Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENGANTAR ILMU BUDAYA

RINGKASAN ILMU BUDAYA

Nama : Puri Puspita Loka

NIM : 21/479234/SA/21057

Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia

Istilah Ilmu Budaya muncul di Jerman pada abad ke-19 dengan istilah
gesteswissenschaften yang memiliki arti pengetahuan spiritual, urusan-ursan mental, ilmu-
ilmu kemanusiaan yang mencangkup ilmu kesenian, kesusastraan, filsafat, dan kebudayaan
(Herwandi, 2007). Istilah ini sama artinya dengan ilmu humanities yang biasanya disebut
sebagai humaniora yang berasal dari kata Latin humanus, berarti “manusiawi, berbudaya, dan
halus”. Istilah Humaniora kemudian diterjemahkan oleh DIKTI menjadi ilmu budaya.
Menurut Imron yang dikutip dari Herwandi (2007), menjelaskan bahwa Ilmu-ilmu yang
tercangkup dalam ilmu humaniora meliputi filsafat, estetika, sejarah, bahasa dan sastra, ilmu
hukum, ilmu purbakala, perbandingan agama, dan kritik seni.
Menurut Dilthey dalam Herwandi (2007), ilmu budaya menjadikan manusia dalam
pengertian konteks kehidupan sebagai kajiannya, selain itu Dilthey juga menjelaskan bahwa
metode yang cocok untuk mempelajari ilmu budaya yaitu dengan menggunakan metode
memahami.
Pengertian dan konsep budaya sendiri menurut Sir Edward Tylor dalam bukunya yang
berjudul Primitive Culture dikutip dari Sumarto (2019) menjelaskan kebudayaan merupakan
sebuah satuan kompleks yang di dalamnya meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, akhlak, hukum, adat, dan banyak kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-
kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Di dalam kamus besar bahasa indonesia, budaya (culture) memiliki arti sebagai
pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan
yang sulit untuk diubah. Budaya di dalam kehidupan sehari-hari biasanya disinonimkan
dengan tardisi.
Sedangkan menurut Tasmuji (2011) mendefinisikan budaya sebagai cara hidup orang
yang dipindahkan dari generasi satu ke generasi berikutnya melalui berbagai proses

1
pembelajaran untuk menciptkan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan
lingkungannya. Di dalam pengertian ini, Tasmuji juga menjelaskan bahwa suatu budaya
dapat terbentuk menjadi sebuah pola asumsi dasar bersama yang dipelajari oleh kelompok
melalui adaptasi dari berbagai pemecahan-pemecahan masalah yang ada baik internal
maupun eksternal.
Menurut Koentjaraningrat (1993), seorang guru besar antropolgi Indonesia,
menjelaskan bahwa “kebudayan” berasal dari kata sansekerta budhayah yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai
hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Koentjaraningrat membagi unsur
kebudayaan menjadi tiga wujud yaitu, pertama sebagai sebuah ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan dan sebagainya, kedua sebagai suatu aktifitas kelakuan yang berpola
dari manusa dakam sebuah komunitas masyarakat, ketiga benda-benda hasil karya manusia,
Sedangkan, Raph Linton, Profesor Antropologi Universitas Colombia, New York
Amerika Serikat dalam Sumarto (2019), menjelaskan kebudayaan sebagai konfigurasi dari
tingkah laku yang dipelajari dan tingkah laku yang unsur-unsurnya digunakan bersama-sama
dan ditularkan oleh para warga masyarakatnya.
Berdasarkan beberapa konsep dan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya
merupakan sesuatu yang lahir dan terbentuk dari manusia dan masyarakat itu sendiri serta
terbentuk karena adanya suatu kebiasaan-kebiasaan yang telah diteruskan secara turun
termurun. Kebiasaan-kebiasaan itu timbul dari berbagai pengalaman atau peristiwa dalam
prosesnya sekelompok manusia disuatu lingkungan beradapatasi dan menghadapi berbagai
permasalahan. Konsep kebudayaan ini dapat dipahami dalam dua arti yaitu pengertian luas
dan sempit. Dalam pengertian yang sempit, kebudayaan lebih dipahami sebagai suatu
kesenian sehingga seorang seniman biasanya dianggap sebagai budayawan, Oleh karena itu,
seringkali pementasan kesenian dianggap sebagai acara budaya. Konsep yang seperti itu tentu
saja mempersempit pengertian dari kebudayaan terutama jika ditinjau dari unsur dan isi
kebudayaan, Namun, disatu sisi pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya salah karena
kesenian sendiri merupakan salah satu unsur dari kebudayaan.
Dalam pengertian yang lebih luas, budaya dapat diartikan sebagai seluruh dan
serangkaian cara kehidupan dari masyarakat tidak hanya sebagian tata cara hidup saja namun
juga sesuatu yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan. Dalam hal ini mencangkup
berbagai unsur-unsur kebudayaan yang lebih kompleks seperti bahasa, pengetahuan, sosial,
teknologi dan peralatan hidup yang digunakan, sistem mata pencaharian hidup, religi, serta
kesenian.

2
Oleh karena itu, ilmu budaya merupakan suatu ilmu yang mempelajari keyakinan,
nilai, peraturan, norma, simbol, serta tradisi, yang telah menjadi hal umum bagi sekelompok
orang yang membuat mereka memiliki keuinikan. Ilmu ini mempelajarai cara hidup dan
kebiasaaan dengan manusia sebagai objek kajiannya. Dengan mempelajari ilmu budaya,
diharapkan seseorang menjadi lebih manusiawi, berbudaya dan lebih halus dalam berperilaku
maupun bertutur kata.

3
4
Referensi:

Herwandi. (2007). Peran Ilmu-Ilmu Budaya Dalam Strategi Pengembangan Budaya Nasional.
Jurnal Humaniora, 19, 302-308. Diakses pada 17 Agustus 2021, dari
https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/912/759.
Koentjaraningrat. (1993). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sumarto. (2019). Budaya, Pemahaman, dan Penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa,
Pengetahuan, Sosial, Kesenian, dan Teknologi”. Jurnal Literasiologi, 1 (2), 144-159.
Diakses pada 17 Agustus 2021, dari
https://id.scribd.com/document/493363051/Sumarto-Budaya-Pemahaman-Dan-
Penerapannya-Aspek-Sistem-Religi-Bahasa-Pengetahuan-Sosial-Kesenian-Dan-
Teknologi.

Tasmuji, dkk. (2011). Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar.
Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.

Anda mungkin juga menyukai