NZKZCH 1593052893
NZKZCH 1593052893
REAKSI-REAKSI KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
B. LANDASAN TEORI
14
Beberapa pereaksi dan hasil reaksi dapat berada dalam bentuk larutan
(solurion) sesungguhnya ditentukan oleh komponen-komponennya, yaitu pelarut
(solvent): merupakan substansi yang melarutkan zat. Komponen ini menentukan
wujud larutan sebagai gas, padatan, atau sebagai cairan. Zat terlarut (solute):
merupakan substansi yang terlarut dalam solvent. Misalnya bila tertulis: NaCl
(aqueous) maka artinya NaCl sebagai solute dan aqua atau H 2O sebagai solvent
(Barsasella, 2013: 55).
Beberapa pereaksi dan/atau hasil reaksi dapat berada dalam bentuk larutan.
Seperti telah disimak pada Bab 1, satu komponen yang menentukan keadaan larutan
apakah sebagai padatan, cairan, atau gas disebut pelarut (solvent), dan komponen
lainnya disebut zat terlarut (solute). Lambang NaCl (aq) misalnya, menunjukkan bahwa
air sebagai pelarut dan natrium klorida sebagai zat terlarut. Jumlah zat terlarut yang
dapat dilarutkan dalam suatu pelarut sangat beragam. Itulah sebabnya, perlu
mengetahui komposisi atau konsentrasi yang tepat dari suatu larutan jika harus
berhubungan dengan perhitungan stoikiometri dalam larutan (Sunarya, 2012: 91).
1. Alat-alat Praktikum
c. Gelas ukur 25 mL
d. Gelas ukur 50 mL
e. Kain lap
f. Kertas label
g. Pipet tetes
15
i. Spatula
j. Tabung reaksi
k. Termometer
l. Tissue
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(l))
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Reaksi-reaksi Kimia
16
tetes larutan indikator PP. Diamati warna larutan-larutan tersebut. Diperhatikan
warna sebelum dan sesudah reaksi.
c. Dicampurkan kedua asam (tabung A) dengan basa (tabung B). Diamati perubahan
yang terjadi.
2. Variasi Kontinu
17
M dan 15 mL larutan CuSO4 1 M. Sehingga volume total masing-masing campuran
menjadi 20 mL. Diperhatikan dan dibandingkan warna masing-masing larutan.
b. Stoikiometri Asam-Basa
E. HASIL PENGAMATAN
N
PROSEDUR PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN
o
1 Reaksi Kimia Warna awal HCl : bening
a. Disiapkan 2 buah tabung reaksi,
Warna PP : bening
dimasukkan masing-masing 10 tetes
Warna HCl + PP : bening
larutan HCL 0,05 M. Ke dalam
tabung pertama diteteskan 3 tetes
Warna awal CH3COOH : bening
indikator PP.
Warna PP : bening
10 tetes larutan CH3COOH 0,05 M ke
Warna CH3COOH + PP : putih
dalam tabung kedua diteteskan 3 tetes
indikator PP.
Diamati perubahannya !
b. Sementara itu, disiapkan 2 buah Warna awal NaOH : bening
tabung reaksi lain yang telah diisi Warna PP : bening
dengan larutan NaOH 0,05 M dan Warna NaOH + PP : merah
diteteskan 3 tetes indikator PP.
Diamati perubahannya!
c. Dicampurkan kedua asam (tabung A) NaOH + HCl : putih
dengan basa (tabung B). Diamati NaOH+ CH3COOH : merah
perubahan yang terjadi.
d. Dalam tabung lain, disiapkan larutan Warna awal K2CrO4 : kuning
K2CrO4 0,1 M sebanyak 10 tetes ke
dalam 2 tabung. Pada tabung pertama K2CrO4 + HCl : orange
18
ditetesi larutan HCl 1 M sambil
dikocok dan tabung kedua ditetesi Warna awal K2 CrO4 : kuning
larutan NaOH tapi tidak dikocok.
Diamati perubahannya dan K2CrO4 + NaOH : kuning pudar
bandingkan dengan percobaan e.
K2CrO4 : kuning
K2Cr2O7 : kuning pudar
f. Ke dalam 1 tabung reaksi, Warna awal Al2(SO4)3 : bening
dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 Al2(SO4)3 + NaOH : bening
dan diteteskan NaOH 1 M, diamati
perubahannya.
19
gelas kimia yang lain, diisi dengan 5
mL larutan CuSO4 1 M dan dicatat Warna NaOH = bening
suhunya. Warna CuSO4 = biru tua
Warna campuran= biru tua ada
endapan berwarna biru
b. Dimasukkan 15 mL larutan NaOH 2 T NaOH = 35 ℃
M dan dicatat suhunya. Ke dalam T CuSO4 = 31 ℃
gelas kimia yang lain, diisi dengan 10 T campuran = 34,5 ℃
mL larutan CuSO4 1 M dan dicatat
suhunya. Warna NaOH = bening
Warna CuSO4 = biru tua
Warna campuran= biru tua, endapan
berwarna biru dan lebih banyak dari
percobaan a.
c. Dimasukkan 10 mL larutan NaOH 2 T NaOH = 34 ℃
M dan dicatat suhunya. Ke dalam T CuSO4 = 32 ℃
gelas kimia yang lain, diisi dengan 15 T campuran = 35 ℃
mL larutan CuSO4 1 M dan dicatat
suhunya. Warna NaOH = bening
Warna CuSO4 = biru tua
Warna campuran= biru muda, ada
endapan.
d. Dimasukkan 5 mL larutan NaOH 2 T NaOH = 35 ℃
M dan dicatat suhunya. Ke dalam T CuSO4 = 31 ℃
gelas kimia yang lain, diisi dengan 20 T campuran = 34,5 ℃
mL larutan CuSO4 1 M dan dicatat
suhunya. Warna NaOH = bening
Warna CuSO4 = biru tua
Warna campuran= biru keputih-
putihan, ada sedikit endapan.
20
3. Stoikiometri Asam – Basa
Disiapkan 6 tabung reaksi dan
dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL
larutan NaOH 1 M dengan 5, 4, 3, 2, 1 mL
larutan HCl 1 M.
Diukur suhu awal dari masing-masing
larutan.
a. Dicampurkan kedua larutan T NaOH = 32 ℃
dengan cara 1 mL NaOH dengan 5 T HCl = 32 ℃
mL HCl. T campuran= 34 ℃
Dicatat suhu campurannya
b. Dicampurkan kedua larutan T NaOH = 33 ℃
dengan cara 2 mL NaOH dicampur T HCl = 33 ℃
dengan 4 mL HCl. T campuran= 36 ℃
Dicatat suhu campurannya
c. Dicampurkan kedua larutan T NaOH = 33 ℃
dengan cara 3 mL NaOH dicampur T HCl = 33 ℃
dengan 3 mL HCl. T campuran= 37 ℃
Dicatat suhu campurannya
d. Dicampurkan kedua larutan T NaOH = 33 ℃
dengan cara 4 mL NaOH dicampur T HCl = 33 ℃
dengan 2 mL HCl. T campuran= 36 ℃
Dicatat suhu campurannya
e. Dicampurkan kedua larutan T NaOH = 33 ℃
dengan cara 5mL NaOH dicampur T HCl = 33 ℃
dengan 1 mL HCl. T campuran= 34 ℃
Dicatat suhu campurannya
F. ANALISIS DATA
1. Reaksi Kimia
a. HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
b. CH3COOH + NaOH (aq) CH3COONa (aq) + H2O (l)
c. K2CrO4 (aq) + 2 HCl (aq) 2 KCl (aq) + H2CrO4 (aq)
d. K2CrO4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2CrO4 (aq) + 2 KOH (aq)
e. K2Cr2O7 (aq) + 2 HCl (aq) 2 KCl (aq) + H2Cr2O7 (aq)
f. K2Cr2O7 (aq) + 2 NaOH (aq) 2 KOH (aq) + Na2Cr2O7 (aq)
21
g. Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) 3 Na2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s)
h. Al2(SO4)3 (aq) + 6 NH4OH (aq) (NH4)2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s)
2. Variasi Kontinu
a. Stoikiometri Sistem CuSO4–NaOH
Perhitungan mol larutan CuSO4 1 M
o Untuk 20 mL CuSO4 1 M
Mol CuSO4 =M.V
= 1 . 20
= 20 mmol
o Untuk 15 mL CuSO4 1 M
Mol CuSO4 =M.V
= 1 . 15
= 15 mmol
o Untuk 10 mL CuSO4 1 M
Mol CuSO4 =M.V
= 1 . 10
= 10 mmol
o Untuk 5 mL CuSO4 1 M
Mol CuSO4 =M.V
=1.5
= 5 mmol
= 2 . 10
= 20 mmol
22
Mol NaOH =M.V
= 2 . 15
= 30 mmol
= 2 . 20
= 40 mmol
33 ° C +32° C
¿
2
¿ 32,5° C
33 C+ 32° C
¿
2
¿ 32,5° C
23
33 C+ 32° C
¿
2
¿ 32,5° C
Mencari ∆ T
∆ T =T A ( suhu akhir )−T m (suhu awal)
a=¿ T A 1−T m 1
∆T¿
¿ 32° C−32,5 ° C
¿−0,5° C
b=¿ T A 2−T m 2
∆T¿
¿ 32° C−32,5 ° C
¿−0,5° C
c=¿ T A 3−T m 3
∆T¿
¿ 33 ° C−32,5 ° C
¿−0,5° C
d=¿ T A 4 −T m 4
∆T¿
¿ 32° C−32,5 ° C
¿−0,5° C
24
Object 109
10 : 30 = 1 : 3
b. Stoikiometri Asam–Basa
o Perhitungan mol larutan HCl 1 M
Untuk 5 mL HCl 1 M
Mol HCl = M . V
=1.5
= 5 mmol
Untuk 4 mL HCl 1 M
Mol HCl = M . V
=1.4
= 4 mmol
Untuk 3 mL HCl 1 M
Mol HCl = M . V
=1.3
= 3 mmol
Untuk 2 mL HCl 1 M
25
Mol HCl = M . V
=1.2
= 2 mmol
Untuk 1 mL HCl 1 M
Mol HCl = M . V
=1.1
= 1 mmol
=1.1
= 1 mmol
Untuk 2 mL NaOH 1 M
Mol HCl = M . V
=1.2
= 2 mmol
Untuk 3 mL NaOH 1 M
Mol HCl = M . V
=1.3
= 3 mmol
Untuk 4 mL NaOH 1 M
Mol HCl = M . V
=1.4
= 4 mmol
Untuk 5 mL NaOH 1 M
Mol HCl = M . V
=1.5
26
= 5 mmol
33 ° C +32° C
¿
2
¿ 32,5° C
33 C+ 33° C
¿
2
¿ 33 ° C
32 C+32 ° C
¿
2
¿ 32° C
33 C+ 34 ° C
¿
2
27
¿ 33,5° C
Mencari ∆ T
∆ T =T A ( suhu akhir )−T m (suhu awal)
a=¿ T A 1−T m 1
∆T¿
¿ 36 ° C−33,5 ° C
¿ 2,5 ° C
b=¿ T A 2−T m 2
∆T¿
¿ 36 ° C−32,5 ° C
¿ 3,5° C
c=¿ T A 3−T m 3
∆T¿
¿ 38 ° C−33 ° C
¿ 5° C
d=¿ T A 4 −T m 4
∆T¿
¿ 35 ° C−32 ° C
¿3°C
e=¿ T A 4 −T m 5
∆T¿
¿ 36 ° C−33,5 ° C
¿ 2,5 ° C
V
V T NaOH T HCl Tm TA ΔT mmol
NaO mmol HCl
HCl (0C) (0C) (0C) (0C) (0C) NaOH
H
28
1 mL 5 mL 33 34 33,5 36 2,5 1 5
2 mL 4 mL 32 33 32,5 36 3,5 2 4
3 mL 3 mL 33 33 33 38 5 3 3
4 mL 2 mL 32 32 32 35 3 4 2
5 mL 1 mL 33 34 33,5 36 2,5 5 1
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7
3 : 3 = 1 : 1
G. PEMBAHASAN
Reaksi kimia disebut juga perubahan kimia. Reaksi merupakan salah satu cara
untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari satu atau berbagai jenis zat. Ada beberapa hal
yang menandai terjadinya reaksi kimia, diantaranya terjadi perubahan warna, bau,
suhu, timbulnya gas, dan endapan. Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula
yang berlangsung lambat.
29
Reaksi kimia dapat digambarkan dengan lambang pada suatu persamaan kimia,
dengan rumus reaktan di kiri dan rumus produk di kanan; reaktan dan produk
dipisahkan dengan tanda panah. Persamaan ini harus setara. Persamaan yang setara
mencerminkan hubungan kuantitatif yang benar antara reaktan dan produk. Suatu
persamaan disetarakan dengan menempatkan koefisien stoikiometri di depan rumus
untuk menandakan bahwa jumlah total setiap jenis atom sama di kedua sisi.
30
Selanjutnya warna mula-mula K2CrO4 yaitu kuning tua, setelah ditambahkan 1
M HCl warnanya menjadi orange. Namun, setelah ditambahkan NaOH 1 M,
warnanya tetap kuning. Pada percobaan ini terjadi reaksi redoks, yaitu reaksi kimia
yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang di dalamnya terdapat serah
terima elektron atas zat. Sama halnya dengan penambahan HCl 1 M ke dalam
K2Cr2O7 dan NaOH 1 M ke dalam K 2Cr2O7. Pada saat ditambahkan HCl warnanya
tetap orange tapi sedikit lebih pekat. Namun, ketika ditambahkan NaOH, warnanya
tetap orange.
Tahap kedua dari percobaan ini adalah menentukan stoikiomteri reaksi dengan
cara variasi kontinu. Variasi kontinu adalah metode untuk memudahkan belajar
stoikiometri, yaitu mengamati sederet reaksi yang kuantitas molar pereaksinya
diubah-ubah (bervariasi), akan tetapi kualitas molar totalnya sama. Pada percobaan ini
dilakukan dua percobaan, yaitu stoikiometri sistem CuSO 4-NaOH dan stoikiometri
Asam-basa. Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran suhu sehingga diperoleh suhu
sebelum dan sesudah larutan dicampurkan, serta mol masing-masing larutan.
Perubahan suhu dan mol pada masing-masing larutan (pereaksi) dalam sistem dapat
digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem.
31
H. KESIMPULAN
a. Pada percobaan diamati berbagai reaksi-reaksi kimia yaitu reaksi penetralan asam
basa, reaksi sintesis, reaksi metatesis dan didapatkan berbagai perubahan wujud,
suhu, dan warna.
b. Stoikiometri reaksi dapat ditentukan dengan cara variasi kontinu yaitu metode
dengan cara memerhatikan suhu dan kuantitas mol pereaksi dan didapat
perbandingan titik puncak yang menyatakan pereaksi-pereaksi senyawa.
DAFTAR PUSTAKA
Purwoko, Agus Abhi. 2010. Kimia Dasar II. Mataram: Arga Puji Press.
32