OLEH
FITRI SURYANI HADI
DWI RENISARI
WIHARTUTI
Pembimbing
Resty Nofilda Putri,S.ST,M.Kes
Dian Afraida,S.ST.M.KM
Menyetujui,
Mengetahui,
Nurhayati,SST. M. Biomed
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua. Salawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada nabi
kita Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “KAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
HAMILDENGAN PRE EKLAMSIA BERAT DAN TERKONFIRMASI
POSITIF COVID 19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUMANIS”.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Pembimbing Akademik Ibu
Resty Nofilda Putri SST.Mkes dan Pembimbing Lapangan Ibu Dian Afraida, SST.
M.KM, juga kepada semua teman teman yang secara langsung atau tidak langsung
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, semoga Allah
senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.4 Diagnosis.............................................................................................15
2.5 Penatalaksanaan..........................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................33
4.1. Subjektif..................................................................................................33
4.2. Objektif....................................................................................................33
4.3 Asesment.................................................................................................35
4.4 Planning...................................................................................................37
BAB V................................................................................................................39
5.1. Kesimpulan..............................................................................................39
5.2. Saran........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Diperkirakan setiap tahun nya 50.000 – 60.000 ibu meninggal karena Pre-
tujuh kali lebih tinggi terjadi di negara berkembang daripada negara maju.
1
penyakit multiorgan yang menyerang ibu hamil dari tahap kedua trimester
dari atau sama dengan 140 mmHg sistolik dan / atau tekanan darah
diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg dan disertai onset baru
onset baru kejang pada wanita dengan preeklamsia (Garti, Gray, Tan, &
Bromley, 2020).
pada umum nya mendekati saat persalinan atau cukup bulan. Semakin dini
yang sedang berkembang daripada di negara maju. Hal ini disebabkan oleh
2
dipengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan. Kehamilan
dengan PE lebih umum terjadi pada primi gravida, sedangkan pada multi
Eklampsia.
3
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh
penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305
per 100.000 kelahiran hidup namun tidak berhasil mencapai target SDGs
( Depkes,2019)
9 kali dari Malaysia dan 5 kali dari Vietnam dan hamper 2 kali dari
sebesar 27%, eklamsia sebesar 23%, infeksi sebesar 11%, partus lama
macet sebesar 5%, emboli obstetrik sebesar 5%, komplikasi saat nifas
sebesar 8%, dan lain lain sebesar 11% (Depkes RI, 2010).
di seluruh dunia saat ini, dengan nama virus Severe Acute Respiratory
4
tanggal 7 Maret 2020 didapatkan kasus konfirmasi sebanyak 90870
khuss di kota Wuhan sebesar 4,9% dan provinsi Hubei sebesar 3,1%. Di
dengan kejadian luar biasa oleh Coronavirustipe lain yaitu Severe Acute
berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38C),
batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak
saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu.
hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak
meninggal(POGI,2020).
5
Sampai saat ini, pengetahuan tentang infeksi COVID-19 dalam
hubungannya dengan kehamilan dan janin masih terbatas dan belum ada
Berdasarkan data yang terbatas tersebut dan beberapa contoh kasus pada
persalinan preterm juga dilaporkan pada ibu hamil dengan infeksi COVID-
19. Akan tetapi informasi ini sangat terbatas dan belum jelas apakah
mirip dengan orang dewasa yang tidak hamil. Gawat janin dan persalinan
Sampai saat ini juga masih belum jelas apakah infeksi COVID-19
dengan adanya virus beberapa saat setelah lahir, tetapi penelitian ini perlu
kandungan atau di postnatal. Saat ini tidak ada data yang mengarahkan
6
19. Laporan kasus dari studi sebelumnya dengan SARS dan MERS tidak
keguguran atau kematian janin di trimester dua oleh karena tidak adanya
bukti akan terjadinya kematian janin intra uterin akibat infeksi COVID-19,
meskipun terdapat bukti adanya perburukan janin dan KPD preterm pada
tentang riwayat perjalanan seorang ibu hamil dengan gejala demam dan
daerahnya(POGI,2020).
7
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Kajian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan pre
Puskesmas Kumanis ?
dengan pre eklamsia berat dan ter konfirmasi positif civid 19 di wilayah
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
minggu.
12 minggu
Risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki risiko tinggi lebih
besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau
Faktor Ibu:
9
1. Kehamilan pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 18 tahun.
Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan
kualitas kehamilan. Usia yang paling aman atau bisa dikatakan waktu
Penyulit pada kehamilan remaja salah satunya pre eklamsi lebih tinggi
2007).
Paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan dan di bagi
beberapa kali, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali
4. Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2 tahun.
10
tersebut kurang subur sehingga kehamilan dengan jarak < 3 tahun dapat
plasenta.
5. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah melahirkan
Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm, memiliki
menimbulkan pre eklamsi dan eklamsi begitu pula penyakit ginjal karena
eklamsi.
kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada
11
Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi
bisa terputar.
Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak
nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan
kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau
kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua.
12
yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ
gangguan fungsi hati, insufisiensi ginjal, edema paru, atau serebral atau
superimpos preeklampsia.
a. Primigravida
13
e. Riwayat keluarga pernah mengalami PE dan Eklampsia
g. Obesitas
i. Dislipidemia
(Baktiyani, 2007)
sindrom antifosfolipid, dan obesitas. Faktor risiko lain termasuk ibu lanjut
ekstensif.
Faktor resiko mayor Riwayat Preeklampsia (RR, 8.4; 95% CI, 7.1–9.9)
14
Prepregnancy BMI >30 (RR, 2.8; 95% CI, 2.6–3.1)
Faktor resiko lain Systemic lupus erythematosus (RR, 2.5; 95% CI, 1.0–6.3)
c. Excessive trophoblast
15
Banyak penelitian juga menunjukkan bahwa Pre Eklampsia dapat
spiral adalah arteri dengan tahanan perifer yang lebih rendah yang
pertukaran nutrisi dan gas serta pengeluaran sisa metabolik fetus, namun
dan hal inilah yang menghambat aliran darah maternal fetal serta
16
reperfusi (H / R) dari trofoblas, yang kemudian menyebabkan peningkatan
17
Gambar 1. Remodeling arteri spiralis, pre eklampsia dan kehamilan normal
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan
otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri
18
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi tropoblas, pada hipertensi
bahan toksin yang beredar dalam darah, maka dulu hipertensi dalam
Produksi oksidan atau radikal bebas dalam tubuh yang bersifat toksis,
(HDK)
Pada HDK telah terbukti bahwa kadar oksigen, khusus nya peroksida
yang relatif tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan yang sangat toksis
ini beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak
19
membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan
lemak.
Akibat sel endotel terpapar peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
dan mal adaptasi yang sangat penting dalam proses kehamilan. Dampak
G pada
plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel Natural Killer
(NK) ibu dan mempermudah invasi sel trofoblas ke jaringan desidua ibu.
20
Sebaliknya pada plasenta hipertensi dalam kehamilan terjadi penurunan
sehingga hal ini membebaskan zat-zat toksis beredar dalam sirkulasi darah
darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan vasopressor
21
terhadap bahan-bahan vasopressor. Artinya, daya refrakter pembuluh
misalnya pada plasenta besar pada hamil ganda, maka stress oksidatif
ibu menjadi jauh lebih besar, dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal. Respon inflamasi ini akan mengaktivasi sel endotel dan sel-sel
(Saifudin, 2009).
22
Gambar 2. Patogenesis Pre Eklampsia (Rana et,al. 2019)
23
2.2.4 Diagnosis
Terjadinya peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30
hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset
transferase (ALT). Namun, dalam beberapa kasus, file jumlah jaringan hati
24
b. Peningkatan kadar transaminase serum tanpa gejala - AST dan ALT -
U / L atau jadi, tetapi bisa lebih dari 2000U / L pada beberapa wanita.
c. Perdarahan hati dari daerah nekrosis seluler dan infark dapat diidentifikasi
dan sindrom HELLP. Itu juga terjadi awal pada akhir kehamilan, dan
Jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan
ginjal lainnya
25
d. Edema Paru
2.2.5 Penatalaksanaan
a. Manajemen Ekspektatif
seperti gagal ginjal, sindrom HELLP, angka seksio sesar, atau solusio
lama perawatan. Berat lahir bayi rata – rata lebih besar pada manajemen
26
napas, perdarahan intraventrikular, infeksi neonatal serta kematian
neonatal.
a) Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien
dalam seminggu)
direkomendasikan
27
Gambar 3. Manajemen ekspektatif pada Pre eklampsia tanpa gejala berat (POGI, 2016)
28
b) Manajemen ekspektatif pada preeklampsia berat juga
IIb ,Rekomendasi B)
29
Gambar 4. Manajemen Ekspektatif pada PE Berat
30
magnesium sulfat pada preeklampsia adalah untuk mencegah dan
relaksasi dari otot polos, termasuk pembuluh darah perifer dan uterus,
kejang
Rekomendasi
Rekomendasi A)
31
kejang/eklampsia atau kejang berulang (Level evidence Ia,
Rekomendasi A)
c. Anti hipertensi
ringan - sedang (tekanan darah 140 – 169 mmHg/90 – 109 mmHg), masih
kerusakan organ subklinis pada usia kehamilan berapa pun. Pada keadaan
150/95 mmHg
32
Metaanalisis RCT yang dilakukan oleh Magee, dkk menunjukkan
solusio plasenta
Rekomendasi:
berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110
2) Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan
Rekomendasi A )
33
d. Kotikosteroid
(POGI, 2016)
34
2.3.1 Kehamilan dengan terkomfirmasi positif Covid 19
Menurut WHO Covid -19 adalah suatu penyakit infeksius pada paru yang
disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan yang di beri nama
SARS Covid -2 adalah jenis virus baru yang tergolong dalam kelompok
35
2) Tidak Langsung yaitu melalui permukaan benda ( virus
dapat bertahan pada permukaan benda yang di pegang )
1) Demam
2) Batuk
3) Sesak nafas
1) Yang berumur > 65 tahun atau < 65 tahun dengan penyakit kronik
seperti Hypertensi,Diabetes mellitus dan lain lain
2) Penderita kanker
4) Cuci darah
5) Kemoterapi
6) Ibu hamil
hubungannya dengan kehamilan dan janin masih terbatas dan belum ada
Berdasarkan data yang terbatas tersebut dan beberapa contoh kasus pada
36
beberapa kasus COVID-19, dipercaya bahwa ibu hamil memiliki risiko
pada ibu hamil dengan infeksi COVID-19. Akan tetapi informasi ini
hubungan dengan infeksi pada ibu. Dalam dua laporan yang menguraikan
didapatkan temuan klinis pada ibu hamil mirip dengan orang dewasa yang
beberapa kasus. Pada dua kasus dilakukan persalinan sesar dan pengujian
diperiksa(POGI,2020).
Sampai saat ini juga masih belum jelas apakah infeksi COVID-19
dengan adanya virus beberapa saat setelah lahir, tetapi penelitian ini perlu
Saat ini tidak ada data yang mengarahkan untuk peningkatan risiko
janin di trimester dua oleh karena tidak adanya bukti akan terjadinya
37
kematian janin intra uterin akibat infeksi COVID-19, maka kecil
meskipun terdapat bukti adanya perburukan janin dan KPD preterm pada
maternal ,bersalin dan nifas dari POGI tahun 2020 yang kusus
infeksi penyerta yang lain, pemantauan janin dan kontraksi uterus, ventilasi
38
Wanita hamil yang termasuk pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19
diketahui atau diduga harus dirawat di ruang isolasi khusus di rumah sakit.
tersedia.
dilakukan
tinggi
keamanan bagi janin. Saat ini tidak ada obat antivirus yang disetujui oleh
terhadap SARS-CoV-25.
periode penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila
39
untuk pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi penyakit
Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan
rekomendasi berikut:
sesuai
terhadap janin.
40
2) Frekuensi dan jenis pemantauan detak jantung janin harus
sesuai
41
mengembangkan vaksin COVID-19 dengan cepat.Kita masih
Dashraath dkk. Tim minimal terdiri dari, dokter spesialis, residensi, dan
perawat atau bidan. Tim ini berfungsi secara independen dan menyediakan
tidak essensial pemeriksaan suhu rutin, kursi tunggu pasien dengan jarak,
2020).
42
BAB III
TINJAUAN KASUS
TAHUN 2021
Identitas
Ibu Suami
43
3.1.1. Data Subjektif
a. Keluhan Utama :
Keluar air- air sejak pukul 02.30 WIB. Ini kehamilan ke-3
b. HPHT : 01 – 02 – 2020
c. TP : 08 – 11 – 2020
d. Imunisasi TT : ada
g. Riwayat menstruasi
44
N Usia Usia Persalinan
o Ana Kehamila Jenis Temp penolo B JK Loc Ket
k n at ng B hea
1 12 th Aterm ? pervaginam PMB Bidan Lk
2 9 th Aterm ? pervaginam PMB Bidan Lk
3 Ini
45
b. Keadaan Emosional : Cemas
c. Tanda-tanda vital :
2) Nadi : 87 x/menit
3) Pernafasan : 20 x/menit
i. Abdomen :
Palpasi :
melenting.
perut ibu
masuk PAP
4) Leopold IV : konvergen
l. Perkusi : Timpani
46
m. Genitalia : Vulva / uretra tenang . Keluar air- air pervaginam
o. Data Penunjang
CT : 5’ BT : 2’ 30”
GDR : 93
Assessment :
Diagnosa : ?
Potensial ?
Rencana Asuhan :
Selesaikan kunjungan I
a. Subjektif
Ini kehamilan ke 3, keluar air- air pervaginam sejak pukul 02.30 (4 jam
b. Objektif
KU : sedang
47
Suhu: 36,5 0C
1) Leopold I : TFU 4 jari atas pusat, Teraba bulat ,keras dan melenting,
2) Leopold II: Teraba tahanan memanjang dan memapan di kiri perut ibu
masuk PAP
4) Leopold IV : konvergen
CT : 5’ BT : 2’ 30”
GDR : 93
c. Asesment
Diagnosa:
tunggal, intra uterin, letak kepala U, puka KU ibu dan janin baik, ibu
d. Perencanaan
48
b. Petugas sudah menginformasikan hasil dari pemeriksaan kepada ibu
dan keluarga serta tindakan yang akan di lakukan yaitu melakukan
rujukan ke Rumah sakit rujukan covid -19 di Padang
Evaluasi: ibu dan keluarga paham dan bersedia di rawat dan di rujuk
2) Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya saat kehamilan
resiko tinggi dengan riwayat bekas SC dan terkomfirmasi positif covid
-19
a) Observasi
Kateter terpasang
49
11) Berikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarga
Hasil petugas sudah memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan
keluarga seperti ibu dan keluarga tidak perlu cemas dalam situasi seperti
sekarang ini karena kondisi ibu dan Janin dalam keadaan baik dan ibu
dalam perjalanan harus didampingi oleh tenaga kesehatan.
12) Di dalam penanganan ibu mulai dari awal sampai akhir
memperhatikan protokol kesehatan.
Hasi Petugas dalam bekerja mematuhi protokol kesehatan dalam
memberikan tindakan sesuai dengan standar pelayanan
50
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Subjektif
Dari data subjektif didapatkan bahwa keluhan utama Ny. “N” saat
masuk Rumah Sakit adalah keluar air- air pervaginam, belum ada keluhan
lain seperti pusing atau sakit kepala yang mengarah ke gejala Pre
eklampsia.
51
Tindakan yang telah di lakukan adalah merujuk pasien ke rumah
4.2. Objektif
Data yang dikumpulkan adalah data yang tepat yaitu data yang
relefan dengan situasi yang sedang ditinjau atau data yang memiliki
Data fokus yang dapat diambil dari data objektif dari kasus ini
adalah
a. Tekanan Darah
Dalam kasus ini tekanan darah awal yang ditermukan adalah 187/107
mmHg. Hal ini sudah memenuhi salah satu kriteria pre eklampsia. Dimana
52
atau tekanan diastolik sekurangkurangnya 90 mmHg atau lebih dengan
kenaikan 20 mmHg atau lebih, ini sudah dapat dibuat sebagai diagnosis
preeklampsia
b. Protein urine
yang artinya +2, +3 dan +4, yaitu distribusi yang diperoleh adalah +2
sebesar 53%, +3 sebesar 39%, dan +4 oleh 8%. Ini terkait dengan teori
dasar preeklamsia onset dini yang dihasilkan dari invasi trofoblas yang
ibu
dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut pada ibu dan janin. Nilai basa
53
basa yang umum digunakan. Alat ukur yang lebih akurat adalah
4.3 Asesment
Dari data yang dikumpulkan pada Ny. “L” maka dapat ditegakkan:
1) Diagnosa Potensial:
2) Pembahasan
lebih kecil daripada late onset, tetapi menyebabkan komplikasi lebih buruk
untuk ibu dan perinatal. Salah satu temuan pada studi ini menunjukkan
preeklamsia awal dan akhir di mana pasien preeklamsia early onset adalah
54
Premature Prelabor Rupture Of Membranes (PPROM). Di Amerika
wanita atau sebagai "tetesan" atau basah terus-menerus. Dalam kasus yang
jarang terjadi, sobekan kecil dapat menutup selama beberapa hari atau
4.4 Planning
serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien, dan juga meliputi
55
a. Pemberian MgSO4
hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥
c. Suplemen Kalsium
minggu kehamilan dengan dosis 1,5 – 2,0 g per hari, terutama pada
56
57
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
pemeriksaan.
5.2. Saran
dilakukan bidan yang menjadi ujung tombak pemberi asuhan. Deteksi dan
mengerti dan paham tentang apa yang sedang ia hadapi dan apa yang harus
58
Bidan juga dituntut untuk dapat mengetahui batasan antara Pre- eklampsia
59
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F., Gant, N., Leveno, K., Gilstrap, L., Hauth, J., & Wenstrom, K.
(2014). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Cunningham, F., Roberts, M., & Taylor, R. (2015). The Clinical Spectrum of
Preeclampsia. In The fourth edition of Chesley’s Hypertensive Disorders
of Pregnancy (pp. 25-36). London: Elsevier Inc.
Danmusa, S., Coeytaux, F., Potts, J., & Wells, E. (2020). Scale-up of magnesium
sulfate for treatment of pre-eclampsia and eclampsia in Nigeria.
International Journal of Gynecology and Obstetrics, 233-236.
Garti, I., Gray, M., Tan, J., & Bromley, A. (2020). Midwives’ knowledge of pre-
eclampsia management:A scoping review. Elsevier; Women and Birth, 1-
18.
Kasture, V., Sundrani, D., & Joshi, S. (2018). Maternal one carbon metabolism
through increased oxidative stress and disturbed angiogenesis can
influence placental apoptosis in preeclampsia. Life Sciences, 1-29.
King, T., Bucker, M., Osbornde, K., & Jevitt, n. (2019). Varneys midwifery 6th
edition. Burlington: World Headquarters Jones & Bartlett Learning.
60
Rana, S., Lemoine, E., Granger, G., & Karumanchi, S. (2019). Preeclampsia
Pathophysiology, Challenges, and Perspectives. Preeclampsia and
Vascular Disease, 1094- 1111.
Zhao, L., Ma, R., Zhang, L., Yuan, X., Wu, J., He, L., et al. (2019). Inhibition of
HIF-1a-mediated TLR4 activation decreases apoptosis and promotes
angiogenesis of placental microvascular endothelial cells during severe
pre-eclampsia pathogenesis. Elsevier: Placenta, 8-16.
61