Anda di halaman 1dari 51

MATERI : HIDROLIKA

TUJUAN PEMBELAJARAN (LEARNING OBJECTIVES)

Mahasiswa mampu memahami dan menghitung aliran


terbuka dan tertutup.

KOMPETENSI (COMPETENCY)

 Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat fluida


dan pengaruhnya terhadap bangunan air.
 Mahasiswa mampu memahami dan menghitung
aliran dalam saluran terbuka, aliran lewat lubang
kecil, besar dan aliran dalam pipa.

POKOK BAHASAN (SUBJECT MATTER)

Sifat-sifat fluida dan pengaruhnya terhadap bangunan air.

Hidrostatika : aliran dalam saluran terbuka.

Aliran lewat lubang kecil/besar

Aliran dalam pipa.

Hidrolika 1
PUSTAKA

1. Ir. Anggraini, MSc., “Hidrolika” Tahun 1983


2. Ir. Anggraini, MSc., “Hidrolika Saluran Terbuka”,
Tahun 1997.
3. Victor L Streeter & E. Benyamin Wylie, “Fluid
Mechanics”.
4. Schaum “Mekanika fluida dan Hidrolika” Tahun
1984.

PRASARAT:

 Matematik terapan
 Statistic terapan

2 Hidrolika
PENDAHULUAN
Mekanika Fluida dan Hidrolika merupakan bagian dari
pada mekanika terpakai (Applied Mechanics)

MEKANIKA FLUIDA adalah : Ilmu yang mempelajari sifat-


sifat dan hukum yang berlaku pada fluida (cairan dan gas)

HIDROLIKA adalah: ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan


hukum dari gerak cairan.

DEFINISI DAN SIFAT-SIFAT FLUIDA


DEFINISI DARI FLUIDA

Fluida adalah suatu zat berubah bentuk menyesuaikan diri


dengan tempatnya.

Karena : fluida tidak mempunyai tahanan yang tetap


terhadap gaya yang bekerja padanya.

Fluida dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu: Cairan


(Liquid) dan Gas

Hidrolika 3
PERBEDAAN

CAIRAN GAS
 Cairan merupakan zat  Gas merupakan zat
yang tidak dapat/sukar yang dapat
dimapatkan dimampatkan
(Incompressible) (Compressible)
 Bila ditempatkan pada  Gas akan menempati
suatu tempat cairan akan seluruh ruangan pada
mengisi tempat tersebut tempat tersebut
sebesar volume yang
dibutuhkan
 Cairan mempunyai  Gas tidak mempunyai
permukaan bebas (free permukaan bebas
surface)

Didalam cairan diam berat jenis memegang peranan


penting.

Didalam cairan yang mengalir kerapatan () dan


viscositas (v) memegang peranan dalam menentukan
hukum-hukum yang berlaku pada aliran baik didalam
saluran tertutup maupun saluran terbuka.

Fluida sebagai cairan yang mampu mengalir selama ada


tegangan geser padanya, bisa dibuktikan dengan gambar
sebagai berikut:
PLAT ATAS
b b' c c' u
BERGERAK F

t
  u
a d y
x
PLAT BAWAH TETAP
DIAM
4 Hidrolika
Suatu zat diletakkan diantara dua plat yang berdekatan.
Plat bagian bawah keadaan diam.
Plat bagian atas diberi gaya sebesar F yang dapat
menimbulkan tegangan geser =  sebesar =

 = ……………………(1.1)

Dimana :
A = Luas plat atas
F = Gaya

Bila dengan gaya F menyebabkan plat atas bergerak tak


peduli berapapun kecilnya, maka bisa dikatakan zat yang
terletak antara kedua palt tersebut adalah fluida.

Bila percobaan ini dibuktikan dengan berbagai mcam


fluida serta bahan plat didapat bahwa : begitu kontak
dengan plat tersebut, fluida mempunyai kecepatan =
kecepatan gerak plat.

Keadaan seperti ini disebut mengalir.

Pada gambar menunjukkan bahwa fluida pada bidang abcd


mengalir dan membentuk posisi baru abc’d’, tiap pratikel
fluida bergerak parallel dengan plat dan dengan kecepatan
U mulai dari O pada plat bawah (yang diam) sampai U
pada palt atas (yang bergerak).

Jadi percobaan tersebut menunjukkan F berbanding lurus


dengan A dan U dan berbanding terbalik dengan tebal
fluida = t, sehingga bisa dirumuskan :

Hidrolika 5
F= …………………… (1.2)

Dimana
F = gaya tarik
 = kekentalan dinamis (Viscositas dari fluida)
A = luas plat
U = Kecepatan fluida
t = tebal fluida
Dari persamaan (1.1) dan (1.2) didapat

=  =  ………………… (1.3)

dapat ditulis = gradient kecepatan.

Sehingga persamaan menjadi :

= .……………… (1.4)

Rumus ini adalah hukum Newton yang menunjukkan


hubungan antara tegangan geser dan perubahan sudut
untuk aliran (satu demensi) dari fluida.

Dimana :

 = tegangan geser. (Newton/m2)

 = kekentalan (Viscositas fluida) (N.det/m2) atau (kg/m det)

= gradient kecepatan

6 Hidrolika
KEKENTALAN (VISCOSITAS) = 

Dari sifat-sifat fluida, kekentalan mempunyai pengaruh


besar terhadap aliran fluida.
Kekentalan adalah sifat cairan yang dapat menambah gaya
geser.

Dimana :
 = tegangan geser (newton/m2)
U = kecepatan (m/det)
y = tebal fluida (m)
 = kekentalan (Viscositas fluida) (N.det/m2) atau
(kg/m det)

VISCOSITAS KINEMATIS (KEKENTALAN


KINEMATIS)

Kekentalan Kinematis = =

Dimana :
 = kekentalan kinematis (m2/det)
 = kekentalan dinamis (kg/m det)
 = kerapatan (kg/m3)

KERAPATAN :  (Density)

= (Kg/m3)

Hidrolika 7
Daftar kerapatan air dengan tekanan 760 mmHg

t= O O O O O O O O
-10 0 4 10 20 40 100 C
= 998,15 999,87 1000 999,7 998,7 992,3 958,4 Kg/m
3

BERAT JENIS () (SPESIFIC WEIGHT)

 = g (kg/m2.det2)

G = .V.g ; G = m.g ; m = .V



= 

SATUAN SKALA PENGUKURAN TEKANAN

2. BAROMETER AIR RAKSA

Suatu tabung kaca scala diisi air


ragsa diletakkan terbalik dalam
suatu ruang di atas air raksa.
Terdapat : tinggi uap air raksa =
hv
Tinggi air raksa pada tabung = R
Tekanan di titik A :
hA = hv + RCm Hg

8 Hidrolika
3. MANOMETER

Suatu alat untuk menentukan perbedaan tekanan.

Gb. 1. Manometer Sederhana (Piezometer)

Alat ini dipakai untuk mengukur besarnya tekanan, bila


tekanan tersebut di atas nol gage.
Tekanan diukur dengan mengukur jarak vertical h dari
permukaan cairan sampai titik di mana tekanan diukur,
dinyatakan satuan panjang cairan.
Gb. 2. Manometer untuk tekanan positif dan negative
dalam cairan hA = -hS
Satuan panjang dari H2O.

Gb. 3. Manometer Untuk Mengukur Tekanan yang Lebih


Besar Lagi

Bila Specific Gravity cairan A = S1 dan Specific Gravity


cairan pada manometer = S2, maka tekanan di A adalah
sebagai berikut : hA + h2 S1 – h1 S2 = 0
Satuan tekanan disesuaikan (misal gr/cm2)

Hidrolika 9
TIPE ALIRAN

Aliran saluran terbuka dapat digolongkan dalam banyak


tipe, karena sering terjadi

 Perubahan kedalaman aliran (h)


 Perubahan waktu (t)
 Perubahan tempat (s)

Bila waktu dipakai kriteria, maka aliran dapat dibedakan


menjadi:

1. Aliran Tetap: (Steady flow)

Dimana kedalam aliran (h) tidak berubah menurut


waktu, dengan demikian kecepatan aliran (u) tidak
berubah menurut waktu, sehingga:

dh/dt=0 ; du/dt=0

2. Aliran tidak tetap (un steady flow)

Dimana kedalam aliran air (h) dan kecepatan aliran


(u) berubah menurut waktu, sehingga:

dh/dt0 ; du/dt 0

Bila tempat dipakai kriteria, maka tipe aliran bisa


dibedakan sbb:

1. Aliran seragam (uniform flow)


Dimana kedalam air (h) dan kecepatan tidak berubah
terhadap tempat, sehingga:
dh/ds=0 ; du/ds=0

10 Hidrolika
2. Aliran tidak seragam (Non Uniform Flow)
Dimana kedalam air (h) dan kecepatan berubah-ubah
menurut tempat disepanjang saluran, sehingga:
dh/ds0 ; du/ds0

Loncatan
Hidrolik

Aliran melalui
pelimpah

Penurunan
Penyempitan di
Hidrolik
bawah lubang

Hidrolika 11
Perbedaan antara aliran saluran tertutup dan aliran
saluran terbuka.

Gb (a) Aliran pipa

- Aliran tertutup
- Sumbu saluran  grs derajat hidrolis (grs pieso
metries)
- Untuk melihat grs pieso metries, perlu dipasang pipa
pieso metries pada dua penampang, yaitu penampang
1 dan penampang 2 (lihat gb [a])
- Tinggi energi = Z1 + +
- Dimana :
- Z1 = tinggi letak sumbu
- =tinggi tekanan (ditunjukkan tinggi air dalam pipa
pieso metries)
- = tinggi kecepatan

U1 =K

12 Hidrolika
Gb (b) Aliran Saluran Terbuka

- Aliran seragam
- Permukaan air//dasar saluran
- Permukaan air berimpit dengan garis tekanan (garis
presometries)
- (lihat gb [b])
- Tinggi energi = Z + h +
Dimana:
Z = tinggi letak sumbu
h = tinggi air
= tinggi kecepatan
U =KR 2/3 I½
K=angka kekasaran

Garis energi pada aliran saluran tertutup maupun


terbuka, kemiringannya tergantung pada kehilangan energi
sepanjang aliran pada dasarnya tergantung pula pada

Hidrolika 13
besarnya kehilangan energi akibat gesekan sepanjang
aliran (hf)dan perubahan penampang saluran.

Sifat-sifat aliran
Perbandngan antara gaya-gaya kelembapan dengan gaya-
gaya kekentalan dipertimbangkan, maka aliran dapat
dibedakan menjadi
- Aliran Laminer
- Aliran turbulen
- Aliran transisi
Sifat-sifat aliran dapat dibedakan dengan angka Reynold
(Re) suatu parameter yang tidak berdemensi.

1. Aliran laminer (dalam percobaan Reynold)


Adalah suatu aliran dimana gaya kekentalan relative
sangat besar disbanding gaya kelembaman
̅
Re = < 2400
Dimana
Re = Angka Reynold
̅ = kecepatan rata-rata aliran [m/da]
D = diameter pipa [m]

V = viscositas kinematis cairan [m2/det]

2. Pada aliran terbuka


- aliran laminar
Re < 500
-aliran transisi
500 < Re<12.500
-aliran turbulen
Re > 12.500

14 Hidrolika
CONTOH SOAL

I.

1 Suatu reservoir diisi air


dengan tinggi konstan = H
= 4 m. Air di dalam
reservoir dikeluarkan
H = 4m AIR melalui lubang sempit
dengan diameter D = 0,1
m.
D = 0,1
Bid. Pers a. Hitung kecepatan air
2 yang keluar melalui lubang
sempit
b. Hitung debit air (Q) yang
keluar melalui lubang
sempit.

Jawab :

a. Tinjau titik 1 dan titik 2

Rumus Bernoulli (dihitung dari bidang persamaan)

Z1 + = Z2 +

P1 = P2 = tekanan ATM = 0

V1 = kecepatan air dipermukaan reservoar = 0

Z1 = H = 4 m ; Z2 = 0

Z1 + 0 + 0 = 0 + 0 + ,

Hidrolika 15
H=

V2 = √

=√ = 8,854 m/det

Kecepatan air yang keluar melalui lubang sempit =V2 =


8,854 m/det.

b. Menghitung debit (Q) yang keluar melalui lubang


sempit

Q = A2.V2

Dimana :

A2 = luar kubang sempit dengan diameter

= D = 0,1 m (A2 = 1/4πD2 = ¼ π(0,1)2

= 7,853.10-3 m2

V2 = kecepatan di lubang sempit (titik 2)

=√ =√

=√ = 8,85 m/det

Q = A2 . V2

= 7,853.10-3.8,85 = 0,0695 m3/det

= 0,07 m3/det = 70 l/det

16 Hidrolika
II.

Suatu tangki berisi air


dengan tinggi = h1 luas
dh tangki = AT. Air dibuang
lewat lubang kecil dengan
h1 luas = A0.
Luas = A0 Hitung : waktu yang
h digunakan untuk
h2 Lubang
mengosongkan air di
reservoir setinggi = h1.

Jawab :
Selama headnya berubah bersama waktu maka .
Bila terjadi tanpa aliran masuk (permukaan air di tangki
tidak konstan), aliran keluar sesaatnya sebesar :
Q = C A0 √
Dalam selang waktu dt, volume kecil dV yang dibuang
akan menjadi Q dt. Dalam selang waktu yang sama,
headnya akan berkurang sebesar dh; dan volume yang
dibuang = luas tangki X [-dh] = -AT.dh. Sehingga
persamaan ditulis menjadi :
C.A0 √ dt = - AT dh

Dimana tanda negatip menunjukkan bahwa h berkurang


selama t bertambah.

dt =

= h-1/2 dh

= [ ]

Hidrolika 17
= [ ]

= [ ]

t = [ ]

a. Bila tangki dikosongkan  h2 = 0

h1 = 4 m

t = (h11/2 )

= (41/2)

Bila diketahui diameter tangki =1,2 m AT = 1/4πDT2 =


1/4 π(1,2)2 = 1,13 m2.
Diameter lubang = D0 = 0,1 m.
A0 = 1/4πD02 = 1/4π(0,1)2 = 7,85 . 10-3 m2.
Bila h1 = 4 m, maka waktu yang di gunakan
mengosongkan tangki =

t = (41/2) ; C = 0,85

= √

= 153,22 det =

18 Hidrolika
Jadi waktu yang digunakan mengosongkan tangki = 0,42
jam.

b. Bila air di tangki turun sampai ½ h1 berarti h2 = ½ h1


= ½ . 4 = 2 m.

Waktu yang dibutuhkan:

t = [h11/2 - h21/2 ]

= [41/2 - 21/2 ]

= √

= = 44,82 det

c. Bila air di tangki turun sampai ¾ h1 waktu yang


dibutuhkan :

t = [h11/2 - h21/2]  h2 = ¼ h1 = 1 m

= √
[41/2 - 11/2 ]

= =

= 76,61 det

Hidrolika 19
III.
Sebuah tangki memiliki
D = 2,44 bentuk potongan dari sebuah
kerucut, dengan diameter
m
atas = 2.44 m, diameter
x
dasar = 1,22 m. Pada dasar
dh
3,05 m diameter bawah terdapat
lubang sempit diameter d0
h
dengan koef. C = 0,60.
3,05 +h Hitung diameter lubang (d0),
d0 bila air setinggi 3,05 m keluar
3,05 m melalui lubang sempit dalam
waktu 6 menit sampai tangki
kosong.

Jawab :

Rumus :Q dt = - AT. dh

C.A0√ = - π x2 dh

Rumus dalam ∆

X =

X =

C.A0√ = - π x2 dh

= -π ( )

20 Hidrolika
C.1/4π (d0)2 √ = - π( )

(d0)2dt = ∫

dt = t = 6 menit = 6 x 60 det

= 360 det

d02 =∫

= ∫

= ∫ ( )

= [ ]

= [ { }]

= { }

= = 0,01 m  d0 = 0,1 m

Hidrolika 21
IV.

d1 = 2 m Suatu tangki berbentuk seperti


gambar bagian atas tangki bulat
diameter d1 = 2 m. Bagian bawah
+A berbentuk separo kerucut, diisi
dh air dengan tinggi 4 m. Hitung
2m
waktu yang digunakan untuk
+B h1=4 m
h mengosongkan isi tangki lewat
2m h2 lubang kecil dengan diameter d0
= 0,1 m.
+C
d0= 0,1
2m
m

Jawab :

Waktu yang digunakan untuk mengosongkan isi tangki = t

t = t1 + t2

t1 = waktu untuk mengosongkan dari elevasi + A ke


elevasi + B

t2 = waktu untuk mengosongkan dari elevasi + B ke


elevasi +C

Menghitung t1 :

C.A0√ = - A1 dh

dt =

t1 = ∫

22 Hidrolika
= [ ]

= [ ]

= -140,84 (-1,172)

t1 = 164,08 det

d1 = 2 m MENGHITUNG t2

X = 0,5 + 0,25 h

x h1 = 2 m
dh
2m h2 = 0
h h1

d0= 0,1
2m
m

C.A0√ = - πX2 dh

C.A0√ = - π (0,5 + 0,25 h)2 dh

dt2 = (0,25 – 0,25 h + 0,0625 h2) h-1/2 dh


Hidrolika 23
dt2 = (0,25 h-1/2 + 0,25 h1/2 + 0,0625 h3/2)dh

t2 = ∫ (0,25 h-1/2 + 0,25 h1/2 + 0,0625 h3/2)dh

t2 = [ ]

= -140,80 { [ ]}

= -140,80 { -(0,707 + 0,416 + 0,141)}

= -140,80 (-1,264)

= 178,02 det

t2 = 178,02 det

t1 + t2 = (164,08 + 178,02) det = 342,10 det = 570 menit

Waktu untuk mengosongkan tandon setinggi 4 m = t1 + t2 =


5,70 menit.

24 Hidrolika
SOAL HUKUM ARCHIMEDES

1. Sebuah batu beratnya 400 N diudara, dan ketika


dicelupkan dalam air beratnya = 222 N.

Hitung : a. Volume batu

b. Berat jenis batu

Jawab :
T
W = 400 N (berat di udara)

T = 222 N (berat dalam air

a). y = 0

W W – Pv – T = 0

Pv = W – T 400 – 222 = 178


Pv N

Gaya apung = gaya tekan keatas = PV  Pv = Volume


batu x  air

Volume batu =

= = 0,018 m3

b). Berat jenis batu =

= 2265,26 kg/m3

= 2,26 t/m3

Hidrolika 25
2. Sebuah benda berbentuk balok dengan ukuran 203,2
mm x 203,2 mm x 406,4 mm, ditimbang dalam air
dengan berat 48,93 N.

Hitung :

a). Berat balok di udara (=W)

b). Berat jenis balok ( balok

T
a). y = 0

W - Pv - T = 0
203,2 mm
W - Pv - 48,93 N = 0
203,2 mm
406,4 mm W W = Pv + 48,93 N = 0
Pv

Pv = gaya apung = gaya tekan ke atas

= volume balok x  air

= (406,4 x 203,2 x 203,2) mm3 x 1000 kg/m3

= (406,4 x 203,2 x 203,2) . 10-9 m3 x 1000 kg/m3

= 16,78035 x 9,81 N = 164,62 N.

W = Pv + 48,93

= (164,62 + 48,93) N = 213,55 N.

26 Hidrolika
b). Berat jenis balok =

Volume balok = (406,4 x 203,2 x 203,2) mm3

= (406,4 x 203,2 x 203,2) 10-9 m3

= 0,01678035 m3 ~ 0,0167 m3

Berat jenis balok =

= 1303,509 kg/m3 = 1,3 t/m3

3. Sebuah benda berbentuk prisma dengan ukuran


2003,2 mm x 2003,2 mm x 2003,2 mm ; ditimbang
dalam air dengan berat = 24,5 N.
Hitung : a). Berat benda di udara (W)
b). Berat jenis benda ()
Jawab :
T
y = 0

W - Pv - T = 0

W - Pv - T = 0
203,2 mm W
203,2 mm W = Pv + T
203,2 mm
W = Pv + 24,5
Pv
N

a) Pv = gaya apung = gaya tekan ke atas


= volume prisma x air
= mm3 . 1000 kg/m3

= . 10-9 mm3 . 1000 kg/m3

Hidrolika 27
= 4195088,384 10-6 kg
= 4,1950 kg
= 4,1950 x 9,81 N = 41,154 N

W = Pv + 24,5 N
= (41,154 + 24,5) N = 65,654 N

b) Berat jenis prisma =

Volume prisma =( ) mm3

= 4195088,384 mm3
= 4195088,384 . 10-9 m3
= 0,0041951 m3

Berat jenis prisma =

= 1595,32 kg/m3
= 1,595 t/m3

28 Hidrolika
Soal UTS
I. Suatu tandon air terbuat
3m
2m dari kubus dan prisma yang
3m 2m disatukan dengan ukuran
seperti pada gambar berisi
2m air setinggi 2 m. Air
tersebut dikeluarkan lewat
lubang kecil 2 cm x 2 cm
2m dengan koef C = 0,5.

Hitung waktu yang diperlukan untuk mengosongkan air di


tandon.

0,6 m
II.
Suatu pintu air tinggi =
1,30 m dengan berat = GP
= 10 kg, dapat bergerak
melalui engsel A, Bisa
A menahan air setinggi 1 m
0,2 m ENGSEL Gb pada posisi tertutup rapat.

1m GP

a. Hitung berat Gb yang bisa mengimbangi, agar pintu


tertutup rapat.
Berat batang/rangka diabaikan, lebar pintu = 1 m
b. Hitung tinggi air, bila pintu bila membuka dengan sudut
= 10O.

h = Tinggi Air
1,2
h 1,2  m
m
Hidrolika 29
PENYELESAIAN
I. Luas lubang = 0,02 m x
3m 0,02 m
2m
2m 1m 2m
= x=
2m x
dh
h1 Luas tandon pada
h sekmen dh = AT
2m
2m AT = (2 + 2) 2

= 4 + 2x

= 4 + 2. = 4 + h

Volume air yang keluar lubang = volume air yang


berkurang secara bertahap di tandon.

C . Alubang √ . dt =AT . dh

0,5 (0,02x0,02) √ dt = -(4+h)h-1/2 dh

0,0002 √ dt = -(4+h)h-1/2 dh

( )
dt = =
√ √

dt = - (4h-1/2 + h1/2)dh

t =  - (4h-1/2 + h1/2 dh

= [ ]

30 Hidrolika
= {-(0+0)} – {-8.21/2 + 2/3 23/2}

= (11,31 – 1,88) = 10643,34 det

= 177,39 menit

0,6 m
II
.

A
0,2 ENGSEL Gb
m (1,2 – 1/3 . 1) = 0,87 m
1m W GP

w 1

W = ½ w . 1.1

= ½ . 1.12 = 0,5 ton

GP = 10 kg = 0,010 ton

∑MA = 0

W(0,87 m) = GB (0,6 m)

500 (0,87) = GB . 0,6

GB = 725 kg = 0,725 ton

Hidrolika 31
0,6 m
III. a = 1,2 sin 10O = 0,19
b = 1,2 cos 10O = 1,2 . 0,987 = 1,185
c = 1,2 – b = 1,2 – 1,185 = 0,015
d = (1,2 – h) + 2/3 (h-0,015)
A 0,725 ton = 1,2 – h + 0,667 h – 0,010
(1,2-h) 10O = (1,19 – 0,333 h)
m d ½a W = ½ W (h – 0,015)2
h h-0,015 W b GP

w (h-0,015)

MA = 0

W . d = GP . 1/2a + GB . 0,6

W . d = 0,01 . ½ (0,19) + 0,725 . 0,6 = 0,43595

½ W(h-0,015)2 . (1,19 – 0,333h) = 0,43595

½ (h2-0,030 h + 0,000225) 0,333 (3,57 – h) = 0,43595

0,1665 (h2 – 0,030 h + 0,000225)(3,57 – h) = 0,43595

(h2 – 0,030 h + 0,000225)(3,57 - h) = 2,618

H = 1,05  (1,1025 – 0,0315 + 0,000225) (2,52) = 2,699

H = 1,04 m  (1,0816 – 0,0312 + 0,000225)(2,53) =


2,658

H = 1,03 m  (1,0609 – 0,0309 + 0,000225)(254) =


2,616

32 Hidrolika
A
M
B h DATUM
C
I
II
KL

E F
D
46m-305mm
f = 0,025 H
J
G
30,5m-152mm
f = 0,020

Instalasi pipa menghubungkan reservoir I – ke reservoir II


seperti gambar di atas.

Ubahlah sistem pipa yang diperlihatkan dalam gambar


menjadi suatu panjang ekivalen pipa 152 mm.

Bila diketahui
Faktor K (Kontraksi)
Saringan B =8
Belokan 305 mm C, F =0,5
Sambungan Te 305 mm D = 0,7
Keran 305 mm E =1
Persilangan 305 mm x 152 G = 0,7
X V2152/2g
Meteran 152 mm H =6
Belokan 152 mm J, K = 0,5
Keran uji terbuka 152 mm L =3

Hidrolika 33
Jawab :

Menggunakan persamaan Bernoulli, A ke M sebagai


berikut :

Garis persamaan (= Datum) diambil datar dengan titik M

 Tinggi energy di A – (kehilangan energy /sepanjang


pipa mulai B s.d. sebelum titik G) – (kehilangan
energy sepanjang pipa mulai G s.d. masuk ke tandan
M) = tinggi energy di M.
 Tinggi energy di A = h + =h+0+0=h
 Kehilangan energi sepanjang pipa B s.d. sebelum titik
G = (energi di B + energi di C + energi di D + energi
di E + energi di F + energi sepanjang pipa mulai B s.d.
sebelum G)
= 8 + 0,5 + 0,7 + 1 + 0,5 = 0,025 ) = 14,47

 Kehilangan energy sepanjang pipa B s.d. masuk


tandon M = (energi di G + energi di H + energi di J +
energi di K + energi di L + energi keluar + energi
sepanjang pipa mulai G s.d. masuk tandon).
= 0,7 + 6 + 0,5 + 0,5 + 3 + 1 + 0,020 ) =

15,71
 Tinggi energi di M = h + =0+0+0=0

h – 14,47 - 15,71 =0

h – (14,47 . + 15,71)

34 Hidrolika
h = 16,59

V305 = ; A305 = 1/4π(0,305)2 = 0,073 ; = 5,329 . 10-3

V152 = ; A152 = 1/4π(0,152)2 = 0,018 ; = 3,24 . 10-4

(V305)2 = x (V152)2 ; x dicari

=x( )

=x

=x  x = 16,45
0,1876 = x . 3,086

X=

(V305)2 = (V152)2
Untuk suatu head h yang tersedia, head turunnya adalah
16,59 …………….. 1

Head turun dalam LE m pipa 152 mm adalah f(LE/d )=

0,020 …………….. 2

Dari persamaan 1 & 2

16,52 = 0,020

LE = = 125,55 m

Hidrolika 35
PENGUKURAN ALIRAN AIR

DASAR HIDRAULIC

1
d
H D

=  HUKUM BERNOULLI

H+0+0 =0+0+

V2 = √
V=√  KECEPATAN TEORITIS

Kecepatan sesungguhnya (Va) dapat diikuti dengan gerak


arus 2 -3 sebagai berikut :

x = Va . t ; x = jarak horizontal

y = ½ . g . t2 ; y = jarak vertikal

Dari kedua persamaan waktu yang digunakan mencapai


titik 3 = t adalah sama.

36 Hidrolika
Sehingga :

t=√

Va =  Va =


Va =

KECEPATAN SESUNGGUHNYA ALIRAN


LEWAT LUBANG

Perbandingan Va dan V sebagai koefisien kecepatan Cv.

Cv = …………… (3.1)

Berkas arus pada lubang arus dengan diameter d (a = ¼ 


d2) lebih kecil dari luas lubang dengna diameter D ( A =
¼  D2). Hal ini disebabkan adanya kontraksi lubang (CC)

…………… ( 3.2)
CC =

Dari persamaan (3.1) dan (3.2), debit sesungguhnya yang


keluar dari lubang adalah :

Q = Va . a

Q = (CV . V) (CC . A)

Hidrolika 37
Q = CC . CV . A . V

Q = Cd . A . √

Dimana : Cd = Koefisien Debit

38 Hidrolika
ALAT UKUR RECHBOCH (PELIMPAH SEGI
EMPAT AMBANG TAJAM)

Perhatikan luas elemen yang mempunyai tinggi dy adalah


luas lubang aliran maka :

dA = L.dy

V =√

dQ = Cd. dA . V

dQ = Cd. L.dy . √

Q =∫ √

Hidrolika 39
Q =[ √ ]

Q= √ Q = C L H3/2

Dimana :

Q = Debit yang melimpah diatas alat ukur (m3/det)

C = 2/3 Cd √ = Koefisien pengaliran (m1/2/det)

L = Lebar alat ukur (m)

H = Tinggi air up stream AU s/d ambang AU (m).

Bila H/P  0,5  dengan grafik di bawah Cd rata-rata =


0,602 + 0,075 H/P

Dan dengan memperhitungkan kesalahan koefisien aliran


= 1%.

Maka : C = 1,87

Sehingga : debit yang melimpah pada AU Rechboch

Q = 1,87 L H3/2

40 Hidrolika
Grafik hubungan antara Cd dengan ratio L/B dan H/P.

Hidrolika 41
2. ALAT UKUR V-NOTCH

H H H+005
>005 m
 P
P

Alat ukur V-Notch merupakan pelimpah segi tiga ambang


tanam.

Besarnya debit yang terukur dapat dihitung dengan


perumusan di atas.

Dimana :

Q = Debit yang terukur (m3/det)

C= √ = Koefisien pengaliran

 = sudut pelimpah alat ukur (O)

H = Tinggi air di UP Stream alat ukur (m)

Bila  = 90O  disebut alat ukur Thomson.

42 Hidrolika
Debit yang melimpah pada AU Thomson

Q = 1,39 H5/2

Dimana :

Q = debit yang terukur (m3/det)

H = tinggi air di UP Stream a.u (m)

Alat Ukur V-NOTCH

H tg ½ 

x
H y
H dy
 H-y

½

x = (H – y) tg ½ 

dA = 2x dy

dA = 2(H-y) tg ½  dy

V=√

Hidrolika 43
dQ = Cd . dA . V

= Cd . 2(H – y) tg ½  dy . √

= 2 . Cd . tg ½  √ (H – y) y1/2 dy

Q = 2 . Cd . tg ½  √ ∫ dy

= 2 . Cd . tg ½  √ [ ]

= 2 . Cd . tg ½  √ [ ]

= 2 . Cd . tg ½  √ [ ]

= 2 . Cd . tg ½  √ [ ]

= 2 . Cd . tg ½  √ [ ]

Q = 8/15 Cd √ tg ½  H5/2

Alat Ukur THOMSON – bila  = 900

Q = 8/15 Cd √ tg 900 . H5/2

Q = 8/15 Cd √ . H5/2

44 Hidrolika
CONTOH SOAL :

BBS RENCANAKAN :
LS II LS II Menerus
- Dimensi AU.
Thomson dan
control terhadap
LS III kepekaannya.

Q = 0,24 m3/det

Jawab

Qmax = 0,24 m3/det Qmin = 0,8 l/det

Q = 1,39 H5/2 = 0,0008 m3/det

H = 0,50 m Q = 1,39 H5/2

0,0008 = 1,39 H5/2

H = 0,05 m

KONTROL TERHADAP KEPEKAAN

 Qmax = 0,24 m3/det ; H = 0,50 m


∆H = -0,01 m
H1 = (0,50 – 0,01)m =0,49 m
Q = 1,39 (049)5/2 = 0,234 m3/det

Nilai Kepekaan :

Hidrolika 45
∆S = OK

3. ALAT UKUR CIPOLETTI


Alat ini merupakan pelimpah bentuk trapesium ambang
tajam dengan kemiringan 4 : 2 seperti gambar

Besarnya debit yang melimpah di atas ambang A.U.


Cipoletti
Q = 1,86 L H3/2

Dimana :
Q = Debit yang melimpah (m3/det)
L = Lebar ambang alat ukur (m)
H = Tinggi air di atas ambang pelimpah (m)

SYARAT-SYARAT A.U. CIPOLETTI

46 Hidrolika
a. H/P < 0,5
b. H/L < 0,5
c. 0,06 m < H < 0,60 m
d. P > 0,30 m
e. L > 0,30 m

BATASAN PEMAKAIAN AU. CIPOLETTI SBB :

a. Debit minimum yang dapat diukur (L = 0,30 m)


adalah 8,2 l/det sedang debit maximum persatuan
lebar adalah 864 l/det/m.
b. Besarnya ratio  adalah 36,4.
c. Besarnya modulus aliran adalah sama dengan
head losses yaitu H + 0,05 m.
d. Kesalahan koefisien debit max = 5%
e. Kepekakan alat ukur = 25% per 0,01 m.

Hidrolika 47
CONTOH SOAL

Gambar seperti samping


Rencanakan :
S II Demensi au. Cipoletti

Pintu Angkat
S III KN S III KR
au au

PENYELESAIAN
Direncanakan : b = 1½ h Demensi saluran SIII Kn
n=1:1 Q = 0,35 m3/det
H = 0,40 m
B = 0,60 m
1 1 V = 0,26 m
1 1 h

A.U. CIPOLETTI

Q = 1,86 L H3/2

4 4 H 0,35 = 1,86 1 . H3.2


1 1
L H = 0,33 m
P

48 Hidrolika
Kontrol AU

H/P > 0,5  P < < 0,66 direncanakan P = 0,40

H/P = = 0,33 < 0,5 OK

H = 0,33  0,06 < H < 0,60 OK

P = 0,40 > 0,30

L = 1 m > 0,30

PERHITUNGAN PINTU ANGKAT

Q=µba√

0,35 = 0,80 . 1 . a √

A = 0,31 m

Bukaan pintu = 0,31 m

Hidrolika 49
DEMENSI SALURAN SIII KR

DIRENCANAKAN :
b = 1½ h
n=1:1
h
Demensi saluran
Q = 0,432 m3/det
b h = 0,46 m
b = 0,69  0,70 m
V = 0,29 m/det

ALAT UKUR CIPOLETTI


Q = 1,86 L H3/2
0,432 = 1,86 1 . H3/2
4 4 H H = 0,38 m
1 1
L
P

KONTROL ALAT UKUR

H/P > 0,5  P < < 0,76


Direncanakan P = 0,40 m ……….. OK

H/P = = 0,38 < 0,5 ……….. OK


H = 0,38  0,06 < H < 0,60 m ……….. OK
P = 0,40 > 0,30 ……….. OK
L = 1 m > 0,30 ……….. OK

50 Hidrolika
PERHITUNGAN PINTU ANGKAT

Q=µba√

0,432 = 0,8 . 1 . a √

A = 0,35 m

Hidrolika 51

Anda mungkin juga menyukai