Anda di halaman 1dari 29

TUTOR : Feni Andriani, Bd., M.

Keb
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017/2018
KELOMPOK 3
Ketua : Dyan Permata Rachim (1610333004)
Sekretaris Meja : Rama Lara Alti (1610331009)
Sekretaris Papan : Three Ranti Alza (1610333003)
Twotri Widia Lisanda (1610331005)
Selly Widianti (1610331007)
Nesya Septira (1610331008)
Rama Lara Alti (1610331009)
Yolanda Annisa A (1610331010)
Sri Wahyuni (1610331013)
Sara Uzlifah (1610333011)
MODUL 5
SKENARIO 5 : BIDANKU
Bidan Wina, seorang bidan PTT sedang mefloraksa kliennya yang telah
melahirkan 6 hari yang lalu. Ibu mengeluh payudara terasa nyeri, bayi tidak mau
menyusu dan rewel serta rahim terasa nyeri. Pada pefloraksaan fiik didapatkan
payudara tampak bengkak, TFU pertengahan [usat symphisis, lochea berwarna
merah kecoklatan. Tekana darah 120/80 mmHg, nadi 100x/menit, respirasi
22x/menit dan suhu 38,5oC. Dari kesimpulan yang dibuat oleh Bidan Wina, pasien
potensial akan mengalami mastitis dan endometritis.
Bidan melakukan perawatan payudara ibu dan menganjurkan klien untuk
melakukan kompres hangat pada kedua payudaranya. Setelah dilakukan asuhan,
nyeri pada payudara ibu berkurang dan klien dianjurkan untuk mengulangnya
kembali di rumah.
Bagaimanakan saudara menjelaskan kondisi klien pada skenario di atas?
LEARNING OBJECTIVES
Mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Pengkajian data (anamnesa) dan pemeriksaan fisik masa
nifas
2. Interpretasi data pada masa nifas
3. Kebutuhan dan tindakan segera pada masa nifas
4. Perencanaan asuhan masa nifas
5. Pelaksanaan asuhan masa nifas
6. Evaluasi asuhan masa nifas
7. Asuhan kebidanan pada masa nifas mandiri
1. PENGKAJIAN DATA (ANAMNESA) DAN
PEMERIKSAAN FISIK MASA NIFAS
PENGKAJIAN
 Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
 Kriteria Pengkajian :
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata, keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial
budaya)
3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi (Kesadaran, keadaan umum, warna kulit, tekstur kulit,
pigmentasi)
b. Tanda-tanda vital (Tekanan darah, nadi, frekuensi reapirasi,
suhu)
c. Inspeksi payudara (Fisura, pembengkakan, pengeluaran ASI)
d. Abdomen (TFU, tonus otot, kandung kemih, bising usus)
e. Genitalia eksterna (Lochea, perineum, rectum, haemorrhoid)
f. Ekstremitas (Edema, refleks, tanda Homans, varises)
2. INTERPRETASI DATA PADA MASA
NIFAS
PERUMUSAN DIAGNOSA DAN ATAU MASALAH
KEBIDANAN
 Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat
 Kriteria Perumusan diagnosa dan atau Masalah
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
Contoh
Data”: ibu tdk haid 3 bln, mual muntah, HPHT tgl 17/5/2005, PP test +,
ball +, anak II, anak pertama 1 th, ibu blm menginginkan hamil, sering
pusing, susah tidur, malas makan, TD 110/80,N 80,Hb 11,9gr%.

Diagnosa: Ibu kemungkinan hamil GII PI A0, 12 mg Kondisi normal.


Kehamilan tdk diinginkan.
3. KEBUTUHAN DAN TINDAKAN
SEGERA PADA MASA NIFAS
Tindakan Segera
Tindakan segera yang diperlukan untuk menyelamatkan ibu dan
Janin/anak (intervensi mandiri, konsultasi, kolaborasi, rujukan,
observasi)

ContohTindakan segera:
 Menghentikan perdarahan kala IV dengan: placenta manual, manual
 Mengatasi distosia bahu pada kala II
 Mengecek BJJ pada perdarahan antepartum
 Cek HB pada perdarahan postpartum
 Merujuk untuk tindakan operatif
Contoh
Contoh 1
Tindakan segera yg perlu dilakukan pada kasus perdarahan karena atonia
uteri:
- Masase uterus
- Berikan uterotonika
- Kompresi bimanual
- Rujuk/kolaborasi tindakan lebih lanjut

Contoh 2:
Tindakan segera pada perdarahan antepartum:
- Obsewrvasi perdarahan &tanda vital
- Observasi DJJ
- Rujuk /kolaborasi penanganan lebih lanjut
4. PERENCANAAN ASUHAN MASA NIFAS
PERENCANAAN
 Pernyataan Standar
 Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah
yang ditegakkan.
 Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Mengembangkan tindakan
komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya, juga
mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang
didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya
sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya
boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.
 Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien; tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara
komprehensif
2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya
klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
 Rencana asuhan yang di berikan pada ibu nifas dengan bendungan ASI
menurut penatalaksanaan bendungan ASI
 Wiknjosastro (2009) adalah:
 1) Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara
 lebih lembek
 2) Keluarkan asi sebelum menyusui sehingga asi keluar lebih mudah
ditangkap dan dihisap oleh bayi
 3) Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
 4) Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan
 kompres dingin dan hangat menggunakan handuk secara
 bergantian kiri dan kanan
 5) Susukan ASI sesering mungkin tanpa dijadwal (on demand)
 6) Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi
5. PELAKSANAAN ASUHAN MASA NIFAS
IMPLEMENTASI

 Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
 Kriteria:
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan
atau keluarganya (inform consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/ pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
6. EVALUASI ASUHAN MASA NIFAS
EVALUASI
 Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk
melihat efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien.
 Kriteria Evaluasi:
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai
kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
/keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien
Pada evaluasi menilai semua tahap yang telah dilakukan, untuk mengetahui
efektifitas asuhan yang diberikan.

Keberhasilan suatu asuhan kebidanan ditandai adanya perubahan bukan hanya


pada gejala tetapi pada penyebab masalahnya.
7. ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA
NIFAS MANDIRI
A. PENGERTIAN
Cara Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat
payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk
memperlancarkan pengeluaran ASI.
B. TUJUAN
a. Memelihara kebersihan payudara
b. Melenturkan dan menguatkan putting susu
c. Memperlancar produksi ASI
C. WAKTU PELAKSANAAN
Dilakukan dua kali sehari pada waktu mandi pagi dan sore hari
D. SYARAT-SYARAT UNTUK MENDAPATKAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
1. Dilakukan secara teratur dan sistematis
2. Makanan dan minuman ibu yang seimbang dan sesuai dengan kesehatan
ibu
3. BH (Bra) yang dipakai ibu selalu bersih dan menyokong payudara
 TEKNIK PERAWATAN PAYUDARA
Tempelkan/ kompres putting ibu dengan kapas / kassa yang sudah diberi
minyak kelapa ( baby oil ) selama ± 5 menit, kemudian puting susu
dibersihkan
 Melakukan Perawatan Puting dengan Cara :
 Jika putting susu normal, lakukan perawatan berikut: Oleskan minyak
pada ibu jari telunjuk, lalu letakkan pada kedua putting susu. Lakukan
gerakan memutar kearah dalam sebanyak 30x putaran untuk kedua
putting susu.
 Jika putting susu datar atau masuk ke dalam , lakukan tahap berikut:
 a. Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting susu,
kemudian tekan dan hentakkan kearah luar menjauhi putting susu secara
perlahan.
 b. Letakkan kedua ibu jari diatas dan di bawah putting susu, lalu tekan
serta hentakkan kea rah luar menjauhi putting susu secara perlahan.
 Licinkan tangan dengan minyak/baby oil secukupnya
 Tempatkan kedua tangan diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut
kearah atas, terus ke samping, kebawah, melintang sehingga
tangan menyangga payudara (mengangkat payudara) kemudian lepaskan
tangan dari payudara.
 Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian 3 jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara
berakhir pada putting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan.
Lakukan 2 kali gerakan pada setiap payudara
 Meyokong payudara kiri dengan tangan kiri. Telapak tangan kiri menopang
payudara kiri dan jari-jari tangan sisi kelingking mengurut payudara kearah
putting susu, gerakan diulang sebanyak 30 kali untuk tiap payudara
 Telapak tangan kiri menopang payudara, tangan dikepalkan kemudian buku-
buku jari tangan mengurut payudara mulai dari pangkal ke arah putting
susu, gerakan ini di ulang sebanyak 30 kali untuk setiap payudara.
 Selesai pengurutan, kedua payudara dikompres dengan waslap hangat selama
2 menit, kemudian ganti dengan kompres waslap dingin selama 1 menit.
 Keringkan payudara dengan handuk kering dan pakaikan bra
THANK YOU
DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai