Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit yang muncul pada seseorang karena
adanya peningkatan kadar glukosa darah. Peningkatan kadar glukosa darah dapat disebabkan
karena terjadinyan kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. Insulin merupakan
hormon yang disekresikan oleh sel beta pankreas dan bertanggung jawab dalam penyerapan
glukosa ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi (Wahyuni, 2020).

Penyakit diabetes dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DM 1),
diabetes mellitus tipe 2 (DM 2), diabetes gestasional dan diabetes tipe lain. DM 1 merupakan
DM-tergantung insulin. Pada DM tipe 1, pasien mendapatkan insulin dari luar tubuh. Hal ini
karena sel beta pankreas mengalami kerusakan yang dapat disebebkan oleh autoimun atau
genetic, sehingga tidak dapat menghasilkan insulin. Pada DM tipe 2 merupakan DM-tidak
bergantung insulin. Artinya, pasien DM tipe 2 masih dapat menghasilkan hormon insulin, baik
jumlahnya yang terbatas atau kesensitifannya terhadap reseptor yang berkurang. Diabetes
gestasional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit diabetes.
Kemudian, diabetes tipe lain adalah diabetes yang disebabkan oleh kelainan genetik (Wahyuni,
2020).

Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan dengan metode OGTT (Oral Glucose
Tolerance Test). OGTT atau TTGO (toleransi glukosa oral) adalah suatu tes atau metode yang
digunakan untuk mendiagnosis adanya penyakit diabetes. TTGO digunakan untuk mengukur
kadar glukosa darah sehingga dapat diketahui terjadinya prediabetes dan diabetes. Sebelum
dilakukan uji OGTT maka pasien harus berpuasa terlebih dahulu selama kurang lebih 8 jam
(Susilawati, 2016).

Metode

1. Persiapan Hewan Uji


►Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan, dengan berat badan 20g-30g dan
berumur 6-8 minggu.
►Hewan uji diaklimatisasi selama 7 hari untuk membiasakan hewan uji pada lingkungan
percobaan.

2. Pembuatan larutan ekstrak


►Ekstrak X dan Y diekstraksi terlebih dahulu dengan menggunakan metode maserasi.
Setelah didapatkan ekstraknya, dibuat sediaan larutan dengan melarutkan ekstrak ke
dalam aquades.

3. Perlakuan terhadap hewan uji (Metode OGTT)


1. Diambil 25 mencit jantan, dipuasakan selama 10 jam sebelum diberi perlakuan.
2. Ditimbang dan dicatat berat badan tiap mencit.
3. Mencit dikelompokkan secara acak ke dalam 5 kelompok, yaitu kontrol negatif,
kontrol positif dan kelompok perlakuan sedian X 1,26%, sediaan Y 8,4% dan
sediaan kombinas 4,2%. Masing-masing kelompok berisi 5 mencit.
4. Diukur kadar gula darah puasa pada mencit.
5. Diinduksi hewan uji mencit dengan menggunakan larutan glukosa 3 g/kg BB
secara peroral.
6. Diukur kadar glukosa darah mencit setelah diinduksi glukosa sebagai glukosa
darah setelah pembebanan.
7. Diberikan bahan uji pada setiap kelompok setelah 30 menit diinduksi glukosa
secara peroral:
• Kelompok 1: CMC-Na 1%
• Kelompok 2: Sediaan X 1,26%
• Kelompok 3: Sediaan Y 8,4%
• Kelompok 4: Kombinasi X dan Y 4,2%
• Kelompok 5: Glibenklamid 0.00195%
8. Dilakukan pengukuran kadar glukosa darah kembali pasca pemberian sediaan
bahan uji setiap satu jam selama 5 jam pengamatan.

Dapus :
Susilawati, E., I Ketut, A., dan Neng, F. 2016. Kajian Aktivitas Antidiabetes dari
Ekstrak Etanol dan Fraksinya dari Daun Singawalang (Petiveria alliacea
L.). Pharmacy., Vol. 13, No. 2, p. 182-191.
Wahyuni, K. I. 2020. Diabetes Mellitus. Jakarta: Jakad Media Publishing.

Anda mungkin juga menyukai