Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KETERAMPILAK KLINIK

BLOK 6. A
MANAJEMEN TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN

Instruktur : Bd. Lusiana El Sinta Bustami, SST., M. Keb

Kelompok :5
Nama : Three Ranti Alza
BP : 1610333003

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018/2019
A. Manajerial Tingkat Pelayanan Puskesmas
Jika berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat, tentu
ada perbedaan alur pelayanan yang harus diikuti, khususnya antara puskesmas rawat jalan
dan puskesmas rawat inap (perawatan). Perbedaan utama alur pelayanan tergantung pada
kasus yang bersifat darurat (emergency) seperti: serangan penyakit akut, kecelakaan
lalulintas. Kondisi seperti ini kemungkinan tidak mengikuti alur baku, bisa langsung menuju
ruang gawat darurat atau ruang tindakan yang terdapat di puskesmas. Bila keadaannya
normal dan wajar  saja, maka pada umumnya, pengunjung puskesmas, harus mengikuti
prosedur alur pelayanan standar rawat jalan, seperti paparan ringkas berikut ini.
1. Mendaftarkan identitas pasien di ruang loket/kartu
Pengunjung harus mendaftarkan diri di loket/kartu agar tercatat dalam kartu
kunjungan pasien, dengan menunjukkan kartu identitas (KTP, askes, jamkesmas)
yang masih berlaku
2. Menunggu giliran panggilan di ruang tunggu
Silakan menuju ruang tunggu puskesmas, menanti giliran panggilan pelayanan yang
diperlukan
3. Menuju ruang periksa pelayanan rawat jalan
Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan langsung
menuju tempat pemeriksaan dokter (poli umum atau poli gigi) sesuai keluhan yang
dialaminya.
4. Mengambil resep obat di ruang apotek
Pengunjung yang mendapatkan resep obat, setelah diperiksa dokter, dimohon
menunggu dengan sabar, pelayanan obat yang bisa ditebus langsung di ruangan
apotek puskesmas.
5. Meninggalkan ruangan puskesmas
Para pengunjung mengecek kembali perlengkapan yang dibawa dan diwajibkan selalu
berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan keasrian ruangan pelayanan dan halaman
puskesmas

B. Manajerial Tingkat Pelayanan Rumah Sakit


1. Alur Proses Pelayanan di Rumah Sakit
Menurut Jan Carlzon (1987) mengadopsi dari ilmu marketing bahwa alur proses
pelayanan di rumah sakit terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Pelayanan Pre-Hospital
Tahap ini merupakan tahap sebelum pelanggan/pasien memutuskan untuk datang ke
rumah sakit. Sebelum memutuskan untuk datang ke rumah sakit biasanya
pelanggan/pasien lebih dahulu menentukan rumah sakit mana yang akan dipilih.
Pilihan itu dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti:
a) Apakah pelanggan/pasien pernah datang ke rumah sakit itu.
b) Mendengar cerita tentang rumah sakit tersebut.
a) Melalui brosur, iklan atau rekomendasi orang terdekat pelanggan/pasien.
b) Kemudahan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh
pelanggan/pasien baik melalui telepon maupun yang datang langsung ke
rumah sakit.
c) Keramahan dari pegawai rumah sakit sehingga pasien mendapatkan
informasi yang sejelas mungkin baik mengenai fasilitas maupun produk
layanan rumah sakit.
b. Pelayanan During-Hospital
Tahap ini merupakan tahap cara bagaimana rumah sakit bisa membuat proses
pelayanan di rumah sakit menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah bagi
pelanggan. Tahap ini dimulai pada saat pelanggan/pasien datang ke rumah sakit,
pelanggan/pasien melakukan pendaftaran, sampai pelanggan/pasien mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan di rumah sakit.
c. Pelayanan Post-Hospital.
Tahap ini merupakan tahap yang sangat sensitif, karena pada saat pelanggan/pasien
pulang akan berhubungan dengan masalah uang. Pada saat bagian keuangan
mendapatkan informasi bahwa pasien rawat inap akan keluar/meninggal, maka
pembuatan rekening harus segera dimulai. Lebih cepat pihak yang bertanggung jawab
atas biaya pasien mengetahui jumlah yang harus dibayar, makin besar kemungkinan
pembayaran yang akan diterima. Jadi penting sekali penataan rekening pasien secara
tepat dan akurat. Selain itu, pegawai rumah sakit dituntut untuk bekerja dengan
tenang, sabar, teliti, dan dapat mengendalikan dirinya sendiri.
 
I. Rumah Sakit Tipe A
Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah
ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau
disebut juga rumah sakit pusat.
Kita mengenal pelayanan BPJS menggunakan sistem berjenjang, jika tidak bisa
ditangani di faskes tingkat 1 (puskesmas, poliklinik, doktr pribadi) maka akan dirujuk
ke faskes tingkat 2 (rumah sakit kabupaten), jika di faskes tingkat 2 masih belum juga
bisa ditangani maka pasien akan di rujuk ke faskes tinggat 3 yaitu rumah sakit tipe A.
II. Rumah Sakit Tipe B
Rumah sakit Tipe B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Rumah sakit tipe B ini direncanakan akan didirikan di setiap ibukota propinsi
(provincial hospital) yang dapat menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit
kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga diklasifikasikan
sebagai rumah sakit tipe B.
III. Rumah sakit tipe C
Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis
disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan
anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan.
Rumah sakit kelas C ini adalah rumah sakit yang didirikan di Kota atau kabupaten-
kapupaten sebagai faskes tingkat 2 yang menampung rujukan dari faskes tingkat 1
(puskesmas/poliklinik atau dokter pribadi.
IV. Rumah Sakit Kelas D 
Rumah Sakit Kelas D adalah rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat
akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C.
Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah memberikan pelayanan
kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C,
rumah sakit tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.
C. Proses Rujukan Pasien Antar Tingkat

D. Peraturan Perundang-Undangan yang Mengatur


1. UU No. 36 Tahun 200 tentang Kesehatan
Pasal 30
1) Fasilitas pelayanan kesehatan, menurut jenis pelayanannya terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan perseorangan; dan
b. pelayanan kesehatan masyarakat.
2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
2. PERMENKES RI NO 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional
Bab II tentang Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Pasal 2
1) Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dan
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
2) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:
a. puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;
d. klinik pratama atau yang setara; dan
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.
3) Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa:
a. klinik utama atau yang setara;
b. rumah sakit umum; dan
c. rumah sakit khusus.
Pasal 3
1) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif.
2) Pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan,
dan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan penunjang yang
meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana dan pelayanan kefarmasian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang wajib
membangun jejaring dengan sarana penunjang.
4) Dalam hal diperlukan pelayanan penunjang selain pelayanan penunjang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dapat diperoleh melalui rujukan ke fasilitas penunjang lain.

Anda mungkin juga menyukai