Anda di halaman 1dari 59

GAMBARAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI

Oleh
Fajrin
F.111.18.0018

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2021

1
GAMBARAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Proposal Skripsi

Oleh
Fajrin
F.111.18.0018

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2021

2
PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam teknik penyusunan skripsi ini tidak terdapat

karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Semarang, Juli 2021

Fajrin
F.111.18.0018

3
HALAMAN PENGESAHAN

MOTIVASI BERPRESTASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DI SLB-YAYASAN WIDYA BHAKTI

Fajrin

F.111.18.0018

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Teknik Penyusunan Skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Semarang Dan Diterima Sebagai Syarat Proposal Skripsi

Pada Tanggal : 14 Juli 2021

Dewan Penguji :

1. Nama : Yudi Kurniawan, S.Psi., M.Psi., Psikolog (………………..)


NIS : 06557000699036

Mengesahkan

Fakultas Psikologi Universitas Semarang

Ketua Program Studi,

A. Dian Savitri, S.Psi, M.Si, Psikolog


NIS. 06557000699016

4
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk Kedua

Orang Tua, Kakak-Kakak, Mbak-Mbak, Dan Keluarga

Besar yang senantiasa memberikan doa dan semangat

kepada penulis.

5
HALAMAN MOTTO

Diterima,

Dijalani,

Disyukuri.

6
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin. Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan syarat

Proposal Skripsi yang berjudul “Gambaran Motivasi Berprestasi Pada Anak Berkebutuhan

Khusus”. Penulis menyadari akan ada segala kekurangan yang menjadikan syarat Proposal

Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis menyampaikan apresiasi atas segala bentuk

dukungan dan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Dr. L. Rini Sugiarti, S.Psi,. M.Si,. Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Semarang.

2. Anna Dian Savitri, S.Psi,. M.Si,. Psikolog, selaku Ketua Program Studi S1 Psikologi

Universitas Semarang.

3. Markus Nanang Irawan BS, M.Psi, selaku dosen pembimbing yang dengan segala

kesabarannya membimbing dan memberikan masukkan.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Semarang, terima kasih atas segala ilmu

yang telah diberikan kepada penulis.

5. Orang tua yang selalu memberikan dukungan, nasehat, dan kasih sayang.

6. Teman-teman Fakultas Psikologi Universitas Semarang yang selalu memberikan

semangat serta dukungan untuk menyelesaikan syarat Proposal Skripsi ini.

7. Subjek yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan syarat Proposal Skripsi ini

yang tidak bisa saya sebutkan semuanya.

7
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, untuk itu

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi perbaikan kedepannya.

Semarang, Juli 2021

Fajrin

8
ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Salah satu hambatan yang dialami anak
berkebutuhan khusus adalah adanya motivasi berprestasi yang rendah. Tidak semua anak
berkebutuhan khusus dapat memiliki motivasi berprestasi. Anak berkebutuan khusus berusaha
mengembangkan bakat/keterampilan mereka untuk membuktikan kepada lingkungan sekitar
bahwa mereka juga membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang tua, keluarga, dan orang-
orang terdekat agar mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah
menggambarkan motivasi berprestasi Anak Berkebutuhan Khusus. Subjek penelitian ini adalah
anak berkebutuhan khusus di SLB-Yayasan Widya Bhakti yang berjumlah tiga orang. Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan observasi.
Kata kunci: anak berkebutuhan khusus, motivasi berprestasi, motivasi tinggi

9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL DALAM ii

PERNYATAAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

HALAMAN MOTTO vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK ix

DAFTAR ISI x

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitan 5

D. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A. Motivasi Berprestasi 7

1. Pengertian Motivasi Berprestasi 7

2. Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi 8

3. Faktor-Faktor Motivasi Berprestasi 9

10
B. Anak Berkebutuhan Khusus 10

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus 10

2. Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus 11

3. Faktor-Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus 12

4. Pengertian Tunarungu 13

5. Faktor-Faktor Penyebab Ketunarunguan 14

6. Klasifikasi Ketunarunguan 14

C. Sekolah Luar Biasa 16

D. Gambaran Motivasi Pada Atlit Tunarungu 16

E. Kerangka Teori Penelitian 18

BAB III METODE PENELITIAN 19

A. Metode Penelitian 19

B. Fokus Penelitian 20

C. Subjek Penelitian 20

D. Metode Pengumpulan Data 21

E. Rancangan Penelitian 22

F. Metode Analisis Data 24

G. Keabsahan Data 24

H. Pertanyaan Penelitian 25

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 29

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hasil Wawancara 30

12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, karena setiap anak

tidak semuanya dilahirkan dalam keadaan normal. Anak yang dilahirkan dengan keadaan tidak

normal di sebut dengan anak berkebutuhan khusus. Menurut Sumekar (dalam Anggraini 2013:

258) menjelaskan anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak-anak yang mengalami

penyimpangan, kelainan atau ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial, atau dari

gabungan dari hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan

pendidikan khusus yang disesuaikan dengan penyimpangan, kelainan atau ketunaan mereka.

Anak Berkebutuhan Khusus memiliki berbagai keunikan dan kelebihan yang berbeda-

beda satu dengan yang lainnya. Selain itu Anak Berkebutuhan Khusus juga berhak untuk

memperoleh layanan pendidikan yang sama dengan anak-anak normal lainnya. Seperti yang

dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 5 ayat 2

bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial

berhak memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan khusus yang dimaksud adalah pendidikan

luar biasa.

Pendidikan luar biasa, seperti yang termuat dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 50: menjelaskan bahwa pendidikan diarahkan

pada pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental, dan

fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal. Pendidikan luar biasa bertujuan untuk

membekali

1
2

siswa berkebutuhan khusus untuk dapat berperan aktif di dalam masyarakat menurut (dalam

Miftakhi & Hendrik 2019: 1).

Anak berkebutuhan khusus deberikakan pendidikan agar mereka bisa mengembangkan

potensinya secara optimal dan di harapkan mereka berprestasi dibidang yang mereka minati.

Agar anak berhasil dan berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik perlu

adanya motivasi berprestasi pada anak berkebutuhan khusus dengan cara memberikan dukungan,

keluarga tidak hanya berperan untuk memperhatikan pertumbuhan fisik anak, tetapi juga

memperhatikan perkembangan mental dan kompetensi anak karena berpengaruh dalam prestasi

menurut Shella & Dariyo (dalam Tanjung & Iswari 2019: 73). Selain dukungan dari lingkungan

atau keluarga diperlukan kepercayaan diri dan kemandirian yang ada pada dalam diri anak

berkebutukan khusus agar motivasi berprestasinya meningkat.

Somantri (dalam Astuti, 2018:126) mendefiniskan bahwa dalam perkembangan anak

berkebutuhan khusus diperlukan adanya kemandirian untuk mengurus diri sendiri dalam

menghasilkan keterampilan yang sesuai dengan bakat, minat dan kepercayaan diri serta

bertanggung jawab. Anak berkebutuhan khusus yang berprestasi juga memerlukan latihan dan

bimbingan yang diperoleh dari sekolah.

Menurut Mazzoni, Purves, Southward, Rhodes & Temple (dalam Haq, 2016: 162)

menjelaskan bahwa cara memperlihatkan bentuk dukungan untuk memotivasi anak berkebutuhan

khusus dengan cara memberikan mereka latihan agar mereka memiliki keyakinan diri dan

mentalnya mereka akan mudah menghadapi segala tantangan yang ada dihadapan mereka.

Dalam meningkatkan motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus selain dukungan

yang diberikan, sekolah juga harus meningkatkan segala fasilitas untuk proses pembelajaran dan
3

juga meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan

motivasi berprestasi dalam bidang non akademik karena anak berkebutuhan khusus yang

menjadi subjek dalam penelitian ini adalah yang berprestasi di bidang olah raga dan seni.

Berdasarkan hasil wawancara sebagai skrining awal yang dilakukan oleh peneliti pada

bulan Juni dan Juli 2021 kepada tiga subjek anak berkebutuhan khusus yang berprestasi, subjek

mengalami ketunarunguan ringan yang berusia subjek pertama 13 tahun, kedua 10 tahun, ketiga

15 tahun dan informan yang bersedia yaitu teman, guru serta orang tua. Wawancara pada subjek

pertama dilakukan pada tanggal 3 Juni 2021. Subjek pertama yaitu A merupakan anak

berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi, subjek berprestasi semenjak umur 12 tahun

(KB:/S1/W1/A/B:10). A berprestasi di bidang olah raga bulu tangkis yang membuat ia

berprestasi karena sering latihan (KB:/S1/W1/A/B:16) dan subjek juga bersemangat ketika

mendapat dukungan dari kedua orang tuanya (KB:/S1/W1/A/B:24-26). Menurut A agar motivasi

meningkat seseorang harus semangat dan memiliki percaya diri (KB:/S1/W1/A/B:42).

Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 3 Juni 2021, subjek kedua yaitu Hk merupakan

anak berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi di bidang olahraga bulu tangkis berprestasi

semenjak umur 8 tahun (KB:/S2/W1/HK/B:9). HK berprestasi dikarenakan suka bermain bulu

tangkis dan karena ayahnya juga suka (KB:/S2/WI/HK/B:13-14) subjek akan bersemangat atau

memiliki motivasi ketika orang tuanya memberi semangat (KB:/S2/W1/HK/B:20). Menurut HK

agar motivasi meningkat harus ada orang tua, semangat berusah semaksimal mungkin

(KB:/S2/W1/HK/B:31).

Wawancara ketiga dilakukan pada tanggal 4 Juni 2021, subjek ketiga yaitu R

merupakan anak berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi di bidang seni tari yang berprestasi

semenjak usia 13 tahun (KB:/S3/W1/R/B:10). R berprestasi dikarenkan sering latihan dan sering
4

menonton dance (KB:/S3/W1/R/B:15) subjek selalu memiliki motivasi karena dukungan dari

orang tuanya (KB:S3/WI/R/B:21. Menurut R agar motivasi meningkat harus ada mental, percaya

diri dan semangat dari orang tua (KB:/S3/W1/R/B:24-25).

Sedangkan wawancara yang dilakukan dengan ketiga informan, informan pertama

dilakukan pada tanggal 4 Juni 2021, informan pertama yaitu RN guru SLB, RN menjelaskan

anak berkebutuhan khusus perlu di dukung dengan cara mendukung hobi dan keterampilan anak

berkebutuhan khusus (KB:/I1/W1/RN/B:28-29) dan yang membuat anak berkebutuhan khusus

memiliki motivasi berprestasi meningkat dengan memberikan dukungan baik dari keluarga,

lingkungan dan anak berkebutuhan khusus juga harus mempunyai pengalaman

(KB:I1/W1/RN/B:32-35). Informan kedua dilakukan pada tanggal 3 Juni 2021, informan kedua

yaitu KN teman Anak Berkebutuhan Khusus, KN menjelaskan faktor yang membuat anak

berkebutuhan khusus termotivasi adalah adanya keinginan untuk mencapai cita-cita

(KB:I1/WI/KN/B:23-24). Sedangkan informan ketiga yaitu HA salah satu orang tua dari subjek

menjelaskan cara meningkatkan motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus adalah sering

memberikan dia semangat atau dukungan, dan mendatangka n guru les agar anak tetap

melaksanakan kegiatannya (KB:/I1/WI/HA/B:19-21).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi anak

berkebutuhan khusus harus akan meningkat apabila adanya dukungan dari keluarga, lingkungan,

serta kepercayaan diri yang ada pada individu. Menurut George, Vickers, Wilkes, dan Barton

(dalam Naufal & Rahmadani 2020: 48) menjelaskan bahwa anak dengan penderita kronis jika

mendapatkan bantuan dari lingkungan sosialnya seperti keluarga, lingkungan disekitar, maupun

lembaga terkait lainnya dapat memberikan dampak yang cukup besar. Hal ini mendorong

peneliti untuk meneliti bagaimana gambaran motivasi berprestasi pada ketiga subjek tersebut
5

lebih dalam. Dari hal tersebut maka ketertarikan peneliti mendorong peneliti untuk mengangkat

topik tersebut menjadi sebuah penelitian.

B. Perumusan Masalah

Anak berkebutuhan khusus akan mendapatkan perlakuan sesuai dukungan yang diberikan

oleh keluarga maupun lingkungan sekitar sehinggga memiliki motivasi berprestasi, apabila anak

berkebutuhan khusus mendapatkan memiliki motivasi yang tinggi maka ia akan mampu

mencapai potensi mereka yang optimal dan berprestasi sesuai bakat dan minat yang mereka

minati. Ketiga subjek memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dalam meningkatkan motivasi

berprestasinya. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Motivasi berprestasi pada anak

berkebutuhan khusus menjadi kajian yang peneliti pilih untuk melakukan penelitian dari

berbagai macam kemungkinan yang ada.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran motivasi berprestasi yang didapatkan anak berkebutuhan khusus ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam meningkatkan motivasi berprestasi anak

berkebutuhan khusus ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki Tujuan untuk menggambarkan motivasi berprestasi Anak

Berkebutuhan Khusus serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi

berprestasi anak berkebutuhan khusus


6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Manfaat Teoritis

Hasil peneliian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang motivasi berprestasi

pada anak berkebutuhan khusus

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menambah kepercayaan diri pada anak berkebutuhan khusus

sehingga berprestasi.

b. Bagi orang tua yang memiliki anak berkebuthan khusus sebagai acuan dalam

mendukung anak agar mampu mengembangkan bakat/minat yang dimiliki.

c. Sebagai pemberi pemahaman kepada masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus.

d. Memberikan informasi kepada penelit selanjutnya terkait motivasi berprestasi pada

anak berkebutuhan khusus


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Berprestasi

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

Keberhasilan untuk mengembangkan minat dan bakat dalam meraih prestasi sangat

dipengaruhi oleh faktor motivasi, tinggi rendahnya motivasi seseorang berpengaruh terhadap

motivasi berprestasi yang dimilikinya, dimana ketika motivasi seseorang tinggi akan

meningkatkan motivasi berprestasi dan sebaliknya, ketika motivasi seseorang rendah maka

motivasi berprestasinya akan menurun dikemukakan oleh Rola (dalam Budisetyani 2018: 405)

Menurut McClelland (dalam Ayu 2021: 3) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi

merupakan usaha seseorang untuk mencapai sukses atau berhasil dalam kompotensi dengan

suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri.

Selain itu menurut Ardhini (dalam Ikramullah, Dharmayana dan Sulian 2018: 69)

berpendapat bahwa motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan yang ada pada seseorang

sehubungan dengan prestasi yaitu menguasai, memanipulasi serta mengatur lingkungan sosial

maupun fisik, mengatasi segala rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing

melalui usaha-usaha untuk melebihi hasil kerja yang lampau, serta mengungguli hasil kerja yang

lain.

Kemudian pendapat lain Ugodulunwa (dalam Suwaji dan Setiawan 2014: 284)

menjelaskan bahwa motivasi berprestasi adalah mendorong orang untuk berkeinginan lebih

sukses dan melakukan prestasi yang serupa pada kondisi lain.

7
8

Sedangkan menurut (dalam Virgonita dan Linayaningsih 2017: 263) berpendapat bahwa

motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan

seperangkat standar, bergulat untuk sukses.

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

berprestasi adalah usaha dan keyakinan seseorang untuk mencapai keberhasilan dan mampu

mengatasi segala rintangan yang menghambat.

2. Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi

Menurut Winkel (dalam Santoso 2015: 223) menjelaskan bahwa aspek aspek motivasi

berprestasi, yaitu :

a. Memiliki keinginan untuk berusaha sendiri

b. Menyukai tugas-tugas yang menantang

c. Memiliki keinginan untuk maju

d. Ulet dalam menghadapai rintangan

e. Berorientasi pada masa depan

Sedangkan menurut McClelland (dalam Ikramullah, Dharmayana dan Sulian 2018: 74)

berpendapat bahwa aspek-aspek motivasi berprestasi, yaitu:

a. Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan

b. Bertanggung jawab

c. Berani mengambil resiko

d. Kreatif dan inovati

e. Menyukai tantangan

f. Evaluatif
9

Kemudian Sumarno (dalam Nursalina dan Budiningsih 2014: 3) juga menjelaskan bahwa

aspek-aspek motivasi berprestasi, yaitu:

a. Keadaan terdorong dalam diri seseorang yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan-

kebutuhan, keadaan lingkungan, dan keadaan mental

b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan

c. Tujuan yang ingin didapat oleh perilaku

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek motivasi berprestasi

adalah seseorang yang memiliki hasrat, motivasi yang tinggi dan bisa menyelesaikan pekerjaan

dengan tujuan yang diharapkan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Menurut Martianah (Ikramullah, Dharmayana dan Sulian 2018: 69) menjelaskan motivasi

berprestasi disebabkan oleh dua faktor yang mempengaruhinya yaitu :

a. Faktor sendiri (internal)

Merupakan ketidak mampuan mengembangkan potensi diri seperti (kemampuan,

kebutuhan, minat dan lainnya)

b. Faktor dari luar diri (eksternal)

Yaitu kurangnya dukungan dan bantuan dalam meningkatkan prestasinya seperti

(lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan

kelompok).
10

Sedangkan menurut Haryani dan Tairas (dalam Ayu 2021: 4) berpendapat bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi terdiri dari dua faktor, yaitu:

a. Fakto Intrinsik

Yaitu keyakinan untuk sukses, value, self-efficacy, dan pengalaman sebelumnya.

b. Faktor Ekstrinsik

Yaitu keluarga, sekolah dan teman.

Kemudian Sukawati (dalam Budisetyani 2018: 406) menjelaskan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi berprestasi terdapat dua faktor yaitu Dukungan Sosial (Eksternal)

dan Kemandirian (Internal).

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi berprestasi adalah ketidak mampuan mengembangkan kemampuan diri

dan kurangnya dukungan yang deberikan.

B. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

1. Pengertian Anak Berkebutuha Khusus

Perkembangan anak tidak selamanya normal, beberapa anak mengalami hambatan dalam

perkembangannya seperti tugas-tugas perkembangan yang tidak muncul, terlambat, atau

menyimpang yang biasa disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Menurut Soetjiningsih (dalam Ramadhan dan Rahmandani 2020: 449) menjelaskan

bahwa Anak Berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mempunyai kelainan atau

penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal baik secara fisik, mental, intelektual, sosial

maupun emosional.
11

Sedangkan Thompson (dalam Miftakhil dan Hendrik 2019: 1) berpendapat bahwa Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang memiliki kesulitan atau ketidakmampuan

belajar yang membuatnya lebih sulit untuk belajar atau dalam mendapatkan pendidikan

dibandingkan kebanyakan anak yang seusia perkembangannya.

Kemudian Ganda Sumekar (dalam Anggraini 2013: 258) juga menjelaskan Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak-anak yang mengalami penyimpangan, kelainan atau

ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial,atau dari gabungan dari hal-hal tersebut

sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan

dengan penyimpangan, kelainan atau ketunaan mereka.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah

anak yang mengalami keterbatasan baik berupa fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial.

2. Jenis-jenis anak berkebutuhan Khusus

Menurut (dalam Awwad 2015: 49-51) menjelaskan jenis-jenis Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK), yaitu : tak ada dafus

a. Jenis ABK, berdasarkan gangguan sosial dan emosional

- Tuna Laras

Anak yang mengalami hambatan dalam kontrol emosi dan sosial

b. Jenis ABK, berdasarkan gangguan perilaku

- Perilaku agresif yaitu sikap yang suka merusak dan pemarah

- Perilaku anti sosial yaitu menolak nilai-nilai umum dan sosial

- Kecemasan yaitu kesadaran diri yang berlebihan

- Gangguan pemusatan perhatian yaitu konsentrasi buruk dan mudah bingung


12

- Gangguan gerak yaitu mudah gelisah dan banyak bicara

- Perilaku psikotik yaitu mengungkapkan ide-ide aneh, bicara diulang.

c. Jenis ABK, berdasarkan gangguan fisik

- Tunanetra yaitu mata yang tidak berfungsi secara optimal

- Tunarungu yaitu pendengaran yang tidak berfungsi secara umumnya

- Tunawicara yaitu hambatan dalam berkomunikasi

- Tunadaksa yaitu seorang yang menderita cacat akibat kecelakaan, keturunan, cacat

sejak lahir, kelayuan otot-otot, akibat peradangan otak, dan kelainan motorik yang

disebabkan oleh kerusakan pada pusat syaraf.

d. Jenis ABK, berdasarkan kesulitan belajar

Yaitu anak-anak yang mengalami hambatan pada satu atau lebih proses-proses

psikologi dasar yang mencakup pengertian atau penggunaan bahasa baik lisan maupun

tulisan.

3. Faktor-faktor penyebab anak berkebutuhan khusus

Penyebab terjadinya anak berkebutuhan khusus sangat bervariasi tergantung pada setiap

jenis kelainan. Menurut (dalam Awwad 2015: 54-55) menjelaskan faktor-faktor penyebab Anak

Berkebutuhan Khusus pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Faktor penyebab saat di dalam kandungan

- Kelainan hereditas atau bawaan yang merupakan faktor genetika

- Keracunan pada saat di dalam kandungan

- Faktor psikologis

- Infeksi dalam kandungan, seperti rubella


13

- Kekurangan gizi

- Berbagai penyakit yang disebabkan virus seperti HIV

- Keruskan biokimia yang menyebabkan abnormalitas kromosomal

b. Faktor saat kelahiran

- Pendarahan di otak

- Kerusakan bagian otak yang diakibatkan terkena penjepit

- Lahir dengan vacum

- Sesak nafas

c. Faktor setelah kelahiran

- Infeksi

- Encephalitis

- Meningitis

- Malnutrisi

- Disebabkan kecelakaan

- Perkembangan lambat

4. Pengertian Tunarungu

Dalam penelitian ini subjek yang diambil berdasarkan jenis anak berkebutuhan khusus

gangguan fisik yaitu tunarungu atau biasa orang menyebutnya tuli. Menurut Hallahah &

Kauffman (dalam Hasan & Handayani 2014: 129) mendefinisikan Tunarungu adalah seseorang

dengan kesulitan mendengar suara pada atau di atas intensitas tertentu.

Sedangkan menurut Somad & Hernawati (dalam mudjiyanto 2018: 157) mendefinisikan

tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak

dapat menangkap berbagai rangsangan terutama melalui pendengaran.


14

Kemudian Dwidyono Sumarto berpendapat (dalam Rahmi 2012: 114) mendefiniskan

tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan fungsi pendengaran yang mengakibatkan

terhambatnya komunikasi.

5. Faktor-Faktor Penyebab Ketunarunguan

Menurut (dalam Mudjiyanto 2018: 156) menjelaskan faktor-faktor penyebab

ketunarunguan, yaitu :

a. Pada saat sebelum dilahirkan (pranatal)

b. Saat kelahiran (natal)

c. Setelah kelahiran (post natal)

Trybus (dalam Rahmi 2012: 114) menjelaskan penyebab ketunarunguan yaitu :

a. Keturunan

b. Campak dari pihak ibu

c. Komplikasi selama kehamilan

d. Radang selaput otak

e. Radang pada bagian telinga tengah

f. Penyakit anak-anak, radang dan luka-luka

6. Klasifikasi Ketunarunguan

Menurut (Mudjiyanto 2018: 152) menjelaskan ketunarunguan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Tunarungu ringan (Mid Hearing Loss)

Mengalami kehilangan pendengaran antara 27-40 dB, ia sulit mendengarkan suara

yang jauh.
15

b. Tunarungu Sedang (Moderate Hearing Loss)

Mengalami kehilangan pendengaran antara 41-55 dB, ia dapat mengerti percakapan

dari jarak 3-5 feet secara berhadapan.

c. Tunarungu agak berat (Moderatly Severe Hearing Loss)

Mengalami pendengaran antara 56-70 dB, ia hanya mampu mendengar dari jarak

dekat.

d. Tunarungu berat (Severe Hearing Loss)

Mengalami pendengaran antara 71-90 dB, ia hanya mampu mendengar dari jarak

dekat dengan suara-suara yang keras.

e. Tunarungu berat sekali (Prof Ound Hearing Loss)

Mengalami kehilangan pendengaran lebih dari 90 dB, mungkin ia masih mendengar

suara yang keras, tetapi ia lebih menyadari suara melalui getarannya dari pada melalui

pola suara.

Subjek dalam penelitian ini mengalami tunarungu ringan, subjek masih bisa mendengar

tapi subjek harus mencari posisi duduk yang strategis sehingga ia bisa mendengar.
16

C. Sekolah Luar Biasa

Pendidikan merupakan hak segala warga negara. Ini berarti pendidikan tidak boleh

memandang suku, agama, ras, tingkat sosial, ekonomi, maupun fisik seseorang. Individu normal

maupun yang memiliki keterbatasan fisik, mental, emosional, dan intelektual wajib untuk

mendapatkan pendidikan yang layak. Untuk mereka yang memiliki keterbatasan tersebut bisa

menempuh pendidikan khusus, salah satunya adalah di Sekolah Luar Biasa (SLB).

Menurut (dalam Iriani Indri Hapsari 2016: 49) menjelaskan Sekolah Luar Biasa (SLB)

merupakan sarana pendidikan yang dibuat khusus untuk melayani dan mendidik para individu

yang memiliki kebutuhan khusus atau yang biasa disebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK).

D. Gambaran Motivasi Pada Atlit Tunarungu

Motivasi dapat timbul dari luar maupun dari dalam individu itu sendiri. Motivasi yang

berasa dari luar individu diberikan oleh motivator seperti orang tuanya, guru, konselor,

ustadz/ustadzah, orang dekat atau teman dekat. Motivasi yang berasal atau timbul dalam diri

seseorang, dapat disebabkan seseorang mempunya keinginan untuk dapat menggapai sesuatu.

Pada anak tunarungu apabila ia mendapatkan dukungan dari orang tua atau lingkungan sekitar

maka akan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi atau memberikan dampak yang cukup

besar.

Menurut George, Vickers, Wilkes, dan Barton (dalam Naufal & Rahmadani 2020: 48)

menjelaskan bahwa anak dengan penderita kronis jika mendapatkan bantuan dari lingkungan

sosialnya seperti keluarga, lingkungan disekitar, maupun lembaga terkait lainnya dapat
17

memberikan dampak yang cukup besar. Sedangkan menurut (dalam Tanjung & Iswari 2019: 77)

menjelaskan dukungan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sangatlah penting

bagi prestasi, keberhasilan dan masa depan anaknya. Pengaruh lingkungan juga berpengaruh

terhadap motivasi berprestasi anak, antara lingkungan dan motivasi berprestasi ABK saling

berpengaruh satu sama lain (dalam Annajah & Falah 2016:112).


18

E. Kerangka Teori Penelitian

Motivasi Berprestasi Pada Anak

Berkebutuhan Khusus

Prestasi

Dukungan

Motivasi Berprestasi Tinggi


Motivasi Berprestasi Rendah

Faktor-Faktor Motivasi

Berprestasi

a. Ketidak mampuan

mengembangkan

kemampuan diri

b. Kurangnya dukungan

yang diberikan
19

Aspek-Aspek Motivasi

Berprestasi

a. Seseorang yang

memiliki hasrat

b. Motivasi yang tinggi

c. Bisa menyelesaikan

pekerjaan dengan tujuan

yang diharapkan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut (dalam Gemilang 2016: 145)

menjelaskan secara umum definisi penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda dalam

fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajib terhadap setiap pokok

permasalahannya.

Sedangkan menurut Creswell (dalam Raco 2010: 7) mendefinisikan penelitian kualitatif

sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala

sentral.

Kemudian (dalam Moleong 2011: 6) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu koteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya

melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini juga untuk melihat efektif tidaknya

suatu program atau kebijakan serta meningkatkan pemahaman (dalam J.R. Raco 2010: 16).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah

pendekatan atau penelusuran untuk memahami fenomena yang dialami subjek melalui

19
pengumpulan data. Dengan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan ini

dilakukan pada

20
20

kondisi alamiah, sehingga memperoleh gambaran tentang motivasi berprestasi anak

berkebutuhan khusus dalam pencapaian prestasi yang apa adanya tanpa ada manipulasi dari

peneliti.

B. Fokus Penelitian

Pada penelitian ini aspek yang digunakan untuk mengungkapkan gambaran motivasi

berprestasi anak berkebutuhan khusus dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Motivasi

berprestasi adalah usaha dan keyakinan seseorang untuk mencapai keberhasilan dan mampu

mengatasi segala rintangan yang menghambat.

Gambaran motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus akan diungkapkan berdasarkan

aspek-aspek motivasi berprestasi yaitu seseorang yang memiliki hasrat , motivasi yang tinggi dan

bisa menyelesaikan pekerjaan dengan tujuan yang diharapkan. Sedangkan faktor-faktor yang

digunakan untuk mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi yaitu

ketidak mampuan mengembangkan kemampuan diri dan kurangnya dukungan yang diberikan.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi.

Penentuan subjek dalam penelitian ini diperolah dengan menggunakan teknik purposive, yaitu

subjek diambil karena berkaitan dengan karakteristik tertentu. Oleh karena itu, subjek dalam

penelitian ini ditentukan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu:

1. Anak berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi, subjek ada 3 orang, mereka memiliki

kelainan tunarungu, disini subjek penelit ada 3 yang terdiri dari 2 laki-laki yang

berprestasi dibidang olahraga bulu tangkis dan 1 perempuan yang berprestasi di bidang

seni yaitu tari.


21

Kedua subjek laki-laki mengalami ketunarunguan ringan, ketika wawancara subjek harus

memposisikan duduknya agar suara saya bisa terdengar, terkadang saya juga mengulang

pertanyaan. Sedangkan subjek yang cewek mengalami ketunarunguan ringan, ketika saya

melakukan wawancara subjek bisa menjawab dengan baik dan lancar. Prestasi yang

pernah mereka capai sampai ketingkat nasional. Subjek pertama berusia 13 tahun, subjek

kedua 10 tahun, dan subjek ketiga 15 tahun.

2. Bersedia menjadi subjek penelitian

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tak berstruktur yang bertujuan

untuk memperoleh keterangan yang terperinci dan mendalam. Wawancara tak

bersetruktur memberikan kesempatan dan kebebasan kepada subjek untuk

mengungkapkan perasaan, pandangan dan buah pikirannya tanpa diatur ketat.

Kemudian setelah peneliti memperoleh sejumlah data, maka melakukan wawancara

terstruktur disusun berdasarkan data yang diperoleh. Untuk menambkan data yang

diperlukan peneliti juga mewawancara informan yang bersedia untuk di wawancara

yaitu :

a. Anak berkebutuhan khusus berjumlah 3 orang

b. 1 Guru yang mengajar ABK

c. 1 Teman terdekat ABK

d. Orang tua (Subjek Perempuan)


22

2. Observasi

Pada penelitian ini peneliti menggunakan observasi. Observasi membantu peneliti

memperoleh data yang lebih lengkap, tajam, dan memaknai setiap perilaku yang tampak.

Observasi yang dilakukan merupakan observasi berstruktur, yaitu observasi yang

menggunakan pedoman observasi. Observasi yang dilakukan adalah terjun langsung

kelapangan melihat alat penunjang siswa dan melihat karya subjek.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap serta penguat kredibilitas dari penggunaan

metode observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini dokumen yang ditelaah adalah

piagam, lencana dan piala.

E. Rancangan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan tahap yang dilakukan peneliti sebelum penelitian

dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pra penelitian yaitu :

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Peneliti perlu melakukan studi pustaka dengan mencari materi berkaitan dengan

variabel yang akan diteliti.

b. Menentukan Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipilih disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian

dan yang mau bersedia menjadi subjek.

c. Mengurus Perijinan

Surat ijin sangat penting dalam proses penelitian. Untuk itu peneliti terlebih dahulu

membuat surat keterangan yang menerangkan benar peneliti adalah mahasiswa


23

Fakultas Psikologi Universitas Semarang (USM) sebagai bekal mencari subjek

penelitian.

d. Melakukan pendekatan pada subjek

Peneliti melakukan pendekatan ke subjek agar selama proses pengambilan data berupa

wawancara tidak terkesan kaku dan subjek akan merasa lebih nyaman dalam

mengungkapkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

e. Memilih dan memanfaatkan informan

Informan atau responden adalah orang dalam latar penelitian yang terdekat pada

subjek. Informan dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi latar penelitian.

f. Mempersiapkan perlengkapan penelitian

Perlengkapan penelitian sangat penting dalam proses penelitian berlangsung.

Perlengkapan penelitian berupa perekam, baik berupa tape recorder, maupun video

serta alat tulis, dan perlengkapan dibalik latar penelitian.

g. Menyusun pedoman wawancara yang akan digunakan dalam penelitian

Pedoman disusun agar mempermudah penelitian dalam proses tanya jawab, penyusun

wawancara dan observasi harus berdasarkan aspek yang akan diteliti.

2. Pelaksanaan Penelitian
24

Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi secara

langsung. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus

yang berprestasi dan mengalami ketunarunguan berjumlah tiga orang.

F. Metode Analisis Data

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion. Pada

aktivitas reduksi data hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus

yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan observasi oleh peneliti dirangkum dan dipili

datanya. Selanjutnya setelah dipilih dan dirangkum, peneliti mengintepetasi data jika gambaran

data yang diperolah belum utuh, maka peneliti kembali melakukan pengumpulan data. Kemudian

setelah didapatkan gambaran utuh mengenai motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus,

data tersebut diuraikan dengan singkat. Setelah itu data diinterpretasi, dimaknai kemudian ditarik

kesimpulannya.

G. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat

dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu

peneliti hrus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data

yang diperolehnya. Uji keabsahan dalam penelitian ini menggunakan cara triangulasi yaitu,

pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, teknik triangulasi data yang digunakan

adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Dalam teknik ini peneliti menggunakan

pedoman wawancara dan pedoman observasi untuk mengecek data yang diperoleh dari satu
25

sumber data saja. Triangulasi sumber dilakukan pada subyek dan orang terdekat subyek yang

telah ditetapkan menjadi informan dalam penelitian ini.

H. Pertanyaan Penelitian

Salah satu fungsi pertanyaan penelitian adalah untuk membantu peneliti dalam

memfokuskan tujuan penelitian di dalam bentuk pertanyaan yang spesifik. Dalam penelitian ini

beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh peneliti adalah :

No Aspek Motivasi Berprestasi Indikator Perilaku Pertanyaan


Memiliki hasrat Adanya hasrat 1. Apa tujuan subjek untuk

1. dan keinginan melakuknnya?

berhasil
Motivasi yang tinggi Adanya dorongan 1. Apa yang membuat subjek
2.
dan harapan berprestasi ?
Bisa menyelesaikan Adanya 1. Hal apa yang membuat

pekerjaan dengan tujuan penghargaan dan subjek mampu

yang diharapkan cita-cita masa menyelesaikan suatu


3.
depan pekerjaan?

2. Knapa subjek ingin

berprestasi ?
26

No Faktor-Faktor Motivasi Berprestasi Pertanyaan


Ketidak mampuan mengembangkan Apakah ketidak mampuan mengembangkan

1. kemampuan diri kemampuan diri memengaruhi motivasi

berprestasi ?
Kurangnya dukungan yang diberikan Apakah dukungan sangat berarti untuk subjek

2. ? Apakah dukungan yang diberikan

memengaruhi motivasi berprestasi ?


27
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Rima Rizki. 2013. Persepsi Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
(Desriptif Kuantitatif Di SDLB N.20 Nan Balimo Kota Solok). Jurnal Ilmiah
Pendidikan Khusus. l(1): 258.
Astuti, Puji. 2018. Dukungan Orang Tua Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Tunagrahita
Sedang. Jurnal Psikoborneo. 6(1): 126.
Awwad, Muhammad. 2015. Urgensi Layanan Bimbingan Dan Konseling Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus. Jurnal Al-Tazkiah. 7(1): 49-55.
Ayu, Diah Novita. 2021. Dinamika Psikologi Motivasi Berprestasi Remaja Down Syndrome.
Jurnal Acta Psychologia. 3(1): 3-4.
Budisetyani, I Gusti Ayu Putu Wulan & Sukawati, Cokorda Istri Ratna Prapti Mahadewi. 2018.
Motivasi Berprestasi Remaja Tunanetra Perolehan Di Yayasan Pendidikan Dria Raba
Denpasar. Jurnal Psikilogi Udayana. 5(2): 405-406.
Gumilang, Galang Surya. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan Dan
Konseling. Jurnal Fokus Konseling. 2(2):145.
Hapsari, Iriani Indri. 2016. Empati Dan Motivasi Kerja Guru Sekolah Luar Biasa. Jurnal
Penelitian Dan Pengukuran Psikologi. 5(1): 49.
Haq, Aniq Hudiyah Bil. 2016. Efikasi Diri Anak Berkebutuhan Khusus Yang Berprestasi Di
Bidang Olahraga. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 4 (2): 162.
Hasan, Sofy Ariany. 2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan
Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Inklusi. Jurnal Psikologi Pendidikan
dan Perkembangan. 3 (2): 129.
Hidayat, Ara. 2015. Pendidikan Islam Dan Lingkungan Hidup. Jurnal Pendidikan Islam. 4 (2):
375-381.
Ikramullah, Sendang, Dkk. 2018. Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Self-Esteem Dan
Motivasi Berprestasi Anak Tunagrahita Slb Negeri Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah
Bimbingan Dan Konseling. 1 (2): 69-74.
Miftakhi, Diah Rina & Hendrik, Maulana. 2019. Implementasi Model Pembelajaran Dinamika
Kelompok Dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi Bidang Non Akademik Anak
Berkebutuhan Khusus Di Slb Ypac Pangkal Pinang. Jurnal Pendidikan Kebutuhan
Khusus. 3 (2) : 1-2.
Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitati. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mudjiyanto, Bambang. 2018. Pola Komunikasi siswa tunarungu di sekolah luar biasa negeri
bagian B kata jayapura. Jurnal studi komunikasi dan media. 22 (2): 152-157.
Naufal, Wan Isyraf & Rahmadani, Amalia. 2020. Pengalaman Pengasuhan Ibu Yang Memiliki
Anak Disabilitas Fisik Berprestasi: Sebuah Studi Fenomenologis Deskriptif. Jurnal
Empati. 9 (2): 48.

27
28

Nursalina, Ade Irma & Budiningsih Tri Esti. 2014. Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan
Minat Membaca Pada Anak. Jurnal Educational Psychology. 3 (1): 3.
Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif jenis, karakteristik dan keunggulannya. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rahmi, Halfi. 2012. Meningkatkan kemampuan pengoperasian perkalian melalui metode
horizontal bagi anak tunarungu. Jurnal ilmiah pendidikan khusus. 1 (2): 114.
Ramadhan, Muhammad Rizky & Rahmandani, Amalia. 2020. Pengalaman Menjadi Guru Laki-
Laki Anak Berkebutuhan Khusus Disekolah Inklusif. Jurnal Empati. 9 (6): 499.
Santoso, Fransiskus Gatot Imam. 2015. Pengaruh Gender Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa
Smp Kelas Viii Dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Jurnal Widya Warta. (2):
223.
Suwaji, Ika & Setiawan Yamin. 2014. Hubungan Antara Penerimaan Orang Tua Dan Konsep
Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Anak Slowlearner. Jurnal Psikologi Indonesia.
3 (3): 284.
Tanjung, Bunga Shashilya. & Iswari, Mega. 2019. Dukungan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak
Tunanetra Di Sekolah Inklusi. Jurnal Penelitian Pendidikan Kebutuhan Khusus. 7 (2):
73.
Virgonita, Mulya & Linayaningsih, Fitria. 2017. A Chievement Motivation Training Untuk
Meningkatkan Motivasi Berprestasi Pada Guru Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus
Yang Mengalami Burnout. Jurnal Dinamika Sosial Budaya. 19 (2): 263.
LAMPIRAN

29
30

Lampiran hasil wawancara dengan subjek penelitian

Identitas Subjek 1
Inisial :A
Umur : 13 Tahun
Status : Siswa SLB Yayasan Widya Bhakti Semarang
Wawancara : Pertama
Tanggal : 3 Juni 2021
Pukul : 14:20
Subjek : Subjek 1
Uraian Baris Keterangan
P Selamat siang, assalamu’alaikum
S Siang mas, wa’alaikum salam
Perkenalkan nama saya fajrin mahasiswa fakultas
P psikologi universitas semarang semester 6, bisa minta 5
waktunya sebentar untuk wawancara?
S Iya mas silahkan
P Saya disini akan menanyakan tentang prestasi anda ?
S Iya baik mas
P Kamu berprestasi semenjak umur berapa ?
S Saya berprestasi dari umur 12 tahun mas 10 KB:/S1/WI/A/B:10
P Prestasi dibidang apa saja yang kamu dapatkan ?
Saya hobi olahraga mas, tapi saya cuman juaranya
S hanya satu kali mewakili sekolah dalam pertandingan
bulu tangkis
P Apa yang membuat kamu bisa berprestasi? 15
Karena sering latihan mas KB:/S1/W1/A/ B:16

S Subjek menjelaskan
bisa berprestasi
karena latihan
P Selain sering latihan apakah orang tau anda
31

mendukung ?
Ayah dan ibu saya selalu mendukung, bahkan mereka
S sangan mensupport saya selagi kegiatan saya masih 21
positif
Menurut anda apakah dukungan yang diberikan orang
P
tua anda berpengaruh ketika kamu bertanding ?
Pasti mas, apalagi mereka sering nonton ketika saya KB:/S1/W1/A B:24-
lagi bertanding dan saya pasti semangat agar mereka 26
juga senang
S Subjek bersemangat
ketika mendapatkan
dukungan dari orang
tuanya
Apakah lingkungan atau teman-teman anda
P
mendukug?
S Ada yang mendukung ada yang biasa aja
P Apakah fasilitas disekolah sudah memenuhi ? 30
S Menurut saya masih ada yg kurang
Apakah guru anda mendukung kegiatan yang anda
P
lakukan ?
Sangat mendukung kalau tidak ada mereka saya juga
S
kurang yakin untuk melakukannya
Menurut anda apakah ada pengaruh dari dukungan
P yang diberikan baik dari lingkungan, teman-teman dan
guru ?
S Bagi saya biasa aja sih mas
Menurut anda apa yang harus dilakukan agar motivasi
P
meningkat?
Ya harus semangat, percaya diri gitu KB:/S1/W1/A/B:42

S 42 Subjek menjelaskan
agar motivasi
meningkat
Baik terimakasih atas jawabannya mungkin untuk
P wawancara ini sudah cukup, terimaksih ya atas
waktunya
32

S Iya mas sama-sama 46

Identitas Subjek 2
Inisial : HK
Umur : 10 Tahun
Status : Siswa SLB-Yayasan Widya Bhakti
Wawancara : Pertama
Tanggal : 3 Juni 2021
Subjek : Subjek 2
Pukul : 16:30
Wawancara : Wawancara 1
Uraian Baris Keterangan
P Selamat sore, assalamu’alaikum
S Sore mas, wa’alaikumsalam
Perkenalkan nama saya fajrin dari fakultas psikologi
P universitas semarang semester 6, bisa minta 5
waktunya sebentar untuk wawancara ?
33

S Iya mas bisa


P Kamu berprestasi dari umur berapa ?
Dari umur 8 tahun mas tapi sekarang udah gak KB:S2/W1/HK/B:8-9
S
pernah juara lagi
P Prestasi dibidang apa yang kamu dapatkan ? 10
S Pernah juara bulu tangkis mas
P Apa yang membuat kamu bisa berprestasi ?
Karena saya suka main bulu tangkis dan ayah saya KB:/S2/W1/HK/B:13-
juga suka bulu tangkis 14
S Subjek menjelaskan
bisa berprestasi karena
pengaruh lingkungan
P Apakah kedua orang tua kamu mendukung ? 15
S Pasti mas, ayah dan ibu saya mendukung
Menurut anda apakah dukungan yang diberikan
P orang tua anda berpengaruh ketika kamu
bertanding ?
Sangat berpengaruh mas karena klo ayah saya KB:/S2/W1/HK/B:19-
nonton pasti dia memberikan saya semangat 20

S 20 Subjek menjelaskan
bahwa ia bersemangat
ketika mendapat
dukungan
Apakah lingkungan dan teman-teman anda
P
mendukung ?
Mereka juga mendukung mas terkadang kami main
S
bersama
Apakah guru juga mendukung kegiatan yang kamu
P
lakukan ?
Guru-guru saya juga mendukung apabila kegiatan
S
saya positif.
P Apa yang membuat motivasi anda meningkat ?
S Harus ada orang tua, semangat, berusaha 31 KB:/S1/W1/HK/B:30-
semaksimal mungkin
34

31
Subjek menjelaskan
agar motivasi
meningka
Baik terimakasih atas jawabannya , terimaksih ya
P
atas waktunya
S Iya mas sama-sama

Identitas subjek 3
Inisial :R
Umur : 15 Tahun
35

Starus : Siswa SLB-Yayasan Widya Bhakti


Wawancara : pertama
Tanggal : 04 Juni 2021
Pukul : 09:00
Subjek : Subjek 3
Wawancara : Wawancara 1
Uraian Baris Keterangan
P Selamat siang, assalamu’alaikum
S Siang mas, wa’alaikum salam
Perkenalkan nama saya fajrin mahasiswa fakultas
P psikologi universitas semarang semester 6, bisa minta 5
waktuknya sebentar untuk wawancara?
S Iya mas
P Kamu suka tari dari umur berapa ?
S Dari umur 7 tahun suka nari
P Kamu berprestasi dimulai dari umur berapa?
S Dari umur 13 tahun 10 KB:/S3/W1/R/B:10
P Selain tari kamu ad berprestasi dibidang lainnya ?
S Waktu sebelum corona pernah juara menggambar
Apa yang membuat kamu bisa berprestasi di bidang
P
seni ?
Sering latihan mas, sama saya juga sering nonton KB:/S3/W1/R/B:15-
dance gitu 16
S Menjelaskan yang
membuat subjek bisa
berprestasi
Apakah orang tua mendukung kamu dan apakah ada
P
pengaruhnya bagi kamu ?
S Mereka pasti mendukung mas dan sangat berpengaruh 21 KB:/S3/W1/R/B:19-
bagi saya, mereka juga sering memberikan saya 21
semangat jangan ngelu dan banyak lagi
Menjelaskan
pengaruh dukungan
36

yang diberikan
P Menurut anda apa yang membuat motivasi meningkat?
Menurut saya itu mas mental, percaya diri, dan KB:S3/WI/R/B: 24-
semangat dari orang tua 25
S Menjelaskan motivasi
meningkat

Baik terimakasih atas jawabannya mungkin untuk


P wawancara ini sudah cukup, terimakasih atas
waktunya.
S Iya mas terimakasih kembali 29
37

Lampiran hasil wawancara dengan informan


Identitas Informan 1
Inisial : RN
Status : Guru SLB-Yayasan Widya Bhakti
Wawancara : Pertama
Tanggal : 4 Juni 2021
Pukul : 10:35
Informan : Informan 1
wawancara : Wawancara 1
Uraian Baris Keterangan
P Selamat pagi pak,
S pagi
Perkenalkan nama saya fajrin dari fakultas psikologi
P universitas semarang semester 6, bisa minta 5
waktunya sebentar pak untuk wawancara ?
S Iya bisa
Baik terimakasih pak, saya akan bertanya mengenai
P
ABK yang berprestasi ?
S Iya mas silahkan
Bagaimana dukungan yang didapatkan ABK pada
P 11
guru-guru disekolah ?
Baik, karena selama disekolah mereka bisa tertib
S
ketika belajar dalam kelas
P Apakah banyak siswa abk yang berprestasi ?
38

Kalau bidang olahraga gitu hanya beberapa mas ,


S tapi kalau seperti mengambar dan lain-lain ya 16
lumayan
Apakah ada faktor pendukung ABK yang membuat
P
termotivasi?
Ada, salah satunya faktor yang membuat mereka
termotivasi adalah hadiah jadi guru-guru disini setiap
S
mereka berhasil melaksanakan tugas yang deberikan
biasanya dikasih hadiah atau reward
Apa saja metode pembelajaran yang anda berikan
P
kepada ABK?
Banyak, karena setiap ketunaan berbeda metode
S 26
pembelajarannya
P Bagaimana cara anda dalam mendukung ABK?
Salah satunya mendukung dalam hobi dan KB:/I1/W1/RN/B:28-
keterampilan mereka 29
S
Informan menjelaskan
cara mendukung abk
Menurut anda apa yang membuat motivasi
P
berprestasi pada abk meningkat ?
Yang pertama itu perlu adanya dukungan dari KB:/I1/W1/RN/B:32-
keluarga, lingkungan, serta abk juga harus 35
S mempunyai pengalaman di masa laluny karena kalau 35 Informan menjelaskan
dia belum pernah pasti motivasinya berkurang
motivasi berprestasi
meningkat
Baik terimakasih atas jawaban dan waktu yang telah
P bapak berikan untuk wawancara,wawancara hari ini
cukup sekian terimakasih pak.
S Iya sama-sama mas
39

Identitas Informan 2

Inisial : KN

Status : Siswa SLB-Yayasan Widya Bhakti

Wawancara : Pertama

Tanggal : 3 juni 2021

Pukul : 10:00

Informan : Informan 2

Wawancara : Wawancara 1
40

Uraian Baris Keterangan


41

P Selamat pagi, assalamu’alaikum


S Pagi, wa’alaikumsalam
Perkenalkan nama saya fajrin dari fakultas psikologi
P universitas semarang semester 6, bisa minta 5
waktunya sebentar untuk wawancara ?
S Iya bisa mas
Baik terimakasih , saya akan bertanya mengenai
P ABK teman anda,bagaimana dukungan yang
didapatkan ABK pada teman-temannya di sekolah ?
S Dukungan yang didapatkan sangat baik dan beragam 10
Bagaimana dukungan yang didapatkan ABK pada
P
guru-guru disekolah ?
Abk mendapatkan dukungan yang baik dari guru
S karena guru mengajar kami dengan semangat dan 15
penuh kasih sayang
Bagaimana pengaruh dari dukungan yang diberikan
P
di lingkungan sekolah pada ABK?
Pengaruh dari dukungan yang diberikan banyak
S salah satunya membuat para ABK semangat belajar
dan melaksankan kegiatan lainnya
Apakah ada faktor pendukung ABK yang membuat
P
termotivasi?
Ada, salah satunya kami ingin mencapai cita-cita KB:/I1/W1/KN/B:23-
kami 24
S 24 Informan menjelaskan
fakto-faktor yang
membuat termotivasi
P Bagaimana cara anda mendukung teman sendiri?
S Saya memberi semanga
Baik terimakasih atas jawaban dan waktu yang telah
P anda berikan untuk wawancara, wawancara hari ini
cukup sekian dan terimakasih ya
S Iya sama-sama mas 30
42

Identitas Informan 3

Inisial : HA

Status : Orang tua subjek (subjek perempuan)

Wawancara : Pertama
43

Tanggal : 15 juli 2021

Pukul : 19:00

Informan : Informan 3

Wawancara : Wawancara 1

Uraian Baris Keterangan


P Selamat pagi pak, assalamu’alaikum
S Pagi, wa’alaikumsalam
Perkenalkan nama saya fajrin dari fakultas psikologi
P universitas semarang semester 6, bisa minta 5
waktunya sebentar untuk wawancara ?
S Iya bisa mas
Baik terimakasih pak, saya akan bertanya mengenai
P
anak bapak apakah boleh pak?
S Iya mas silahkan
P Sejak kapan anak bapak menyukai tari ? 10
Dia menyukai tari dari kecil mas, dia sering niruin
S tari-tarian di sosial media

Apakah bapak mendukung kegiatan yang anak bapak


P
lakukan ?
Selagi kegiatanannya positif saya dukung terus mas,
S
biar dia tidak tertekan dengan keadaan dia
Bagaimana cara bapak untuk meningkatkan motivasi
P
anak bapak ?
Saya sering memberi dia semangat dan saya juga KB:/I1/W1/HA/B:19-
mendatangkan guru les untuk dia belajar nari biar dia 21
S makin semangat 21 Informan menjelaskan
cara meningkatkan
motivasi subjek
P Apakah anak bapak sering berprestasi ?
44

Sebelum corona pernah mendapatkan juara tpi


S
selama corona ini udh nggak pernah lagi
Baik pak terimakasi atas waktunya, mungkin
P wawancwara ini cukup sampai disini dulu
terimakasih ya pak
S Iya mas sama-sama 28

Anda mungkin juga menyukai