Kelas : XI MIA 3
Absen : 03
NO Jawaban
1 D
2 B
3 D
4 A
5 C
6 A
7 A
8 D
9 B
10 D
11 D
12 D
13 B
14 D
15 E
16 A
17 C
18 B
19 E
20 E
ESSAY
1
2
3
4
5
7
8
10
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran dan ditetapkan dalam UU. Sedangkan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di
Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan
Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun.
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap Daerah
Otonom (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana
pembangunan. Sedangkan Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah alokasi dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara kepada provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan
untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.
1. Pajak
a. Pajak Pusat
b. Pajak Daerah:
2. Retribusi
3. Keuntungan BUMN/BUMD
4. Denda dan Sita
5. Pencetakan Uang
6. Pinjaman
7. Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah
8. Penyelenggaraan Undian Berhadiah
Secara garis besar, tahap-tahap siklus anggaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Penyusunan RAPBN oleh pemerintah.
Penyampaian RAPBN kepada DPR/pengesahannya
Pelaksanaan APBN oleh pemerintah
Pengawasan pelaksanaan APBN oleh BPKP
Pertanggungjawaban/Perhitungan Anggaran Negara (PAN)
Persetujuan RUU PAN menjadi UU PAN oleh DPR
Penyusunan APBN memiliki tujuan sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan negara
agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk
meningkatkan produksi dan kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Oleh karena itu, anggaran pendapatan dan belanja negara harus dirumuskan
sedemikian rupa yang mencakup perkiraan periodik dari semua pengeluaran dan sumber
penerimaan.
2. menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, karena dapat mengatur jumlah
uang yang beredar di masyarakat,
2. menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, karena dapat mengatur jumlah
uang yang beredar di masyarakat,