0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
1. Konkusi dan kontusi otak adalah dua jenis cedera otak ringan yang terjadi akibat perubahan momentum kepala secara mendadak atau trauma, menyebabkan kelumpuhan sementara fungsi otak.
2. Pendarahan ekstradural dan subdural terjadi ketika darah menumpuk di antara tengkorak dan otak, yang dapat menyebabkan tekanan pada otak.
3. Cedera penetrasi otak adalah cedera paling berbahaya yang dise
1. Konkusi dan kontusi otak adalah dua jenis cedera otak ringan yang terjadi akibat perubahan momentum kepala secara mendadak atau trauma, menyebabkan kelumpuhan sementara fungsi otak.
2. Pendarahan ekstradural dan subdural terjadi ketika darah menumpuk di antara tengkorak dan otak, yang dapat menyebabkan tekanan pada otak.
3. Cedera penetrasi otak adalah cedera paling berbahaya yang dise
1. Konkusi dan kontusi otak adalah dua jenis cedera otak ringan yang terjadi akibat perubahan momentum kepala secara mendadak atau trauma, menyebabkan kelumpuhan sementara fungsi otak.
2. Pendarahan ekstradural dan subdural terjadi ketika darah menumpuk di antara tengkorak dan otak, yang dapat menyebabkan tekanan pada otak.
3. Cedera penetrasi otak adalah cedera paling berbahaya yang dise
Terjadi akibat perubahan momentum mendadak kepala. Cedera kepala ini termasuk cederakepala ringan dan terjadi kelumpuhan fungsi nervus kranialis akibat trauma secara reversibel(Ropper dan Brown, 2005)
2. Contusion (Kontusio cerebri / memar otak )
Luka memar pada kulit terjadi apabila kerusakan jaringan subkutan
dimana pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan berwarna merah kebiruan. Luka memar pada otak terjadi apabila otak menekan pembuluh darah kapiler pecah. Biasanya terjadi pada tepi otak seperti pada frontal, temporal dan oksipital. Kontusio yang besar dapat terlihat di CT-Scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pada kontusio dapat terlihat suatu daerah yang mengalami pembengkakan yang disebut edema. Jika pembengkakan cukup besar dapat menimbulkan penekanan hingga dapat mengubah tingkat kesadaran (Corrigan, 2004). Kontusio serebri adalah memar pada jaringan otak yang disebabkan oleh trauma tumpul maupun cedera akibat akselerasi dan deselerasi yang dapat menyebabkan kerusakan parenkim otak dan perdarahan mikro di sekitar kapiler pembuluh darah otak. Pada kontusio serebri terjadi perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya robekan jaringan yang kasat mata, meskipun neuron-neuron mengalami kerusakan atau terputus. Pada beberapa kasus kontusio serebri dapat berkembang menjadi perdarahan serebral. Namun pada cedera berat, kontusio serebri sering disertai dengan perdarahan subdural, perdaraham epidural, perdarahan serebral ataupun perdarahan subaraknoid (Hardman, 2002).
3. Cidera otak aksional
Diffuse axonal injury kerusakan axon yang diffus pada hemisfer cerebri, corpus callosum, batang otak dan cerebelum. Diffuse axonal injury (DAI) adalah keadaaan dimana serabut subskortikal yang menghubungkan inti permukaan otak dengan inti profunda otak (serabut proyeksi) maupun serabut yang menghubungkan inti-inti dalam satu hemisfer (asosiasi) dan serabut yang menghubungkan inti-inti permukaan kedua hemisfer (komisura) mengalami kerusakan. 4. Pendarahan ekstradural/epidural Hemato epidural adalah kondisi setelah cedera, dimana darah terkumpul di dalam ruang epidural (ekstradural) di antara tengkorak dan dura (Mallinckrodt Institute of Radiology, 2006). Epidural hematoma atau perdarahan extradural adalah kondisi saat darah mengumpul di area epidural, yaitu area di antara tulang tengkorak dan lapisan duramater. Duramater adalah membran atau lapisan terluar dari mening (selaput otak dan tulang belakang) yang menyelimuti dan melindungi otak dan tulang belakang. Di kepala, lapisan dura biasanya melekat pada tengkorak bagian dalam sehingga rentan terjadi perdarahan.
5. Pendarahan subdural
Perdarahan subdural adalah perdarahan antara duramater dan
arachnoid, yang biasanya meliputi perdarahan vena. Terbagi atas 3 bagian yaitu:
a. Perdarahan subdural akut
SDH akut adalah terkumpulnya darah di ruang subdural yang terjadi
akut (0-2 hari). Perdarahan ini terjadi akibat robeknya vena-vena kecil dipermukaan korteks cerebri. Gejala klinis berupa sakit kepala, perasaan mengantuk, dan kebingungan, respon yang lambat, serta gelisah. Keadaan kritis terlihat dengan adanya perlambatan reaksi ipsilateral pupil. Perdarahan subdural akut sering dihubungkan dengan cedera otak besar dan cedera batang otak. b. Perdarahan subdural subakut Perdarahan subdural subakut, biasanya terjadi 2-14 hari setelah cedera dan dihubungkan dengan kontusio serebri yang agak berat. Tekanan serebral yang terus- menerus menyebabkan penurunan tingkat kesadaran.
c. Pendarahan subdural kronis
Terjadi karena luka ringan. Mulanya perdarahan kecil memasuki
ruang subdural. Beberapa minggu kemudian menumpuk di sekitar membran vaskuler dan secara pelan- pelan ia meluas, bisanya terjadi lebih dari 14 hari. Gejala mungkin tidak terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Pada proses yang lama akan terjadi penurunan reaksi pupil dan motorik.
6. Pendarahan intraserebral
Intracerebral Hematoma adalah area perdarahan yang homogen dan
konfluen yang terdapat di dalam parenkim otak. ICH bukan disebabkan oleh benturan antara parenkim otak dengan tulang tengkorak, tetapi disebabkan oleh gaya akselerasi dan deselerasi akibat trauma yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang terletak lebih dalam, yaitu di parenkim otak atau pembuluh darah kortikal dan subkortikal. 7. Cidera penetrasi pada otak
Cedera kepala terbuka, juga dikenal sebagai cedera penetrasi,
merupakan cedera otak yang disebabkan oleh lapisan kepala yang diterobos oleh benda tajam. Cedera penetrasi umum terjadi akibat tusukan pisau, tembakan peluru, atau benda tajam lainnya yang menembus tengkorak kepala hingga ke bagian otak. Cedera otak penetrasi adalah yang paling mengancam kehidupan dan jenis yang paking fatal dari segala jenis cedera otak.