Oleh
Fajrin
F.111.18.0018
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2021
1
GAMBARAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Oleh
Fajrin
F.111.18.0018
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2021
2
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam teknik penyusunan skripsi ini tidak terdapat
karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Fajrin
F.111.18.0018
3
HALAMAN PENGESAHAN
Fajrin
F.111.18.0018
Fakultas Psikologi Universitas Semarang Dan Diterima Sebagai Syarat Proposal Skripsi
Dewan Penguji :
Mengesahkan
4
HALAMAN PERSEMBAHAN
kepada penulis.
5
HALAMAN MOTTO
Diterima,
Dijalani,
Disyukuri.
6
KATA PENGANTAR
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan syarat
Proposal Skripsi yang berjudul “Gambaran Motivasi Berprestasi Pada Anak Berkebutuhan
Khusus”. Penulis menyadari akan ada segala kekurangan yang menjadikan syarat Proposal
Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis menyampaikan apresiasi atas segala bentuk
dukungan dan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis menyampaikan
1. Dr. L. Rini Sugiarti, S.Psi,. M.Si,. Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Semarang.
2. Anna Dian Savitri, S.Psi,. M.Si,. Psikolog, selaku Ketua Program Studi S1 Psikologi
Universitas Semarang.
3. Markus Nanang Irawan BS, M.Psi, selaku dosen pembimbing yang dengan segala
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Semarang, terima kasih atas segala ilmu
5. Orang tua yang selalu memberikan dukungan, nasehat, dan kasih sayang.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan syarat Proposal Skripsi ini
7
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, untuk itu
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
Fajrin
8
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Salah satu hambatan yang dialami anak
berkebutuhan khusus adalah adanya motivasi berprestasi yang rendah. Tidak semua anak
berkebutuhan khusus dapat memiliki motivasi berprestasi. Anak berkebutuan khusus berusaha
mengembangkan bakat/keterampilan mereka untuk membuktikan kepada lingkungan sekitar
bahwa mereka juga membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang tua, keluarga, dan orang-
orang terdekat agar mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah
menggambarkan motivasi berprestasi Anak Berkebutuhan Khusus. Subjek penelitian ini adalah
anak berkebutuhan khusus di SLB-Yayasan Widya Bhakti yang berjumlah tiga orang. Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan observasi.
Kata kunci: anak berkebutuhan khusus, motivasi berprestasi, motivasi tinggi
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
HALAMAN MOTTO vi
ABSTRAK ix
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN 1
B. Perumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitan 5
D. Manfaat Penelitian 6
A. Motivasi Berprestasi 7
10
B. Anak Berkebutuhan Khusus 10
4. Pengertian Tunarungu 13
6. Klasifikasi Ketunarunguan 14
A. Metode Penelitian 19
B. Fokus Penelitian 20
C. Subjek Penelitian 20
E. Rancangan Penelitian 22
G. Keabsahan Data 24
H. Pertanyaan Penelitian 25
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 29
11
DAFTAR LAMPIRAN
12
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, karena setiap anak
tidak semuanya dilahirkan dalam keadaan normal. Anak yang dilahirkan dengan keadaan tidak
normal di sebut dengan anak berkebutuhan khusus. Menurut Sumekar (dalam Anggraini 2013:
258) menjelaskan anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak-anak yang mengalami
penyimpangan, kelainan atau ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial, atau dari
gabungan dari hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan penyimpangan, kelainan atau ketunaan mereka.
Anak Berkebutuhan Khusus memiliki berbagai keunikan dan kelebihan yang berbeda-
beda satu dengan yang lainnya. Selain itu Anak Berkebutuhan Khusus juga berhak untuk
memperoleh layanan pendidikan yang sama dengan anak-anak normal lainnya. Seperti yang
dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 5 ayat 2
bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan khusus yang dimaksud adalah pendidikan
luar biasa.
Pendidikan luar biasa, seperti yang termuat dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 50: menjelaskan bahwa pendidikan diarahkan
pada pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental, dan
fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal. Pendidikan luar biasa bertujuan untuk
membekali
1
2
siswa berkebutuhan khusus untuk dapat berperan aktif di dalam masyarakat menurut (dalam
potensinya secara optimal dan di harapkan mereka berprestasi dibidang yang mereka minati.
Agar anak berhasil dan berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik perlu
adanya motivasi berprestasi pada anak berkebutuhan khusus dengan cara memberikan dukungan,
keluarga tidak hanya berperan untuk memperhatikan pertumbuhan fisik anak, tetapi juga
memperhatikan perkembangan mental dan kompetensi anak karena berpengaruh dalam prestasi
menurut Shella & Dariyo (dalam Tanjung & Iswari 2019: 73). Selain dukungan dari lingkungan
atau keluarga diperlukan kepercayaan diri dan kemandirian yang ada pada dalam diri anak
berkebutuhan khusus diperlukan adanya kemandirian untuk mengurus diri sendiri dalam
menghasilkan keterampilan yang sesuai dengan bakat, minat dan kepercayaan diri serta
bertanggung jawab. Anak berkebutuhan khusus yang berprestasi juga memerlukan latihan dan
Menurut Mazzoni, Purves, Southward, Rhodes & Temple (dalam Haq, 2016: 162)
menjelaskan bahwa cara memperlihatkan bentuk dukungan untuk memotivasi anak berkebutuhan
khusus dengan cara memberikan mereka latihan agar mereka memiliki keyakinan diri dan
mentalnya mereka akan mudah menghadapi segala tantangan yang ada dihadapan mereka.
yang diberikan, sekolah juga harus meningkatkan segala fasilitas untuk proses pembelajaran dan
3
juga meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan
motivasi berprestasi dalam bidang non akademik karena anak berkebutuhan khusus yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah yang berprestasi di bidang olah raga dan seni.
Berdasarkan hasil wawancara sebagai skrining awal yang dilakukan oleh peneliti pada
bulan Juni dan Juli 2021 kepada tiga subjek anak berkebutuhan khusus yang berprestasi, subjek
mengalami ketunarunguan ringan yang berusia subjek pertama 13 tahun, kedua 10 tahun, ketiga
15 tahun dan informan yang bersedia yaitu teman, guru serta orang tua. Wawancara pada subjek
pertama dilakukan pada tanggal 3 Juni 2021. Subjek pertama yaitu A merupakan anak
berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi, subjek berprestasi semenjak umur 12 tahun
berprestasi karena sering latihan (KB:/S1/W1/A/B:16) dan subjek juga bersemangat ketika
mendapat dukungan dari kedua orang tuanya (KB:/S1/W1/A/B:24-26). Menurut A agar motivasi
Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 3 Juni 2021, subjek kedua yaitu Hk merupakan
anak berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi di bidang olahraga bulu tangkis berprestasi
tangkis dan karena ayahnya juga suka (KB:/S2/WI/HK/B:13-14) subjek akan bersemangat atau
agar motivasi meningkat harus ada orang tua, semangat berusah semaksimal mungkin
(KB:/S2/W1/HK/B:31).
Wawancara ketiga dilakukan pada tanggal 4 Juni 2021, subjek ketiga yaitu R
merupakan anak berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi di bidang seni tari yang berprestasi
semenjak usia 13 tahun (KB:/S3/W1/R/B:10). R berprestasi dikarenkan sering latihan dan sering
4
menonton dance (KB:/S3/W1/R/B:15) subjek selalu memiliki motivasi karena dukungan dari
orang tuanya (KB:S3/WI/R/B:21. Menurut R agar motivasi meningkat harus ada mental, percaya
dilakukan pada tanggal 4 Juni 2021, informan pertama yaitu RN guru SLB, RN menjelaskan
anak berkebutuhan khusus perlu di dukung dengan cara mendukung hobi dan keterampilan anak
memiliki motivasi berprestasi meningkat dengan memberikan dukungan baik dari keluarga,
(KB:I1/W1/RN/B:32-35). Informan kedua dilakukan pada tanggal 3 Juni 2021, informan kedua
yaitu KN teman Anak Berkebutuhan Khusus, KN menjelaskan faktor yang membuat anak
(KB:I1/WI/KN/B:23-24). Sedangkan informan ketiga yaitu HA salah satu orang tua dari subjek
menjelaskan cara meningkatkan motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus adalah sering
memberikan dia semangat atau dukungan, dan mendatangka n guru les agar anak tetap
berkebutuhan khusus harus akan meningkat apabila adanya dukungan dari keluarga, lingkungan,
serta kepercayaan diri yang ada pada individu. Menurut George, Vickers, Wilkes, dan Barton
(dalam Naufal & Rahmadani 2020: 48) menjelaskan bahwa anak dengan penderita kronis jika
mendapatkan bantuan dari lingkungan sosialnya seperti keluarga, lingkungan disekitar, maupun
lembaga terkait lainnya dapat memberikan dampak yang cukup besar. Hal ini mendorong
peneliti untuk meneliti bagaimana gambaran motivasi berprestasi pada ketiga subjek tersebut
5
lebih dalam. Dari hal tersebut maka ketertarikan peneliti mendorong peneliti untuk mengangkat
B. Perumusan Masalah
Anak berkebutuhan khusus akan mendapatkan perlakuan sesuai dukungan yang diberikan
oleh keluarga maupun lingkungan sekitar sehinggga memiliki motivasi berprestasi, apabila anak
berkebutuhan khusus mendapatkan memiliki motivasi yang tinggi maka ia akan mampu
mencapai potensi mereka yang optimal dan berprestasi sesuai bakat dan minat yang mereka
minati. Ketiga subjek memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dalam meningkatkan motivasi
berprestasinya. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Motivasi berprestasi pada anak
berkebutuhan khusus menjadi kajian yang peneliti pilih untuk melakukan penelitian dari
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam meningkatkan motivasi berprestasi anak
berkebutuhan khusus ?
C. Tujuan Penelitian
Berkebutuhan Khusus serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil peneliian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang motivasi berprestasi
2. Manfaat Praktis
sehingga berprestasi.
b. Bagi orang tua yang memiliki anak berkebuthan khusus sebagai acuan dalam
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Berprestasi
Keberhasilan untuk mengembangkan minat dan bakat dalam meraih prestasi sangat
dipengaruhi oleh faktor motivasi, tinggi rendahnya motivasi seseorang berpengaruh terhadap
motivasi berprestasi yang dimilikinya, dimana ketika motivasi seseorang tinggi akan
meningkatkan motivasi berprestasi dan sebaliknya, ketika motivasi seseorang rendah maka
motivasi berprestasinya akan menurun dikemukakan oleh Rola (dalam Budisetyani 2018: 405)
merupakan usaha seseorang untuk mencapai sukses atau berhasil dalam kompotensi dengan
suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri.
Selain itu menurut Ardhini (dalam Ikramullah, Dharmayana dan Sulian 2018: 69)
berpendapat bahwa motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan yang ada pada seseorang
sehubungan dengan prestasi yaitu menguasai, memanipulasi serta mengatur lingkungan sosial
maupun fisik, mengatasi segala rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing
melalui usaha-usaha untuk melebihi hasil kerja yang lampau, serta mengungguli hasil kerja yang
lain.
Kemudian pendapat lain Ugodulunwa (dalam Suwaji dan Setiawan 2014: 284)
menjelaskan bahwa motivasi berprestasi adalah mendorong orang untuk berkeinginan lebih
7
8
Sedangkan menurut (dalam Virgonita dan Linayaningsih 2017: 263) berpendapat bahwa
berprestasi adalah usaha dan keyakinan seseorang untuk mencapai keberhasilan dan mampu
Menurut Winkel (dalam Santoso 2015: 223) menjelaskan bahwa aspek aspek motivasi
berprestasi, yaitu :
Sedangkan menurut McClelland (dalam Ikramullah, Dharmayana dan Sulian 2018: 74)
b. Bertanggung jawab
e. Menyukai tantangan
f. Evaluatif
9
Kemudian Sumarno (dalam Nursalina dan Budiningsih 2014: 3) juga menjelaskan bahwa
a. Keadaan terdorong dalam diri seseorang yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan-
adalah seseorang yang memiliki hasrat, motivasi yang tinggi dan bisa menyelesaikan pekerjaan
Menurut Martianah (Ikramullah, Dharmayana dan Sulian 2018: 69) menjelaskan motivasi
kelompok).
10
Sedangkan menurut Haryani dan Tairas (dalam Ayu 2021: 4) berpendapat bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi terdiri dari dua faktor, yaitu:
a. Fakto Intrinsik
b. Faktor Ekstrinsik
yang mempengaruhi motivasi berprestasi terdapat dua faktor yaitu Dukungan Sosial (Eksternal)
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
Perkembangan anak tidak selamanya normal, beberapa anak mengalami hambatan dalam
bahwa Anak Berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mempunyai kelainan atau
penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal baik secara fisik, mental, intelektual, sosial
maupun emosional.
11
Sedangkan Thompson (dalam Miftakhil dan Hendrik 2019: 1) berpendapat bahwa Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang memiliki kesulitan atau ketidakmampuan
belajar yang membuatnya lebih sulit untuk belajar atau dalam mendapatkan pendidikan
Kemudian Ganda Sumekar (dalam Anggraini 2013: 258) juga menjelaskan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak-anak yang mengalami penyimpangan, kelainan atau
ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial,atau dari gabungan dari hal-hal tersebut
sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah
anak yang mengalami keterbatasan baik berupa fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial.
- Tuna Laras
- Tunadaksa yaitu seorang yang menderita cacat akibat kecelakaan, keturunan, cacat
sejak lahir, kelayuan otot-otot, akibat peradangan otak, dan kelainan motorik yang
Yaitu anak-anak yang mengalami hambatan pada satu atau lebih proses-proses
psikologi dasar yang mencakup pengertian atau penggunaan bahasa baik lisan maupun
tulisan.
Penyebab terjadinya anak berkebutuhan khusus sangat bervariasi tergantung pada setiap
jenis kelainan. Menurut (dalam Awwad 2015: 54-55) menjelaskan faktor-faktor penyebab Anak
- Faktor psikologis
- Kekurangan gizi
- Pendarahan di otak
- Sesak nafas
- Infeksi
- Encephalitis
- Meningitis
- Malnutrisi
- Disebabkan kecelakaan
- Perkembangan lambat
4. Pengertian Tunarungu
Dalam penelitian ini subjek yang diambil berdasarkan jenis anak berkebutuhan khusus
gangguan fisik yaitu tunarungu atau biasa orang menyebutnya tuli. Menurut Hallahah &
Kauffman (dalam Hasan & Handayani 2014: 129) mendefinisikan Tunarungu adalah seseorang
Sedangkan menurut Somad & Hernawati (dalam mudjiyanto 2018: 157) mendefinisikan
tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak
tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan fungsi pendengaran yang mengakibatkan
terhambatnya komunikasi.
ketunarunguan, yaitu :
a. Keturunan
6. Klasifikasi Ketunarunguan
sebagai berikut :
yang jauh.
15
Mengalami pendengaran antara 56-70 dB, ia hanya mampu mendengar dari jarak
dekat.
Mengalami pendengaran antara 71-90 dB, ia hanya mampu mendengar dari jarak
suara yang keras, tetapi ia lebih menyadari suara melalui getarannya dari pada melalui
pola suara.
Subjek dalam penelitian ini mengalami tunarungu ringan, subjek masih bisa mendengar
tapi subjek harus mencari posisi duduk yang strategis sehingga ia bisa mendengar.
16
Pendidikan merupakan hak segala warga negara. Ini berarti pendidikan tidak boleh
memandang suku, agama, ras, tingkat sosial, ekonomi, maupun fisik seseorang. Individu normal
maupun yang memiliki keterbatasan fisik, mental, emosional, dan intelektual wajib untuk
mendapatkan pendidikan yang layak. Untuk mereka yang memiliki keterbatasan tersebut bisa
menempuh pendidikan khusus, salah satunya adalah di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Menurut (dalam Iriani Indri Hapsari 2016: 49) menjelaskan Sekolah Luar Biasa (SLB)
merupakan sarana pendidikan yang dibuat khusus untuk melayani dan mendidik para individu
yang memiliki kebutuhan khusus atau yang biasa disebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK).
Motivasi dapat timbul dari luar maupun dari dalam individu itu sendiri. Motivasi yang
berasa dari luar individu diberikan oleh motivator seperti orang tuanya, guru, konselor,
ustadz/ustadzah, orang dekat atau teman dekat. Motivasi yang berasal atau timbul dalam diri
seseorang, dapat disebabkan seseorang mempunya keinginan untuk dapat menggapai sesuatu.
Pada anak tunarungu apabila ia mendapatkan dukungan dari orang tua atau lingkungan sekitar
maka akan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi atau memberikan dampak yang cukup
besar.
Menurut George, Vickers, Wilkes, dan Barton (dalam Naufal & Rahmadani 2020: 48)
menjelaskan bahwa anak dengan penderita kronis jika mendapatkan bantuan dari lingkungan
sosialnya seperti keluarga, lingkungan disekitar, maupun lembaga terkait lainnya dapat
17
memberikan dampak yang cukup besar. Sedangkan menurut (dalam Tanjung & Iswari 2019: 77)
menjelaskan dukungan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sangatlah penting
bagi prestasi, keberhasilan dan masa depan anaknya. Pengaruh lingkungan juga berpengaruh
terhadap motivasi berprestasi anak, antara lingkungan dan motivasi berprestasi ABK saling
Berkebutuhan Khusus
Prestasi
Dukungan
Faktor-Faktor Motivasi
Berprestasi
a. Ketidak mampuan
mengembangkan
kemampuan diri
b. Kurangnya dukungan
yang diberikan
19
Aspek-Aspek Motivasi
Berprestasi
a. Seseorang yang
memiliki hasrat
c. Bisa menyelesaikan
yang diharapkan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut (dalam Gemilang 2016: 145)
menjelaskan secara umum definisi penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda dalam
fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajib terhadap setiap pokok
permasalahannya.
sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala
sentral.
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu koteks khusus yang
melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini juga untuk melihat efektif tidaknya
suatu program atau kebijakan serta meningkatkan pemahaman (dalam J.R. Raco 2010: 16).
pendekatan atau penelusuran untuk memahami fenomena yang dialami subjek melalui
19
pengumpulan data. Dengan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan ini
dilakukan pada
20
20
berkebutuhan khusus dalam pencapaian prestasi yang apa adanya tanpa ada manipulasi dari
peneliti.
B. Fokus Penelitian
Pada penelitian ini aspek yang digunakan untuk mengungkapkan gambaran motivasi
berprestasi adalah usaha dan keyakinan seseorang untuk mencapai keberhasilan dan mampu
aspek-aspek motivasi berprestasi yaitu seseorang yang memiliki hasrat , motivasi yang tinggi dan
bisa menyelesaikan pekerjaan dengan tujuan yang diharapkan. Sedangkan faktor-faktor yang
ketidak mampuan mengembangkan kemampuan diri dan kurangnya dukungan yang diberikan.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi.
Penentuan subjek dalam penelitian ini diperolah dengan menggunakan teknik purposive, yaitu
subjek diambil karena berkaitan dengan karakteristik tertentu. Oleh karena itu, subjek dalam
1. Anak berkebutuhan khusus yang memiliki prestasi, subjek ada 3 orang, mereka memiliki
kelainan tunarungu, disini subjek penelit ada 3 yang terdiri dari 2 laki-laki yang
berprestasi dibidang olahraga bulu tangkis dan 1 perempuan yang berprestasi di bidang
Kedua subjek laki-laki mengalami ketunarunguan ringan, ketika wawancara subjek harus
memposisikan duduknya agar suara saya bisa terdengar, terkadang saya juga mengulang
pertanyaan. Sedangkan subjek yang cewek mengalami ketunarunguan ringan, ketika saya
melakukan wawancara subjek bisa menjawab dengan baik dan lancar. Prestasi yang
pernah mereka capai sampai ketingkat nasional. Subjek pertama berusia 13 tahun, subjek
1. Wawancara
terstruktur disusun berdasarkan data yang diperoleh. Untuk menambkan data yang
yaitu :
2. Observasi
memperoleh data yang lebih lengkap, tajam, dan memaknai setiap perilaku yang tampak.
3. Dokumentasi
metode observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini dokumen yang ditelaah adalah
E. Rancangan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Peneliti perlu melakukan studi pustaka dengan mencari materi berkaitan dengan
Subjek penelitian yang dipilih disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian
c. Mengurus Perijinan
Surat ijin sangat penting dalam proses penelitian. Untuk itu peneliti terlebih dahulu
penelitian.
Peneliti melakukan pendekatan ke subjek agar selama proses pengambilan data berupa
wawancara tidak terkesan kaku dan subjek akan merasa lebih nyaman dalam
Informan atau responden adalah orang dalam latar penelitian yang terdekat pada
Perlengkapan penelitian berupa perekam, baik berupa tape recorder, maupun video
Pedoman disusun agar mempermudah penelitian dalam proses tanya jawab, penyusun
2. Pelaksanaan Penelitian
24
Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi secara
langsung. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus
Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion. Pada
aktivitas reduksi data hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus
yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan observasi oleh peneliti dirangkum dan dipili
datanya. Selanjutnya setelah dipilih dan dirangkum, peneliti mengintepetasi data jika gambaran
data yang diperolah belum utuh, maka peneliti kembali melakukan pengumpulan data. Kemudian
setelah didapatkan gambaran utuh mengenai motivasi berprestasi anak berkebutuhan khusus,
data tersebut diuraikan dengan singkat. Setelah itu data diinterpretasi, dimaknai kemudian ditarik
kesimpulannya.
G. Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat
dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu
peneliti hrus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data
yang diperolehnya. Uji keabsahan dalam penelitian ini menggunakan cara triangulasi yaitu,
pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, teknik triangulasi data yang digunakan
adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Dalam teknik ini peneliti menggunakan
pedoman wawancara dan pedoman observasi untuk mengecek data yang diperoleh dari satu
25
sumber data saja. Triangulasi sumber dilakukan pada subyek dan orang terdekat subyek yang
H. Pertanyaan Penelitian
Salah satu fungsi pertanyaan penelitian adalah untuk membantu peneliti dalam
memfokuskan tujuan penelitian di dalam bentuk pertanyaan yang spesifik. Dalam penelitian ini
berhasil
Motivasi yang tinggi Adanya dorongan 1. Apa yang membuat subjek
2.
dan harapan berprestasi ?
Bisa menyelesaikan Adanya 1. Hal apa yang membuat
berprestasi ?
26
berprestasi ?
Kurangnya dukungan yang diberikan Apakah dukungan sangat berarti untuk subjek
Anggraini, Rima Rizki. 2013. Persepsi Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
(Desriptif Kuantitatif Di SDLB N.20 Nan Balimo Kota Solok). Jurnal Ilmiah
Pendidikan Khusus. l(1): 258.
Astuti, Puji. 2018. Dukungan Orang Tua Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Tunagrahita
Sedang. Jurnal Psikoborneo. 6(1): 126.
Awwad, Muhammad. 2015. Urgensi Layanan Bimbingan Dan Konseling Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus. Jurnal Al-Tazkiah. 7(1): 49-55.
Ayu, Diah Novita. 2021. Dinamika Psikologi Motivasi Berprestasi Remaja Down Syndrome.
Jurnal Acta Psychologia. 3(1): 3-4.
Budisetyani, I Gusti Ayu Putu Wulan & Sukawati, Cokorda Istri Ratna Prapti Mahadewi. 2018.
Motivasi Berprestasi Remaja Tunanetra Perolehan Di Yayasan Pendidikan Dria Raba
Denpasar. Jurnal Psikilogi Udayana. 5(2): 405-406.
Gumilang, Galang Surya. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan Dan
Konseling. Jurnal Fokus Konseling. 2(2):145.
Hapsari, Iriani Indri. 2016. Empati Dan Motivasi Kerja Guru Sekolah Luar Biasa. Jurnal
Penelitian Dan Pengukuran Psikologi. 5(1): 49.
Haq, Aniq Hudiyah Bil. 2016. Efikasi Diri Anak Berkebutuhan Khusus Yang Berprestasi Di
Bidang Olahraga. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 4 (2): 162.
Hasan, Sofy Ariany. 2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan
Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Inklusi. Jurnal Psikologi Pendidikan
dan Perkembangan. 3 (2): 129.
Hidayat, Ara. 2015. Pendidikan Islam Dan Lingkungan Hidup. Jurnal Pendidikan Islam. 4 (2):
375-381.
Ikramullah, Sendang, Dkk. 2018. Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Self-Esteem Dan
Motivasi Berprestasi Anak Tunagrahita Slb Negeri Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah
Bimbingan Dan Konseling. 1 (2): 69-74.
Miftakhi, Diah Rina & Hendrik, Maulana. 2019. Implementasi Model Pembelajaran Dinamika
Kelompok Dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi Bidang Non Akademik Anak
Berkebutuhan Khusus Di Slb Ypac Pangkal Pinang. Jurnal Pendidikan Kebutuhan
Khusus. 3 (2) : 1-2.
Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitati. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mudjiyanto, Bambang. 2018. Pola Komunikasi siswa tunarungu di sekolah luar biasa negeri
bagian B kata jayapura. Jurnal studi komunikasi dan media. 22 (2): 152-157.
Naufal, Wan Isyraf & Rahmadani, Amalia. 2020. Pengalaman Pengasuhan Ibu Yang Memiliki
Anak Disabilitas Fisik Berprestasi: Sebuah Studi Fenomenologis Deskriptif. Jurnal
Empati. 9 (2): 48.
27
28
Nursalina, Ade Irma & Budiningsih Tri Esti. 2014. Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan
Minat Membaca Pada Anak. Jurnal Educational Psychology. 3 (1): 3.
Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif jenis, karakteristik dan keunggulannya. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rahmi, Halfi. 2012. Meningkatkan kemampuan pengoperasian perkalian melalui metode
horizontal bagi anak tunarungu. Jurnal ilmiah pendidikan khusus. 1 (2): 114.
Ramadhan, Muhammad Rizky & Rahmandani, Amalia. 2020. Pengalaman Menjadi Guru Laki-
Laki Anak Berkebutuhan Khusus Disekolah Inklusif. Jurnal Empati. 9 (6): 499.
Santoso, Fransiskus Gatot Imam. 2015. Pengaruh Gender Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa
Smp Kelas Viii Dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Jurnal Widya Warta. (2):
223.
Suwaji, Ika & Setiawan Yamin. 2014. Hubungan Antara Penerimaan Orang Tua Dan Konsep
Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Anak Slowlearner. Jurnal Psikologi Indonesia.
3 (3): 284.
Tanjung, Bunga Shashilya. & Iswari, Mega. 2019. Dukungan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak
Tunanetra Di Sekolah Inklusi. Jurnal Penelitian Pendidikan Kebutuhan Khusus. 7 (2):
73.
Virgonita, Mulya & Linayaningsih, Fitria. 2017. A Chievement Motivation Training Untuk
Meningkatkan Motivasi Berprestasi Pada Guru Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus
Yang Mengalami Burnout. Jurnal Dinamika Sosial Budaya. 19 (2): 263.
LAMPIRAN
29
30
Identitas Subjek 1
Inisial :A
Umur : 13 Tahun
Status : Siswa SLB Yayasan Widya Bhakti Semarang
Wawancara : Pertama
Tanggal : 3 Juni 2021
Pukul : 14:20
Subjek : Subjek 1
Uraian Baris Keterangan
P Selamat siang, assalamu’alaikum
S Siang mas, wa’alaikum salam
Perkenalkan nama saya fajrin mahasiswa fakultas
P psikologi universitas semarang semester 6, bisa minta 5
waktunya sebentar untuk wawancara?
S Iya mas silahkan
P Saya disini akan menanyakan tentang prestasi anda ?
S Iya baik mas
P Kamu berprestasi semenjak umur berapa ?
S Saya berprestasi dari umur 12 tahun mas 10 KB:/S1/WI/A/B:10
P Prestasi dibidang apa saja yang kamu dapatkan ?
Saya hobi olahraga mas, tapi saya cuman juaranya
S hanya satu kali mewakili sekolah dalam pertandingan
bulu tangkis
P Apa yang membuat kamu bisa berprestasi? 15
Karena sering latihan mas KB:/S1/W1/A/ B:16
S Subjek menjelaskan
bisa berprestasi
karena latihan
P Selain sering latihan apakah orang tau anda
31
mendukung ?
Ayah dan ibu saya selalu mendukung, bahkan mereka
S sangan mensupport saya selagi kegiatan saya masih 21
positif
Menurut anda apakah dukungan yang diberikan orang
P
tua anda berpengaruh ketika kamu bertanding ?
Pasti mas, apalagi mereka sering nonton ketika saya KB:/S1/W1/A B:24-
lagi bertanding dan saya pasti semangat agar mereka 26
juga senang
S Subjek bersemangat
ketika mendapatkan
dukungan dari orang
tuanya
Apakah lingkungan atau teman-teman anda
P
mendukug?
S Ada yang mendukung ada yang biasa aja
P Apakah fasilitas disekolah sudah memenuhi ? 30
S Menurut saya masih ada yg kurang
Apakah guru anda mendukung kegiatan yang anda
P
lakukan ?
Sangat mendukung kalau tidak ada mereka saya juga
S
kurang yakin untuk melakukannya
Menurut anda apakah ada pengaruh dari dukungan
P yang diberikan baik dari lingkungan, teman-teman dan
guru ?
S Bagi saya biasa aja sih mas
Menurut anda apa yang harus dilakukan agar motivasi
P
meningkat?
Ya harus semangat, percaya diri gitu KB:/S1/W1/A/B:42
S 42 Subjek menjelaskan
agar motivasi
meningkat
Baik terimakasih atas jawabannya mungkin untuk
P wawancara ini sudah cukup, terimaksih ya atas
waktunya
32
Identitas Subjek 2
Inisial : HK
Umur : 10 Tahun
Status : Siswa SLB-Yayasan Widya Bhakti
Wawancara : Pertama
Tanggal : 3 Juni 2021
Subjek : Subjek 2
Pukul : 16:30
Wawancara : Wawancara 1
Uraian Baris Keterangan
P Selamat sore, assalamu’alaikum
S Sore mas, wa’alaikumsalam
Perkenalkan nama saya fajrin dari fakultas psikologi
P universitas semarang semester 6, bisa minta 5
waktunya sebentar untuk wawancara ?
33
S 20 Subjek menjelaskan
bahwa ia bersemangat
ketika mendapat
dukungan
Apakah lingkungan dan teman-teman anda
P
mendukung ?
Mereka juga mendukung mas terkadang kami main
S
bersama
Apakah guru juga mendukung kegiatan yang kamu
P
lakukan ?
Guru-guru saya juga mendukung apabila kegiatan
S
saya positif.
P Apa yang membuat motivasi anda meningkat ?
S Harus ada orang tua, semangat, berusaha 31 KB:/S1/W1/HK/B:30-
semaksimal mungkin
34
31
Subjek menjelaskan
agar motivasi
meningka
Baik terimakasih atas jawabannya , terimaksih ya
P
atas waktunya
S Iya mas sama-sama
Identitas subjek 3
Inisial :R
Umur : 15 Tahun
35
yang diberikan
P Menurut anda apa yang membuat motivasi meningkat?
Menurut saya itu mas mental, percaya diri, dan KB:S3/WI/R/B: 24-
semangat dari orang tua 25
S Menjelaskan motivasi
meningkat
Identitas Informan 2
Inisial : KN
Wawancara : Pertama
Pukul : 10:00
Informan : Informan 2
Wawancara : Wawancara 1
40
Identitas Informan 3
Inisial : HA
Wawancara : Pertama
43
Pukul : 19:00
Informan : Informan 3
Wawancara : Wawancara 1