Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI

OLEH:
INGRIT LUMBAN BATU 1713031006
KELAS: VA

JURUSAN KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
I. JUDUL
Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi

II. TUJUAN
Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi melalui cara titrasi dan konduktometri

III. DASAR TEORI


Proses terjadinya reaksi kimia ada yang berlangsung dengan cepat dan pula yang
berlangsung secara lambat. Pada umumnya reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa
anorganik biasanya berlangsung secara cepat sehingga sulit dipelajari mekanisme rekasi yang
terjadi. Sedangkan, reaksi-reaksi pada senyawa organic berlangsung secara lambat. Cepat
lambatnya reaksi berlangsung dipelajari dalam kinetika reaksi yang didefinisikan laju
berkurangnya konsentrasi reaktan (mol/liter) per satuan waktu (detik).
Berdasarkan teori, reaksi sangat ditentukan oleh konsentrasi zat-zat yang bereaksi.
Makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi, makin cepat pula reaksinya. Akan tetapi,
hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi zat dapat bermacam-macam. Untuk laju
reaksi, mengikuti persamaan : aA + bB  C + D secara matematiknya laju reaksi dapat
x
dinyatakan dengan : V = k [A] . [B]y . Pangkat-pangkat pada faktor konsentrasi dalam
persamaan laju disebut dengan orde reaksi. Yang mana x adalah orde reaksi terhadap zat A
dan y adalah orde reaksi terhadap zat B. Melalui percobaan ini akan ditentukan percoaban
penentuan orde reaksi dan tetapan laju dari penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida
dengan cara titrasi dan konduktometri.
Cara Titrasi
Reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida dapat ditulis dengan persamaan reaksi
sebagai berikut : CH3COOC2H5 + OH- → CH3COO- + C2H5OH.
Pada penentuan ini, jalannya reaksi diikuti dengan cara penentuan konsentrasi OH - pada
waktu tertentu yaitu dengan mengambil sejumlah tertentu larutan kemudian dimasukkan ke
dalam larutan yang mengandung asam berlebih. Penetralan dari basa dalam campuran reaksi
oleh asam akan menghentikan reaksi. Jumlah basa yang ada dalam campuran reaksi pada
saat reaksi dihentikan dapat diketahui dengan menitrasi sisa asam oleh larutan standar basa.
Cara Konduktometri
Pada suhu tetap, hantaran suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion- ion dan
mobilitas ion- ion tersebut dalam larutan. Sifat hantaran listrik dari suatu elektrolit biasanya
mengikuti hukum ohm yang dituliskan dengan rumus V= I x R, dimana V adalah tegangan
(Volt). I adalah arus listrik (ampere), dan R adalah tahanan (ohm). Hantaran suatu larutan
(L) didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan.
I
L=
R
Hantaran molar ( Λ ) dari suatu larutan didefinisikan sebagai hantaran larutan antara
dua permukaan sejajar yang berjarak 1,0 cm satu dengan yang lain dan mempunyai luas
sedemikian rupa sehingga diantara kedua permukaan tersebut terdapat elektrolit sebanyak 1
mol (Wiratini & Retug, 2014).
K
Λ= ×10−3
C
Dengan konduktometri, dapat ditentukan pula orde reaksi serta tetapan laju reaksinya.
Berlainan dengan cara titrasi, pada cara konduktometri tidak dilakukan penghentian reaksi.
Selama reaksi berlangsung, hantaran campuran makin berkurang karena terjadi pergantian
ion OH- dari larutan dengan CH3COO-. Dengan pengandaian bahwa etil asetat, alkohol, dan
air tidak menghantarkan listrik, sedangkan NaOH dan CH3COONa terionisasi sempurna.

IV. Alat dan Bahan


Tabel 1. Daftar Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Stopwatch 1 buah
2 Konduktometer 1 buah
3 Sel hantaran 1 buah
4 Botol timbang 1 buah
5 Pipet volume 10 mL 1 buah
6 Labu Erlenmeyer tertutup 6 buah
7 Buret 1 buah
8 Botol semprot 1 buah

Tabel 2. Daftar Bahan


No Nama Alat Jumlah
1 Etil asetat 0,02 M
2 Larutan NaOH 0,02 M
3 Larutsn HCl 0,02 M
4 Indikator fenolftalein -
5 KCl 0,1 M

V. Prosedur Kerja
D.1 Cara Titrasi
1)
Timbang dalam sebuah Larutkan kedalam air Larutan etil asetat 0,02
Etil asetat
botol timbang tertutup M sebanyak 250 mL
2)
Sediakan
3)
Dimasukkan ke dalam sebuah
labu erlenmeyer tertutup
200 mL larutan
150 mL larutan HCl menggunakan pipet volumetri
NaOH 0,02 M
0,02 M
Kedua labu diletakkan untuk
mencapai suhu yang sama

3)
Sebanyak 20 mL dimasukkan Thermostat
- Setelah mencapai sihi thermostat
4) - Dikocok
- Jalankan stopwatch
Labu 1 Labu 2 Labu 3 Labu 4 Labu 5 Labu 6
Larutan etil asetat dicampurkan
dengan cepat pada larutan NaOH
5)
Tiga menit setelah reaksi
6)
7)
Sisa campuran reaksi yang disimpan Lakukan pengambilan berlangsung (terhitung mulai
dalam Erlenmeyer tertutup dan seperti pada langkah 5 saat stopwatch dijalankan)
biarkan selama dua hari agar reaksi pada menit ke 8, 15,
selesai. Konsentrasi OH- ditentukan 10 mL campuran reaksi +
25, 40 dan 65 setelah
pada langkah 5 20 mL larutan HCl dalam
reaksi dimulai.
salah satu labu.
Untuk mempersingkat waktu, sisa campuran reaksi dalam
Erlenmeyer tertutup dipanaskan untuk beberapa menit. Pada suhu Aduk dengan baik dan segera
tinggi reaksi dengan cepat mencapai kesetimbangan. Setelah titrasi kelebihan HCl dengan
didinginkan, lakukan titrasi seperti pada waktu reaksi selesai (t) dan larutan standar NaOH 0,02 M
menghasilkan konsentrasi awal etil asetat dalam campuran reaksi.
D.2 Cara Konduktometri
D.2.1 Penenruan Tetapan Sel
1)
Cuci sel dengan air dan tentukan hantarannya di dalam
Sel air, kemudian cuci kembali dan tentukan hantarannya
kembali sampai didapatkan hasil yang konstan.
2)
Bilas dan tentukan hantarannya
di dalam larutan KCl

Larutan 0,1 N KCL T Hantaran T Hantaran


3)
Tentukan suhu (°C) Jenis (K) (°C) Jenis (K)
21 1,191 26 1,313
larutan KCl
22 1,215 27 1,337
23 1,239 28 1,362
24 1,264 29 1,387
25 1,288 30 1,412

D.2.2 Penentuan Orde Reaksi


1)
Timbang dalam sebuah Larutkan kedalam air Larutan etil asetat 0,02
Etil asetat
botol timbang tertutup M sebanyak 250 mL

2)
Buat
larutan 3)
Dimasukkan ke dalam sebuah
labu erlenmeyer tertutup
200 mL larutan
150 mL larutan HCl menggunakan pipet volumetri
NaOH 0,02 M
0,02 M
Kedua labu diletakkan untuk
mencapai suhu yang sama
4)
Pipet pula larutan NaOH dengan volume yang sama pada
langkah 3 dan encerkan dengan air hingga volume akhirnya sama Thermostat
dengan campuran NaOH dan etil asetat. Kemudian taruh dalam - Setelah mencapai sihi thermostat
5) - Dikocok
termost. Tentukan tahanan atau hantarannya (Ro atau Lo)
- Jalankan stopwatch

Untuk mempersingkat waktu, panaskan campuran Larutan etil asetat dicampurkan


NaOH dan etil asetat dalam Erlenmeyer bertutup dengan cepat pada larutan NaOH
selama beberapa menit. Kemudian dinginkan dalam
termost dan diukur tahanannya atu hantarannya.
6)
7) Tentukan tahanan atau
Diamkan campuran selama dua
hantaran campuran tersebut
hari agar reaksi selesai, kemudian
pada menit ke 3,8,15,25,40,
ukur kembali tahanan atau
dan 65 setelah mulai reaksi.
hantarannya (Rc atau Lc)
VI. Hasil Pengamatan

E.1 Lembar Pengamatan Cara Titrasi

Waktu Volume Volume Volume [HCl] [OH-] [CH3COOC2H5]


(menit) NaOH + 0,02 M HCl NaOH sisa X X mol/L
CH3COOC2H5 yang dihabiskan mol/L
ditambahkan dalam
titrasi
3 10 20
8 10 20
15 10 20
25 10 20
40 10 20
65 10 20

E.1 Lembar Pengamatan Cara Konduktometri

Menit Tahanan Campuran NaOH dan etil asetat


3
8
15
25
40
65
Reaksi Selesai (Rc)

VII. Analisis Data


 Metode Titrasi
1. Menghitung Vx (V NaOH yang bereaksi)
V HCl x M HCl V campuran
Vx = V NaOH - ( −V titrasi )
M NaOH V diambil
2. Menghitung nilai x (NaOH yang bereaksi)
M NaOH x Vx
x=
V campuran
3. Menghitung nilai a dan b
 a = konsentrasi awal CH3COOCH2CH5
M CH 3 COOCH 2 CH 5 x V CH 3 COOCH 2CH 5
a=
V campuran
 b = konsentrasi awal NaOH
M NaOH x V NaOH
b=
V campuran
4. Menentukan nilai k
y = mx + C
(a−x) a
ln =k ( a−b ) t +ln
(b−x) b

 Metode Konduktometri

1. Menghitung nilai a dan b


 a = konsentrasi awal CH3COOCH2CH5
M CH 3 COOCH 2 CH 5 x V CH 3 COOCH 2CH 5
a=
V campuran
 b = konsentrasi awal NaOH
M NaOH x V NaOH
b=
V campuran
2. Menghitung nilai x (NaOH yang bereaksi)
( L 0−¿)
x= b
(L 0−Lc)
3. Menentukan nilai k
y = mx + C
(a−x) a
ln =k ( a−b ) t +ln
(b−x) b

Anda mungkin juga menyukai