dan proses pengubahan panas menjadi panas. Contoh paling sederhana adalah saat kita
menggosok tangan. Cepat atau lambat akan merasakan permukaan tangan menjadi panas.
Secara umum, termodinamika merupakan ilmu untuk memahami bagaimana energi panas dapat
mengalir dari satu medium ke medium lain, proses aliran energinya, dan akibat dari perpindahan
energi tersebut. Variabel-variabel yang sangat diperhatikan dalam cabang ilmu ini termasuk
suhu, kalor, energi, tekanan, dan volume.
Hukum termodinamika ada 4, yaitu Hukum 0 Termodinamika, Hukum I Termodinamika,
Hukum II Termodinamika, dan Hukum III Termodinamika.
Hukum Termodinamika 1
"Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya
saja." Hukum termodinamika I menjelaskan lebih jauh tentang kekekalan energi. Energi tidak
dapat menciptakan dan menghancurkan, hanya dapat berubah bentuk. Menurut hukum, ada
persamaan matematis sebagai berikut:
Q =W + ΔU
Definisi :
Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)
W = energi/usaha (J)
ΔU = perubahan energi (J)
Juga terdapat aturan yaitu Q bertanda positif (+) jika sistem menyerap kalor; negatif (-) bila
sistem melepas kalor, W bertanda positif (+) jika sistem melakukan kerja; negatif (-) bila sistem
diberikan kerja, ΔU bertanda positif (+) jika sistem mengalami kenaikan suhu; negatif (-) jika
sistem mengalami penurunan suhu
Hukum ke-2 Termodinamika
"Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya." Hukum ini berbicara tentang kondisi alami
dari alur kalor pada suatu objek dengan sistem. Kalor mengalir secara alami dari benda panas ke
benda dingin; kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa
dilakukan usaha.
Isobarik
Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem (ΔP = 0). Nilai
usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut. W = P. ΔV Dari rumus tersebut, diketahui juga
bahwa apabila volume membesar (terjadi pemuaian) maka usaha bernilai positif, dan bila volume
mengecil (terjadi penyusutan) maka usaha bernilai negatif.
Isokhorik
Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem (ΔV = 0).
Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan bangun yang terdapat
pada gambar P-V.
Isotermik
Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem (ΔT = 0).
Vf
Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut: w=n . R .T .∈ ( )
Vi
Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah konstanta gas, dan T
adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan persamaan usaha di diagram P-V
dengan persamaan gas ideal.
Adibatik
Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah
nilai kalor sistem (Q = 0). Pada gas monoatomic, usaha yang
dilakukan pada proses adiabatik dapat dinyatakan dengan
persamaan:
−3
W= . n . R . ΔT
2
Jika diperhatikan dengan sekilas, proses adiabatik dan isotermik memiliki diagram P-V yang
serupa. Secara detil, dapat dilihat bahwa proses adiabatik memiliki kemiringan yang lebih curam
dibandingkan proses isotermik
Contoh alat yang mengunakan kaidah termodinamika yaitu mesin karnot. Mesin Carnot adalah
suatu model mesin ideal yang memiliki efisiensi paling tinggi dari semua mesin yang mungkin
diciptakan. Mesin Carnot bekerja berdasarkan suatu proses termodinamika yang membentuk
siklus, disebut juga siklus Carnot.Pada siklus Carnot, terdapat 4 proses, yaitu pemuaian Isotermal
dari A ke B, pemuaian adiabatic dari B ke C, pemampatan isothermal dari C ke D, dan
pemampatan adiabatic dari D ke A. Selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Qh dari
reservoir bersuhu tinggi Th dan melepas kalor Qc ke reservoir bersuhu rendah Tc
Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot dapat dinyatakan dengan mengaplikasikan Hukum
Termodinamika 1
Q= ΔU +w
Q h−Q c =0+w
Qc T c
Dikarenakan pada siklus Carnot berlaku hubungan = , efisiensi mesin Carnot juga dapat
Qh T h
dinyatakan dengan:
Tc
μ=(1− ).100
Th
Jika dilihat pada rumus efisiensi tersebut, nilai efisiensi 100% dapat diperoleh jika T c= 0 K. Hal
ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada sistem di
dunia nyata yang mampu mencapai efisiensi 100%.