Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian, jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian eksperimen semu (quasi Eksperimental). Penelitian ini

menggunakan desain One Group Pretest–Posttest. Sumadi (2010: 101-102)

menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan desain One Group Pretest–

Posttest dipakai satu kelompok subjek. Pertama–tama dilakukan pengukuran,

lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan

pengukuran untuk kedua kalinya.

Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali

pengukuran berupa tes yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (post test). Tes

awal (pretest) adalah tes diberikan untuk mengetahui kemampuan awal yang

dimiliki oleh siswa. Tes akhir (post test) adalah tes yang kedua kalinya yang

diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir yang dimiliki oleh siswa,

setelah diberikan suatu perlakuan. Perlakuan yang diberikan yaitu

pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD. Lebih

jelasnya rancangan dalam penelitian ini digambarkan pada Tabel 3 berikut.

Tabel 4. Rancangan Penelitian

Pretest Perlakuan Post test


T1 X T2
Sumber : Sumadi (2010: 101-102)

Keterangan: X : Pembelajaran model kooperaif tipe STAD


T1 : Tes kemampuan awal siswa
T2 : Tes akhir siswa setelah diberi perlakuan

39
40

Tabel 4 terdiri dari T1 yaitu tes awal (pretest) yang diberikan kepada

siswa. Tes ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai

pokok bahasan kwhmeter. Setelah dilakukan tes awal, kemudian ditentukan

skor nilai yang dicapai masing-masing siswa. Setelah didapatkan skor nilai

masing-masing siswa, dilakukan uji normalitas pretest untuk mengetahui

bahwa skor nilai yang diperoleh siswa tersebar normal atau tidak. X yaitu

perlakuan yang diberikan kepada subjek penelitian, yaitu Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD. T2 yaitu tes (post test) akhir yang diberikan kepada

siswa untuk mengetahui skor nilai yang diperoleh siswa setelah diberikan

perlakuan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi.

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa

kelas X Kejuruan Teknik Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Payakumbuh

tahun pelajaran 2014/2015, yang terdiri dari 3 lokal. Total siswanya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas X Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 2


Payakumbuh T.A. 2014/2015

Kelas Jumlah Siswa


X TIPTL 30
X TJTL 30
X TOI 25
41

Sumber: Tata Usaha Kejuruan Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 2


Payakumbuh

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2010:174-175), sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita

bermaksud untuk meng-generalisasikan hasil penelitian sampel. Yang

dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian

sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Sifat dan karakteristik dari populasi tersebut harus tergambar dalam

sampel yang diambil. Bila sampel tidka representative, maka bisa terjadi

kesalahan dalam menyimpulkan sebuah populasi. Maka sesuai dengan

permasalahan yang diteliti, sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini

adalah kelas eksperimen saja. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode random sampling. Teknik pengambilan sampelnya

dengan cara pengundian gulungan kertas. Kelas yang terpilih sebagai kelas

eksperimen adalah kelas X TIPTL.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel

Menurut Arikunto (2010:161) variabel adalah objek penelitian,

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Pada penelitian ini

variabelnya antara lain:

a. Variable bebas: model pembelajaran kooperatif tipe STAD

b. Variabel terikat: hasil penelitian siswa

2. Data dan Sumber Data


42

a. Jenis data

1) Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil belajar Simulasi

Digital setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

2) Data sekunder adalah data jumlah siswa dan data nilai semester I

dari populasi.

b. Sumber data

Sumber data adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Payakumbuh

Kejuruan Teknik Ketenagalistrikan yang terdaftar pada semester II

tahun ajaran 2014/2015, guru dan tata usaha SMK Negeri 2

Payakumbuh sebagai data sekunder.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi ke SMK Negeri 2 Payakumbuh

b. Mengurus surat izin

c. Menetapkan jadwal penelitian

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajarana

e. Membuat LKS yang akan diberikan kepada siswa

f. Membuat alat bantu (media) pembelajaran

g. Menyiapkan soal pretest untuk tes awal sebelum pembelajaran

h. Membuat kisi-kisi soal uji coba

i. Menyiapkan soal tes akhir belajar (post test)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengadakan pretest pada siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran


43

b. Mengumpulkan hasil pretest yang telah dilaksanakan

c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode yang dirancang

3. Tahap Akhir

a. Mengadakan tes akhir (posttest) setelah pembelajaran berakhir untuk

mengetahui hasil perlakuan yang diberikan.

b. Mengolah data dari kelas eksperimen.

c. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik

analisis data yang digunakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal berbentuk tes

objektif. Pembuatan soal-soal tes berpedoman pada tujuan pembelajaran

dengan membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu. Soal tersebut harus memenuhi

kompetensi peserta didik. Kompetensi yang diamati adalah pada ranah

kognitif yaitu kompetensi pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Agar

isntrumen menjadi alat ukur yang baik, maka perlu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi soal uji coba.

2. Menyusun soal uji coba sesuai dengan kisi-kisi soal.

3. Mengujikan soal-soal uji coba kepada siswa kelas lain.

Pengujian soal-soal uji coba dilakukan di kelas X TOI, X TIPTL dan X

TJTL Teknik Ketenagalistirikan SMK Negeri 2 Payakumbuh. Dari hasil uji

coba dilakukan analisis soal. Analisis soal dilakukan untuk memperoleh

kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Soal-soal

yang dibuat berdasarkan kisi-kisi soal dari materi pokok yang telah tersusun
44

dalam silabus. Kisi-kisi soal dan materi pokok soal yang dibuat dijelaskan

pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Kisi-kisi Tes Soal Uji Coba Penelitian


Kompetensi Dasar Materi Pokok
3.6. Menerapkan  Tahap praproduksi video
presentasi video untuk untuk branding dan
branding dan marketing marketing
4.6. Menyajikan hasil  Tahap produksi video untuk
presentasi video untuk branding dan marketing
branding dan marketing  Tahap pascaproduksi video
untuk branding dan
marketing
Jumlah soal 30 soal
Sumber: Silabus Mata Pelajaran Simulasi Digital Kurikulum 2013

Berdasarkan kisi-kisi soal yang akan dibuat diatas, maka perlu

dilakukan pengujian statistika soal tersebut dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

1. Validitas Tes

Tes dikatakan valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Tes yang telah diukur dikatakan valid apabila sesuai

dengan aslinya. Pengukuran tes tersebut di dalam kegiatan evaluasi disebut

dengan data evaluasi. Data evaluasi yang sesuai dengan kenyataan yang

disebut dengan data valid. Untuk mengetahui valid dan tidaknya tes atau

data itu pada penelitian ini digunakan validitas isi. Arikunto (2010:67)

menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sesuai dengan materi atau isi

pelajaran yang diberikan dan sesuai dengan kurikulum. Validitas tes

adalah kemampuan suatu tes sebagai alat untuk mengukur secara cepat,

benar dan sahih apa yang seharusnya diukur. Rumus yang digunakan
45

untuk menghitung validitas isi yang dinyatakan oleh Sudjono (2012:258)

adalah:

M p −M t p
r pbi =
SD t √ q

Keterangan:

r pbi = Koefisien korelasi poin biserial


Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar item yang dicari
korelasinya dengan tes
Mt = Mean skor total (skor rata-rata) dari seluruh pengikut tes
Sd = Standar deviasi skor total
p = Proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut
q = Proporsi siswa yang menjawab salah

Untuk hasil r hitung kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada

taraf signifikan 5 % dengan kriteria jika r hitung >r tabel maka item tersebut

dinyatakan valid dan jika r hitung <r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak

valid. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka jumlah soal yang

dinyatakan valid dan dapat dipergunakan untuk mempermudah data

pembelajaran Simulasi Digital.

2. Reliabilitas Tes

Menurut Arikunto (2010:90), reliabilitas tes adalah ketetapan suatu

tes apabila diteskan pada objek yang sama. Pengertian reliabilitas tersebut

menjelaskan bahwa konsep reliabilitas terkait dengan pengukuran berkali-

kali. Suatu instrumen yang mempunyai reliabilitas tes yang baik, apabila

dilakukan pengukuran terhadap tes tersebut pada waktu yang lain maka

hasil pengukuran akan memberikan hasil yang sesuai kenyataan.

Reliabilitas tesdiuji dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson

(K-R 20) yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 100) sebagai berikut:
46

n S 2−∑ pq
r 11 = ( )(
n-1 S2 )
Keterangan:

r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan


N = Jumlah butir soal
P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
Q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
S = Standar deviasi dari tes

Kriterianya adalah:

0,81 - = Sangat Tinggi


1,00 = Tinggi
0,61 - = Sedang
0,80 = Rendah
0,41 - = Sangat Rendah
0,60
0,21 -
0,40
0,00 -
0,20

3. Indeks Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak sukar. Soal

yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

untuk memecshkannya akan tetapi membangkitkan semangat kepada siswa

yang lemah. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba akan

tetapi menambah gairah belajar bagi siswa yang pandai. Soal yang terlalu

mudah atau terlalu sukar ditunjukkan dengan suatu bilangan yang disebut

dengan indeks kesukaran. Indeks kesukaran suatu soal dapat diketahui

dengan menggunakan rumus yang dinyatakan oleh Arikunto (2010:207)

yaitu:
47

B
P=
J
Keterangan:

P = indeks kesukaran
B = subjek yang menjawab betul
J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

Kriterianya adalah:

0,00 – = Soal sukar


0,30 = Soal sedang
0,31 – = Soal mudah
0,70
0,71 –
1,00

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk dapat

membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah). Bagi soal yang dapat dijawab benar oleh siswa

pandai maupun siswa kurang pandai, maka soal itu tidak baik karena tidak

mempunyai daya pembeda. Demikian juga, jika semua siswa baik pandai

maupun kurang pandai tidak mejawab soal dengan benar, soal tersebut

tidak juga baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang

mempunyai daya pembeda yang baik adalah soal yang dapat dijawab

benar oleh siswa-siswa yang pandai saja.

Penentuan daya pembeda pada soal dilakukan dengan

mengelompokkan seluruh siswa pengikut tes menjadi dua kelompok yaitu

kelompok atas atau kelompok pandai dan kelompok bawah atau kelompok

kurang pandai. Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut

dengan benar, sedangkan seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka


48

soal tersebut mempunyai daya pembeda paling besar yaitu 1,00.

Sebaliknya jika seluruh kelompok bawah menjawab betul, maka nilai yaitu

-1,00. Tetapi jika siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama-

sama menjawab benar atau sama-sama menjawab salah maka nilai yaitu

0,00. Nilai yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut Indeks

Diskriminasi. Cara menghitung Indeks Diskriminasi soal menurut

Arikunto (2010:211) adalah:

BA BB
D= − =P A −PB
J A BB

Keterangan:

D = daya pembeda butir


BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab betul
BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang
menjawab betul
JA = banyaknya subjek kelompok atas
JB = banyaknya subjek kelompok bawah

Kriterianya adalah:

0,0 - 0,2 = Jelek


0,2 - 0,4 = Cukup
0,4 - 0,7 = Baik
0,7 - 1,0 = Baik sekali
Minus = Tidak baik

F. Teknik Analisis Data

Riduwan (2012:32) menyatakan bahwa data kuantitatif adalah data

yang berbentuk bilangan. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari

pengukuran langsung. Data-data ini diperoleh dari skor tes yang telah diikuti

siswa yaitu skor pretest dan skor post test. Skor yang diperoleh dari pretest

maupun post test, selanjutnya dilakukan Analisis. Analisis dilakukan terhadap

pretest maupun posttest dengan uji statistik berikut:


49

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data hasil

belajar siswa, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dalam

uji normalitas digunakan metode chi-kuadrat (X2). Rumus untuk

menghitung X2 yang dirumuskan oleh Riduwan (2012: 68) adalah berikut

ini.

( fo − fe )2
2
X =
fe
Keterangan:

X2 = Hasil perhitungan Chi Kuadrat


Fe = Frekuensi yang diharapkan
fo = Frekuensi yang diobservasi

Kriteria uji normalitas, apabila Xh2 < Xt2 maka data tersebut

berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis ini adalah untuk melihat peningkatan hasil

belajar Simulasi Digital siswa yang pembelajarannya menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Rumus yang akan diterapkan menggunakan uji satu pihak, yaitu uji

pihak kanan dengan hipotesis sebagai berikut:

H 0 :µ ≤ µ0

H 0 :µ> µ0

Menurut Sugiyono (2009:273), rumus yang digunakan untuk

hipotesis adalah rumus t-tes satu sampel sebagai berikut:


50

x 1−x 2
t hitung =
s1 1
+
h1 h2

Keterangan:

t = nilai t yang dihitung


x1 x2 = nilai rata-rata
s = simpangan baku sampel
h1 h2 = jumlah anggota sampel

Anda mungkin juga menyukai