Jakarta, Rineka
Cipta, 2009,
V. DAFTAR PUSTAKA
Manan, Abdul, Aspek Hukum dalam
Buku Literatur Penyelenggaraan Investasi di
Ais, Chatamarrasjid, Menyingkap Pasar Modal Syariah
Tabir Perseroan (Piercing Indonesia, Jakarta, 2009.
The Corporate Veil) Kapita Nadapdap, Bintoro, Hukum
Selekta Hukum Perusahaan, Perseroan Terbatas
Bandung, PT. Citra Aditya (Berdasarkan Undang-
Bakti, 2000. Undang No. 40 Tahun 2007).
Asikin, Amirudin Zainal Arifin, Jakarta, Aksara, 2014.
Pengantar Metode Penulisan Nasarudin, M.Irsan, Et al. Aspek
Hukum. Jakarta, Bumi Hukum Pasar Modal
Angkasa, 2003. Indonesia. Jakarta, Kencana
Dirdjosisworo, Soedjono. Hukum Prenada Media Group, 2010.
Perusahaan Mengenai Purba , Victor. Kamus Umum Pasar
Bentuk-Bentuk Perusahaan Modal. Cet. 1. Jakarta, UI
(Badan Usaha) di Indonesia. Press, 2000.
Bandung, CV Mandar Maju, Soekanto, Sorejono dan Sri
1997. Mamudji, Penelitian Hukum
Fajar, Mukti dan Yulianto, Dualisme Normatif Suatu Tinjauan
Penelitian Hukum: Normatif Singkat. Jakarta, PT Raja
dan Empiris, Yogyakarta, Grafindo Persada, 2004.
Pustaka Pelajar, 2010. Usman, Rachmadi, Dimensi Hukum
Fuady, Munir, Doktrin-Doktrin Perseroan Terbatas.
Modern Dalam Corporate Bandung, Alumni, 2004.

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Widjaja, Gunawan (a), Seri Hukum Emiten atau Perusahaan


Bisnis :Tanggung Jawab Publik (Keputusan Ketua
Direksi atas Kepailitan Bapepam Nomor : Kep-
Perseroan. Jakarta, PT Raja 346/BL/2011).
Grafindo Persada, 2003.
Widjaja, Gunawan (b), Seri Peraturan Bursa Efek Indonesia
Pemahaman Perseroan Nomor III-F tentang Sanksi
Terbatas: Risiko Hukum (Keputusan Direksi PT Bursa
Pemilik, Direksi, de Efek Indonesia Nomor : Kep-
Komisaris PT. Jakarta, Forum 00085/BEI/10-2011).
Sahabat, 2008. Peraturan Bursa Efek Indonesia
Yani, Ahmad dan Gunawan Wijaja, Nomor III-G Tentang
Seri Hukum Bisnis: Suspensi dan Pencabutan
Perseroan Terbatas. Jakarta, Persetujuan Keanggotaan
PT Raja Grafindo Persada, Bursa (Keputusan Direksi PT
2000. Bursa Efek Indonesia Nomor
Peraturan Perundang-undangan : Kep-00086/BEI/10-2011).
Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal.
Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgelijk Betboek)
dengan tambahan Undang-
Undang Pokok Agraria dan
Undang-Undang Perkawinan.
Diterjemahkan oleh R.
Subekti dan R. Tjitrosudibio.
Jakarta: PT Pradnya Paramita,
2009.
Peraturan Bapepam Nomor
VIII.G.11 tentang Tanggung
Jawab Direksi atas Laporan
Keuangan (Keputusan Ketua
Bapepam Nomor : Kep-
40/PM/2003).
Peraturan Bursa Efek Jakarta Nomor
I-E tentang Kewajiban
Penyampaian Informasi
(Keputusan Direksi PT Bursa
Efek Jakarta Nomor : Kep-
306/BEJ/07-2004).
Peraturan Bapepam-LK Nomor
X.K.2 tentang Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala

14

Anda mungkin juga menyukai