PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada
kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun. Hampir 1,5 juta kejadian
kejang demam terjadi tiap tahunnya di USA, dan sebagian besar terjadi dalam
rentang usia 6 hingga 36 bulan, dengan puncak pada usia 18 bulan. Angka
10% dan di Jepang 8,8%. Kejadian kejang demam di Asia lebih tinggi kira-kira
Faktor pemicu kejang demam yang utama adalah demam itu sendiri.
Demam yang dapat menimbulkan kejang bisa karena infeksi apa saja. Infeksi
saluran pernapasan atas paling sering dikaitkan dengan kejang demam. Penyebab
lain yaitu gastroenteritis, infeksi saluran kemih, otitis media akut, infeksi virus,
dan imunisasi.3
demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana adalah
kejang yang terjadi dalam waktu kurang dari 15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam
demam kompleks adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang
berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang, anak tidak sadar.
Secara umum, 2 hingga 5 persen bayi dan anak yang sehat secara neurologis
telah mengalami, setidaknya satu (biasanya sampel) kejang. Dua hingga tujuh
depan. Studi yang dilakukan di berbagai negara mengenai kejang demam berbeda
dalam hal faktor ras, genetik, dan geografis. Sebagai contoh, beberapa
suhu, dan usia kejadian adalah faktor risiko dari kejadian kejang. Beberapa yang
abnormal, dan serangan berulang sebagai faktor yang terlibat dalam meningkatkan
samping dari obat yang diambil untuk prevalensi dan pengobatan penyakit, beban
sosial dan ekonomi yang besar dibebankan pada keluarga dan masyarakat.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari
terjadi pada oral temperature >37,2°C. Demam biasanya disebabkan oleh infeksi
(bakteri, virus, jamur, atau parasit), penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-
obatan.5
Kejang demam adalah jenis kejang yang paling umum ditemukan pada
persen. Namun, dalam sebagian besar studi angka yang dilaporkan telah 2-4
persen (1-2).4 Angka kejadian kejang demam di Swedia, Amerika Utara dan
14
Inggris sebesar 2-5%, terutama pada anak-anak berusia 3 bulan-5 tahun. Di
Indonesia, kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun.
1986) dan 9,7%. Prastiya Indra Gunawan (2012) mengemukakan bahwa kejang
demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan
perbandingan 2:1.2
Kejang demam berhubungan dengan kenaikan suhu tubuh lebih dari 38oC
yang tidak disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat (SSP), tanpa adanya riwayat
kejang neonatal atau kejang tanpa sebab sebelumnya, dan tidak memenuhi kriteria
kejang simptomatik lainnya. Secara umum terdapat dua jenis kejang demam, yaitu
kejang demam sederhana (KDS), yang mencakup hampir 80% kasus dan kejang
demam kompleks (KDK). Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling
banyak terjadi pada anak, mengenai 2-5% anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun
15
dengan puncak onset antara usia 18-22 bulan.
kejang, dan sifat kejang. Klasifikasi ini berpengaruh pada pengobatan dan menjadi
14
salah satu faktor risiko terjadinya epilepsi di kemudian hari.
mendekati tingkat keseluruhan pada populasi umum. Risiko yang lebih tinggi
demam sederhana di bawah usia 12 bulan (dan mungkin mereka yang lebih dari 3
tahun), dan mereka yang memiliki durasi singkat demam sebelum kejang.Yang
terakhir juga merupakan prediktor kekambuhan kejang demam. Efek jumlah fitur
kompleks dalam kejang demam pada pengembangan epilepsi lebih lanjut masih
Kejang Demam adalah kejang pada anak sekitar usia 6 bulan sampai 6
tahun yang terjadi saat demam yang tidak terkait dengan kelainan intrakranial,
gangguan metabolik, atau riwayat kejang tanpa demam. Kejang demam biasanya
terjadi pada anak berusia < 2 tahun karena keadaan otak belum matang sehingga
ambang batas kejang lebih rendah dan mekanisme eksitasi lebih dominan
dibanding inhibisi. Kejang demam lebih sering terjadi pada anak laki daripada
anak perempuan dengan rasio 2:1. Genetik memiliki pengaruh yang kuat dalam
terjadinya kejang demam, hal ini terlihat dari insiden kejang demam pada orang
tua penderita kejang demam sebanyak 8-22% dan saudara kandung anatar 9-
16
17%.
11. ETIOLOGI
Kejang demam adalah suatu kejang yang terjadi pada anak yang sedang
Kejang demam (FS) adalah kejang atau kejang yang terjadi pada anak-
anak antara enam bulan dan enam tahun dan dipicu oleh demam. FS adalah jenis
kejang yang paling umum pada anak-anak. Prevalensinya sekitar 3% -4% pada
anak-anak kulit putih, 6% -9% pada anak-anak Jepang, dan 5% -10% pada anak-
anak India. Penyebab pasti FS masih belum diketahui, meskipun beberapa studi
Demam adalah respons normal terhadap infeksi, dan pelepasan sitokin dalam
kadar tinggi selama demam dapat mengubah aktivitas otak normal, memicu
untuk FS adalah jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga dengan FS, suhu puncak
tubuh yang meningkat, penyebab demam tertentu, komplikasi prenatal dan natal,
kalsium serum rendah, natrium atau gula darah, mikrositik hipokromik anemia,
dan defisiensi besi dan seng. Studi lain menunjukkan bahwa FS berhubungan
dengan pewarisan poligenetik, bahkan jika pola pewarisan autosom dominan dari
Akhirnya, mutasi pada gen yang mengkode saluran natrium dan reseptor asam -
sering dikaitkan dengan FS pada anak-anak adalah cacar air, influenza, infeksi
telinga tengah, infeksi saluran napas atas dan bawah (seperti tonsilitis, pneumonia,
bronkitis dan sinusitis), infeksi gigi, dan gastroenteritis (terutama yang disebabkan
oleh rotavirus).6
111. EPIDEMIOLOGY
bulan sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun
pernah menderita kejang demam. Kejang demam sangat tergantung kepada umur,
85% kejang pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara 17-23 bulan.
Hanya sedikit yang mengalami kejang demam pertama sebelum umur 5-6 bulan
atau setelah berumur 5-8 tahun. Biasanya setelah berumur 6 tahun pasien tidak
kejang demam lagi, walaupun pada beberapa pasien masih dapat megalami
Amerika Serikat, dan puncak usia onset adalah 18 bulan. Anak-anak berusia 12-
30 bulan mewakili 50% dari semua anak-anak dengan FS, sementara proporsi
anak-anak yang mengalami episode FS pertama setelah usia empat tahun rendah
(6% -15%). Anak-anak dari semua kelompok etnis dapat mengalami FS, tetapi
ada prevalensi yang lebih tinggi pada beberapa kelompok etnis, khususnya warga
menurun dari masa kanak-kanak menjadi dewasa dalam uji coba komunitas. Hal
ini konsisten dengan temuan dalam penelitian ini, bahwa FS pada anak di bawah 2
tahun lebih tinggi daripada untuk 2- dan Usia 6 tahun, masing-masing 58,8% dan
41,2%. Kejang tonik-kolon angka prevalensi di antara jenis kejang umum lainnya
adalah 78,9% (95% CI: 68,8% -89,2%). Kejang umum diklasifikasikan ke dalam
sering dikaitkan dengan epilepsi dan kejang pada umumnya. Pada anak-anak
antara usia 6 dan 60 bulan, FS sederhana adalah peristiwa yang jinak dan umum,
dan hampir semua anak memiliki prognosis yang sangat baik. Kejang umum lebih
yang disebabkan oleh FS sederhana yang berulang, tidak ada bukti bahwa
hari. Lebih lanjut, tidak ada bukti sampai saat ini bahwa kejang demam sederhana
Insiden puncak terjadi pada usia sekitar 18 bulan dan rendah sebelum 6 bulan atau
setelah usia 3 tahun. Secara umum, kejadian FS menurun secara nyata setelah usia
4 tahun (dan kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak yang lebih tua dari 7 tahun.
FS terjadi lebih sering pada populasi Asia, mempengaruhi 3,4% -9,3% anak-anak
Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat. Prevalensi tertinggi adalah 14% di Guam.
dengan puncak infeksi saluran pernapasan atas virus, dan Juni-Agustus, ketika
dengan perbedaan dalam definisi kasus, metode penentuan, geografi, dan faktor
budaya.
adalah sederhana, dan setidaknya satu fitur kompleks tercatat pada sekitar 35%
kasus, termasuk fitur dari focality (16.1%), multiple seizure (13.8%), durasi yang
lama (> 15 menit, 9,3%) dan kejang demam berulang dalam 24 jam (16,2%);
6,5% menunjukkan dua fitur kompleks, dan 0,7% menunjukkan tiga fitur
kompleks. Status demam epileptikus, yaitu kejang yang berlangsung lebih dari 30
menit, hanya mewakili 5% FS, dan mewakili sekitar 25% dari semua episode
status anak epileptikus dengan lebih dari dua pertiga kasus terjadi pada usia 2
tahun. Hanya 21% anak-anak yang mengalami kejang sebelum atau dalam 1 jam
setelah demam; 57% mengalami kejang setelah 1 hingga 24 jam demam, dan 22%
FS sebagian besar bersifat umum dan kejang, tetapi sekitar 5% dari kasus
sebagai 6 hingga 60 bulan. Insiden puncak biasanya pada tahun kedua kehidupan.
460 / 100.000 pada kelompok usia 0-4 tahun. Kebanyakan FS sederhana; namun,
terkait dengan berbagai faktor, termasuk kelompok usia yang lebih muda, durasi
kejang yang berkepanjangan, tingkat demam, dan riwayat FS pribadi dan keluarga
yang positif. Faktanya, riwayat keluarga positif FS pada kerabat tingkat pertama
diamati pada hingga 40% pasien. Distribusi gender telah dipelajari dalam literatur.
Satu studi sebelumnya menemukan dominasi pria yang ringan, tetapi ini belum
FS cenderung lebih banyak terjadi pada bulan-bulan musim dingin dan lebih
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38 oC) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium.23
dijumpai pada anak, terutama pada anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir
3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. 23
Hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi dikaitkan faktor resiko
yang penting adalah demam. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan
atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih. Faktor
resiko lainnya adalah riwayat keluarga kejang demam, problem pada masa
neonatus, kadar natrium rendah. Setelah kejang demam pertama, kira-kira 33%
anak akan mengalami satu kali rekurensi atau lebih, dan kira-kira 9% akan
Sel dikelilingi oleh suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam
adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal membrane
sel neuron dapat dilalui dngan mudah oleh ion kalium (K +) dan sangat sulit dilalui
oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya
konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan
diluar sel terdapat keadaan sebaliknya). Karena perbedaan jenis dan konsentrasi
didalam dan diluar sel, maka disebut potensial membrane. Untuk menjaga
keseimbangan potensail membaran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-
suhu tubuh tertentu dapat mempengaruhi keseimbangan dari membrane sel neuron
dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium dari
membrane tadi, dengan akibat lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini
demikan besar sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun membrane sel
Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, pada anak yang ambang
kejangnya rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38oC, sedangkan pada anak
dengan ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40oC atau lebih.23
menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari
berlangsung lama yang dapat menjadi matang dikemudian hari, sehingga terjadi
serangan epilepsy spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat
klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa
detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan
saraf. 23
fungsi saraf, termasuk beberapa saluran ion yang sensitif terhadap suhu. Ini
aktivitas neuron masif, yaitu kejang. Juga, proses inflamasi termasuk sekresi
sitokin di pinggiran dan di otak dikenal sebagai bagian dari mekanisme. Kedua,
ditemukan bahwa demam dan hipertermia memiliki mekanisme yang sama dalam
sintesis sitokin ini dalam hippocampus. Selain itu, interleukin-1β telah terbukti
yang tidak memiliki reseptor untuk sitokin ini. Demam etiologi infeksi spesifik,
generasi FS. Ketiga, hiperventilasi dan alkalosis yang diinduksi hipertermia telah
diusulkan sebagai elemen penting generasi FS dalam hal alkalosis otak memicu
rangsangan neuron dan berkontribusi pada kejang patofisiologi. Namun, kondisi
Di masa lalu, teori yang paling umum dikaitkan dengan efek langsung
mengapa beberapa anak lebih rentan untuk mengalami fenomena seperti itu
daripada yang lain. Saat ini kita tahu bahwa ada peran besar kerentanan genetik
berdasarkan sekelompok besar varian gen. Susunan genetik ini kemungkinan telah
yang merupakan pirogen endogen, jumlah sitokin akan meningkat seiring kejadian
lipopolisakarida (LPS) dinding bakteri gram negatif sebagai pirogen eksogen. LPS
1ra), dan prostaglandin E2 (PGE2). Reaksi sitokin ini mungkin melalui sel
endotelial circumventricular akan menstimulus enzim cyclooxygenase-2 (COX-2)
yang akan mengkatalis konversi asam arakidonat menjadi PGE2 yang kemudian
V. FAKTOR RISIKO
Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Fuad dkk, 2010 bahwa faktor-
a. Faktor demam
demam 4,5 kali lebih besar dibanding anak yang mengalami demam kurang 39 oC
dan anak dengan lama demam kurang dari dua jam untuk terjadinya bangkitan
kejang demam 2,4 kali lebih besar dibanding anak yang mengalami demam lebih
demam, dengan adanya gejala kejang pada suhu badan yang tinggi serta tidak
didapatkan gejala neurologis lain dan anak segera sadar setelah kejang berlalu.1
b. Usia
Anak dengan kejang usia kurang dari dua tahun mempunyai risiko
bangkitan kejang demam 3,4 kali lebih besar dibanding yang lebih dari dua
tahun.11
pada usia anak. Pada neonatus yang terkena demam mempunyai resiko yang lebih
besar terkena penyakit serius dibandingkan dengan anak dengan umur yang lebih
tua. Hal ini dikarenakan infeksi pada neonatus yang berbeda dari infeksi pada
anak pada umumnya dan kemampuan sistem imun neonatus yang belum mampu
mengatasi infeksi.5
c. Riwayat keluarga
relative) yaitu kedua orang tua ataupun saudara kandung. Anak dengan riwayat
kejang dalam keluarga terdekat (first degree relative) mempunyai risiko untuk
menderita bangkitan kejang demam 4,5 kali lebih besar dibanding yang tidak.11
Kejang demam dengan riwayat keluarga yang positif berisiko lebih tinggi.
menunjukkan dua kali lipat lebih berisiko pada anak yang kedua orangtuanya
dalam keluarga, usia kurang dari 18 bulan, temperatur suhu saat kejang makin
rendah temperatur saat kejang makin sering berulang dan lamanya demam.
Adapun faktor risiko terjadinya epilepsi dikemudian hari adalah adanya gangguan
dengan FS, usia di bawah 18 bulan saat kejang, suhu tinggi, dan durasi demam
yang rendah, dan temperatur tubuh yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya
kejang demam. Bila ada 2 atau lebih faktor risiko, kemungkinan terjadinya kejang
VI. KLASIFIKASI
sederhana" dan "kejang epilepsi yang dipicu oleh demam" untuk menunjuk dua
aktivitas tonik dan klonik umum tanpa komponen fokus, dan tanpa kekambuhan
dalam 24 jam atau dalam penyakit demam yang sama. FS kompleks atau rumit
didefinisikan sebagai satu atau lebih pada point berikut: (1) onset parsial; (2)
durasi lebih dari 15 menit; (3) kejang demam berulang dalam waktu 24 jam dari
episode pertama; dan (4) hubungan dengan kelainan neurologis postictal, seperti
Kejang demam dibagi dua yaitu kejang demam sederhana dan kejang
lamanya lebih dari 15 menit, kejang fokal / parsial atau fokal / persial menjadi
umum dan berulang dalam 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan kejang
sendiri, bentuk kejang umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang
VII. DIAGNOSIS
Anammesis
b. Suhu sebelum atau saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan
anak pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi susunan syaraf pusat
(gejala infeksi saluran nafus akut/ISPA, infeksi saluran kemih ISK, otitis
media akut).
keluarga
(Pudjiandi, 2009)
Pemeriksaan fisik
Laseque
Pemeriksaan Laboratorium
B)
Pungsi Lumbal
terbaru ,saat ini pemeriksaan pungsi lumbal tidak dilakukan secara rutin
pada anak berusia <12 bulan yang mengalami kejang demam sederhana
pemeriksaan klinis.
Elektroensefalografi
Keterangan:
EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan adanya fokus
Pencitraaan
kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau
awitan kejang 1.
c. Faktor risiko:
demam pertama.
pasien datang, kejang sudah berhenti. Jika pada saat pasien datang dalam kejang,
obat yang paling cepat untuk kejang adalah diazepam intravena. Dosis diaezepam
atau dalam waktu 3 0 5 menit, dengan dosis maksimal 10 mg. Secara umum
Obat yang praktis yang dapat diberikan olech orang tua di numah adalah
diazepam rektal. Dosis Diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam
rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk
berat badan lebih dan 12 kg. Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang
belum berhenti, dapat diulangi lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan
interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap
intravena.
Bila kejang telah berhenti pemberian obat selanjutnya tergantung dari indikasi
Antipiretik
demikian dokter neurologi anak Indonesi sepakat bahwa antipiretik tetap dapat
diberikan. Dosis paracetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/Kg/kali diberikan tiap
4-6 jam. Dosis Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.(Handryastuti, 2016)
parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/Kgkali diberikan tiap 4-6 jam.
Antikonvulsan
Profilaksis intermitten diberikan pada kejang demam dengan salah satu factor resiko
dibawahn ini:
- Jika pada episode kejang sebelumnya, suhu tubuh meningkat dengan cepat
- Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh meningkat dengan
cepat.
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0.3 mg/kg/kali peroral atau rektal
0.5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan < 12 Kg dan 10 mg untuk berat badan ≥12
Kg), sebanyak 3 kali sehari dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
pada orang tua buhwa dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia,
bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat dapat
menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, makan pengobatan rumat hanya
- kejang fokal 2
- Kejang fokal atau fokal menjaudi umum menunjukkan bahwa anak memiliki
- Pada anak dengan kelainan saraf dapat diberikan etukasi untuk pemberian
terapi profilaksis intermitten terlebih dahulu , jika tidak berhasil atau orang
Pemberian obat fenobabital atau asam valproat setiap hari efektif dalam
kesulitan belajar pada 40-50% kasus obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada
sebagian kecil kasus terutama yang berumur <2 tahun asam valproat dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mgkghari
kejang demam tidak membutuhkan tapering off , namun dilakukan pada saat anak
saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya telah
meninggal。Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara yang diantaranya:
- Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
- Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah; 2012.
6. Gunawan PI, Saharso D. Faktor Risiko Kejang Demam Berulang pada Anak.
8. Han Na Jang & Eun Hye Lee. Impact of Influenza Infection on Febrile
9. Hardika, Made Sebastian Dwi Putra & Mahalini, Dewi Sutriani. Faktor-
12. Kastiano RFD. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Sikap Orang Tua
13. Khair AM, Elmagrabi D. Febrile Seizures and Febrile Seizure Syndromes: An
15. Nindela Rini, dkk. Karakteristik Penderita Kejang Demam di Poli anak
16. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati
Anak Indonesia.
Penatalaksanaan
Jakarta.
18. Wardhani, AK. Kejang Demam Sederhana pada Anak Usia Satu Tahun.
20. Purwanti, Okti Sri & Maliya, Arina. Kegawatdaruratan Kejang demam.