BAB 4
Parabola
Pertemuan X
Kemampuan Akhir yang Diharapkan:
Mahasiswa dapat memahami konsep persamaan parabola puncak (0,0) dan puncak
(a,b) serta persamaan umum parabola.
Pokok Bahasan:
1. Persamaan sederhana parabola
2. Parabola dengan puncak (a,b) dan sumbu simetri sejajar sumbu koordinat
Gambar 4.1.a
Gambar 4.1.b1
Misalkan sebuah titk pada parabola yaitu 𝑃(𝑥, 𝑦). Berdasarkan definisi parabola
diketahui |𝐹𝑃| = |𝑄𝑃|. Dengan menggunakan rumus jarak antara dua titik pada
Gambar 4.1.b diperoleh,
|𝐹𝑃| = √(𝑥 − 𝑝)2 + 𝑦 2 dan
Maka titik tersebut akan terletak pada parabola jika dan hanya jika,
Pernyataan Keterangan
1. Ambil sembarang titik pada parabola. Permisalan
Misalkan titik 𝑃(𝑥, 𝑦)
2. Diperoleh |𝐹𝑃| = |𝑄𝑃| Definisi parabola
3. Tentukan nilai: Jarak antara dua titik
|𝐹𝑃| = √(𝑥 − 𝑝)2 + 𝑦 2 dan
Karena titik 𝑃(𝑥, 𝑦) adalah sembarang titik pada parabola maka semua titik pada
parabola juga memenuhi persamaan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persamaan parabola dengan titik fokus 𝐹(𝑝, 0), titik puncak (0,0) dan sumbu simetri
berimpit pada sumbu x adalah:
𝑦 2 = 4𝑝𝑥 (4.1)
Dengan cara yang sama kita temukan persamaan parabola dengan titik fokus 𝐹(0, 𝑝)
pada titik puncak (0,0) dan sumbu simetri berimpit pada sumbu y adalah
𝑥 2 = 4𝑝𝑦 (4.1)
Terdapat beberapa kemungkinan persamaan parabola yang terjadi:
Persamaan parabola: 𝒚𝟐 = 𝟒𝒑𝒙 Persamaan parabola: 𝒙𝟐 = 𝟒𝒑𝒚
Jika 𝑝 > 0 maka parabola terbuka ke Jika 𝑝 > 0 maka parabola terbuka ke
kanan, titik fokus 𝐹(𝑝, 0) dan direktriks atas, titik fokus 𝐹(0, 𝑝) dan direktriks 𝑦 =
𝑥 = −𝑝 sejajar sumbu y. −𝑝 sejajar sumbu x.
Jika 𝑝 < 0 dan parabola terbuka ke kiri, Jika 𝑝 < 0 maka parabola terbuka ke
titik fokus 𝐹(−𝑝, 0) dan direktriks 𝑥 = 𝑝 bawah, titik fokus 𝐹(0, −𝑝) dan
sejajar sumbu y. direktriks 𝑦 = 𝑝 sejajar sumbu x.
Contoh 4.1:
1. Tentukan persamaan paarabola dengan titik puncak berada pada titik asal,
sumbu simetri pada sumbu x, dan melalui titik (−3,6).
Penyelesaian:
Karena sumbu simetri pada sumbu x maka kemungkinan parabola terbuka ke
kanan atau ke kiri. Dengan demikian bentuk persamaannya 𝑦 2 = 4𝑝𝑥.
Untuk menentukan nilai p substitusikan koordinat titik ke persamaan parabola:
𝑦 2 = 4𝑝𝑥
62 = 4𝑝(−3)
36 = −12𝑝
−3 = 𝑝
Sehingga persamaan parabolanya adalah:
𝑦 2 = 4(−3)𝑥
𝑦 2 = −12𝑥
2. Tentukan unsur-unsur dari persamaan parabola berikut:
a. 𝑦 2 = 8𝑥
b. 𝑦 2 − 2𝑦 − 4𝑥 − 9 = 0
Penyelesaian:
a. 𝑦 2 = 4𝑝𝑥 = 8𝑥 maka
-Titik puncak (0,0)
-Parameter: 4𝑝 = 8 ⇒ 𝑝 = 2
-Parameter: 4𝑝 = 4 ⇒ 𝑝 = 1
5 3
- Titik Fokus: 𝐹(𝑝 + 𝑎, 𝑏) = (1 − 2 , 1) = (− 2 , 1)
5 7
- Direktriks: 𝑥 = 𝑎 − 𝑝 ⇒ 𝑥 = − − 1 = − sejajar sumbu y
2 2
3. Tentukan persamaan parabola dengan puncak 𝑂(0,0) dan mempunyai 𝐹(0, −2)
serta tentukan unsur-unsurnya.
Penyelesaian:
Karena titik fokus 𝐹(0, −2) dengan titik puncak 𝑂(0,0) maka persamaan yang
memenuhi 𝑥 2 = 4𝑝𝑦. Berdasarkan titik fokus diperoleh 𝑝 = −2 sehingga,
𝑥 2 = 4(−2)𝑦
𝑥 2 = −8𝑦
Jadi persamaan parabolanya adalah 𝑥 2 = −8𝑦
Unsur-unsur parabola:
𝐹(0, −2)
Direktriks: 𝑦 = 2
Parameter: 𝑝 = −2
Titik puncak: O(0,0)
Sumbu simetri terletak pada sumbu-y yaitu 𝑥 = 0
Latus rectum terletak pada garis 𝑦 = −2
Panjang latus rectum: |4(−2)| = |−8| = 8 satuan
Latihan 4.1
1. Tentukan unsur-unsur parabola dari persamaan berikut:
a. 𝑦 2 = 4𝑥 c. 𝑦 2 = −6𝑥 e. 𝑦 2 − 4𝑦 − 8𝑥 + 28 = 0
b. 𝑥 2 = 12𝑦 d. 𝑥 2 − 4𝑦 = 0 f. 𝑥 2 − 2𝑥 − 9 = 4𝑦
2. Tentukan persamaan-persamaan parabola berikut:
a. Fokus (3,0)
b. Fokus (0, −4)
c. Direktriks: 𝑥 + 6 = 0
d. Direktriks: 𝑦 − 4 = 0
e. Sumbu simetri pada sumbu y, dan melalui titik (4, −3)
f. Sumbu simetrinya pada sumbu x, titik puncaknya pada titik asal, dan
panjang latus rectumnya 2.
g. Kurva terbuka ke kiri dan melalui titik (−1, −1)
h. Kurva terbuka ke kanan dan panjang latus rectumnya 16.
Dengan cara yang serupa diperoleh persamaan garis singgung dengan gradien
terhadap parabola 𝑥 2 = 4𝑝𝑦 yaitu:
𝑦 = 𝑚𝑥 − 𝑝𝑚2 (4.4)
Catatan:
Persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola (𝑦 − 𝑏)2 = 4𝑝(𝑥 − 𝑎)
adalah:
𝑝 (4.5)
(𝑦 − 𝑏) = 𝑚(𝑥 − 𝑎) +
𝑚
Persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola (𝑥 − 𝑎)2 = 4𝑝(𝑦 − 𝑏)
adalah:
(𝑦 − 𝑏) = 𝑚(𝑥 − 𝑎) − 𝑝𝑚2 (4.5)
(langkah-langkah penemuannya diserahkan kepada pembaca sebagai latihan)
Contoh 4.2.1:
Tentukan persamaan garis singgung dengan gradien 2 pada parabola (𝑥 − 3)2 =
−6(𝑦 + 1) serta tentukan titik singgungnya.
Penyelesaian:
Persamaan parabola (𝑥 − 3)2 = −6(𝑦 + 1) diperoleh
𝑎 = 3, 𝑏 = −1, dan 4𝑝 = −6 ⇒ 𝑝 = − 3⁄2
Persamaan garis singgungnya:
(𝑦 − 𝑏) = 𝑚(𝑥 − 𝑎) − 𝑝𝑚2
3
(𝑦 + 1) = 2(𝑥 − 3) − (− ) 22
2
𝑦 + 1 = 2𝑥 − 6 + 6
𝑦 + 1 = 2𝑥
𝑦 = 2𝑥 − 1
Titik singgung diperoleh dengan mensubstitusi persamaan garis ke persamaan
parabola:
(𝑥 − 3)2 = −6(2𝑥 − 1 + 1)
𝑥 2 − 6𝑥 + 9 = −12𝑥
𝑥 2 + 6𝑥 + 9 = 0
(𝑥 + 3)(𝑥 + 3) = 0
Diperoleh 𝑥1,2 = −3
Nilai y yang berkesuaian adalah 𝑦 = 2(−3) − 1 = −7. Jadi koordinat titik singgungnya
adalah (−3, −7).
4.2.2 Persamaan Garis Singgung Melalui Titik pada Parabola
Jika diketahui suatu titik pada parabola yang titik singgung dari suatu garis yang
menyingguung parabola tersebut. Maka persamaan garis singgung yang terbentuk
dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut.
Pernyataan Keterangan
1. Misalkan persamaan garis yang menyinggung Permisalan
parababola adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 dan persamaan
parabolanya 𝑦 2 = 4𝑝𝑥 serta titik singgungnya
𝑇(𝑥1 , 𝑦1 )
2. Menentukan titik singgungnya: Substitusi persaman garis ke
(𝑚𝑥 + 𝑛 )2 = 4𝑝𝑥 persamaan parabola
𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 − 4𝑝𝑥 = 0
𝑚2 𝑥 2 + (2𝑚𝑛 − 4𝑝)𝑥 + 𝑛2 = 0
Absis:
−𝑏 −(2𝑚𝑛 − 4𝑝) (−2𝑚𝑛 + 4𝑝)
𝑥1 = = =
2𝑎 2𝑚2 2𝑚2
2𝑝 − 𝑚𝑛
=
𝑚2
Ordinat:
2𝑝 − 𝑚𝑛
𝑦1 = 𝑚𝑥1 + 𝑛 = 𝑚 ( )+𝑛
𝑚2
2𝑝 − 𝑚𝑛 𝑚𝑛 2𝑝
= + =
𝑚 𝑚 𝑚
3. Sehingga diperoleh gradien garis singgungnya: Diperoleh dari nilai ordinat
2𝑝
𝑦1 = 𝑚
2𝑝
𝑚=
𝑦1
4. Subsitusikan nilai gradien m ke persamaan garis: Persamaan garis yang
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ) gradiennya diketahui
2𝑝
𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑦1
𝑦1 (𝑦 − 𝑦1 ) = 2𝑝(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦𝑦1 − 𝑦1 2 = 2𝑝(𝑥 − 𝑥1 )………………..(i)
Titik 𝑇(𝑥1 , 𝑦1 ) berada pada parabola 𝑦 2 = 4𝑝𝑥,
maka
𝑦1 2 = 4𝑝𝑥1 ………………….(ii)
5. Substitusi persamaan (ii) ke (i) sehingga
diperoleh:
𝑦𝑦1 − 4𝑝𝑥1 = 2𝑝(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦𝑦1 − 4𝑝𝑥1 = 2𝑝𝑥 − 2𝑝𝑥1
𝑦𝑦1 = 2𝑝𝑥 + 2𝑝𝑥1
𝑦𝑦1 = 2𝑝(𝑥 + 𝑥1 )
Jadi diperoleh persamaan garis singgung di titik 𝑇(𝑥1 , 𝑦1 ) pada parabola 𝑦 2 = 4𝑝𝑥
adalah:
𝑦𝑦1 = 2𝑝(𝑥 + 𝑥1 ) (4.6)
Untuk persamaan garis singgung di titik 𝑇(𝑥1 , 𝑦1 ) pada parabola (𝑦 − 𝑏)2 = 4𝑝(𝑥 − 𝑎)
adalah:
(𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 2𝑝(𝑥 + 𝑥1 − 2𝑎) (4.7)
Contoh 4.2.2 :
Tentukan persamaan garis singgung di titik (5,6) pada parabola 𝑦 2 − 4𝑦 − 8𝑥 + 28 =
0.
Penyelesaian:
Persamaan parabola 𝑦 2 − 4𝑦 − 8𝑥 + 28 = 0 dirubah menjadi
𝑦 2 − 4𝑦 = 8𝑥 − 28
𝑦 2 − 4𝑦 + 4 = 8𝑥 − 24
(𝑦 − 2)2 = 8(𝑥 − 3)
diperoleh: 𝑎 = 3, 𝑏 = 2, 𝑝 = 2
Persamaan garis singgung:
(𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 2𝑝(𝑥 + 𝑥1 − 2𝑎)
(𝑦 − 2)(6 − 2) = 2(2)(𝑥 + 5 − 2(3))
(𝑦 − 2)4 = 4(𝑥 − 1)
4𝑦 − 8 = 4𝑥 − 4
4𝑦 − 4𝑥 + 12 = 0
Jadi persamaan garis singgung yang melalui titik (5,6) pada parabola 𝑦 2 − 4𝑦 − 8𝑥 +
28 = 0 adalah
4𝑦 − 4𝑥 + 12 = 0
4.2.3. Persamaan Garis Singung Melalui Titik di Luar Parabola
Untuk menentukan persamaan garis singgung yang melalui suatu titik, misalkan
titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) di luar parabola 𝑦 2 = 4𝑝𝑥. Pertama-tama tentukan koordinat titik
singgungnya pada parabola, misalkan 𝑆(𝑥0 , 𝑦0 ). Selanjutnya tinggal mensubstitusikan
koordinat titik S tersebut ke persamaan garis singgung yang titik singgungnya
diketahui (persamaan 4.6).
Misalkan 𝑆(𝑥0 , 𝑦0 ) maka persamaan garis singgung di S adalah 𝑦𝑦0 = 2𝑝(𝑥 + 𝑥0 )
Selanjutnya karena melalui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) maka diperoleh 𝑦1 𝑦0 = 2𝑝(𝑥1 + 𝑥0 )……… (a)
Di lain pihak titik 𝑆(𝑥0 , 𝑦0 ) juga terletak pada parabola maka 𝑦0 2 = 4𝑝𝑥0 ……………… (b)
Dengan mencari titik potong persamaan (a) dan (b) diperoleh kordinat 𝑆(𝑥0 , 𝑦0 ),
sehingga dapat ditentukan persamaan garis singgung melalui titik S pada parabola.
Contoh 4.2.3 :
Tentukan persamaan garis singgung terhadap parabola 𝑦 2 = 8𝑥 dan melalui suatu titik
𝑃(4,6).
Penyelesaian:
Persamaan parabola 𝑦 2 = 8𝑥 diperoleh 𝑝 = 2
Misalkan titik singgungnya 𝑆(𝑥0 , 𝑦0 ), maka persamaan garis singgungnya yang melalui
titik 𝑃(4,6) adalah
𝑦1 𝑦0 = 2𝑝(𝑥1 + 𝑥0 )
6𝑦0 = 4(4 + 𝑥0 )
6𝑦0 = 16 + 4𝑥0
6𝑦0 − 4𝑥0 − 16 = 0
𝑦0 2
Karena S pada parabola maka 𝑦0 2 = 8𝑥0 atau 𝑥0 = 8
Latihan 4.2:
1. Tentukan persamaan garis singgung pada parabola 𝑦 2 = 8𝑥 yang tegak lurus
1
garis 𝑦 = 3 𝑥 + 2.
Bahan Bacaan
Bocher, M. (1915). Plane analytic geometry. New York: Henry Holt Company.
Fuller, G. (1954). Analytic Geometry. Cambridge: Addison-Wesley.
Suarsana, I.M. (2014). Geometri Analitik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nurdiana. (2000). Diktat Geometri Analitik Datar. Banjarmasin: FKIP Universitas
Lambung Mangkurat.