Anda di halaman 1dari 3

Nama : Felisitas Stella Nathania Christiani

NIM : 21040120130075
Kelas :A
Mata Kuliah : Geologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl.GE, M.T.

Penataan Ruang Wilayah Berbasis Mitigasi Bencana Geologi

Perencanaan tataguna lahan berbasis mitigasi bencana geologi dimaksudkan untuk mengantisipasi
dampak bencana bencana, serta mewujudkan mewujudkan tata ruang kawasan yang lebih baik dan
aman. Zonasi dalam rencana tata ruang dapat berupa zonazona berdasarkan tingkat potensi kerawanan
bencananya. Untuk mewujudkan konsep dasar penataan ruang yang berbasis berbasis mitigasi
mitigasi bencana bencana geologi geologi, perlu dilakukan langkah-langkah kegiatan dan penyediaan
data dasar geologi, terutama yang berkaitan dengan jenis dan potensi bencana geologi.
Secara umum proses perencanaan tataguna lahan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu
dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Perencanaan tataguna lahan yang ditujukan untuk sektor swasta/perorangan
Peruntukan lahannya untuk satu peruntukan saja, seperti perencanaan lahan untuk kawasn
pemukiman (real estate), kawasan industri, atau kawasan ruang terbuka hijau
2. Perencanaan lahan untuk sektor publik
Menekankan pada hubungan antara berbagai fungsi peruntukan lahan, seperti hubungan fungsi
lahan antara kawasan industri, pemukiman, pertanian, resapan air, lokasi pembuangan limbah,
dll
Konsep Penataan Ruang Wilayah Berbasis Mitigasi Bencana Geologi

Tata Ruang Berbasis Bencana


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, bahwa secara geografis Indonesia berada pada
kawasan rawan bencana, sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana sebagai
upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan. Dari pernyataan
diatas, penataan ruang diharapkan mampu berperan dalam pengurangan risiko bencana alam yang ada
di Indonesia. Menurut Muta’ali (2012), beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam
Nama : Felisitas Stella Nathania Christiani
NIM : 21040120130075
Kelas :A
Mata Kuliah : Geologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl.GE, M.T.

penyelenggaraan penataan ruang sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana adalah
sebagai berikut:
1. Penerapan peraturan zonasi secara konsisten yang merupakan kelengkapan dari rencana detail
tata ruang, penekanan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan secara sistematik melalui
penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disisentif serta pengenaan
sanksi;
2. Penegakan hukum yang ketat dan konsisten untuk mewujudkan tertib tata ruang.
Penataan Ruang Kawasan Pesisir
1. Menetapkan peruntukan ruang wilayah yang mempunyai tingkat kerentanan terhadap potensi
bahaya geologi.
2. Menetapkan peruntukan ruang untuk keperluan berbagai fungsi ruang, baik peruntukan
peruntukan ruang bagi pemukiman pemukiman, pendidikan pendidikan, kesehatan, ruang
publik dan evakuasi serta infrastruktur yang memadai yang berguna terutama dalam proses
evakuasi dan tindakan penyelamatan apabila terjadi bencana geologi.
3. Melaksanakan dan meneta pkan wila yah rentan terhadap bahaya gempa bumi, dengan cara
membuat peta mikrozonasi yang akan menjadi acuan di dalam pembuatan dan penetapan
peraturan mengenai kontruksi bangunan (building code).
4. Menetapkan, mengawasi, dan melaksanakan secara konsisten dan konsekuen semua peraturan
yang berkaitan dengan kode bangunan
5. Penetapan gari sempadan bangunan yang berada di kawasan pesisir
6. Melaksanakan dan menetapkan wilayang yang rentang terhadap bahaya tsunami, dengan
membuat peta zona bathymetry hingga ke arah pesisir dan bagian dataran hingga ketinggian
20 meter diatas permukaan air laut yang akan menjadi acuan dalam pembuatan penetapan
peraturan daerah mengenai zonasi kerentanan terhadap tsunami
7. Melaksanakan dan menetapkan wilayah rentan terhadap bahaya banjir tahunan, 5 tahunan, 10
tahunan, hingga banjir 25 tahunan, dan disertai dengan peraturan yang berkaitan dengan
konstruksi bangunan dan infrastruktur lainnya.
Penataan Ruang Kawasan Perbukitan
1. Menetapkan peruntukan ruang wilayah yang mempunyai tingkat kerentanan terhadap gempa
bumi dan longsoran tanah
2. Menetapkan peruntukan ruang untuk keperluan berbagai fungsi ruang, baik peruntukan
peruntukan ruang bagi pemukiman pemukiman, pendidikan pendidikan, kesehatan, ruang
publik dan evakuasi serta infrastruktur yang memadai yang berguna terutama dalam proses
evakuasi dan tindakan penyelamatan apabila terjadi bencana geologi.
Nama : Felisitas Stella Nathania Christiani
NIM : 21040120130075
Kelas :A
Mata Kuliah : Geologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl.GE, M.T.

3. Melaksanankan dan menetapkan wilayah rentan terhadap bahaya geologi, dengan cara
membuat peta zonasi rentan bencana geologi yang akan menjadi acuan di dalam pembuatan
dan penetapan peraturn daerah mengenai kode bangunan
4. Melaksanakan dan menetapkan wilayah rentan terhadap bahaya longsoran tanah, dengan cara
membuat peta kerentanan longsoran tanah dan kestabilan tanah yang akan menjadi acuan di
dalam pembuatan dan penetapan peraturan daerah mengenai keamanan terhadap longsran
tanah
5. Menetapkan, mengawasi, dan melaksanakan secara konsisten dan konsekuen semua peraturan
yang berkaitan dengan kode bangunan
6. Menetapkan, mengawasi, dan melaksanakan secara konsisten dan konsekuen semua peraturan
yang berkaitan dengan keamanan bangunan terhadap bahaya longsoran tanah

Referensi :
http://tpl121.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/6431/2017/08/13_Mitigasi_Bencana_Compatibility_Mode_.pdf
http://eprints.ums.ac.id/81291/3/BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai