Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN HUKUM PIDANA

Sagung Putri M.E. Purwani, SH.,MH


BAGIAN HUKUM PIDANA
Ketua Bagian Hukum Pidana :
Dr. Ida Bagus Surya Dharma Jaya, SH.,MH

Sekretaris Bagian Hukum Pidana :


Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti, SH.,MH

13 Anggota Bagian Hukum Pidana


Orang
Bagian Hukum Pidana Mengampu :
 Hukum Pidana  smtr 2
 Hukum Pidana Lanjutan  smtr 3
 Tindak Pidana Tertentu dalam KUHP  smtr 4
 Tindak Pidana Khusus  smtr 4
 Penologi  smtr 4
 Hukum Kesehatan  smtr 4
 Perbandingan Hukum Pidana  smtr 5
 Hukum Pidana Adat  smtr 5
 Kriminologi  smtr 5
 Penitensier  smtr 6
 Victimologi  smtr 6
 Kapita Selekta Hukum Pidana  smtr 6
 Pembaharuan Hukum Pidana  smtr 6
Hukum Pidana
 Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-
peraturan yang menentukan perbuatan apa yang
dilarang dan termasuk ke dalam tindak pidana, serta
menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan
terhadap yang melakukannya.
Lanjutan....
 Hukum pidana merupakan mata kuliah pengetahuan dasar asas-
asas hukum pidana, yang berisikan asas-asas penting hukum
pidana untuk dapat memahami bangunan sistem hukum pidana
secara keseluruhan.
 Hukum pidana memiliki ciri yang khusus, yang berbeda dengan
bidang hukum lain. Untuk memberikan suatu pemahaman yang
lebih komprehensif, dalam usaha memahami perbedaan
dimaksud, batasan atau definisi hukum pidana sangatlah
penting dipahami, yang dilanjutkan dengan pemahaman sifat
hukum pidana sebagai hukum publik.
 Pengetahuan dasar asas-asas hukum pidana, sebagai substansi
bahasan dalam mata kuliah hukum pidana, lebih terfokus pada
asas-asas penting dalam hukum pidana, baik mengenai asas
berlakunya (asas berlaku hukum pidana menurut waktu, tempat
dan orang) maupun pemahaman tiga persoalan pokok dalam
hukum pidana, yakni : tindak pidana, pertanggungjawaban
pidana serta pidana dan pemidanaan.
 Sebagai satu kesatuan sistem, sistem pemidanan dapat diartikan
sebagai “sistem pemberian atau penjatuhan pidana”.
Lanjutan......
 Sistem pemidanaan dapat dilihat dari 2 perspektif, yakni perspektif
fungsional dan perspektif norma substantif.
 Dalam perspektif fungsional, sistem pemidanaan dapat diartikan
sebagai keseluruhan sistem (aturan perundang-undangan) untuk
fungsionalisasi/ operasionalisasi/ konkretisasi pidana dan juga
keseluruhan sistem (aturan perundang-undangan) yang mengatur
bagaimana hukum pidana ditegakkan atau dioperasionalkan secara
konkrit.
 Sedangkan dalam perspektif norma substantif (hanya dilihat dari
norma-norma hukum pidana substantif) sistem pemidanaan dapat
diartikan, sebagai keseluruhan sistem aturan / norma hukum pidana
materiil untuk pemidanaan atau keseluruhan sistem aturan / norma
hukum pidana materiil untuk pemberian/penjatuhan dan pelaksanaan
pidana.
 Apabila perspektif kedua tersebut kita bawa pada pembahasan
masalah sistem pemidanaan, maka pembicara tidak dapat dilepaskan
dengan rasionalitas hukum pidana yang bersandar atas 3 konsep yakni
tindak pidana, pertanggungjawaban pidana dan pidana sebagai
persoalan pokok dalam hukum pidana
Lanjutan.....
 Tujuan :
 Dengan konsep dan pemahaman substansi mata
kuliah hukum pidana mahasiswa memperoleh suatu
pengetahuan dasar hukum pidana sebagai usaha awal
pemahaman bangunan sistem hukum pidana secara
keseluruhan. Sebagaimana diketahui, KUHP sebagai
sentral perundang-undangan hukum pidana yang
berlaku di Indonesia, ketentuan umumnya juga
berlaku terhadap perbuatan yang diancam dengan
pidana dalam perundang-undangan lain, kecuali
ditentukan lain dalam perundang-undangan yang
bersangkutan
Hukum Pidana Lanjutan
1. Asas Hukum Pidana
Beberapa asas yang terdapat dalam hukum pidana
A. Asas Legalitas
B. Asas Nasionalitas
C. Asas Territorialitas atau Wilayah
2. Peniadaan Hukum
Tindak Pidana Tertentu dalam KUHP
 Segala Bentuk Tindak Pidana yang termuat dalam KUHP
 Mata kuliah Tindak Pidana Tertentu Dalam KUHP (TPT
Dalam KUHP) merupakan mata kuliah wajib Fakultas yang
merupakan kelanjutan dari mata kuliah hukum pidana dan
mata kuliah hukum pidana lanjutan.
 Dalam mata kuliah ini mempelajari Pengertian tentang
tindak pidana-tindak pidana yang diatur dalam buku ke II
dan III Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP),
yang mengatur tentang perlindungan kepentingan hukum
perorangan (individuale belangen), kepentingan hukum
masyarakat (sociale belangen) dan kepentingan hukum
Negara (staatsbelangen), yang meliputi tindak pidana
dibidang kesusilaan, tindak pidana dibidang tubuh dan
nyawa, tindak pidana dibidang harta benda, tindak pidana
dibidang kehormatan (penghinaan) dan tindak pidana
dibidang keamanan Negara.
Lanjutan....
 Materi kuliah ini berbasis pada pemahaman hukum pidana
yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) yang merupakan terjemahan dari Wet Boek van
Straftrecht voor Nederlandsch Indie yang merupakan
peninggalan Belanda, tetapi berdasarkan Undang-undang
No 1 tahun 1946 jo Undang-undang No 73 tahun 1958
menjadi sumber hukum utama bagi hukum pidana
Indonesia.
 Dalam pengajaran mata kuliah TPT dalam KUHP ini
ditekankan pembahasan dengan mengaitkan asas-asas
hukum, dengan unsur-unsur tindak pidana yang diatur
dalam buku II dan Ke III sehingga diharapakan
mahasiswa dapat memahami hukum hukum pidana,
khususnya dalam memahami pengertian dan unsur-unsur
delik yang disangkakan atau didakwakan kepada tersangka
atau terdakwa dalam praktek penegakan hukum pidana
Tindak Pidana Khusus
 Substansi Mata Kuliah Tindak Pidana Khusus
mencakup 3 materi, yaitu : Tindak Pidana Ekonomi,
Tindak Pidana Narkotika dan Psikotropika dan Tindak
Pidana Korupsi. Materi mata kuliah tindak pidana
khusus, merupakan materi kuliah di luar tindak
pidana umum sebagaimana diatur dalam KUHP.
 Substansi pembahasan dalam mata kuliah tindak
pidana khusus, dari ketiga substansi tersebut di atas,
difokuskan pada 3 (tiga) permasalahan pokok, yakni :
tindak pidana, pertanggungjawaban pidana serta
pidana dan pemidanaan
Lanjutan....
 Tujuan :
 Dengan konsep dan pemahaman terhadap mata kuliah tindak
pidana khusus mahasiswa mampu memahami serta menjelaskan
peraturan perundang-undangan di luar KUHP, sebagai suatu
peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus.
 Sebagai suatu perundang-undangan yang bersifat khusus, dasar
hukum maupun keberlakuannya, dapat menyimpang dari
ketentuan umum Buku I KUHP. Bahkan dalam hukum acara
(hukum formal) peraturan perundang-undangan tindak pidana
khusus dapat menyimpang dari UU No. 8 tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
 Kekhususan peraturan perundang-undangan tindak pidana
khusus, dari aspek norma, jelas mengatur hal-hal yang belum
diatur dalam KUHP. Subyek tindak pidana diperluas karena
tidak saja meliputi orang pribadi tetapi juga badan hukum.
Lanjutan
 Sedangkan dalam masalah pemidanaan, dilihat dari
pola perumusan maupun pola ancaman sanksi, juga
dapat menyimpang dari ketentuan KUHP.
 Ruang lingkup materi perkuliahan, terdiri dari : 1)
tindak pidana ekonomi; 2) tindak pidana korupsi; dan
3) tindak pidana narkotika dan sikotropika.
 Substansi tindak pidana ekonomi, dibatasi pada
pembahasan UU No. 7 Tahun 1955.
 Substansi mata kuliah tindak pidana korupsi dan
tindak pidana narkotika dan psikotropika, lebih
terfokus pada kebijakan kriminalisasi serta pidana dan
pemidanaan
Hukum Kesehatan
 Hukum kesehatan merupakan cabang dari ilmu
hukum yang relatif baru, namun sangat penting
diketahui untuk dijadikan dasar pemahaman
 tentang pengertian, sumber hukum, sejarah hukum
kesehatan, profesi bidang kesehatan, transaksi
terapetik, pola hubungan terapetik, kegawatan medik,
Informed concernt, Medical record, hubungan dokter
dengan pasien dan tanggung jawab dokter dalam
hukum.
 kemudian dapat dipakai mengambil langkah-langkah
dalam mencegah terjadinya kesalahan dalam
mengambil tindakan medis atau malpraktek.
Lanjutan...
 Substansi Mata Kuliah hukum kesehatan yang
bersumber pada UU Kesehatan beserta peraturannya
yang juga mencakup kode etik profesi kedokteran
yang dilihat dari sudut pandang hukum perdata,
hukum pidana serta dari sudut pandang hukum
administrasi negara, yang dalam hal ini berkaitan
dengan perjanjian antara dokter dengan pasien dalam
informed consent, euthanasia, transaksi terapetik dan
ijin praktek seorang dokter.
 Membahas mengenai sanksi hukum yang dikenakan
dalam Hukum Administrasi Negara, KUHPer dan
KUHP.
Perbandingan Hukum Pidana
 Studi perbandingan hukum sebagai bagian dari ilmu tentang
kenyataan, sebenarnya merupakan studi yang sangat luas dan sulit.
Perbandingan hukum tidak hanya bermaksud untuk memahami
berbagai sistem hukum asing dilihat dari sudut substansinya semata,
tetapi ingin lebih memehami dari sudut kenyataan dan konteks yang
lebih luas (yaitu dari sudut motivasi, latar belakang kebijakan serta nlai-
nilai filosofis/ideologis, sosial, budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya).
 Perbandingan hukum pidana sebagai bagian dari studi hukum, lebih
banyak ditujukan pada tinjauan hukum pidana substantif dilihat dari
sudut perbandingan normatif. Perbandingan hukum pidana, lebih
difokuskan pada perbandingan hukum pidana substantif Inggris,
tentang prinsip-prinsip umum hukum pidana di Inggris, diantaranya
tentang asas legalitas, mens rea, pertanggungjawaban pidana,
penyertaan dalam tindak pidana, permufakatan jahat (conspiracy),
percobaan, alasan penghapus pidana dan sebagainya.
 Di samping itu pula, perbandingan akan dilakukan juga dengan hukum
pidana negara lain, khususnya yang menyangkut perbuatan pidana,
pertanggungjawaban pidana serta pidana dan pemidanaan.
Lanjutan....
 Tujuan :
Dengan kajian komparatif mahasiswa diharapkan
dapat menambah wawasan serta dapat memberikan
kontribusi teoritik dalam rangkaian pembaharuan
hukum pidana di Indonesia. Penal reform pada
hakikatnya termasuk bidang kebijakan/politik hukum
pidana (penal policy) yang tentunya juga memerlukan
bahan kajian komparatif, di samping pula kajian yang
berlandaskan pada nilai-nilai nasional, baik nilai
sosio-filosofik, sosio-politik, sosio kltural maupun
sosio-historik
Kriminologi
 Substansi Mata Kuliah Kriminologi mencakup aspek-aspek
tentang kausa kejahatan.
 kejahatan adalah sesuatu konsepsi yang bersifat abstrak. Abstrak
dalam artian tidak dapat diraba dan tidak dapat dilihat, kecuali
akibatnya saja. Banyak sarjana berusaha menemukan dan
menerangkan kausa kejahatan.
 Usaha untuk menerangkan kausa kejahatan tersebut
berkembang, dari madzab klasik, madzab kartografik, madzab
sosialis, madzab tipologik, sampai terakhir muncul aliran multi
faktor.
 Kriminologi mempunyai perkaitaan yang erat dengan ilmu-ilmu
lain, seperti ilmu sosial, ekonomi maupun ilmu hukum.
Kejahatan merupakan produk perkembangan sosial, dalam
artian pula masyarakat yang sedang membangun tidak luput
dari perkembangan kejahatan itu sendiri.
 Kriminologi sebagai disiplin yang ”non making policy” hasil-hasil
kajiannya telah diakui sebagai masukan dalam pembentukan
kebijakan hukum pidana
Lanjutan

 Tujuan :
 Dengan konsep dan pemahaman terhadap
KRIMINOLOGI mahasiswa mampu menjelaskan /
merumuskan gejala-gejala timbulnya kejahatan dalam
masyrakat. Oleh karena itu perkuliahan ini diawali
dengan pemahaman tentang pengertian kejahatan,
metode-metode yang dipakai dalam peneltian
KRIMINOLOGI, faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya kejahatan ataupun tindak pidana, tipe-tipe
penjahat serta reaksi masyarakat terhadap kejahatan
Penitensier
 Materi kuliah Penitensier merupakan mata kuliah wajib
bagian untuk Fakultas Hukum. Dalam mata kuliah ini akan
mempelajari Pengertian Penitensier, sistem pemidanaan,
teori-teori pemidanaan, jenis-jenis pidana.
 Materi kuliah Penitensier ini berbasis pada hukum pidana
positif, yaitu
 Kitab undang-undang Hukum Pidana (khususnya Pasal 10
– Pasal 17 KUHP),
 Undang-undang No. 12 tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan, serta teori-teori yang berkembang
tentang pidana dan pemidanaan.
 Namun demikian dalam pengajaran hukum pidana tetap
akan melihat ke depan, melihat perkembangan sistem
pidana dan pemidanaan dalam pembaharuan Hukum
Pidana Indonesia (ius constituendum)
Lanjutan....

 Tujuan :
 Mempelajari mata kuliah Penitensier mahasiswa
menjadi lebih paham tentang jenis sanksi atas
pelanggaran yang telah dilakukan, beratnya sanksi
yang dijatuhkan, lamanya sanksi yang dijalani, cara &
tempat dilaksanakannya sanksi serta memahami
sistem pemberian sanksi (hukuman atau tindakan).
Victimologi
 Dalam perkuliahan Viktimologi akan lebih fokus pada korban
kejahatan dalam Sistem Peradilan Pidana (Penal Viktimologi).
Perkuliahan akan dimulai dengan memahami apakah Viktimologi
tersebut dan melihat latar belakang perkembangannya (melihat sudut
pandang para sarjana dalam melihat korban kejahatan dan melihat
proses penimbulan korban), manfaat dan bagaimana kedudukannya
dalam khasanah ilmu pengetahuan, terutama hubungannya dengan
Kriminologi, Hukum Pidana dan Sistem Peradilan Pidana.
 Selanjutnya obyek kajian Viktimologi, yaitu korban, akan menjadi
sorotan, khususnya korban kejahatan. Pembahasan akan lebih
mengarah pada penyebab viktimisasi, bukan saja karena kejahatan
tetapi perhatian juga akan diberikan pada sistem yang berperan pula
sehingga timbunya korban, dan munculnya secondery victim, atau
bahkan tertiary victim.
 Upaya pencegahan dan perlindungan terhadap korban kejahatan akan
dipelajari bersamaan dengan keberadaan hak-hak dan kewajiban
korban kejahatan. Perlindungan lebih diarahkan pada access to justice,
pengakuan terhadap victim impact statement, dan upaya untuk
memberikan ganti kerugian serta santunan (kompensasi) pada korban
kejahatan. Hal yang penting juga akan dilihat paradigma yang
bertentangan antara restoratif justice dengan restributif justice.
Pembaharuan Hukum Pidana
 Pembaharuan hukum pidana pada hakekatnya merupakan
suatu upaya melakukan peninjauan dan pembentukan
kembali (reorientasi dan reformasi) hukum pidana yang
sesuai dengan nilai-nilai sentral sosio-politik, sosio-
filosofik, dan nilai-nilai sosio-kultural masyarakat
Indonesia.
 Dalam usaha pembaharuan hukum pidana Indonesia harus
dilakukan agar hukum pidana Indonesia masa depan
sesuai dengan sosio-politik, sosio-filosofik, dan nilai-nilai
sosio-kultural masyarakat Indonesia.
 Pada pelaksanaannya, penggalian nilai ini bersumber pada
hukum adat, hukum pidana positif (KUHP), hukum
agama, hukum pidana negara lain, serta kesepakatan-
kesepakatan internasional mengenai materi hukum
pidana.

Anda mungkin juga menyukai