karbon (C) dan kadang sering bercampur dengan senyawa lain seperti oksigen
(O), nitrogen (N), hidrogen (H), belerang (S) dan sulfur (P).
Alkohol bersifat lebih polar karena ada gugus –OH. Artinya, alkohol bisa
bercampur dengan air. Tingkat kepolaran alkohol dipengaruhi oleh panjang
rantai karbonnya. Semakin panjang rantai karbon, maka akan semakin menurun
juga tingkat kelarutan/kepolarannya. Etanol dan metanol memiliki tingkat
kepolaran yang tinggi karena rantai karbonnya pendek.
Keelektronegatifan :
(C) 2,55 + (H) 2,20 = 4,75
(O) 3,44 + (H) 2,20 = 5,64
Selisih 5,64 – 4,75 = 0,89 > 0,5 maka bersifat polar
b. Cuka, CH3COOH
Cuka bersifat polar karena ada gugus –OH. Artinya, cuka dapat larut dalam air.
Keelektronegatifan :
(C) 2,55 + (H) 2,20 = 4,75
(O) 3,44 + (H) 2,20 = 5,64
Selisih 5,64 – 4,75 = 0,89 > 0,5 maka bersifat polar2. Ikatan Kovalen Nonpolar
Pada molekul CO2, muatan parsial positif terdapat pada atom karbon sedangkan
muatan parsial negatif terdapat pada atom oksigen, sehingga momen ikatan
pada CO2 memiliki arah dari atom C yang bermuatan parsial positif ke atom O
yang bermuatan parsial negatif. Hal ini dikarenakan nilai elektronegatifan O
lebih besar dibanding C. Momen ikatan pada molekul ini akan saling
meniadakan, akibatnya momen dipolnya bernilai nol. Sehingga molekul ini
dapat dikatakan sebagai molekul nonpolar.