OLEH
ELFA NOVAYANTI
NIM
Judul………………………………………….………………Halaman
Judul………………………………………………….……………………….i
Daftar Isi………...………………………….......…..……..………ii
Kata Pengantar…….…………………..……...….……...............…iii
Bab I Pendahuluan………………………….………...........……...…..4
Bab II Pembahasan………………………...…….........…….……………..…..…5
3.1. Simpulan………………………...…………….....………...……11
3.2.Saran……………………….…..…………..……..………...……11
Daftar Pustaka……………………..…............……………….……………12
2
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Peran Mahasiswa Dalam Upaya
Pembrantasan Korupsi” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mengalami hambatan dan
kesulitan. Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat di dalam penyusunan
makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah ?
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari
sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan sarannya untuk
lebih baiknya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada
pembaca sekalian
Penyusun,
3
Bab 1
Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dari korupsi ?
2. Mengapa harus mahasiswa yang memiliki peran dalam memberantas
korupsi ?
3. Peran dan upaya apa yang bisa dilakukan oleh mahasiswa?
C. Tujuan
4
Bab II
Pembahasan
Pengertian Korupsi
Kata korupsi sudah bukan hal yang asing bagi kita. Korupsi berasal dari
bahasa latin Corruptio (Fockema Andreae: 1951) atau Corruptus (Webster Student
Dictionary: 1960). Selanjutnya dari bahasa latin itu turun ke dalam bahasa Eropa
seperti Inggris: Corruption, Corrupt kemudian dalam bahasa Belanda yaitu
Corruptie. Kemudian arti kata korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan
kata bahasa Indonesia disimpulkanoleh Poerwadarminta dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia: Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti pengertian
penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya (Poerwadarminta :
1976). Sedangkan pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 jo UU
No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah
perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara.
Arti harifiah adalah Kebusukan, keburukan, kebejatan, ke tidak jujuran,
dapat di suap, Tidak bermoral, penyimpangan dari ke sucian.Menurut perspektif
hukum, definisi korupsi di jelaskan dalam 13 pasal ( UU No.31 Tahun 1999 jo.
UU No 20 Tahun 2001 ) Merumuskan 30 bentuk / Jenis tindak pidana korupsi,
yang di kelompokan SBB :
5
Korupsi sudah merebak di hampir seluruh lapisan masyarakat dan
sepertinya sudah menjadi sebuah kebudayaan masyarakat Indonesia maka tidak
mengherankan apabila negara seringkali mengalami kerugian finansial yang
cukup signifikan. Misalnya pada tahun 2006, negara menderita kerugian akibat
tindakan korupsi, terutama dalam sektor BUMN sehingga mencapai angka yang
cukup mengejutkan yaitu Rp 161 triliun. Angka ini mengalami akselerasi yang
cukup cepat karena sebelumnya di tahun 2005 yaitu Rp 125 triliun (data ICW
2006). Akibat tindak kejahatan korupsi ini juga meletakkan Indonesia pada posisi
134 dari 163 negara (yang diurutkan dari negara terbersih sampai ke negara
terkorup) dan TI Perception Index Indonesia 2,4. Jumlah kasus juga banyak
terjadi, terutama di daerah Barat, Jakarta, Sumatra Selatan dan Bangka Belitung
yang mencapai 14-17 kasus per tahun. Banyaknya uang negara yang mengalir di
kantong-kantong orang-orang tidak bertanggung jawab tentu menimbulkan
beberapa dampak menurut Soejono Karni yaitu:
a. Rusaknya sistem tatanan masyarakat.
b. Ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi.
c. Munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat.
d. Penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi,
politik, maupun hukum yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi,
ketidak percayaan, apatis terhadap pemerintah yang berdmpak kontraproduktif
terhadap pembangunan.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya maka sangat penting
dalam menangani tindakan korupsi. Maka ada beberapa strategi menurut Hong
Kong dengan ICAC-nya dengan pendekatan tiga pilar yaitu:
a. Strategipreventif
6
b. Strategi Investigative
c. Strategi Edukatif
7
Soekarno sang Proklamator Kemerdekaan RI merupakan tokoh pergerakan dari
kalangan mahasiswa. Selain itu peristiwa lain yaitu pada tahun 1996, ketika
pemerintahan Soekarno mengalami keadaan politik yang tidak kondusif dan
memanas kemudian mahasiswa tampil dengan memberikan semangat bagi
pelaksanaan Tritura yang akhirnya melahirkan orde baru. Akhirnya, ketika masa
orde baru, mahasiswa juga menjadi pelopor dalam perubahan yang kemudian
melahirkan reformasi.
Begitulah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya
yaitu untuk memperoleh cita-cita dalam menciptakan keadilan dan kesejahteraan
di masyarakat. Maka tentunya mahasiswa dituntut utuk benar-benar konsisten atau
memegang teguh idelisme mereka. Memang tidak dipungkiri sekarang ini banyak
mahasiswa yang sudah luntur idealismenya karena terbuai dengan budaya
konsumtif dan hedonisme. Hal tersebuut ternyata membuat mereka semakin
berfikir dan bertindak apatis terhadap fenomena yang ada di sekitar mereka dan
kecenderungan memikirkan diri mereka sendiri. Padahal perjuangan mahasiswa
tidak berhenti begitu saja ada hal lainnya yang menanti untuk diperjuangankan
oleh mereka, yaitu dalam melawan dan memberantas korupsi. Bentuk – bentuk
peran serta mayarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi menurut UU
No. 31 tahun 1999 antara lain adalah SBB :
8
Upaya Mahasiswa
Hal ini terutama dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu
menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan
tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat
datang ke kampus, menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk atau
memberikan uang suap kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam
tindakan lainnya.
Memang hal tersebut kelihatan sepele tetapi berdampak fatal pada pola
pikir dan dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan bahkan yang lebih parah adalah
menjadisebuahkarakter.
9
lingkungan kampus adalah mahasiswa bisa membuat koperasi atau kantin jujur.
Tindakan ini diharapkan agar lebih mengetahui secara jelas signifikansi resiko
korupsi di lingkungan kampus.Mahasiswa juga bisa berinisiatif membentuk
organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada upaya memberantas
tindakan korupsi. Organisasi atau komunitas tersebut diharapkan bisa menjadi
wadah mengadakan diskusi atau seminar mengenai bahaya korupsi. Selain itu
organisasi atau komunitas ini mampu menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan
internal kampus.
Sebagai gambaran, SACW yang baru saja dibentuk pada kabinet KM
(semacam BEM) ITB 2006/2007 lalu sudah membuat embrio gerakannya.
Tersebar di seluruh wilayah Indonesia, anggota SACW dari UIN Padang sudah
mulai mengembangkan sayap. Begitu pula mereka yang berada di UnHalu
Sulawesi sudah melakukan investigasi terhadap rektorat mereka yang ternyata
memang terjerat kasus korupsi.
Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen pengontrol
dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu untuk dikontrol dan
10
dikritisi jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada
keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk kondisi
masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo untuk menekan pemerintah atau
melakukan jajak pendapat untuk memperoleh hasil negosiasi yang terbaik.
11
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Korupsi adalah tindakan yang harus diberantas segera karena mengancam
keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga perlu peran serta semua lapisan
masyarakat. Mahasiswa adalah salah satu bagian masyarakat yang mempunyai
pengaruh signifikan dalam memperngarhi kebijakan pemerintah dan
menggerakkan lapisan masyarakat yang lain. Sehingga pemberantasan korupsi
bisa lebih efektif. Upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa adalah menciptakan
lingkungan bebas dari korupsi di kampus, memberikan pendidikan kepada
masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi dan menjadi alat pengontrol
terhadap kebijakan pemerintah. Maka mahasiwa harus lebih berkomitmen dalam
memberantas korupsi supaya upaya mereka berjalan semaksimal mungkin.
Meski demikian, pemberantasan korupsi jangan menajadi “jalan tak ada ujung”,
melainkan “jalan itu harus lebih dekat ke ujung tujuan”. Upaya-upaya untuk
mengatasi persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau sistem sosial, dari
segi yuridis, maupun segi etika atau akhlak manusia.
b. Saran
1. Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di
Indo-nesia agar mendapat informasi yang lebih akurat.
2. Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasi-kannya di dalam kehidupan sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://harissoekamti.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-upaya-
upaya.html#ixzz2h2ErTGUQ
13