Lapas Narkotika Muara Beliti
Lapas Narkotika Muara Beliti
Dalam proses penetapan Satker, terdapat 2 (dua) tahapan; Pencanangan Pembangunan ZI dan Pembangunan ZI. Pada tahapan
pertama, pimpinan dan seluruh atau sebagian besar pegawainya berkomitmen menandatangani Dokumen Pakta Integritas secara
serentak. Sedangkan pada tahapan kedua, berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Permenkumham) Nomor
29 Tahun 2019 tentang Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM) di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, diawali dengan survei berbasis elektronik. Menindaklanjuti hal ini,
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Hukum dan HAM melaksanakan Survei Persepsi Korupsi dan Kepuasan Masyarakat
(Survei IPK-IKM) berbasis elektronik dengan menggunakan QR code yang didistribusikan kepada seluruh Satker di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM. Survei ini dilaksanakan dalam rangka memetakan/mengidentifikasi calon Satker yang berpotensi
diusulkan meraih predikat WBK dan WBBM, yang kemudian hasil survei ini disampaikan kepada Unit Eselon I sebagai bahan
pertimbangan dalam menetapkan Satker yang berpotensi diusulkan menuju WBK dan WBBM.
Untuk mengetahui validitas hasil survei IPK-IKM berbasis elektronik ini, maka perlu memverifikasi pelaksanaan survei tersebut.
Kegiatan verifikasi ini bertujuan memantau kualitas pelaksanaan survei sehingga dapat diperoleh data yang valid, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, verifikasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap setiap pertanyaan
dalam survei elektronik serta menginventarisasi kendala dalam pelaksanaan survei tersebut. Hasil kegiatan verifikasi ini dapat menjadi
acuan bagi Unit Eselon I dalam mengusulkan Satker yang berpotensi meraih WBK/WBBM. Sasarannya, Satker yang akan diusulkan
tersebut merupakan Satker yang memenuhi ketentuan baik dalam proses pelaksanaan maupun hasilnya.
3. Ruang Lingkup
1. Subjek verifikasi adalah Satker yang berpotensi untuk diusulkan meraih predikat WBK dan WBBM berdasarkan Hasil Survei
IPK-IKM berbasis elektronik dengan menggunakan QR code periode Oktober - Desember 2019 dan Januari 2020.
2. Objek verifikasi adalah 10 (sepuluh) pertanyaan yang terdapat survei verifikasi online.
4. Dasar
1. Surat Keputusan Kepala Badan Nomor PPH-76.UM.01.01 Tahun 2020 tanggal 27 Januari 2020 tentang Tim Verifikasi Hasil
Survei IPK-IKM berbasis elektronik di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020.
2. Surat Perintah Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Nomor: PPH.1-UM.03.08-282 Tentang
Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan verifikasi hasil survei Indeks Persepsi Korupsi dan Indeks
Kepuasan Masyarakat (IPK-IKM) berbasis elektronik di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM di Provinsi Sumatera Selatan,
Total keseluruhan 93 pegawai. Konfimasi dengan Bapak Bobbi, Kepala Urusan Kepegawaian dan Keuangan
Total pegawai terkait langsung dengan layanan kunjungan adalah 13 orang. Konfirmasi dengan Bapak Bobbi, Kepala Urusan
Kepegawaian dan Keuangan
Rata-rata jumlah pengguna layanan dalam 1 (satu) hari sebanyak 25-30 pengunjung
Tidak ada yang melakukan survei IPK-IKM dengan QR code selama dilaksanakannya verifikasi survei IPK-IKM.
Ada pengunjung yang mengisi survei mandiri oleh Lapas selama pelaksanaan verifikasi survei IPK-IKM.
Wifi bagus. Yang paling baik provider telkomsel. Lainnya seperti m3 dan XL sinyal tidak begitu baik.
QR code sebanyak 2 (dua) buah diletakkan di pintu masuk ruang pemeriksaan dan di papan pengumuman dalam bentuk copy
a. Verifikasi survei mandiri IPK-IKM berbasis elektronik di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Muara Beliti telah
dilaksanakan dari tanggal 24 s.d 26 Februari 2020.
b. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Muara Beliti telah melakukan upaya-upaya dalam rangka pembangunan
Zona Integritas menuju WBK, berdasarkan wawancara dengan responden yang secara umum menilai pelayanan Lapas baik.
c. Qr code yang dapat diakses pengguna layanan untuk melakukan survei IPK-IKM berbasis elektronik ditempelkan di tembok dekat
pintu masuk pemeriksaan orang/barang dan di papan pengumuman, sebanyak 2 (dua) buah dalam bentuk kertas A4.
d. Pengunjung diarahkan untuk melakukan survei IPK-IKM melalui scan QR code pada pagi hari sebelum waktu kunjungan.
e. Disediakan kotak survei sebagai sarana pelaksanaan survei mandiri oleh Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti (foto terlampir).
Saat dilakukan verifikasi survei, ada pengguna layanan yang mengisi survei tersebut.
f. Berdasarkan hasil wawancara dengan 35 orang responden, ada beberapa hal yang menjadi catatan berdasarkan wawancara dengan
responden:
1. Masih beragamnya jawaban responden terkait waktu yang diberikan untuk bertemu dengan WBP. Ada yang menjawab 30 menit,
namun banyak juga yang menjawab lama bertemu tidak ditentukan, namun maksimal jam 11 harus keluar (untuk kunjungan pagi hari).
2. Berdasarkan pengumuman di ruang tunggu, hari Selasa merupakan hari kunjungan untuk tahanan, namun saat wawancara hari
Selasa, beberapa responden menjawab mengunjungi Napi (dikonfirmasi juga dengan Napi yang bersangkutan).
3. Beberapa responden yang mengunjungi tahanan datang hanya membawa KTP tanpa membawa surat pengantar dari
Kepolisian/Kejaksaan, namun diterima oleh petugas untuk berkunjung (alasan pengunjung ada yang lupa, ada yang memang beberapa
kali berkunjung tidak pernah membawa surat pengantar).
4. Ada WBP yang dikunjungi oleh 8 orang dewasa dan 2 anak-anak (sesuai ketentuan yang diinformasikan maksimal pengunjung
adalah 5 orang). Konfirmasi dengan petugas alasan diterima berkunjung karena keluarga datang dari jauh.
5. Ada petugas yang menerima pemberian buah/kue ketika diberikan oleh pengunjung, namun ada juga petugas yang menolak
pemberian buah/kue (jawaban berdasarkan responden yang berbeda).
6. Dari 35 responden, 4 responden mengatakan pernah mengisi survei dengan handphone melalui scan QR code. Pengunjung yang
dijadikan responden pada hasil survei Januari-Februari adalah pengunjung pada saat kegiatan Litmas.
g. Berdasarkan hasil verifikasi, dari 35 orang responden survei, terdapat beberapa hal yang menjadi temuan terkait pertanyaan survei,
yaitu masih banyak responden (dengan tingkat pendidikan tertentu) yang belum memahami pertanyaan berikut dalam survei IPK-IKM
berbasis elektronik:
1) Pertanyaan nomor (1), terkait prosedur/alur pelayanan
2) Pertanyaan nomor (3), terkait biaya pelayanan
3) Pertanyaan nomor (5), terkit kesesuaian jangka waktu penyelesaian pelayanan
4) Pertanyaan nomor (7) dan (14), terkait aplikasi sistem pelayanan
5) Pertanyaan nomor (12), terkait pungutan liar, dan
6) Pertanyaan nomor (13), terkait calo
2. Saran
a. Menyiapkan duta layanan/petugas yang dapat mengarahkan pengunjung untuk dapat mengisi survei mandiri maupun survei
dengan QR code setelah selesai melakukan kunjungan.
b. Dapat membuat QR code dalam bentuk banner (yang lebih besar) agar lebih mudah dilihat dan diakses oleh pengunjung.
c. Melakukan follow up terhadap pengajuan pembuatan website Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti kepada Kantor Wilayah, agar
informasi terkait Lapas dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
d. Melakukan follow up pengajuan CCTV sebagai salah satu sarana dan prasana di Lapas.
e. Sosialisasi dan mengingatkan kembali kepada setiap petugas untuk tidak menerima pemberian dari pengunjung dalam bentuk
apapun. Dapat melaporkan kepada UPG apabila ada pemberian yang perlu dilaporkan.
f. Perlu mengingatkan dan menerapkan waktu standar kunjungan kepada pengunjung sesuai kebijakan Lapas.
g. Petugas perlu mensosialisasikan dan menerapkan aturan yang telah dibuat terkait peruntukan waktu dan hari kunjungan.
h. Ketentuan terkait dokumen persyaratan saat mengunjungi tahanan perlu diberlakukan dengan seragam kepada seluruh pengunjung
sehingga tidak ada perlakuan yang berbeda kepada pengunjung.
i. Ketentuan terkait maksimal jumlah pengunjung yang dapat mengunjungi WBP agar diberlakukan sesuai ketentuan sehingga tidak
terjadi salah informasi/salah pemahaman dari pengunjung lain.
E. Penutup
Demikian laporan perjalanan dinas dalam rangka kegiatan verifikasi hasil survei IPK-IKM berbasis elektronik di lingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2020 dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana perlunya.
Mengetahui,
Yang membuat:
Kepala Satker/Pejabat yang Berwenang