Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU, BEBAN KERJA, DAN


KUALITAS TIDUR DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA
KEPENDIDIKAN DI INSTITUSI KEPENDIDIKAN X

Dionisius Indra Prakoso1, Yuliani Setyaningsih2, Bina Kurniawan3


1,2,3Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, SH, Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
E-mail: dionisiusindra.osh@gmail.com

ABSTRACT
Fatigue is a protective mechanism for the body to avoid damage so that recovery
can occur after resting. Workload is the body of the worker in accepting the work.
Sleep quality is a person's satisfaction with sleep. The purpose of this study is to
analyze the relationship between individual characteristics, workload, quality of sleep
with work fatigue on educational personnel. This study uses cross sectional study
which is a form of observational study and is analytic descriptive. The sample of this
research is 44 person of educational staff with total sampling sampling method. data
retrieval of fatigue was measured using reaction timer, physical load using the 10
pulse method with stopwatch, and other variables using questionnaire Statistical
analysis using Rank Spearman correlation test. The results showed no relationship
between smoking habits (p=0,800) and physical workload (p=0,141) with work
fatigue. There is a relationship between years of service (p=0,026), mental burden
(p=0,032), and sleep quality (p=0,031) with work fatigue.

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi sekarang standar kesehatan kerja, pekerja tidak


ini, penerapan kesehatan kerja dan dilindungi dari kemungkinan gangguan
keselamatan kerja dituntut sebagai kesehatan dari proses pekerjaan.
standar yang perlu dilengkapi dalam Salah satu gangguan kesehatan
dunia kerja agar dapat tersebut adalah timbulnya kelelahan
mengoptimalkan proses kerja serta kerja(2).
mengupayakan faktor risiko seminim Kelelahan merupakan suatu
mungkin(1).Suatu proses kerja tentu mekanisme perlindungan tubuh agar
dapat mengakibatkan suatu risiko dan tubuh terhindar dari kerusakan
bahaya yang dapat mengancam sehingga dapat terjadi pemulihan
kesehatan dan keselamatan pekerja, setelah beristirahat(3).Kelelahan kerja
sehingga pengelola wajib menaati berhubungan dengan kelelahan fisik
Undang-undang Republik Indonesia dan mental berlebihan dari suatu
No. 36 tahun 2009 yang menyatakan pekerjaan yang dipicu oleh faktor-
bahwa pengelola tempat kerja wajib faktor jam kerja, aktivitas fisik dan
menaati standar kesehatan kerja dan mental, kondisi kesehatan, pekerjaan
menjamin lingkungan kerja yang berulang-ulang, maupun kombinasi
sehat. Jika pengelola tidak menaati dari faktor-faktor tersebut.(4).

88
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Menurut International Labour mengantuk, hingga dapat tertidur.


Organization (ILO) sebanyak dua juta Dibuktikan dengan penelitian lain yang
pekerja meninggal dunia setiap mengatakan gangguan tidur memiliki
tahunnya mengalami kecelakaan kerja hubungan yang signifikan dengan
yang disebabkan oleh kelelahan kerja kelelahan(9).
sebanyak 32,8%(5). Kelelahan kerja Berdasarkan hasil studi
tidak hanya dialami oleh tenaga kerja pendahuluan yang dilakukan pada 7
di bidang industri, namun juga pada tenaga kependidikan di Instansi
pegawai negeri sipil. Hal ini dibuktikan Kependidikan X didapatkan hasil
dengan penelitian pada pegawai keluhan dalam bekerja dengan gejala
kantor Inspektorat Kabupaten lelah mata (57,1%), mengantuk
Simalungun dengan hasil penelitian (71,4%), pegal pada bahu dan leher
78,6% merasakan kelelahan kerja (42,8%), sakit punggung (57,1%), dan
menengah(6). tidur kurang dari 8 jam (42,8%)
Tenaga Kependidikan dengan kejadian kelelahan kerja.
merupakan tenaga/pegawai yang Tujuan penelitian ini adalah untuk
bekerja pada satuan pendidikan selain menganalisis pengaruh karakteristik
tenaga pendidik yang memiliki tugas individu, beban kerja, dan kualitas
utama yaitu melaksanakan tidur terhadap kelelahan kerja tenaga
administrasi, pengelolaan, kependidikandi Institusi Kependidikan
pengembangan, pengawasan, dan X.
pelayanan teknis untuk menunjang
proses Pendidikan pada satuan METODE
Pendidikan. Penelitian ini merupakan
Tenaga Kependidikan di Institusi penelitian kuantitatif. Jenis penelitian
Kependidikan X dalam kesehariannya yang digunakan adalah observational
bekerja dengan durasi kerja selama analytic. Metode penelitian yang
delapan jam per hari dengan posisi digunakan adalah pendekatan cross
kerja sebagian besar dengan posisi sectionaldimana pengukuran
duduk dan terpapar oleh cahaya dilakukan terhadap status karakter
komputer yang menyebabkan atau variable subjek pada saat
kelelahan(7)(8). pengambilan data. Hal ini tidak berarti
Kelelahan dipengaruhi oleh bahwa semua subjek penelitian
kualitas tidur meliputi kecukupan tidur diamati pada waktu yang sama(10).
seseorang. Jika seseorang mengalami Populasi dalam penelitian ini adalah
kurangnya kecukupan tidur, maka tenaga kependidikan di Institusi
akan mempengaruhi kualitas tidur Kependidikan X bulan Desember
seseorang sehingga pekerjaannya 2017 hingga Februari 2018. Pemilihan
atau aktivitasnya dapat terganggu sample menggunakan total population
yang dapat mengakibatkan penurunan dengan teknik pengambilan sampling
kinerja seseorang dalam bekerja menggunakan total sampling.
dengan timbulnya gejala mata lelah,

89
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HASIL& PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Univariat Tabel 4 telah menggambarkan
1. Karakteristik Individu tentang kebiasaan merokok
i. Umur responden, sejumlah 84,1% tenaga
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur kependidikan tidak memiliki kebiasaan
Responden merokok.
Umur Frekuensi Persentase 2. Beban Kerja
Muda 0 0,0 i. Beban Kerja Fisik
Produktif 44 100,0
Tua 0 0,0
Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Total 44 100,0 Beban Kerja Fisik Responden
Responden penelitian ini Beban Kerja Frekuensi Persentase
Fisik
berjumlah 44 orang dan 100% Ringan 40 90,9
responden memiliki usia produktif (15- Sedang 3 6,8
65Tahun). Berat 1 2,3
ii. Jenis Kelamin Total 44 100,0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Sejumlah 90,9% responden dengan
Kelamin Responden beban kerja fisik ringan, dapat dilihat
Jenis Frekuensi Persentase pada tabel 5 bahwa kategori beban
Kelamin kerja fisik terbanyak ialah beban kerja
Laki-Laki 23 52,3 fisik ringan.
Perempuan 21 47,7
ii. Beban Kerja Mental
Total 44 100,0
Berdasarkan tabel 2 dapat Tabel 6. Distribusi Frekuensi
diketahui bahwa responden yang Beban Kerja Mental
Beban Kerja Frekuensi Persentase
memiliki jenis kelamin laki-laki (52,3%) Mental
lebih banyak dibandingkan dengan Ringan 3 6,8
yang memiliki jenis kelamin Sedang 32 72,7
perempuan (47,7%). Berat 19 20,5
Total 44 100,0
iii. Masa Kerja
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Masa Berdasarkan tabel 6 dapat
Kerja Responden diketahui responden yang memiliki
Masa Kerja Frekuensi Persentase beban kerja sedang (72,7%) lebih
Baru 13 29,5 banyak dibandingkan dengan yang
Sedang 3 6,9 memiliki beban kerja mental berat
Lama 28 63,6 (20,5%) dan ringan (6,8%).
Total 44 100,0
3. Kualitas Tidur
Tabel 3 menggambarkan bahwa Tabel 7. Distribusi Frekuensi
dengan presentase 63,6% responden Kualitas Tidur Reponden
sudah bekerja lebih dari 10 tahun. Kualitas Frekuensi Persentase
iv. Kebiasaan Merokok Tidur
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Baik 15 34,1
Kebiasaan Merokok Buruk 29 65,9
Kebiasaan Frekuensi Persentase Total 44 100,0
Merokok Hasil pengukuran kualitas tidur
Tidak Merokok 37 84,1 pada responden diketahui 65,9%
Ringan 2 4,5 tenaga kependidikan memiliki kualitas
Sedang 4 9,1
Berat 1 2,3
tidur buruk, dan telah digambarkan
Total 44 100,0 pada tabel 7.

90
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

4. Kelelahan Kerja seseorang maka akan semakin tinggi


Tabel 8. Distribusi Frekuensi tingkat kelelahan(12).
Kelelahan Kerja Responden Dalam tabel 9 didapatkan hasil
Kelelahan Frekuensi Persentase dengan nilai probabilitas antara
Kerja kebiasaan merokok dengan kelelahan
Ringan 29 65,9
Sedang 12 27,3
kerja adalah 0,800 sehingga dapat
Berat 3 6,8 ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
Total 44 100,0 hubungan antara kebiasaan merokok
Kelelahan kerja responden yang dengan kelelahan kerja pada tenaga
mengalami kelelahan ringan berjumlah kependidikan di Institusi Kependidikan
65,9%. X. penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
B. Hasil Analisis Bivariat Prasasti (2013) yang mengatakan
Tabel 9. Rekapitulasi Uji Statistik bahwa tidak ada hubungan antara
RankSpearman kebiasaan merokok dengan kelelahan
Variabel Bebas p-Value Keterangan kerja(13), akan tetapi tidak sejalan
Masa Kerja 0,026 Ada dengan teori Tarwaka (2004) yaitu
Hubungan
apabila seseorang bekerja yang
Kebiasaan 0,800 Tidak Ada
Merokok Hubungan membutuhkan pengerahan tenaga
Beban Kerja 0,141 Tidak Ada akan mudah lelah karena kandungan
Fisik Hubungan oksigen dalam darah rendah,
Beban Kerja 0,032 Ada pembakaran karbohidrat terhambat,
Mental Hubungan terjadi penumpukan asam laktat dan
Kualitas Tidur 0,031 Ada
Hubungan akhirnya timbul kelelahan(14).
Rekapitulasi uji statistik Rank Pada penelitian ini didapatkan
Spearman dalam tabel 9 menjelaskan hasiltidak ada hubungan antara beban
bahwa terdapat hubungan yang kerja fisik dengan kelelahan kerja
bermakna antara masa kerja, beban pada tenaga kependidikan di Institusi
kerja mental, dan kualitas tidur dengan Kependidikan X dengan nilai
kelelahan kerja. Sedangkan tidak probabilitas 0,141. Penelitian ini tidak
terdapat hubungan yang bermakna sejalan dengan penelitian yang
antara kebiasaan merokok dan beban dilakukan Rambulangi (2016) di
kerja fisik dengan kelelahan kerja. Samarinda yang mendapatkan hasil
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara beban
nilai probabilitas antara masa kerja kerja dengan kelelahan kerja.(15).
dengan kelelahan kerja adalah 0,031 Perbedaan yang mendasari adalah
sehingga dapat ditarik kesimpulan perbedaan tingkat beban kerja fisik,
bahwa ada hubungan yang signifikan dikarenakan perbedaan jenis kerja.
antara masa kerja dengan kelelahan Pada penelitan ini jenis pekerjaannya
kerja pada tenaga kependidikan di lebih memerlukan kebutuhan mental
Institusi Kependidikan X. penelitian ini dibandingkan dengan kebutuhan fisik.
sejalan dengan penelitian yang Akan tetapi tanpa persiapan fisik,
dilakukan oleh Atiqoh (2014) yang responden tidak dapat melakukan
mengatakan bahwa ada hubungan pekerjaan dengan baik.
antara masa kerja dengan kelelahan Tenaga kependidikan dituntut
kerja(11). Semakin lama masa kerja untuk bekerja dengan memberikan

91
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pelayanan maksimal, cepat, dan tepat 0,800) dan beban kerja fisik (p-
dalam berlangsungnya kegiatan value 0,141) dengan kelelahan
perguruan tinggi. Selanjutnya hasil kerja pada tenaga kependidikan di
hubungan beban kerja mental dengan Institusi Kependidikan X.
kelelahan kerja didapatkan nilai
probabilitas 0,032 yang menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa ada hubungan beban kerja 1. Budiono AMS, Jusuf RHS,
mental dengan kelelahan kerja pada Pusparini A. 2005. Bunga Rampai
tenaga kependidikan di Institusi Hiperkes dan KK. Semarang:
Kependidikan X. Hasil penelitian ini Universitas Diponegoro
sejalan dengan penelitian yang 2. Kenanti, Eriza Putri. 2012. Analisis
dilakukan oleh Ardiyanti (2017) yang Tingkat Risiko Kelelahan pada
mengatakan bahwa ada hubungan Pengemudi Truk PT. X Plant
bermakna antara beban kerja mental Lenteng Agung Tahun 2012.
dengan kelelahan kerja. Depok: Universitas Indonesia
Hasil uji statistic Rank Spearman 3. Wignyosoebroto S. 2000.
menunjukkan nilai probabilitas kualitas Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu,
tidur dengan kelelahan kerja yaitu Teknin Analisis untuk Peningkatan
0,031 sehingga dapat ditarik Produktivitas Kerja. Jakara:
kesimpulan bahwa ada hubungan Penerbit Guna Widya
kualitas tidur dengan kelelahan kerja 4. Liberty Mutual Research Institute
pada tenaga kependidikan di Institusi For Safety. 13 No.1 (Ocupational
Kependidikan X. Penelitian ini sejalan Fatigue Research)
dengan peneitian Wadsworth (2008) 5. Sedarmayanti. 2009. Sumber
yang menyatakan bahwa ada Daya Manusia dan Produktivitas.
beberapa faktor yang dapat Bandung: CV Mandar Maju
mempengaruhi kelelahan diantaranya 6. Butar, Ricki P. Butar. 2017. Faktor-
kualitas tidur sehingga akan Faktor yang Berpengaruh dengan
menimbulkan seseorang mengalami Kelelahan Kerja pada Pegawai
gangguan tidur(16). Negeri Sipil Kantor Inspektorat
Kabupaten Simalungun Di
KESIMPULAN Pematang Raya Tahun 2017.
Medan: Universitas Sumatera
Berdasarkan hasil analisis data Utara
dan pembahasan yang dilakukan 7. Miriam, Kawatu PAT, Joseph
maka dapat diperoleh kesimpulan WBS. 2013. Hubungan Durasi
sebagai berikut: Mengemudi dan Faktor Ergonomi
1. Ada hubungan antara masa kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung
(p-value 0,026), beban kerja Pada Sopir Bus Trayek Manado-
mental (p-value 0,032), dan Langowan di Terminal Krombasan
kualitas tidur (p-value 0,031) 8. Firmansyah, Fathoni. 2010.
dengan kelelahan kerja pada Pengaruh Intensitas Penerangan
tenaga kependidikan di Institusi terhadap Kelelahan Mata
Kependidikan X. 9. Nadya, Wulandari. 2013.
2. Tidak ada hubungan antara Hubungan Gangguan Tidur
kebiasaan merokok (p-value dengan Kelelahan Pada Sistem

92
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kerja Bergilir (SHIFT) Malam


Terhadap Karyawan Minimarket 24
Jam di Kota Denpasar. Universitas
Udayana: Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran
10. Notoatmojo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
11. Atiqoh, Januar. 2014. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan
Kelelahan Kerja pada Pekerja
Konveksi Bagian Penjahitan di CV.
Aneka Garment Gunungpati
Semarang. [Jurnal]. Semarang: e-
journal Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Diponegoro
12. Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri.
Surakarta: Uniba Press
13. Prasasti, Eka. 2013. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Tingkat Kelelahan Kerja pada
Pekerja Workshop di PT. X Jakarta
Tahun 2013. [Skripsi]. Jakarta:
Universitas Islam Negeri
14. Tarwaka dkk. Ergonomi : Untuk
Keselamatan , Kesehatan Kerja
Dan Produktivitas. Surakarta:
UNIBA Press; 2004
15. Rambulangi, C.J. 2016. Hubungan
Antara Beban Kerja dengan
Kelelahan Kerja Pegawai Badan
Pertahanan Nasional Tingkat II
Samarinda. [e-Journal].
Samarinda: Universitas
Mulawarman
16. Wadsworth,Emma J.K, Allen.p.h,
NamaraMC, Smirh.A.P. 2008.
Fatigue and Health in a seafaring
population.Occupational
Medicine.58 : 198 – 204

93

Anda mungkin juga menyukai