Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

DIARE

Oleh :

Ni Luh Putu Dea Ariska Maharani 20710042

Yuyun Listiyaningsih 20710066

Jerike Ismed Nuary 20710084

PEMBIMBING :

dr. Bagus Samsu Tri Nugroho, Sp.A

KSM ILMU KEDOKTERAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

SURABAYA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya, para penulis dapat menyelesaikan lapsus dengan
judul “Diare”. Penyusunan referat ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik di KSM Ilmu Penyakit Anak di RSUD Sidoarjo.
Penulis berharap referat ini kedepannya berguna bagi kita semua,
khususnya bagi kami dokter muda yang sedang menjalani kepaniteraan klinik
untuk memperlancar studinya. Pada kesempatan ini penulis sampaikan terima
kasih kepada dr. Bagus Samsu Tri Nugroho, Sp.A yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan segala masukan, kritik, dan saran demi
sempurnanya tulisan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga referat ini bermanfaat bagi semua
pihak yang terkait.

Sidoarjo, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................ii

Daftar Isi ..............................................................................................................iii

BAB I LAPORAN KASUS...................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi.............................................................................................

2.2 Epidemiologi....................................................................................

2.3 Faktor Resiko....................................................................................

2.4 Etiologi.............................................................................................

2.5 Klasifikasi.........................................................................................

2.6 Patofisiologi......................................................................................

2.7 Manifestasi Klinis.............................................................................

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

iii
BAB I

LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien

Nama : An. KS

Umur : 19 Bulan

Jenis kelamin : Laki - laki

Alamat : Rangkah Kidul

Pekerjaan :-

Status :-

Agama : Islam

Tanggal periksa : 19 Februari 2021 (pukul 08.00 WIB)

Tanggal MRS : 18 Februari 2021 (pukul 15.16 WIB)

NO RM : 2092027

2. Anamnesa

a. Keluhan utama : Diare

b. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang ke IGD dengan orang tuanya pada tanggal 18

Februari 2021 sore dengan keluhan BAB cair dan muntah sejak tadi

malam. BAB cair kurang lebih 4x, pagi ini BAB 2x ada ampas

berwarna hijau, lendir (+), darah (-) dan muntah kurang lebih 10 kali

sejak semalam sedikit-sedikit. Demam (+), Batuk (-), Pilek (-), Nafsu

makan minum (+), BAK (+) normal.

1
2

c. Riwayat Penyakit Dahulu :

1) Antenatal : Keadaan ibu sehat saat hamil

Kontrol rutin ke bidan dan dokter kandungan

2) Natal : Usia kehamilan 37 minggu, cara kelahiran SC

Berat badan lahir 2500 gram dengan Panjang 50

cm

Keadaan saat lahir anak menangis

3) Neonatal :Aterm

Warna kulit sawo matang

Sianosis (-) pucat (-) kuning (-) kejang (-)

perdarahan (-)

d. Riwayat Penyakit Keluarga :

 Tidak ditemukan

e. Riwayat pengobatan :

 Tidak ditemukan

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 4-5-6

Vital Sign :

 Tekanan Darah :
3

 Nadi : 112 x/menit

 Suhu : 38,2 oC

 Respiration Rate : 22 x/menit

Kepala / leher

 Rambut : Hitam

 Mata : Konjungtiva pucat (-), Sklera Ikterik (-), Pupil Isokor,

Reflek Cahaya +/+, Mata Cowong (-)

 Telinga : normal, sekret (-), darah (-)

 Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), Epitaksis (-), Sekret (-)

 Mulut : Mukosa: Sianosis (-), Berdarah (-), Kering (-), Gusi

Berdarah (-)

 Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorax

Paru : Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris, retraksi -/-

Palpasi : fremitus raba dan suara simetris.

Perkusi : sonor kedua lapang paru.

Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+ , Ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat.

Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V midclavicula

sinistra

Perkusi : Tidak ada pembesaran jantung.

Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur -, gallop +


4

Abdomen :

Inspeksi : Distended (-), massa (-), jejas (-)

Auskultasi : Bising usus (-) normal

Palpasi : Soefl (+), turgor (+) , massa (-)

Nyeri tekan (-)

Hepar tidak teraba.

Lien tidak teraba.

Perkusi : Timpani (+), meteorismus (-), ascites (-).

Ekstremitas :

Akral hangat kering merah , Edema

Capillary refill time < 2 detik.

4. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium Darah lengkap Tanggal 18 Februari 2021

HGB : 10,6 NEUT% : 74,2


HCT : 31,8 LYMPH% : 15,6
PLT : 362 MONO% : 9,7
MCV : 75,7 NEUT : 8,2
MCH : 25,2 SARS CoC-2 : NR
5

5. Diagnosis Kerja

Gastroenteritis akut + vomiting + dehidrasi sedang.

6. Terapi

Infus KAEN 3B 800 cc/24 jam

Injeksi Cefotaxim 3 x 300 mg (i.v)

Injeksi Paracetamol 3 x 100 mg (i.v)

Injeksi Ondancetron 3 x 1 mg (i.v)

Injeki Ranitidine 3 x 10 mg

Per oral :

Neo Kalana Syr. 3 x ½ cth

Lacto B 1 x 1 Sachet

Zinc 1x20mg selama 10 hari


6

RESUME :

Pasien An. M. A, usia 11 bulan, BB 8,5 kg, Status gizi 85% (Baik).

Datang ke IGD pada 30/12/2018 siang hari dengan keluhan mencret sejak

6 hari yang lalu sebanyak 10x pada hari tersebut dengan ampas (-) lendir (+) darah

(-). Pasien dikeluhkan muntah (+) sebanyak 10x pada hari tersebut sedikit-sedikit.

Pasien panas (+) sejak pagi hari. Pilek (+) Batuk (-). Pasien tidak mau makan.

BAK pasien (+) jarang dan sedikit.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan nadi 170x/menit, pernafasan 38x/menit,

suhu 39°C, dan Berat Badan 8,5 kg.

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil lab sebagai berikut :

30-12-2018 : WBC : 8,77 / RBC : 5,2 / HGB : 9,6 / HCT : 33,1 / PLT : 362
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali perhari, disertai

perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.

Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran

tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi

sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam. Menurut World Health Organization (WHO), diare

adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi

tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air

besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin

dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (Juffrie dkk, 2011).

Selain itu diare dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana

seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat

berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih)

dalam satu hari (Depkes RI, 2011). Pengeluaran cairan dan elektrolit yang

berlebihan melalui tinja dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit berupa dehidrasi, asidosis metabolik, hipokalemia,

hiponatremia, hipernatremia, dan hipoglikemia.

2.2 Epidemiologi

Penyakit Diare merupakan penyakit endemis potensial Kejadian Luar

Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian di Indonesia (Kemenkes

7
8

RI, 2019). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) ada 2 milyar

kasus diare pada orang dewasa di seluruh dunia setiap tahun. Di Amerika

Serikat, insidens kasus diare mencapai 200 juta hingga 300 juta kasus per

tahun. Sekitar 900.000 kasus diare perlu perawatan di rumah sakit. Di seluruh

dunia, sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare per tahun (Amin, 2015).

Diare juga merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi

pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak

meninggal setiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut

terjadi di negara berkembang (Juffrie dkk, 2011).

Menurut Riskesdas 2018, prevalensi diare berdasarkan diagnosis

tenaga Kesehatan sebesar 6,8% dan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

atau gejala yang pernah dialami sebesar 8%. Kelompok umur dengan
9

prevalensi diare (berdasarkan diagnosis tenaga Kesehatan) tertinggi yaitu

pada kelompok umur 1-4 tahun sebesar 11,5% dan pada bayi sebesar 9%.

Kelompok umur 75 tahun ke atas juga merupakan kelompok umur dengan

prevalensi tinggi (7,2%). Prevalensi pada perempuan, daerah perdesaan,

pendidikan rendah, dan nelayan relatif lebih tinggi dibandingkan pada

kelompok lainnya. Prevalensi diare pada balita (berdasarkan diagnosis tenaga

Kesehatan) sebesar 11% dengan disparitas antar provinsi antara 5,1%

(Kepulauan Riau) dan 14,2% (Sumatera Utara) (Kemenkes RI, 2019).

2.3 Faktor Resiko

Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan

atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita

atau tidak langsung melalui lalat (melalui 4F = finger, flies, fluid, field).

Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain :

tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama, air bersih tidak

memadai, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan (MCK),

dan tidak higienisnya penyiapan dan penyimpanan makanan (Juffrie, 2011).

Selain itu terdapat beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan

kecenderungan terjangkit suatu diare yaitu (Juffrie, 2011):

1. Faktor umur

Sebagian kasus terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan yaitu 6-11 bulan

pada saat diberikan makanan pendamping ASI. Hal ini terjadi karena

kurangnya kekebalan aktif bayi dimana pada saat pengenalan makanan


10

mugkin telah terkontaminasi bakteri dan kontak langsung dengan bakteri

tinja saat bayi mulai merangkak.

2. Infeksi asimptomatik

Infeksi asimptomatik meningkat setelah umur 2 tahun karena

pembentukan imunitas aktif. Pada penderita karena infeksi asimptomatik

diare terjadi selama beberapa hari-minggu, tinja mengandung bakteri,

virus, atau kista protozoa yang infeksius.

3. Faktor musim

Di daerah tropik diare yang disebabkan oleh rotavirus terjadi sepanjang

tahun dengan peningkatan pada musim kemarau, sedangkan diare akibat

bakteri meningkat pada musim penghujan.

4. Epidemi dan pandemi

Vibrio cholera dan Shigella dysentriae 1 menyebabkan epidemi dan

pandemi dengan angka kesakitan yang tinggi pada semua golongan umur.

2.4 Etiologi

3Secara klinis penyebab diare


dapat dikelompokkan
4dalam 6 golongan besar yaitu
infeksi (disebabkan
5oleh bakteri, virus atau
infestasi parasit),
11

6malabsorpsi, alergi, kerac


unan,imunodesiensi
7dan sebab-sebab lainnya.
Penyebab yang
8sering ditemukan di
lapangan ataupun secara
9klinis adalah diare yang
disebabkan infeksi dan
10 keracunan.
11 Secara klinis penyebab
diare dapat dikelompokkan
12 dalam 6 golongan besar
yaitu infeksi (disebabkan
13 oleh bakteri, virus atau
infestasi parasit),
14 malabsorpsi,alergi,ke
racunan,imunodesiensi
12

15 dan sebab-sebab lainnya.


Penyebab yang
16 sering ditemukan di
lapangan ataupun secara
17 klinis adalah diare yang
disebabkan infeksi dan
18 keracunan.
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan

besar yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit),

malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi, dan sebab-sebab lainnya.

Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah

diare yang disebabkan infeksi dan keracunan (Depkes RI, 2011).

Menurut Widjaja, 2002, diare disebabkan oleh faktor infeksi,

malabsorbsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan, dan faktor psikologis.

a. Faktor infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada

anak. Jenis – jenis infeksi yang menyerang antara lain:

1. Infeksi oleh bakteri seperti Eschericia coli, Salmonella, Vibrio cholera,

Shigella, dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan

patogenik seperti pseudomonas,

2. Infeksi basil (disentri),

3. Infeksi virus rotavirus,


13

4. Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides)

5. Infeksi amoeba (amebiasis)

6. Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang

tenggorokan, dan

7. Keracunan makanan

b. Faktor malabsorpsi

Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat dan

lemak. Pada bayi malabsorbsi karbohidrat dapat terjadi karena kepekaan

terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare.

Sedangkan malabsorbsi lemak terjadi bila dalam makanan terdapat lemak

yang disebut trigliserida. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan

mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik.

c. Faktor makanan

Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,

beracun, terlalu banyak lemak, mentah, dan kurang matang. Makanan yang

terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak.

d. Faktor psikologis

Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat menyebabkan

diare kronis. Tetapi jarang terjadi pada anak balita umumnya terjadi pada

anak yang lebih besar.


DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan: LINTAS Diare. Jakarta :

Departemen Kesehatan RI.

2. Juffrie, M & Mulyani, S,M. 2011. Modul Pelatihan Diare Edisi Pertama.

Jakarta: UKK Gastro-Hepatologi IDAI.

3. Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta : Pusat Data

dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2020.

4. Widjaja. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan

Pustaka.

14

Anda mungkin juga menyukai