Disusun Oleh
Wihartuti 2015901090
Disusun oleh :
Nama : Wihartuti
NIM : 2015901090
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
( Nurhayati,SST. M. Biomed )
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
hidayahNya hingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan “Manajemen
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis di Puskesmas Kumanis”.
Laporan kasus ini merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan Praktik Klinik
Kebidanan pada Program Profesi Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Ford De
Kock Bukitttinggi Tahun ajaran 2021/2022.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Resty
Nofilda Putri SST.Mkes selaku pemimbing akademik dan Ibu Dian Afraida SST.Mkes
selaku pembimbing lapangan. Yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penulisan laporan kasus ini.Mudah-mudahan laporan kasus ini dapat bermanfaat dan
menjadi acuan untuk pengembangan inovasi dalam bidang pendidikan kususnya di bidang
kebidanan.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester
Setiap hari 830 ibu didunia (di Indonesia 38 ibu berdasarkan AKI 305) meninggal
dunia akibat penyakit/ komplikasi terkait kehamilan dan persalinan (WHO, 2019).
Berdasarkan Hasil Survei Penduduk Antar Sensus Tahun 2015, AKI di Indonesia sebesar
305 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan jumlah Angka
Kematian Bayi sebesar 22,23 per 1.000 KH, artinya sudah mencapai target MDG’s 2015
sebesar 23 per 1.000 KH. 75% kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi,
preeklampsi/ eklampsi, partus lama dan aborsi yang tidak aman. Ibu meninggal karena
komplikasi kebidanan yang tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu. Masalahnya
sebagian besar komplikasi tidak dapat diprediksi sehingga semua kehamilan dianggap
nasionalyaitu pada goals ke-3 menerangkan bahwa pada tahun 2030, mengurangi angka
kematian ibu hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup, mengakhiri kematian bayi dan balita
yang dapat dicegah dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita 25 per
1.000 kelahiran hidup Mengacu pada saat ini, potensi untuk mencapai target SDG’s ke-5
untuk menurunkan adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2017), angka kematian ibu
melonjak drastic dari 228 per 100.000 kelahiran hidup ditahun 2007 menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Berdasarkan hasil survey penduduk antar sensus
(SUPAS) tahun 2015, AKI kembali menunjukan penurunan pada tahun 2015 menjadi 309
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk angka kematian bayi (AKB), berdasarkan
hasil SDKI tahun 2017 menunjukan penurunan yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2018).
Dalam upaya mengurangi angka kematian ibu, pemerintah mengeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Salah satu
isinya adalah memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu kehamilan yang dilakukan dalam
tiga kali pemeriksan (Permenkes, 2014).
Oleh karena itu pelayanan dan asuhan kebidanan pada masa kehamilan merupakan
cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu kehamilan normal dan
mengetahui secara dini bila ada komplikasi yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat
melalui masa kehamilannya dengan selamat dan bayi yang sehat.
Diantaranya:
b. Sebagai bahan diskusi dalam memahami implikasi kajian asuhan kebidanan pada
kehamilan normal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi International adalah
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-
5
d. Ovarium: Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan
menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum (Romauli, S, 2011).
e. Payudara: Pada minggu-minggu awal kehamilan, wanita sering
merasakan parestesia dan nyeri payudara. Setelah bulan kedua, payudara
membesar dan memperlihatkan vena-vena halus di bawah kulit. Puting
menjadi jauh lebih besar, lebih gelap, dan lebih tegak. Setelah beberapa
bulan pertama, pemijatan lembut pada putih dapat menyebabkan
keluarnya kolostrum. Pada masa tersebut areola menjadi semakin lebar
dan muncul tonjolan kelenjar montgomery. Jika payudara membesar
berlebih dapat muncul striae seperti yang terjadi pada abdomen
(Cunningham dkk, 2013). Pada kehamilan setelah 12 minggu, putting
susu dapat mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih yang disebut
colostrum. Colostrum berasal dari asinus yang mulai bersekresi. Selama
trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mamae membuat
ukuran payudara meningkat secara progresif (Romauli, S, 2011).
2. Sistem Endokrin: Adanya peningkatan hormone estrogen dan progesterone
serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH (Romauli, S, 2011).
3. Sistem Perkemihan: Pada trimester II kandung kemih tertarik ke atas dan
keluar dari panggul kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm
karena kandung kemih bergeser kearah atas. Tonus kandung kemih menurun
dan memungkinkan distensi kandung kemih sampai 1500 ml. Pada saat yang
sama pembesaran uterus menekan kandung kemih dan menimbulkan rasa
ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urin (Romauli,
S, 2011).
4. Sistem Pencernaan: Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone
progesterone yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena
adanya tekanan uterus yang membesar dalam dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khusunya saluran pencernaan, usus besar
kearah atas lateral. Wasir cukup sering pada kehamilan sebagian besar karena
konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena bawah uterus termasuk hemoroid.
Panas perut terjadi karena aliran balik asam gas ke dalam esophagus bagian
bawah (Romauli, S, 2011).
5. Sistem Kardiovaskuler: Pada usia kehamilan 16 minggu terjadi hemodilusi.
Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik dan kembali pada
tekanan sebelum aterm. Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran
dan posisi jantung, peningkatan volume darah dan curah jantung
menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum pada masa hamil
(Romauli, S, 2011).
6. Sistem Integumen: Akibat peningkatan hormone estrogen dan progesterone,
kadar MSH meningkat, terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi terjadi pada striae gravidarum atau alba, areola mamae,
papilla mamae, linea nigra, cloasma gravidarum. Setelah persalinan
hiperpigmentasi akan menghilang (Romauli, S, 2011).
7. Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh: Kenaikan berat bada 0,4-0,5 kg/
minggu selama kehamilan (Romauli, S, 2011).
Data Subyektif
1. Identitas
Siklus : 28 hari
Teratur/ : Teratur
tidak
HPHT : 07-01-2021
TP : 14-10-2021
5. Riwayat Obstetri Lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
Suami Anak
UK Pylt Penol Jenis T4 Pylt JK BB H/M Pylt ASI
ke ke
1 1 9 bln - Bidan Spt.B PMB - P 3200 H. 5 tahun - 2 tahun -
1 2 Abortus
1 3 HAMIL INI
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ini merupakan kunjungan keempat ke puskesmas kumanis” dan mendapat konseling
nutrisi, istirahat. Ibu mendapatkan terapi berupa tablet tambah darah, kalsium dan
B.Com. Tidak ada penyulit selama kehamilan ini. Sudah TT 1 dan TT 2. Gerakan janin
aktif dirasakan ibu dan terakhir ibu merasakan gerakan janin 10 menit yang lalu.
7. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit asma, jantung, hipertensi, DM,
ginjal, hepatitis, TBC, dan HIV.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang pernah menderita penyakit hipertensi,
jantung, asma, DM, ginjal, hepatitis, TBC dan HIV.
9. Riwayat Psikososial Budaya
Menikah 1 kali saat berusia 20 tahun. Lama menikah 6 tahun. Ini merupakan
kehamilan ketiga, kehamilan ini direncanakan dan mendapatkan dukungan penuh dari
keluarga. Pengambil keputusan adalah suami. Dalam keluarga tidak ada tradisi khusus
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
10. Data Fungsional Kesehatan
Nutrisi : makan 3x sehari dengan porsi sedang. Minum 2 botol besar, tidak
ada keluhan. Tidak ada alergi maupun pantang makanan.
Eliminasi : BAK ± 6-7x/ hari, BAB 1 kali/ hari. Tidak ada keluhan.
Aktivitas : ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya.
Istirahat : Ibu jarang tidur siang, saat malam tidur 6-7 jam.
Seksual : Tidak terkaji.
Kebiasaan : Ibu tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, tidak
minum jamu dan tidak pijat perut saat hamil. Di rumah tidak ada
hewan peliharaan apapun.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/i
RR : 24 x/i
S : 36,80C
Berat Badan : Sebelum Hamil 50 kg IMT : 20,5
Saat ini 57,5 kg
Tinggi Badan : 156 cm
Lila : 25 cm
2. Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak pucat dan tidak oedema
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : bibir tidak pucat dan tidak kering
Payudara : Payudara bersih, hiperpigmentasi aerola, puting susu menonjol,
tidak teraba benjolan, colostrum +/+
Abdomen : tidak terdapat bekas jahitan operasi
Leopold I : TFU 24 cm, pada bagian atas perut ibu teraba lunak, kurang
bulat, tidak melenting
Leopold II : teraba panjang keras seperti papan pada bagian kanan perut ibu,
dan teraba bagian-bagian kecil janin pada bagian kiri perut ibu
pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat dan melenting
Leopold III : belum masuk PAP
Leopold IV : tidak dilakukan
TBJ : (24-12) x 155 = 1860 cm
DJJ : 132x/menit
3. Pemerksaan laboratorium
Golongan Darah : B+
Hb : 11,6 gr%
Reduksi Urin :-
Protein Urin :-
HbsAg : NR
PITC : NR
TPHA : NR
Analisis
G3P1011 UK 25-26 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine KU Ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
2. Memberikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan menggunakan buku KIA, ibu
mampu menyebutkan kembali tentang tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kontrol gerak janin
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
4. Memberikan terapi multivitamin pada ibu dan menganjurkan ibu untuk meminumnya
sesuai anjuran; ibu bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan.
5. Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang 4 minggu lagi yaitu tanggal 13-08-
2021 atau bila ibu memiliki keluhan; Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis dilakukan pada Ny. L dengan G3P1A1
Usia kehamilan 26-27 minggu. Hasil anamnesa ibu mengatakan hari pertama haid terakhir
adalah tanggal 07-01-2021 dengan tafsiran persalinan tanggal 14-10-2021, sehingga
didapatkan hasil usia kehamilan 25-26 minggu. Menurut Academic Journal of Pediatric
and Neonatal (2019) trimester kedua berlangsun selama 15 minggu mulai dari minggu ke-
13 hingga ke-27.
Ibu mengatakan tidak ada keluhan karena ibu sudah masuk trimester 2 dimana ibu
merasa sehat dan tidak ada masalah kesehatan yang dirasakan ibu. Hal ini sesuai dengan
teori perubahan psikologis ibu hamil trimester II menurut Sulistyawati (2011) yang
mengatakan bahwa ibu merasa sehat dan tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon
yang tinggi (Sulistyawati, 2011). Hal ini sesuai dengan penelitian Azees et al (2018)
dimana pada trimester kedua ibu karena menghilangnya banyak gejala fisik yang tidak
menyenangkan, pada masa ini ibu merasa damai dan menyenangkan. Selain itu juga
adanya gerakan janin dan mendengar detak jantung janin semakin meyainkan ibu adanya
kehidupan lain dalam dirinya.
Ibu berusia 26 tahun yang merupakan usia reproduktif, sehingga ibu tidak
tergolong resiko tinggi. Dalam teori yang dijelaskan oleh Rochjati (2003) menyebutkan
bahwa wanita hamil dengan usia <16 tahun dan> 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi
mengalami penyakit obstetris serta mortalitas dan morbiditas perinatal. Ibu berpendidikan
SMA (tinggi) sehingga ibu mudah menerima perubahan dan konseling yang diberikan.
Menurut depkes RI (2002) pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan berfikir, dimana seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
mengambil keputusan yang lebih rasional, umunya terbuka untuk menerima perubahan
atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Usia
kehamilan 25-26 minggu ibu sudah merasakan gerakan janin dan ibu mengatakan gerakan
janin aktif dan ibu terakhir merasakan 5 menit yang lalu. Hal ini sesuai dengan teori
Sulistyawati (2011) yang mengatakan bahwa pada trimester II ibu sudah merasakan
gerakan janin.
22
Berdasarkan data riwayat kehamilan ini diketahui pemeriksaan kehamilan telah
dilakukan 4 kali. WHO (2016) merekomendasikan pemeriksan selama kehamilan adalah
sebanyak 8 kali. Kontak ke 4 dilakukan pada kehamilan 30 minggu. Artinya, pasien ini
lebih sering daripada yang direkomendasikan WHO. Hal ini diharapkan terus berlnjut
hingga akhir kehamilan agar kehamilannya terpantau dengan baik. Menurut Azzaz et
( 2016) ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan
rekomendasi WHO berisiko lebih tinggi mengalami perdarahan post prtum, eklampsia dan
mendapatkan perawatan di ICU. 12x berisiko outcome ibu yang jelek dan 53x berisiko
outcome janin yang jelek, serta meningkatkan mortalitas neonatal.
Berdasarkan pengkajian data objektif ditemukan adanya hasil pemeriksaan umum:
keadaan umum ibu baik, tinggi badan 156 cm, BB sebelum hamil 50 kg, sehingga
didapatkan IMT 20,5. Peningkatan berat badan selama hamil adalah 7,5 kg. Berdasarkan
Institute of Medicine (IOM) angka ibu tergolong memiliki IMT normal. Selama hamil
kenaikan berat badan yang direkomendasaikan adalah 12,5-16 kg. Simko et al (2019)
mengatakan bahwa overweight dan obes selama kehamilan berkontribusi untuk teradinya
patologi dalam kehamilan dan meningkatkan insiden seksio sesaria. overweight dan obes
meningkatkan resiko hipertensi dalam kehamilan (OR 15,3), preeklampsia (OR 3,4) dan
diabetes gestasional (OR 1,9), serta persalinan dengan sesar. Penambahan berat badan
yang melebihi rekomendasi IOM berisiko 1,2 kali untuk bersali sesar, 1,7 kali hipertensi
gestasional, dan 1,7 kali makrosomia janin.
Pemeriksaan fisik dimulai dari pemeriksaan konjungtiva ibu merah muda, mulut
dan wajah tidak pucat. Dari hasil laboratorium didapatkan Hb 11,6 gr%. Berdasarkan
kriteria WHO termasuk keadaan fisiologis. Parks et al (2019) Anemia berat pada ibu hamil
dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari hasil ibu, janin, dan neonatal yang buruk,
tetapi derajat anemia lainnya tidak. Intervensi yang ditujukan untuk mencegah anemia
berat pada wanita hamil harus dipertimbangkan. Anemia berat berhubungan dengan
kematian janin dan kematian neonatus, selian itu juga dikaitkan dengan berat badan lahir
rendah (<2500 dan <1500 g), kelahiran prematur, dan perdarahan postpartum.
Pada pemeriksaan payudara pada Ny. L didapatkan adanya hiperpigmentasi aerola
dan colostrum. Hal ini sesuai dengan teori Romauli, S, 2011 yang menyebutkan bahwa
payudara pada trimester II putting susu mengeluarkan cairan berwarna putih yang disebut
colostrum. Putting dan aerola berwarna gelap dan besar. Pada tiga sampai empat bulan
kehamilan, prolaktin dari adenohipofise (hipofiseanterior) mulai merangsang kelenjar air
susu untuk menghasilkan kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat
oleh estrogen dan progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktivitas dalam
pembuatan kolostrum yang ditekan. Sedangkan pada trimester kedua kehamilan, laktogen
plasenta mulai merangsang pembuatan kolostrum (Utami Roesli, 2004). Hasil pemeriksaan
leoplold didapatkan tinggi fundus uteri 24 cm, ini sesuai dengan teori WHO Reproductive
Healt Library (2016) yang menyebutkan bahwa saat usia kehamilan diatas 24 minggu
digunakan meteran untuk menilai pembesaran uterus dan dikatakan nilai normal yaitu
selisih ±2 cm. jika usia kehamilan Ny. L 26-27 minggu sesuai teori WHO (24-29 cm).
Menurut buku obstetric fisiologis pada pemeriksaan palpasi menurut Leopold 1
dengan perabaan pada usia kehamilan 28 minggu TFU berada 3 jari atas pusat. Hal ini
sesuai yang ditemukan pada Ny. L saat perabaan TFU berada 2 jadi diatas pusat. Hal ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juni Astuti yang meyebutkan bahwa
metode Leopold memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan hasil pada
pemeriksaan Mc. Donald karena metode Leopold menggunakan patokan yang konsisten
seperti simfisis pubis, umbilicus, dan processus xyphoideus, sedangkan metode Mc.
Donald dipengaruhi oleh karakteristik ibu yang didapatkan jika BB berat/ gemuk (65,6-
81kg) berpengaruh kepada hasil yang menjadi lebih tinggi dari sebenarnya karena adanya
penebalan lemak pada dinding perut dan ibu dengan tinggi badan rendah (145-150) maka
semakin pendek jarak antara simfisis pubis, umbilicus, dan processus xyphoideus dan juga
multigravida mempengaruhi ukuran TFU karena kehamilan ketiga atau lebih terjadi
kekendoran otot rahim dan perut yang memungkinkan janin menempati ruangan yang
lebih luas sehingga dapat menekan kearah samping kiri dan kanan perut ibu sehingga
terkesan melebar. Penempatan posisi janin seperti ini bisa menghasilkan pengukuran TFU
yang cenderung lebih kecil dari ukuran sebenarnya (Astuti J, 2011).
Analisa pada kasus ini adalah G3P1A1, usia kehamilan 25-26 minggu, janin
T/H/IU, KU ibu dan janin baik. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan janin
tunggal (Berdasarkan palpasi leopold, hidup terdengarnya bunyi jantung janin, intra uterin
(Ibu pernah USG dan hasilnya normal, janin intrauterin), serta KU ibu dan janin baik
berdasarkan pemeriksaan tanda vital ibu dan DJJ janin dalam batas normal. Di trimester II
asuhan kebidanan yang telah diberikan lebih mengkaji ulang pengetahuan ibu yang telah
diberikan sebelumnya karena ibu rutin memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan.
Dalam asuhan ini mengkaji pengetahuan ibu mengenai pola nutrisi dan sudah baik dalam
nutrisi karena kenaikan badan dalam batas normal. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda
bahaya kehamilan dan bisa menyebutkan saat ditanyakan dan ibu juga rajin meminum
multivitamin yang diberikan. Untuk pemeriksaan sekarang ibu diajarkan cara kontrol gerak
janin karena ibu sudah bisa merasakan gerakan janin. Sehingga jika ibu merasakan gerakan
janin kurang seperti biasanya, ibu bisa kepetugas kesehatan untuk memeriksakan keadaan
janinnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi pada wanita
yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi yang membentuk zigot dan akhirnya
menjadi janin yang mengalami proses perkembangan dan akhirnya menjadi janin yang
mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan di dalam uterus sampai proses
persalinan.
Dalam menegakkan diagnosa Ny. “L” G3P1011 UK 26-27 minggu, janin tunggal,
hidup, intrauterine KU Ibu dan janin baik dilakukan asuhan kebidanan dengan
manajemen 7 langkah varney, yaitu: pengkajian data subjektif dan objektif,
mengidentifikasi diagnosa dan masalah, mengidentifikasi potensial masalah,
mengembangkan rencana tindakan asuhan secara menyeluruh, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
Semua intervensi dilakukan sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang
dibutuhkan ibu. Semua dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya sarana dan
keterlibatan pasien sehingga pada akhir pelaksanaan asuhan kebidanan berakhir dengan
baik dan memuaskan.
1.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA