Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyebaran Islam dimulai tak lama setelah wafat nabi Islam, Muhammad pada
632. Perdagangan yang terhubung ke banyak daerah telah membantu dalam
penyebaran Islam. Selama hidupnya, komunitas Muslim di Semenanjung Arab hadir
karena konversi ke Islam. Pada abad-abad pertama Islam masuk dan memiliki
pertumbuhan cepat di bawah Kekhalifahan Rasyidin dan Umayyah.

Dinasti muslim segera didirikan dan selanjutnya kerajaan seperti Bani


Abbasiyah, Murabitun, Seljuk Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia serta
Utsmani termasuk yang terbesar dan terkuat di dunia. Dunia Islam memiliki pusat
kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang canggih pada masa itu, ilmuwan, wisata,
astronomi, dokter, dan filsuf telah memberikan kontribusi bagi keemasan Islam.

Perdagangan dan politik telah menyebabkan penyebaran Islam dari Mekah


hingga Cina dan Indonesia, di mana komunitas Islam terbesar menetap di sana. Saat
ini ada sekitar 1,1 miliar hingga 1,8 miliar muslim, menjadikan Islam sebagai agama
terbesar kedua di dunia.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana selayang pandang negara Thailand?
b. Bagaimana kondisi pemerintahan Thailand?
c. Bagaimana sejarah islam dapat masuk di negara Thailand?
d. Bagaimana perkembangan islam di negara Thailand?
e. Bagaimana keadaan muslim Thailand?
f. Apakah islam adalah agama yang minoritas di Thailand?
g. Apa saja hal yang dapat membuktikan adanya penyebaran islam di Tailand?
h. Bagaimana selayang pandang negara Filiphina?
i. Bagaimana masuk dan berkembangnya islam di Filiphina?
j. Bagaimana nasib muslim di Filiphina?

C. Tujuan
a. Mengetahui selayang pandang negara Thailand;
b. Mengetahui kondisi pemerintahan Thailand ;
c. Dapat mengetahui sejarah masuknya islam di negara Thailand;
d. Dapat perkembangan islam di negara Thailand;
e. Mengetahui keadaan muslim Thailand;
f. Mengetahui agama islam di Thailand ialah agama yang minoritas;
g. Mengetahui bukti bukti penyebaran islam di Thailand;
h. Mengetahui selayang pandang negara Filiphina ;
i. Mengetahui masuk dan berkembangnya islam di Filiphina;
j. Mengetahui nasib muslim di Filiphina.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI THAILAND


1. Selayang Pandang Thailand

Dengan keluasan tanah sebanyak 513,120 kilometer Thailand menjadi


negara ke-50 terbesar di dunia manakala daripada aspek bilangan
penduduk Thailand menjadi negara ke-20 terbesar.Kawasan ini beriklim
Khatulistiwa.Thailand menjadi kawasan yang menempatkan beberapa
keunikan yang sukar ditemui di kawasan lain.Bagian utara negara ini
mempunyai landskap yang bergunung-gunung dan puncak tertinggi di
banjaran ini ialah Doi Inthanon dengan ketinggian 2565 meter dari aras
laut. Ke arah Timur Laut terdapatnya Dataran Khorat yang disempadani
oleh Sungai Mekong.Di kawasan tengah negara ini pula terdapatnya
Lembangan Chao Praya yang mengalir ke Teluk Thailand.Di kawasan
Selatan pula terdapat lembah sungai Kra Ishtmus yang makin luas setelah
mengalir ke Malaysia.Sejak Thailand merupakan sebuah negara yang
tidak maju,sungai menjadi sumber air yang utama dan disebabkan oleh ini
Chao Praya dan Sungai Mekong menjadi sumber air yang utama.Kawasan
persisiran pantai di Thaland dijaga dengan begitu rapi sekali kerana sektor
pelancongan menjadi penyumbang utama ekonomi negara. Agama
mayoritas penduduk Thailand adalah Budha. mayoritas Muslim tinggal di
bagian selatan Thailand, dimana disana juga terdapat gerakan sipil dan
bersenjata menentang diskriminasi Ras yang dilakukan oleh pemerintah
pusat. Mereka memperjuangkan kemerdekaan atau otonomi untuk wilayah
mereka.

Thailand biasa disebut juga Muangthai, atau Muangthai Risabdah, atau


Siam, atau negeri gajah putih, terletak di sebelah utara Malaysia, dan
sering dilukiskan  sebagai bunga yang mekar diatas sebuah tangkai.
Thailand berarti negeri yang merdeka, karena memang merupakan satu-
satunya negeri di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh kekuasaan
barat atau Negara lain. Di Thailand, negeri yang mayoritasnya beragama
Budha, terdapat lebih dari 10% penduduk muslim dari seluruh populasi
penduduk Thailand yang berjumlah kurang lebih 67 juta orang.

Penduduk muslim Thailand sebagian besar berdomisili di bagian


selatan Thailand, seperti di propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat dan
sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari Daulah Islamiyyah
Pattani. Dengan jumlah umat yang menjadi minoritas ini, walau menjadi

2
agama kedua terbesar setelah Budha, umat Islam Thailand sering
mendapat serangan dari umat Budha (umat Budha garis keras), intimidasi,
bahkan pembunuhan masal.

Hal ini bisa kita lihat dari fakta sejarah, seperti lukisan kuno yang
menggambarkan bangsa Arab di Ayuthaya, sebuah daerah di Thailand.
Dan juga keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah Islamiyah
Pattani menjadi bukti bahwa Islam sudah ada lebih dulu sebelum Kerajaan
Thai.Dan lebih dari itu, penyebaran Islam di kawasan Asia Tenggara
merupakan suatu kesatuan dakwah Islam dari Arab, di masa khilafah
Umar Bin Khaththab. Entah daerah mana yang lebih dahulu didatangi oleh
utusan dakwah dari Arab, akan tetapi secara historis, Islam sudah
menyebar di beberapa kawasan Asia Tenggara sejak lama, di Malakka,
Aceh (Nusantara), serta Malayan Peninsula termasuk daerah melayu yang
berada di daerah Siam (Thailand). Secara garis besar, masyarakat muslim
Thailand  dibedakan menjadi dua, yaitu:  masyarakat muslim imigran
(pendatang) yang berlokasi di kota Bangkok dan Chiang Mai ( Thailand
tengah dan utara), dan masyarakat muslim penduduk asli, yang berada di
Pattani (Thailand selatan). Tetapi dalam tatanan sosial, muslim Thailand
mendapat julukan yang kurang enak, yaitu khaek (pendatang, orang luar,
tamu).
2. Kondisi Pemerintahan Thailand
Pada tahun 2004 bertepatan pada bulan April, pada masa kepekimpinan
Thaksin Shinawarta, insiden berdarah telah terjadi sehingga
mengakibatkan 30 pemuda muslim tewas di masjid Kru Se. peristiwa keji
terjadi yang kedua kalinya pada bulan oktober 2004 yang mengakibatkan
175 tahanan pejuang Muslim Takbai meninggal dunia, akibat dijejalkan
militer Thailand dalam sebuah truk dengan kondisi tangan di belakang.
pada perkembangan Muslim Pattani antara 2004 hingga Mei 2007.
Periode ini sangat urgen tidak hanya karena banyaknya korban dalam
kurun waktu ini, setidaknya 2000 korban meninggal. Sehingga di
penghujung tahun 2008, Thailand ingin memiliki Perdana Menteri baru
yang diharapkan dapat membawa angin perubahan. Dengan rezim barunya
harus berjuang keras mencari alternative dalam menangani masalah
konflik Thailand Selatan.
Rupanya perdamaian Aceh (Gerakan Aceh Merdeka) menjadi model
upaya perdamaian dan rekonsiliasi di Thailand Selatan. Identitas lokal di
Thailand Selatan lebih dekat dengan Kelantan dan Kedah, Malaysia.
Masyarakat secara tradisional lebih memilih menggunakan bahasa Melayu
dibandingkan bahasa Thai yang digalakkan oleh pemerintah pusat sebagai
bahasa resmi negara. Keterpaksaan ini dirasakan masyarakat Melayu
Muslim di Thailand Selatan selama puluhan tahun.
Penggunakan bahasa Thai diwajibkan oleh pemerintah, baik itu di
kantor kerajaan, pemerintah, sekolah dan media. Dan ternyata strategi

3
pemerintah Thailand memang membuahkan hasil. Dalam waktu sekitar 50
tahun, banyak generasi muda Melayu Muslim lebih suka berbahasa Thai
dibandingkan bahasa Melayu, baik di sekolah maupun dalam pergaulan
sehari-hari. Tetapi mereka ’dipaksa’ keluarga untuk berbicara dalam
bahasa Melayu ketika mereka berkumpul dilingkungan keluarga.
3. Sejarah Masuknya Islam Di Thailand
Diperkirakan para penyebar Agama Islam yang paling banyak datang
ke Nusantara diperkirakan sekitar tahun seribu empat ratusan masehi atau
secara berturut datang setelah itu hingga keabad lima belas dan enam
belasan. Dan diduga bahwa penyebar-penyebar tersebut adalah keturunan
bani Abbasyiah.
Adapun pendapat lain mengatakan bahwa Islam diperkirakan datang ke
negara Thailand sekitar pada abad ke-10 atau 11 melalui jalur
perdagangan. Yang mana penyebaran Islam ini dilakukan oleh para guru
sufi dan pedagang yang berasal dari wilayah Arab dan pesisir India.
Pendapat lain ada yang mengatakan Islam masum ke Thailand melalui
Kerajaan Samudra Pasai di Aceh.
Salah satu bukti yang menguatkan pendapat ini adalah ditemukannya
sebuah batu nisan yang bertuliskan Arab di dekat Kampung Teluk Cik
Munah, Pekan Pahang yang bertepatan pada tahun 1028 M.
Dahulu, ketika Kerajaan Samudera Pasai ditaklukkan oleh kerajaan
Siam (Thailand), banyak orang-orang Islam yang ditawan, yang mana
ketika itu Raja Zainal Abidin lah salah satu tawanan kerajaan Siam yang
kemudian di bawa ke Thailand. Para tawanan itu akan dibebaskan apabila
telah membayar uang tebusan. Kemudian para tawanan yang telah bebas
itu ada yang kembali ke Indonesia dan ada pula yang menetap di Thailand
dan menyebarkan agama Islam di wilayah Thailand Selatan yang
berbatasan langsung dengan Malaysia.
Pada tahap pertama Islam diwarnai dakwahnya dengan Tasawuf dan
Mistik setidaknya sampai pada abad ke-17. Hal ini karena dirasa paling
cocok dengan latar belakang masyarakat setempat yang dipengaruhi oleh
asketisme Hindu-Budha dan sinkretisme kepercayaan lokal dan tarekat
cenderung lebih toleran dengan tradisi semacam itu. Sehingga ditemukan
bahwa terdapat nama-nama ulama sufi terkenal sebagai penyebar Islam,
diantaranya adalah Syiekh Syafiuddin Ahmad Ad Dajjani Al-Qusyasyi,
beliau adalah seorang keturunan Abbas bin Abdul Muthalib (paman Nabi
Muhammad s.a.w). diceritakan juga bahwa ada dua orang yang
sezaman/bersahabat karib yang sama-sama menjalankan aktivitas dakwah
Syeikh Syafiuddin di Pattani. banyak yang menduga bahwa baliaulah
yang pertama mengislamkan Pattani, barangkali anggapan ini adalah satu
kekeliruan karena Pattani memeluk Islam jauh lebih awal dari kedatangan
beliau ke Pattani, bahkan Pattani dianggap tampat yang telahlama
menerima Islam tak ubahnya seperti di Aceh juga.

4
4. Perkembangan Islam Di Thailand
Dakwah Islam senantiasa di seluruh penjuru dunia. Islam adalah agama
yang tidak mengenal batas dan sekat-sekat nasionalisme. Pun di sebuah
negeri yang mayoritas penduduknya bukanlah pemeluk agama Islam
Thailand.
Thailand dikenal sebagai negara yang pandai menjual potensi pariwisata
sekaligus sebagai salah satau negara agraris yang cukup maju di Asia
Tenggara. Mayoritas penduduk Thailand adalah bangsa Siam, Tionghoa
dan sebagian kecil bangsa Melayu. Jumlah kaum muslim di Thailand
memang tidak lebih dari 10% dari total 65 juta penduduk, namun Islam
menjadi agama mayoritas kedua setelah Budha. Penduduk muslim
Thailand sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand, seperti di
propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat dan sekitarnya yang dalam
sejarahnya adalah bagian dari Daulah Islamiyyah Pattani. Kultur melayu
sangat terasa di daerah selatan Thailand, khususnya daerah teluk
Andaman dan beberapa daerah yang berbatasan langsung dengan
Malaysia. Bahkan beberapa nama daerag berasal dari bahasa Melayu,
seperti Phuket yang berasal dari kata bukit dan Trang yang berasal dari
kata terang.
Proses masuknya Islam di Thailand dimulai sejak kerajaan Siam
mengakuisi kerajaan Pattani Raya (atau lebih dikenal oleh penduduk
muslim Thai sebagai Pattani Darussalam). Pattani berasal dari kata Al
Fattani yang berarti kebijaksanaan atau cerdik karena di tempat itulah
banyak lahir ulama dan cendekiawan muslim terkenal. Berbagai golongan
masyarakat dari tanah Jawa banyak pula yang menjadi pengajar Al Qur’an
dan kitab-kitab Islam berbahasa Arab Jawi. Beberapa kitab Arab Jawi
sampai saat ini masih diajarkan di beberapa sekolah muslim dan pesantren
di Thailand Selatan.
Perkembangan Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa pekerja
muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad
ke-19. Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand membangun
beberapa kanal dan system perairan di Krung Theyp Mahanakhon
(sekarang dikenal sebagai Propinsi Bangkok). Beberapa keluarga muslim
bahkan mampu menggalang dana dan mendirikan masjid sebagai saran
ibadah, sebuah masjid yang didirikan pada tahun 1949 oleh warga
Indonesia dan komunitas muslim asli Thailand. Tanah wakaf masjid ini
adalah milik Almarhum Hjai Saleh, seorang warga Indonesia yang bekerja
di Bangkok.
Masjid Jawa adalah masjid lain yang juga didirikan oleh komunitas
warga muslim Indonesia di Thailand. Sesuai dengan namanya, pendiri
masjid ini adalah warga Indonesia suku Jawa yang bekerja di Thailand.
Namun demikian, anak cucu para pendiri masjid ini berbicara dalam
bahasa Thai dan Inggris saat menceritakan asal muasal berdirinya Masjid

5
Jawa ini. Masjid Indonesia dan Masjid Jawa hanyalah sebagian dari lima
puluhan masjid lain yang tersebar di seluruh penjuru Bangkok.
5. Keadaan Muslim Di Thailand
Ummat Islam di Thailand tidak seberuntung seperti Ummat Islam di
Malaysia yang mana hampir semua sarana da’wah seperti masjid-masjid
disediakan oleh pemerintah Malaysia. Demikian pula dengan Imam,
Khotib, Bilal, dan pengurus-pengurus masjid digaji langsung oleh
pemerintah. Sarana media seperti TV maupun radio di Malaysia diberikan
waktu tiap malam untuk da’wah Islam.
Kawasan Thailand bagian selatan yang merupakan basis masyarakat
melayu-muslim adalah daerah konflik agama dan persengketaan wilayah
dengan latar belakang ras dan agama yang berkepanjangan. Konflik
Thailand selatan terjadi sejak diserahkannya wilayah utara Melayu oleh
pemerintah colonial Inggris kepada kerajaan Siam. Saat itu dibuatlah
Traktat Anglo-Siam yang menabut hak-hak dan martabat Muslim Pattani.
Akibatnya, muncul aksi-aksi perlawanan dan ditanggap pemerintah pusat
sebagai separatisme, hingga diberlakukan darurat militer di wilayah
tersebut.
Di beberapa kota pelabuhan, Islam bukanlah agama bagi komunitas
perkampungan melainkan agama para individu yang mobil yang menyatu
dalam jaringan asosiasi internasional. Dari Singapura pembaharuan Islam
menyebar ke seluruh Asia Tenggara melalui perdagangan, haji, dan
melalui gerakan pelajar, guru dan sufi.
Sudah pada tempatnya dunia Islam segera meyampaikan appeal kepada
pemerintah supaya elindng, menyelamatkan Ummat Islam dan
memberikan persamaan hak di segala bidang kepada mereka, termasuk
hak-hak untuk beribadah dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam, hak yang
sama dengan hak-hak yang dmiliki penduduk yang beragama Budha.
6. Islam Di Thailand Sebagai Agama Minoritas
Perlulah kita membatasi definisi atau pengertian tentang minoritas
muslim, karena terdapat sejumlah pertimbangan dalam masalah ini,
dengan pengertian bahwa Negara yang jumlah penduduk kaum
musliminnya lebih dari setengah  jumlah penduduk, itu tergolong
Negara Islam. Akan tetapi apabila jumlah kaum musliminnya kurang dari
setengah jumlah penduduk, maka digolongkan (minoritas) masuk ke
dalam Negara yang bukan Islam.
Negara bukan Islam yang berjulukan Negara Gajah Putih, tercatat
minoritas kaum Muslim yang berjumlah sekitar 5% atau 1,5 juta jiwa dari
penduduk Thailand, Mayoritas Muslim tinggal di wilayah selatan
khususnya Pattani, Yala, dan marathiwat. Mereka kerap terdiskriminasi
dalam segala sektor kehidupan. Pada saat ini mayoritas penduduk
Thailand yang beragama Budha sekitar 80%. Daerah-dareh tersebut
awalnya merupakan bagian dari sebuah kerajaan Melayu Islam Pattani
Darusalam.Daerah yang sekarang disebut Thailand selatan pada masa
dahulu berupa kesultanan-kesultanan yang merdeka dan berdaulat,
diantara kesultanan yang terbesar adalah Patani. Thailand sebelumnya

6
bernama Siam yang kemudian pada tahun 1939 M, Nama Siam diganti
dengan Muangthai.
Derita yang dialami masyarakat muslim di Thailand Selatan yang
sebagai minoritas ini adalah akibat dari pembatasan ruang gerak mereka
untuk memperoleh hak-haknya dalam bidang ekonomi, politik, dan
keagamaan. Juga karena problematika klasik yang telah berlangsung lama
yang menyalahi keyakinan dan nilai-nilai keislamannya. Minoritas ini
menuntut pemisahan diri dan kemerdekaan seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, bahwa perdamaian Aceh (Gerakan Aceh Merdeka) menjadi
model upaya perdamaian dan rekonsiliasi di Thailand Selatan.
Dalam tatanan sosial, muslimin Thailand mendapatkan julukan yang
kurang enak untuk didengar. Yaitu Kheik atau khaek yang berarti orang
luar, yang secara harfiah berarti pendatang atau orang yang datang
menumpang. Dalam bahasa Thai, istilah ini juga selama berabad-abad
sudah dikenal untuk menyebut kaum pendatang berkulit hitam dari daerah
Melayu dan Asia Selatan, orang-orang Thai-Islam menolak sebutan ini
dan menyatakan bahwa kedatangan mereka (khususnya di kawasan
Thailand Selatan), jauh lebih awal daripada kedatangan orang-orang
Budha Thailand. Hingga istilah Thai-Islam dibuat pada 1940-an. Akan
tetapi istilah ini menimblkan kontradiksi karena istilah Thai merupakan
sinonim dari kata Budha sedangkan Islam identik dengan kaum muslim
melayu pada waktu itu. Jadi bagaimana mungkin seseorang menjadi
budha dan muslim pada satu waktu? Maka dari itu kaum muslim melayu
lebih suka dipanggil Malay-Islam.

7. Bukti Peninggalan Islam Di Thailand


 Batu nisan yang bertuliskan Arab di dekat Kampung Teluk Cik
Munah, Pekan Pahang yang bertepatan pada tahun 1028 M.
 Masjid Jawa yang didirikan oleh komunitas warga muslim suku
Jawa Indonesia yang bekerja di Thailand.
 Kanal dan system perairan di Krung Theyp Mahanakhon (sekarang
dikenal sebagai Propinsi Bangkok), yang merupakan bangunan
yang dibangun oleh pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesia
yang masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19.
 Kitab-kitab Islam berbahasa Arab Jawi yang sampai saat ini masih
diajarkan di beberapa sekolah muslim dan pesantren di Thailand
Selatan.
 Lukisan kuno yang menggambarkan bangsa Arab di Ayuthaya,
sebuah daerah di Thailand dan juga keberhasilan bangsa Arab
dalam mendirikan Daulah Islamiyah.
 Ditemukan bahwa terdapat nama-nama ulama sufi terkenal sebagai
penyebar Islam, diantaranya adalah Syiekh Syafiuddin Ahmad Ad
Dajjani Al-Qusyasyi, beliau adalah seorang keturunan Abbas bin
Abdul Muthalib (paman Nabi Muhammad s.a
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI FILIPHINA
1. Selayang Pandang Filiphina
Asia Tenggara adalah sebutan untuk wilayah daratan Asia bagian timur
yang terdiri dari Jazirah, Indonesia, Cina, dan kepulauan yang banyak serta
terlengkapi dalam Negara Indonesia dan Filiphina. Melihat sejarah masa

7
lalu, telihat bahwa islam bukanlah Agama pertama yang tumbuh pesat,
akan tetapi Islam masuk kelapisam masyarakat yang waktu itu telah
memiliki peradaban, budaya, dan Agama. Taufiq Abdullah menulis dalam
bukunya Reanisans Islam di Asia Tenggara. Bahwa kawasan Asia
Tenggara terbagi menjadi Tiga bagian berdasarkan atas pengaruh yang di
terima wilayah tersebut.
Pertama, adalah wilaayah Indianized Southeast Asia. Asia Tenggara
yang di pengaruhi India yang dalam hal ini Hindu dan Budha .
Kedua, adalah Sinized Southeast Asia, wilayah yang mendapatkan
pengaruh Cina adalah Vietnam.
Ketiga, yaitu wilayah Asia Tenggara yang di Spanyolakan, atau
Hispainized Souteast Asia yaitu Filiphina.
Ketiga pembagian tersebut seolah meniadakan pengaruh Islam yang
begitu besar di Asia Tenggara, khususnya Filiphina.
Negara Filiphina adalah sebuah wilayah yang terdiri dari beberapa pulau
besar sampai kecil, yang paling besar adalah pulau luzon dan Mindanau,
yang merupakan dua pertiga seluruh Filiphina.
Filiphina terletak di samudara pasifik barat sejauh (800 km) di
Tenggara Cina, Filiphina berada di timur laut Kalimantan dan persis di
selatan Taiwan. Negara ini memiliki daerah lahan yang hampir seluas
Italia. Dua puluh terbesarnya, yang mencakup setengah luas seluruhnya,
adalah luzon diutara dan Mindanau diselatan. Bagian terbesar Filiphina
bergunung, yaitu bagian dari sabuk gunung berapi yang mengelilingi
pasifik. Dengan luas wilayah 300.000 km2. Hutan menutupi lebih dari
separuh permukan lahan kepulauan itu, sedangkan yang dapat di tanami
hanya kurang sepertiganya.
Sejarah Filiphina sebagai suatu Bangsa di mulai sejak abad ke-16
denagan penaklukan oleh Spanyol. Namun Negara Filiphina sebenarnya
adalah penghormatan bagi (Fhilip II) dari Spanyola. leluhur pertama
Bangsa Filiphina mungkin telah datang sejak sekitar 5000 tahun sebelum
masehi, bersenambung terus sampai saat masuknya Spanyol.
Sejarah hubungan antara kaum Muslim di Filiphina selatan atau Moro
dan pengusa penjajah Spanyol merupakan sejarah konfrontasi abadi.
Setelah penduduk militer dari tahun 1899 hingga 1903, proivinsi Moro
berdiri tahun 1903-1913 sebagai unit politik dan militer, dari tahun 1914
hingga tahun 1920, di dirikan wilayah bagian Mindanau dan Sulu. Tak
lama kemudian urusan kaum muslimpun ditangani oleh pemerintah
Filiphina. Agama merupakan masalah uatama. Pendidikan Agama Islam
tetap memainkan peran penting dalam sosialisasi masyarakat. Gejala di
Filiphina pasca kolonialisme adalah keristenisasi dan Filipinaanisme yang
menyebabkan kegelisahan terpendam di kalangan kaum muslim akan
masa depan mereka yang hidup dalam bangsa Filiphina.
Islam telah memiliki sejarah yang panjang di Filiphina sejak jaman pra
kolonia. Masyarakat muslim di bagian selatan tercatat sebagai masyarakat

8
yang mampu mempertahankan diri dari penetrasi Spanyol selama tiga
ratus tahun, sejak pemulaan abad xx sejarah wilayah kaum muslim di
selatan mulai disatukan secara administratif dan sistematis ke dalam
masyarakat politik yang lebih luas.
Muslim Filihipina merupakan kelompok keagamaan minoritas (4
sampai 7 persen) dalam suatu Negara di Asia Tenggara yang di dominasi
oleh pemeluk keristen. Meskipun terkonsentrasi di kepulauan Filihipina
selatan, tiga hingga sepuluh kelompk etnorelegius muslim minoritas
tersebut di pisahkan oleh hambatan-hambatan geografis dan linguistik.
Moro (Moor), pertama-tama di gunakan oleh para pedagang Eropa untuk
menyambut seluruh penduduk muslim di Asia Tenggara. Istilah ini tetap
di gunakan para kolonial Spanyol di Filihipin.
2. Masuknya Islam Dan Berkembangnyan Di Filiphina
Hampir semua silsilah bermula pada masa Raja Sipad (Bahasa
Sansekerta: Raja Shripaduka). Pada masa pemerintahan di pulu Jolo,
datanglah seorang muslim bernama Tuanku Masha’ika ke suatu tempat
yang disebut Maimbuang (bagian selatan pulu Jolo). Sebuah batu nisan
atas Nama Maqhealhe, dengan tahu 1310, di temukan di Badatto, tidak
jauh dari Jolo pulau Sulu. Penemuan batu Nisan inilah yang di jadikan
salah satu bukti Arkeologis masuk dan berkembangnya Islam di
Filihipina, pada waktu itu, masyarakat pulau Jolo masih menganut
Animisme dan Dinamisme.
Petunjuk pertama tentang kedatangan Tuanku Masha’ika, dan dalam
silsilah dari Sulu tidak di sebutkan apakah pada waktu itu penduduk sudah
menganut Agama Islam, juga tidak disebutkan bahwa Tuanku Masha’ika
memeluk Agama Islam. Namun jika dilihat dari Namanya pastilah dia
seorang Muslim, dan dari kedua Nama cucunya yaitu Tuan Hakim dan
Aisha, maka pastilah Tuanku Masha’ika seorang Muslim, kemudian
dalam sejarah Sulu di catat bahwa Tuanku Masha’ika adalah “Bogot
Maumin” kata Maumin dalam Bahasa Arab adalah Mu’minin, juga kata
umumnya di asosiasikan di Sulu sebagai orang-orang Islam.
Beberapa kelebihan Tuanku Masha’ika membuatnya dengan mudah
diterima dan di hargai oleh masyarakat setempat, bahkan kemudian di
Nikahkan dengan seorang putri. Tuanku Masa’ika kemudian memiliki tiga
orang anak dan satu orang lagi yang tidak di ketahui Namanya. Ke empat
putra dari Tuan Hakim (berarti cucu dari Tuanku masha’ika), dan
memerintah di Maimbuang. Inilah titik awal masuknya Islam di Filiphina.
 Masuknya Islam di Pulau-pulau Sulu
Menurut “Tarsila” karimul Makhdum tidak di sebut sebagai
orang pertama yang memperkenalkan Islam di daerah ini.
Kemudian disebut juga Tuan Syarif Aulia.
Sedangkan menurut silsilah Sulu jelas Sayid Abu Bakar di
jadikan sultan, ini menujukan bahwa penduduk bangsa dan

9
pemimpin-pemimpin mereka pastilah orang yang telah memeluk
Agama Islam yang diterapkan oleh Sayid Abu Bakar, baik di
pemerintahan maupun di kehidupan masyarakat.
 Masuknya Islam di Kepulauan Mingdanau (Mindanau)
Sayarif Aulia datang di Mingdanau, lalu menetap di sini,
kemudian Menikah dan memperoleh seorang putri yang di
berinama Paramaisuli, setelah menikah ia berkarya lagi.
Dr. Nageeb Salaby membuat “manuscript” dalam Bukunya
Studies in Moro Histories ia mengatakan:
Syarif kebungsuan berlabuh di Natubakin, muara sungai
Riocaranda. Tabunaway dan Mamalu denagan orang-orangnya
dari Mingdanau membawa jaring dan menuju ke muara sungai ini.
Mereka bertemu dengan Syarif Kebungsuan. Tabunaway
kemudian menyuruh Mamalu dan orang-orangnya agar naik
keperahu, setelah orang-orangnya berkumpul, maka dia
mengundang Syarif Kebungsuan untuk bersama ke Mingdanau.
Syarif Kebungsuan menolak menyertai mereka kecuali jika mereka
mau masuk Islam. Kemudian Tabunaway dan Mamalau
mengulangi undangan mereka dan berjanji bahwa mereka akan
memeluk Agama Islam.
Lalu Kebungsuan, Tabunaway, dan Mamalu serta orang-
orangnya menuju ke Tinundan dan Mindanau. Kebungsuan
berhasil memasukan penduduk Mindanau ke dalam Agama Islam.
 Islam Masuk di Manila dan Daerah Sekitarnya.
Hubungan Manila dengan Berunei di katakan terjadi pada
perermulaan abad ke-16 ketika kesultanan Berunei di pegang oleh
Sultan Bulkiah, yaitu Raja yang menguasai Soolook yang
kemudian menguasai pulau Selurong. Menurut silsilah Berunei
Raja Selurong adalah Datooh Gamban.
3. Masa Depan Muslim Filiphina
Tidak dapat di bantah bahwa selama ini setiap kali kita membicarakan
Islam di Filiphina, yang terbanyang adalah pejuang bersenjata separaatis
Islam Moro untuk berusaha lepas dari cengkeraman Filiphina yang di
anggap menekan umat Islam, dengan semua politik argumentasi masang-
masing. Sebenarnya, kajian tentang Islam Filiphina juga memiliki banyak
ragam dan nuansa. Salah satunya adalah munculnya “ kebangkitan “ Islam
yang cukup dinamis dalam kerangka Filiphina, yaitu pembangunan
muslim Filiphina dalam sukses harmonis, sinegris, dan mulai belajar
saling percaya.
Seorang ilmuan muslim Filiphina. Asiri Abu Bakar, menguraikan
beberapa faktor yang turut menyambung kebangkitan islam di Filiphina di
masa depan :

10
a) Bertambahnya hubungan dengan ulama dan para pedangan Muslim
pelajar dunia Arab dan sekitar Filiphina.
b) Bertambahnya jumblah warga Moro yang pergi Naik Haji.
c) Bertambahnya kesmmpatan melakukan stady di beberapa pusat stady
Islam di seluruh dunia
d) Partisipasi aktif dalam berbagai pertemuan regional dan international
e) Kebanyakan ratusan pelajar Muslim Filipina dari luar Negri
f) Semakin banyaknya didirikan madrasah (Madarasah, sekolah Agama) di
daerah-daerah yang selama ini terisolasir dan
g) Berbagai konferensi pers internaional dan peliputan terhadap perang yang
sedang berlangsung di Mindanau dan ke kejaman yang dilakukan oleh
beberapa personil militer di wilayah tersebut.

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Islam dapat menyebar luas hingga seluruh tak luput dapi perjuangan Nabi dan
Rasul yang sudah berdakwah dengan penuh ikhlas hingga sampai detik ini islam
dapat menyebar luas. Walaupun di beberapa negara islam masih menjadi agama

11
yang minoritas hingga munculnya islam pobia tidak berarti islam ialah agama
yang tidak baik atau lekat dengan terorisme. Islam ialah agama mulia,islam adalah
agama yang indah sehingga tetap perlu adanya toleransi antar satu sama
lainsehingga akan terciptanya kedamaian dunia. Teruslah sebarkan agama islam
ini ke seluruh penjuuru dunia.

12

Anda mungkin juga menyukai