Ingridwati Kurnia
Irene Maya Simon
Maria Claudia Wahyu Trihastuti
Gerda K. Wanei
Penelaah Materi
Partino
Penyunting Bahasa
M. Yunus
Layout
Renaldo RN
Kata Pengantar
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) memiliki ciri utama keterpisahan ruang dan waktu antara mahasiswa
dengan dosennya. Dalam PJJ, keberadaan bahan ajar memiliki peran strategis. Melalui bahan
ajar, mahasiswa secara mandiri mampu belajar, berefleksi, berinteraksi, dan bahkan menilai
sendiri proses dan hasil belajarnya.
Paket bahan ajar PJJ S1 PGSD ini tidak hanya berisi materi kajian, tetapi juga pengalaman belajar
yang dirancang untuk dapat memacu mahasiswa untuk dapat belajar secara aktif, bermakna, dan
mandiri. Paket bahan ajar ini dikemas secara khusus dalam bentuk bahan ajar hybrid yang
meliputi:
Seluruh paket bahan ajar ini dikembangkan oleh Konsorsium PJJ S1 PGSD yang terdiri dari 23
Perguruan Tinggi (PT), yaitu Universitas Sriwijaya, Universitas Katholik Atmajaya Jakarta,
Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Malang,
Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Tanjungpura, Universitas Nusa Cendana,
Universitas Negeri Makassar, Universitas Cenderawasih, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
HAMKA Jakarta, Universitas Pattimura, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas
Negeri Gorontalo, Universitas Jember, Universitas Lampung, Universitas Lambung Mangkurat,
Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Mataram, Universitas Negeri Semarang, Universitas
Kristen Satya Wacana, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Haluoleo. Proses
pengembangan bahan ajar ini difasilitasi oleh SEAMOLEC.
Semoga paket bahan ajar ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan program PJJ S1 PGSD di tanah air.
Muchlas Samani
NIP. 130 516 386
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi ............................................................................................................... i
Tinjauan Mata Kuliah .......................................................................................... v
ii daftar isi
Kunci Jawaban Tes Formatif ............................................................................... 3.35
Daftar Pustaka : .................................................................................................. 3.37
Glosarium : .................................................................................................. 3.38
iv daftar isi
Tinjauan Mata Kuliah
M ata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik yang berbobot 2 sks ini
membekali Anda dengan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman
peserta didik secara mendalam. Kemampuan tersebut merupakan salah satu
kompetensi dasar yang harus dikuasai dengan baik oleh para guru, termasuk guru
SD. Sebagaimana kita ketahui, peserta didik merupakan fokus utama dalam
pemberian layanan pendidikan dan pembelajaran. Sulit dibayangkan guru dapat
melayani peserta didik serta membantu mengembangkan potensi mereka secara
optimal, apabila karakteristik dan keunikan mereka tidak dipahami dengan baik. Di
samping itu, keberadaan mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik ini pun
akan membantu Anda, mahasiswa Program PJJ S1 PGSD, dalam mempelajari mata
kuliah-mata kuliah yang lain, terutama yang terkait langsung dengan pendidikan ke-
SD-an. Oleh karena itulah, pada program PJJ S1-PGSD ini mata kuliah tersebut
ditempatkan pada semester pertama.
Dengan mempelajari mata kuliah ini, Anda diharapkan dapat memiliki
kemampuan untuk memahami dan mengembangkan potensi peserta didik usia
SD/MI. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, materi kajian mata kuliah ini
terbagi ke dalam enam unit berikut.
1. Unit 1: Konsep dasar perkembangan belajar peserta didik
2. Unit 2: Perkembangan fisik, sosial, dan emosi
3. Unit 3: Perkembangan kognitif, bahasa, moral dan kepribadian
4. Unit 4: Teknik nontes memahami peserta didik
5. Unit 5: Pengembangan bakat dan kreativitas peserta didik
6. Unit 6: Analisis kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik
Pendahuluan
P ada unit 1 mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik ini, kita akan
mempelajari konsep-konsep dasar tentang perkembangan belajar peserta didik
yang disajikan dalam empat subunit. Konsep dasar tersebut meliputi: (1) pengertian
perkembangan belajar peserta didik; (2) prinsip-prinsip perkembangan; (3)
karakteristik perkembangan peserta didik usia SD/MI; dan (4) tugas perkembangan
peserta didik usia SD/MI. Agar pemahaman Anda tentang peserta didik utuh dan
berkesinambungan, akan disajikan sepintas tentang karakteristik dan tugas
perkembangan pada masa sebelumnya (masa anak awal) dan sesudahnya (masa
puber)
Keempat sajian tersebut diharapkan dapat membekali Anda dengan
pemahaman yang komprehensif tentang konsep perkembangan peserta didik.
Dengan kata lain, usai mempelajari unit 1 ini Anda diharapkan dapat:
1. merumuskan pengertian perkembangan, belajar, dan peserta didik;
2. menjelaskan dengan contoh minimal lima prinsip perkembangan peserta didik;
3. mengidentifikasikan karakteristik peserta didik usia SD/MI; serta
4. menjelaskan tugas-tugas perkembangan peserta didik usia SD/MI. Pada
pembagian masa perkembangan, peserta didik usia SDMI (usia 6 – 12 tahun)
termasuk dalam masa anak akhir
Subunit 1
Pengertian Perkembangan
Perubahan merupakan hal yang melekat dalam pengertian perkembangan.
E.B. Hurlock (Istiwidayanti dan Soedjarwo, 1991) mengemukakan bahwa
perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti,
perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat progresif (maju),
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan kuantitatif disebut juga
”pertumbuhan” merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan
tinggi, berat dan proporsi badan seseorang. Perubahan kualitatif meliputi perubahan
aspek psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan
emosi dan sikap, dll. Selain perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada
juga yang mengalami pengurangan seperti gejala lupa dan pikun. Jadi
perkembangan bersifat dinamis dan tidak pernah statis..
Terjadinya dinamika dalam perkembangan disebabkan adanya ”kematangan
dan pengalaman” yang mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan
aktualisasi/ realisasi diri. Kematangan merupakan faktor internal (dari dalam) yang
dibawa setiap individu sejak lahir, seperti ciri khas, sifat, potensi dan bakat.
Pengalaman merupakan intervensi faktor eksternal (dari luar) terutama lingkungan
sosial budaya di sekitar individu. Kedua faktor (kematangan dan pengalaman) ini
secara simultan mempengaruhi perkembangan seseorang. Seorang anak yang
memiliki bakat musik dan didukung oleh pengalaman dalam lingkungan keluarga
yang mendukung pengembangan bakatnya seperti menyediakan dan memberi les
1- 2 Unit 1
musik, akan berkembang menjadi seorang pemusik yang handal. Perubahan progresif
yang berlangsung terus menerus sepanjang hayat memungkinkan manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana manusia hidup. Sikap manusia
terhadap perubahan berbeda-beda tergantung beberapa faktor, diantaranya
pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai budaya, perubahan peran, serta
penampilan dan perilaku seseorang.
Pengertian Belajar
Cukup banyak para ahli yang merumuskan pengertian belajar. Slameto
(1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Winkel
(1989) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri
seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya,
sehingga menghasil-kan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi, belajar pada hakikatnya merupakan
salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan
perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang
diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku
sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan
mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.
Belajar pada abad 21, seperti yang dikemukakan Delors (Unesco, 1996),
didasar-kan pada konsep belajar sepanjang hayat (life long learning) dan belajar
bagaimana belajar (learning how to learn). Konsep ini bertumpu pada empat pilar
pembelajaran yaitu: (1) learning to know (belajar mengetahui) dengan memadukan
pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja melalui
kemampuan belajar bagaimana caranya belajar sehingga diperoleh keuntungan dari
peluang-peluang pendidikan sepanjang hayat yang tersedia; (2) learning to do
(belajar berbuat) bukan hanya untuk memperoleh suatu keterampilan kerja tetapi
juga untuk mendapatkan kompetensi berkenaan dengan bekerja dalam kelompok dan
berbagai kondisi sosial yang informal; (3) learning to be (belajar menjadi dirinya)
dengan lebih menyadari kekuatan dan keterbatasan dirinya, dan terus menerus
mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik dan mampu bertindak mandiri,
dan membuat pertimbangan berdasarkan tanggung jawab pribadi; (4) learning to live
together (belajar hidup bersama) dengan cara mengembangkan pengertian dan
kemampuan untuk dapat hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain dalam
masyarakat global yang semakin pluralistik atau /majemuk secara damai dan
1- 4 Unit 1
Perkembangan Belajar Peserta Didik 1- 5
Latihan
Demikianlah sajian tentang pengertian perkembangan peserta didik. Untuk
memantapkan penguasaan materi yang baru dipelajari, kerjakanlah latihan berikut.
1. Jelaskan pengertian perkembangan, belajar, peserta didik!
2. a. Samakah perkembangan dengan pertumbuhan?
b. Jelaskan secara singkat konsep belajar abad ke-21.
c. Apa yang dimaksud dengan ”“homo trieka”?
Sudah selesai? Baik, mari kita bandingkan jawaban Anda dengan rambu
jawaban latihan di bawah ini.
1. Perkembangan ialah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman. Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi
individu dengan lingkungannya. Peserta didik ialah individu yang merupakan
suatu totalitas kesatuan psikofisik yang tidak dapat dipisahkan, mempunyai
keunikan masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya.
2. a. Tidak persis sama. Pertumbuhan berkenaan dengan perubahan fisik secara
kuantitatif, sedangkan perkembangan berkenaan dengan perubahan psikofisik
secara kualitatif. Jadi pertumbuhan merupakan bagian dari perkembangan.
b. Konsep belajar pada abad ke-21 berkenaan dengan konsep belajar sepanjang
masa (life long learning) dan belajar bagaimana cara belajar (learning how to
learn) yang bertumpu pada empat pilar pembelajaran (learning how to know
/ to do / to be / to live together)
c. “Homo trieka”. “homo” = manusia, tri = tiga, dan eka = satu. Dengan
demikian, “homo trieka” ialah individu manusia sebagai satu kesatuan
memiliki peran sebagai mahluk religius, mahluk sosial, dan mahluk
individual.
1- 6 Unit 1
Rangkuman
Dalam mempelajari perkembangan peserta didik, ada tiga kata kuci yang
harus dipahami dengan baik. Ketiganya ialah perkembangan, belajar, dan
peserta didik.
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif,
afektif, maupun psiko-motorik, yang diperoleh melalui interaksi individu
dengan lingkungannya. Sementara peserta didik adalah individu yang
merupakan suatu totalitas kesatuan psikofisik yang tidak dapat dipisahkan,
mempunyai keunikan masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya
Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada tes formatif berikut dengan singkat,
jelas, benar, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
1. Rumuskan pengertian perkembangan dengan kata-kata Anda sendiri!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dinamika perkembangan?
3. Beri contoh, bagaimana faktor kematangan/pembawaan dan pengalaman mempe-
garuhi perkembangan seseorang?
4. Beri penjelasan singkat beberapa istilah berikut yang terdapat pada konsep
belajar abad ke-21: learning how to learn, learning to do, learning to know, dan
life long learning.
5. Jelaskan pengertian peserta didik sebagai totalitas/kesatuan!
1- 8 Unit 1
Subunit 2
Prinsip-Prinsip Perkembangan
etelah mempelajari pengertian ”perkembangan, belajar, dan peserta didik”, maka
S berikut ini akan dikemukakan beberapa prinsip perkembangan yang perlu diketahui
sehingga akan membantu pemahaman Anda tentang perkembangan belajar peserta
didik dengan lebih baik lagi.
Prinsip-prinsip perkembangan yang dikemukakan pada bagian ini bersumber
dari buku Perkembangan Anak jilid 1 yang ditulis oleh Hurlock (1990). Sajian
tentang prinsip perkembangan tersebut mencakup: kaitan perkembangan dengan
perubahan, bandingan perkembangan awal dengan perkembangan selanjutnya,
hubungan perkembangan dengan proses kematangan dan belajar, karakteristik dan
urutan pola perkembangan, perbedaan individu dalam perkembangan, karakteristik
setiap periode perkembangan, harapan sosial pada setiap periode perkembangan dan
bahaya bahaya potensial yang dikandungnya, dan variasi kebahagiaan pada berbagai
periode perkembangan. Prinsip-prinsip perkembangan ini tidak perlu Anda hafalkan,
tetapi yang penting Anda dapat memahami dan menerapkannya ketika berinteraksi
dengan peserta didik.
1 - 10 Unit 1
pembawaan, keturunan/heriditas seseorang, termasuk di dalamnya kematangan
seseorang.. Sementara itu, teori Empirisme berpendapat bahwa perkembangan
seseorang terutama ditentukan oleh faktor lingkungan tempat anak/individu itu
berada dan tumbuh-kembang, termasuk di dalamnya lingkunan keluarga, sekolah,
dan belajar anak.
Kenyataannya, faktor pembawaan maupun lingkungan saling mempengaruhi
dalam perkembangan seseorang. Kedua faktor tersebut dapat dibedakan tetapi tidak
dapat dipisahkan dalam perkembangan seseorang. Keduanya saling berinteraksi dan
mempengaruhi.Seorang anak yang mempunyai bakat musik, misalnya,
perkembangan bakat atau kemampuan bermain musiknya tidak akan optimal apabila
tidak mendapatkan kesempatan belajar musik. Jadi, potensi anak/peserta didik yang
sudah ada/dibawa sejak lahir akan bekembang optimal, apabila lingkungan
mendukungnya. Dukungan itu di antaranya dengan penyediaan sarana prasarana
serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya.
1 - 12 Unit 1
yang demikian, diharapkan setiap anak dapat berkembang optimal sesuai dengan
potensi dirinya.
1 - 14 Unit 1
tenang dan tidak panik, serta mendorong mereka untuk membina hubungan sosial
secara sehat.
Berdasarkan hasil penelitian, kebahagaian seseorang dipengaruhi oleh
penerimaan (acceptance) dan kasih sayang (affection) dari orang-orang di
sekitarnya, serta prestasi (achievement) yang dicapai oleh seseorang dalam
kehidupannya.
Latihan
Saudara, demikianlah sajian tentang prinsip-prinsip perkembangan.
Selanjutnya, untuk memantapkan pemahaman Saudara atas materi tersebut,
kerjaknlah latihan di bawah ini.
1. Berikan contoh bahwa pemahaman tentang prinsip-prinsip perkembangan dapat
membantu perkembangan anak yang menjadi peserta didik Anda!
2. Tuliskan dan jelaskan secara singkat sekurangnya lima prinsip perkembangan!
Tes Formatif 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada tes formatif berikut dengan singkat,
jelas, benar, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
1. Perubahan seperti apa yang diakibatkan oleh perkembangan?
2. Jelaskan dengan contoh pengaruh kematangan dan belajar dalam proses
perkembang-an seseorang!
3. Apa yang dimaksud dengan hukum tempo dan irama perkembangan?
4. Apa yang dimaksud dengan: setiap perkembangan mengandung bahaya
potensial?
5. Jelaskan tiga faktor yang mempengaruhi kebahagiaan pada perkembangan
seseorang!
1 - 16 Unit 1
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
ada pada bagian akhir unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara
memberi skor masing-masing soal dengan rentangan 0-10. Kemudian gunakan
rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam mempelajari
subunit ini.
Rumus:
Jumlah skor kelima jawaban
Tingkat penguasaan: ------------------------------------------- x 100 %
50
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan pembelajaran di subunit berikutnya. Jika masih di bawah 80%,
Anda sebaiknya mengulangi kembali mempelajarinya terutama bagian yang belum
dikuasai.
1 - 18 Unit 1
Orang tua sering menyebut masa anak awal sebagai usia sulit dan
mengundang masalah. Mengapa? Karena pada masa ini anak sedang dalam proses
pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit
diatur, bandel, keras kepala, kadang menentang dan melawan orang tua, atau orang
dewasa lainnya. Penyebabnya ialah mulai berkurangnya ketergantungan anak
dibandingkan dengan pada masa bayi sebelumnya. Kemauan anak pun mulai
berkembang. Pemahaman yang kurang tepat terhadap perubahan perkembangan anak
pada masa ini dapat mengakibatkan orang dewasa tidak bersikap yang kurang
semestinya. Hal ini akan mempengaruhi proses peletakan dasar pembentukan
kepribadian yang dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.
Selain sebutan usia sulit dan bermasalah, orang tua juga menganggap masa
anak awal sebagai usia bermain karena sebagian besar waktu anak digunakan untuk
bermain. Sementara itu, para pendidik menyebut masa anak awal sebagai usia
prasekolah, di mana anak mulai dititipkan pada tempat penitipan anak (TPA).
Kemudian mereka memasuki kelompok bermain (KB). Terakhir, mereka memasuki
Taman Kanak-kanak (TK) yang menekankan pada kegiatan bermain dalam
pendidikan dan pembelajarannya untuk membantu perkembangan mereka melalui
belajar sambil bermain (learning by playing). Pada masa prasekolah ini, anak
dipersiapkan untuk mengikuti kegiatan yang akan diselenggarakan di sekolah formal
(SD).
Para psikolog perkembangan anak menyebut masa anak awal sebagai usia
kelompok. Mengapa? Karena anak mulai belajar dasar-dasar perilaku melalui
interaksi dengan anggota keluarga dan kelompok bermainnya. Selain itu juga, para
psikolog menyebut anak pada masa ini sebagai usia menjelajah dan usia bertanya.
Hal ini dikarenakan anak sudah mampu berjalan sehingga dapat menjelajah dan ingin
tahu sehingga selalu bertanya mengenai segala hal yang ditemui di lingkungan
kehidupan sekitarnya. Masa ini disebut juga usia meniru karena anak senang belajar
dengan cara meniru, terutama menirukan pembicaraan dan tindakan orang lain. Ada
pula yang menyebut masa ini sebagai usia kreatif. Pada periode ini anak memiliki
kecenderungan kuat untuk menunjukkan kreativitas mereka terutama dalam bermain
dibandingkan dengan masa lain dalam kehidupannya.
Pada masa ini perkembangan fisik dan motorik anak sangat pesat. Demikian
juga kemampuan berbicaranya. Anak mulai tertarik pada diri sendiri (egosentris).
Emosi yang umum pada masa anak awal adalah marah, takut, cemburu, ingin tahu,
gembira, sedih, dan kasih sayang. Sosialisasi pada masa anak awal terjadi melalui
interaksi dengan orang-orang di sekitar anak, yaitu anggota keluarga dan teman
bermain. Anak juga mulai belajar perilaku moral (baik – buruk) melalui respon
1 - 20 Unit 1
penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam
kehidupannya kelak. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai usia kritis
dalam dorongan berprestasi. Dorongan berprestasi membentuk kebiasaan pada anak
untuk mencapai sukses ini cenderung menetap hingga dewasa. Apabila anak
mengembangkan kebiasaan untuk belajar atau bekerja sesuai, di bawah, atau di atas
kemampuannya, maka kebiasaan ini akan menetap dan cenderung mengenai semua
bidang kehidupan anak, baik dalam bidang akademik maupun bidang lainnya.
Psikolog perkembangan anak memberi sebutan anak pada masa ini sebagai
usia berkelompok. Pada usia ini perhatian utama anak tertuju pada keinginan
diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompoknya. Oleh karena itu,
anak ingin dan berusaha menyesuaikan diri dengan standar yang disepakati dan
berlaku dalam kelompok sehingga masa anak ini disebut juga usia penyesuaian diri.
Anak berusaha menyesuaikan diri dengan standar yang berlaku dalam kelompok,
misalnya dalam berbicara, penampilan dan berpakaian, dan berperilaku.
Periode ini juga disebut usia kreatif sebagai kelanjutan dan penyempurnaan
perilaku kreatif yang mulai terbentuk pada masa anak awal. Kecenderungan kreatif
ini perlu mendapat bimbingan dan dukungan dari guru maupun orang tua sehingga
bekembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan orisinal, tidak negatif dan
sekedar meniru tindakan kreatif orang atau anak yang lain. Selain itu, periode ini
disebut juga dengan usia bermain, karena minat dan kegiatan bermain anak semakin
meluas dengan lingkungan yang lebih bervariasi. Mereka bermain tidak lagi hanya di
lingkungan keluarga dan teman di sekitar rumah saja, tapi meluas dengan lingkungan
dan teman-teman di sekolah.
Secara singkat, perkembangan pada masa anak akhir meliputi perkembangan
berbagai aspek baik fisik maupun psikis (berbicara, emosi, sosial, dll). Pertumbuhan
fisik pada periode anak akhir berjalan lambat dan relatif seragam. Bentuk tubuh
mempengaruhi tinggi dan berat badan anak, yang dipengaruhi oleh faktor genetik,
kesehatan dan gizi, serta perbedaan seks atau jenis kelamin. Keterampilan motorik
seperti pilihan penggunaan tangan (kanan atau kidal) dan keterampilan bermain
(melempar dan menangkap bola, naik sepeda, bermain sepatu roda, berenang, dll)
mempengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan konsep diri anak. Kemampuan
anak usia SD untuk dapat menolong dirinya sendiri (makan dan mandi sendiri,
membereskan tempat tidur dan buku sendiri) dan orang ;ain, baik di rumah maupun
di sekolah, perlu untuk mulai dikembangkan.
Perkembangan bahasa terutama berbicara dan penguasaan kosa kata
mengalami peningkatan yang pesat. Sejalan dengan perkembangan bahasa, terjadi
pula kemajuan dalam pengertian. Dengan demikian, pada periode ini mulai
1 - 22 Unit 1
Karakteristik Perkembangan pada Masa Puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan
masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber,
dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa
anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan remaja, di mana
ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah). Tahap pascapuber
bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja.
Pada masa puber yang waktunya relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi
pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh,
sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber. Dampak
lebih lanjut, anak mengambil sikap ”anti” terhadap kehidupan, dan mengalami
kehilangan sifat-sifat baik sebelumnya yang terjadi pada masa anak. Tak heran jika
ada yang menyebut masa ini sebagai fase negatif.
Perubahan fisik/tubuh anak puber yang sangat pesat berkenaan dengan
perubahan ukuran tubuh (tinggi dan berat badan), proporsi tubuh (perbandingan
bagian-bagian tubuh), dan ciri-ciri seks primer (organ-organ reproduksi), dan ciri-ciri
seks sekunder (rambut, otot, suara, payudara, dll). Perubahan fisik yang cepat dan
mencolok ini mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku anak puber. Karakteristik
puber antara lain: sikap menarik diri dan menyendiri; merasa bosan melakukan
kegiatan permainan pada masa anak; inkoordinasi gerakan yang mengakibatkan
kecanggungan; antagonisme sosial yang membuat anak sulit bekerjasama dan sering
membantah atau menentang; emosi meninggi sehingga puber cenderung merasa
sedih, marah, gelisah, khawatir, kurang percaya diri; dan ada juga yang cenderung
berpenampilan sangat sederhana dan bersahaja. Perubahan fisik dan sikap puber ini
berakibat pula pada menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan
penerimaan dan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di
sekitarnya.
Selain karakteristik sikap puber yang umum, ada juga sikap karakteristik
puber yang dapat menimbulkan masalah. Hal ini dikarenakan anak puber mengalami
matang lebih awal atau terlambat. Matang lebih awal kurang menguntungkan bagi
anak perempuan daripada anak laki-laki. Anak perempuan yang matang lebih awal
menjadi salah tingkah dan berperilaku lebih dewasa sehingga sikapnya menjadi genit
dibanding-kan dengan anak seusianya. Sebaliknya, anak laki yang matang terlambat
sering merasa ketakutan tidak akan pernah menjadi dewasa.
Sebaiknya orang dewasa mempersiapkan anak pada masa anak akhir untuk
memasuki masa puber dengan menjadi teman bagi anaknya dan memberikan
informasi mengenai perubahan fisik dan psikis yang akan terjadi pada masa puber.
Latihan
Saudara, selesailah sudah kajian kita tentang karakteristik perkembangan
pada periode anak awal, anak akhir dan puber. Selanjutnya, mantapkanlah
pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan berikut ini. .
1. Sebagai guru SD/MI, mengapa Anda perlu mempelajari karakteristik
perkembangan anak pada periode anak awal, anak akhir dan puber?
2. Identifikasikan dan jelaskan secara singkat sekurangnya tiga karakteristik
perkem-bangan anak pada periode anak awal, anak akhir, dan puber!
1 - 24 Unit 1
Anak emosional karena emosinya sering berubah-ubah dan meledak tanpa
alasan yang relevan dan cukup berarti.
Rangkuman
Tes Formatif 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada tes formatif berikut dengan singkat,
jelas, benar, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
1. Anak awal disebut juga anak pra-sekolah karena
.........................................................................................................................................
................................................................
2. Anak awal suka menentang karena
.........................................................................................................................................
..................................................................................
3. Anak selalu ingin bertanya karena
.........................................................................................................................................
........................................................................................
4. Fungsi Taman Kanak-kanak antara lain
.........................................................................................................................................
.....................................................................
5. Egosentris artinya
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................
1 - 26 Unit 1
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
dan
S perkembangan anak SD/MI akan membantu Anda untuk dapat bersikap
bertindak bijaksana. Lalu, apakah yang dimaksud dengan tugas
perkembangan atau development tasks? Apa manfaatnya mempelajari tugas
perkembangan? Faktor apa saja yang mempengaruhi tugas perkembangan? Tugas-
tugas apa saja yang harus dikuasai peserta didik usia SD/MI? Jawabannya dapat
Anda temukan pada subunit 4 berikut ini, yang akan membahas pengertian, manfaat,
faktor, dan tugas-tugas perkembangan anak usia SD/MI.
1 - 28 Unit 1
individu tentang apa yang akan dihadapi dan tindakan apa yang diharapkan kalau
sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.
Tugas perkembangan pada setiap periode perkembangan manusia
dipengaruhi oleh tiga faktor berikut.
1. Faktor tuntutan kebudayaan dalam bentuk kekuatan-kekuatan, norma hidup,
harapan-harapan dalam bentuk cita-cita, nilai-nilai ideal, dll dalam kehidupan
individu yang sedang berkembang. Tuntutan kebudayaan ini mengakibatkan
orang yang sedang dalam proses perkembangan harus melakukan sesuatu untuk
memenuhinya agar dapat diterima dalam kelompok masyarakat budaya tersebut.
Misalnya, masyarakat di kota besar mulai menyekolahkan anaknya ketika berusia
tiga atau empat tahun di Kelompok Bermain ataupun Taman Kanak-kanak. Jika
anak berusia lima tahun belum bersekolah akan berdampak pada diri anak. Anak
merasakan ada sesuatu yang kurang lengkap, anak merasa kurang bahagia, dan
akan mengalami kesulitan belajar di SD kelas 1. Keadaan ini menuntut orang tua
untuk menyekolahkan anak-anak mereka lebih awal.
2. Kematangan fisik turut menentukan dalam munculnya tugas-tugas perkembangan
pada periode usia-usia tertentu, di samping kondisi kesehatan dan kecacatan.
Misalnya keterampilan bermain dalam kelompok pada anak SD kelas 3 sangat
tergantung pada kondisi kesehatan fisik dan kematangan sosial. Anak yang cacat
anggota tubuhnya (kaki atau tangan) akan mengalami kesulitan ketika melakukan
kegiatan bermain, yang selanjutnya berdampak pada perkembangan sosialnya.
3. Kepribadian seseorang antara lain intelegensi, minat, sikap, kecenderungan
sosial emosional, sifat dan karakter, dll. Misalnya seorang anak akan berprestasi
dalam bidang akademik di SD/MI, kalau ia mempunyai kemampuan akademik
yang baik, sifat tekun dan rajin belajar, dan motivasi untuk mencapai prestasi.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh. Hakikat tugas perkembangan ini adalah belajar mengembangkan sikap
kebiasaan untuk hidup sehat, dengan cara memelihara badan agar tetap sehat,
menjaga kebersihan, keselamatan diri, menghindari penyakit, konsisten
memelihara kesehatan, dan mempunyai sikap yang realistis terhadap seks. Pada
saat ini, otot anak telah berkembang pesat dan tumbuh gigi tetap. Secara
psikologis, anak dihargai atau tidak dihargai oleh teman sebaya dan orang
dewasa berdasarkan keterampilan fisik dan penampilan diri. Sekolah dasar dapat
membantu anak menyelesaikan tugas perkembangan ini dengan cara menjelaskan
dan membiasakan anak untuk hidup sehat dan berpenampilan sesuai dengan
1 - 30 Unit 1
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya. Hakikat tugas
perkembangan ini adalah anak belajar memberi dan menerima dalam kehidupan
sosial antara teman sebaya, dan belajar membina persahabatan dengan teman
sebaya, termasuk juga bergaul dengan musuhnya. Dengan demikian, anak belajar
sosialisasi dalam rangka pembentukan kepribadiannya. Pada saat ini, keadaan
fisik yang sehat dan bersih, serta penguasaan keterampilan fisik sangat penting
bagi terciptanya hubungan baik di antara teman sebaya. Secara psikologis, anak
mulai ke luar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia pergaulan dengan
teman sebaya. Melalui pergaulan dengan teman sebaya, banyak hal yang dapat
dipelajari anak seperti saling belajar menyesuaikan diri, terbentuknya sikap dan
sifat jujur, sopan, sportif, dan toleran, yang akan mewarnai pembentukan
kepribadian anak selanjutnya. Sekolah dapat membantu anak menyelesaikan
tugas perkembangan ini dengan menggunakan sosiometri untuk mengetahui
status dan hubungan sosial anak dengan teman-temannya sehingga dapat
memberikan bimbingan maupun kegiatan yang dapat memfasilitasi anak agar
mau dan dapat bergaul dengan teman sebaya dan orang-orang di sekitarnya.
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat. Hakikat tugas
perkembangan ini adalah anak belajar dan bertindak sesuai dengan peran seksnya
yaitu sebagi anak laki-laki atau anak perempuan. Secara fisik biologis, ada
perbedaan anatomi antara anak laki-laki dan perempuan sehingga mengakibatkan
masyarakat menuntut agar mereka berperan sesuai dengan jenis kelaminya. Anak
perempuan diharapkan mengidentifikasikan diri pada ibunya, sedangkan anak
laki-laki mengidentifikasikan diri pada ayahnya. Perbedaan peran sosial pria dan
wanita juga dipengaruhi kelas sosial anak. Anak dari kelas sosial menengah ke
atas dituntut peran sosial yang berbeda dibandingkan dengan anak dari kelas
sosial menengah ke bawah. Sekolah dasar dapat membantu anak dengan memberi
informasi dan memperlakukan anak sesuai dengan peran sosial sebagai anak laki-
laki atau perempuan yang berlaku di masyarakat di lingkungan anak menjalani
kehidupannya.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, serta tata dan tingkatan nilai.
Hakikat tugas perkembangan ini adalah mengembangkan moral yang bersifat
batiniah yaitu hati nurani, serta mengembangkan pemahaman dan sikap moral
terhadap peraturan dan tata nilai yang berlaku dalam kehidupan anak. Anak
belajar dan mengembangkan hati nurani dan nilai serta sikap moral (baik –
buruk) melalui teladan dari orang tua di keluarga dan guru di sekolah, juga
melalui pujian maupun larangan/hukuman terhadap perilaku moral yang
dilakukan ataupun diperlihatkan anak, serta melalui pengalaman moral anak
dengan teman-temannya.
1 - 32 Unit 1
9. Mencapai kebebasan. Hakikat tugas perkembangan ini adalah anak menjadi
individu yang otonom atau bebas, dalam arti dapat membuat rencana untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang, bebas dari pengaruh orang tua atau orang
lain. Kebebasan pribadi pada anak dimungkinkan apabila anak menyadari bahwa
mereka dapat berbuat lebih baik dari orang tua atau guru mereka. Dengan
demikian, mereka pun dapat mulai mengembangkan pengetahuannya secara
bebas dan membuat keputusan sendiri tanpa terlalu tergantung pada orang tua,
guru, atau orang dewasa lainnya. Keberhasilan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan sebelumnya seperti mampu bergaul dan menyesuaikan diri
dengan teman sebaya, berkembangnya konsep dan pengetahuan anak, serta
berkembangnya hati nurani dan nilai serta sikap moral anak sangat membantu
dan berpengaruh terhadap pemilihan keputusan yang diambil. Keluarga, sekolah,
dan teman-teman sebaya dapat menjadi ”laboratorium” bagi perkembangan
kebebasan anak dalam menentukan pilihan keputusan. Memang dapat terjadi
anak salah mengambil keputusan. Oleh karena itu, bimbingan dari orang dewasa
tetap diperlukan.
Latihan
Demikian uraian mengenai tugas-tugas perkembangan yang dikemukakan oleh
Havighurst, khususnya tugas-tugas perkembangan pada masa anak akhir atau anak
usia SD/MI (6-12 tahun). Sudah paham? Selanjutnya, kerjakan latihan berikut ini
untuk lebih memantapkan pemahaman Anda.
1. Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan (development tasks)?
2. Apa tujuan dan faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan?
3. Jelaskan secara singkat sekurangnya lima tugas perkembangan pada periode
masa anak akhir (peserta didik usia SD/MI)!
1 - 34 Unit 1
Rangkuman
Tugas perkembangan atau development tasks menurut Havighurst
adalah tugas-tugas yang harus dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap
individu pada setiap periode perkembangannya agar individu tersebut menjadi
berbahagia. Tujuan mempelajari tugas perkembangan ialah memberikan
petunjuk, motivasi, dan bantuan bagi peserta didik dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya. Tugas perkembangan dipengaruhi adalah faktor tuntutan
kebudayaan, kematangan fisik, dan kepribadian seseorang.
Tugas perkembangan peserta didik usia SD/MI ialah:
a. mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan;
b. mengembangkan sikap sehat mengenai diri sendiri;
c. belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya;
d. mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita;
e. mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung;
f. mengembangkan pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari;
g. mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai;
h. mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga; serta
i. mencapai kebebasan pribadi
Tes Formatif 4
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada tes formatif berikut dengan cara
mencantumkan benar atau salah atas setiap pernyataan beserta penjelasan/alasannya
secara singkat.
1. Tugas perkembangan harus dan wajib diselesaikan oleh setiap anak
2. Tempo dan irama perkembangan sebenarnya tidak berbeda
3. Mempelajari tugas perkembangan hanya bermanfaat untuk anak yang masih
berkembang
4. Tugas perkembangan lebih dipengaruhi lingkungan sosial budaya daripada
kematangan fisik dan psikis.
5. Pendidikan multikultural belum perlu dipelajari peserta didik usia SD/MI
6. Tugas utama peserta didik usia SD/MI adalah belajar ”calistung”
7. Bagi anak SD, pengetahuan moral lebih penting daripada perilaku sikap moral
8. Ketidakmampuan secara fisik motorik dapat menghambat sosialisasi anak
9. Perlu ada perbedaan alat permainan anak laki-laki dan perempuan
1 - 36 Unit 1
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1. Perkembangan merupakan perubahan pada individu sebagai akibat dari faktor
kematangan/pembawaan dan lingkungan. Perkembangan meliputi perubahan
secara kuantitatif maupun kualitatif dalam aspek fisik maupun psikis, serta
penambahan/ peningkatan dan pengurangan/kemunduran (involusi).
2. Perkembangan tidak pernah statis (tetap) tetapi selalu dinamis (berubah) karena
adanya faktor pembawaan dan lingkungan yang saling mempengaruhi dalam
perkembangan seseorang/peserta didik.
3. Contoh: Jika seorang anak mempunyai bakat menggambar (faktor pembawaan),
namun tidak didukung sarana prasarananya oleh orang tua (faktor lingkungan),
maka kemampuan menggambarnya tidak akan berkembang seoptimal apabila ia
diberi dukungan sarana prasarana oleh orang tua untuk mengembangkan
bakatnya.
4. Learning how to learn merupakan salah satu konsep belajar abad ke-21 yang
menekankan bagaimana cara seharusnya seseorang belajar. Learning to know
berarti belajar untuk dapat mengetahui berbagai hal yang relevan dengan apa
yang dipelajarinya. Learning to do berarti belajar tidak sekedar untuk
mendapatkan pengetahuan saja tetapi juga apa yang telah dipelajari harus dapat
dilakukan/ diterapkan dalam bentuk keterampilan kerja. Life long learning berarti
belajar merupakan suatu proses yang berkelanjutan selama manusia hidup di
dunia.
5. Peserta didik sebagai suatu totalitas berarti peserta didik adalah individu sebagai
suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan, baik secara psikofisik,
sebagai mahluk religius-sosial-individual, maupun individu yang memiliki
keunikan yang berbeda satu dengan lainnya.
Tes Formatif 3
1. Anak awal disebut juga anak pra-sekolah karena pada usia ini (3-5 tahun) anak
sudah mulai sekolah di KB atau TK yang mempersiapkan anak untuk bersekolah
di SD.
2. Anak awal kadang menentang sebagai akibat dari berkembangnya
kemauan/kehendak anak, serta anak ingin mandiri dan tidak tergantung pada
orang tua atau orang dewasa lain
3. Anak selalu ingin bertanya karena anak selalu ingin tahu apa yang ditemui di
sekitarnya.
4. Fungsi Taman Kanak-kanak antara lain mempersiapkan anak masuk ke SD
5. Egosentris artinya segala kegiatan dan sikap anak berpusat pada dirinya sendiri
6. Kemampuan/keterampilan skolastik artinya kemampuan atau keterampilan yang
diperlukan anak untuk bersekolah
1 - 38 Unit 1
7. Anak SD senang bermain dalam kelompok karena kemampuan sosial anak mulai
berkembang, dan bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan.
8. Permainan yang disukai anak SD antara lain: bermain bola, bermain kejar-
kejaran, melihat televisi, membaca komik, dll.
9. Dampak perubahan fisik yang cepat terhadap perilaku anak puber antara lain
anak menjadi canggung, menarik diri, bersikap negatif, emosional, dll.
10. Cara mempersiapkan anak memasuki masa puber antara lain dengan cara
mendampingi dan memberikan informasi tentang perubahan yang akan terjadi
pada masa puber.
Tes Formatif 4
1. Benar. Setiap anak semestinya dapat menyelesaikan tugas perkembangannya agar
bahagia/ puas dan mudah melanjutkan perkembangan ke periode berikutnya.
2. Salah. Tempo perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan untuk aspek psikis
berkembang, sedang irama perkembangan adalah menggejala tidaknya aspek
perkembangan tertentu pada suatu waktu.
3. Salah. Mempelajari tugas perkembangan bermanfaat untuk setiap orang karena
mereka juga masih berkembang walaupun sudah memasuki usia dewasa dan tua.
4. Salah. Tidak selalu lingkungan sosial budaya lebih berpengaruh daripada
kematangan
5. Salah. Pendidikan multikultural perlu juga agar sejak SD anak juga sudah belajar
hidup bersosialisasi dengan baik.
6. Benar. Belajar calistung menjadi tugas perkembangan anak yang belajar di SD.
7. Salah. Sikap moral lebih penting daripada sekedar memiliki pengetahuan moral.
8. Benar. Anak menjadi dapat bermain dengan teman kelompoknya.
9. Benar. Anak dapat belajar dan terbiasa dengan peran jenisnya.
10. Benar. Memang sulit, tapi anak tetap perlu dilatih dan dibiasakan hidup rapi dan
sehat
1 - 40 Unit 1
Glosarium
Dinamika perkembangan : perubahan dinamis/tidak statis dalam perkembangan
Disequilibrium : ketidakseimbangan karena perubahan perkembangan
Egosentris : berpusat pada diri sendiri
Irama perkembangan : menggejala tidaknya perkembangan aspek tertentu
Kematangan : saat aspek psikis paling baik berkembang
Skolastik : berkaitan dengan sekolah/akademis
Tempo perkembangan : waktu yang dibutuhkan aspek psikofisik berkembang
Pendahuluan
S peserta maka pada unit 2 dan unit 3 Anda akan mempelajari aspek-aspek
perkembangan peserta didik pada usia SD/MI. Sebagaimana telah
dikemukakan pada unit 1, peserta didik merupakan suatu totalitas atau kesatuan. Ini
berarti perkembangan berlangsung secara terintegrasi, termasuk dalam
perkembangan keseluruhan aspek-aspeknya seperti aspek fisik, sosial, emosi,
intelek, moral, dan kepribadian, yang tidak dapat dipisahkan satu dari lainnya.
Penyajian secara terpisah hanyalah untuk lebih memudahkan pembahasannya,
karena tampaknya sulit untuk membahas keseluruhan aspek perkembangan
sekaligus. Oleh karena pembahasan aspek-aspek perkembangan cukup banyak,
maka bahasan tentang hal itu dibagi menjadi dua unit. Pada unit 2 dibahas aspek
perkembangan fisik, sosial, dan emosi peserta didik, selanjutnya pada unit 3
dibahas aspek perkembangan intelekt, bahasa, moral, dan kepribadian peserta didik
usia SD/MI.
Pembelajaran pada unit 2 bertujuan agar Anda sebagai mahasiswa program
PJJ S1-PGSD mampu menjelaskan aspek perkembangan fisik, sosial, emosi peserta
didik pada usia SD/MI. Untuk mencapai kemampuan ini, unit 2 ini akan disajikan
dalam tiga subunit. Sajian pada subunit 1, perkembangan fisik, bertujuan
menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik,
perkembangan keterampilan motorik, serta keterampilan dasar pada masa anak
akhir. Bahasan pada subunit 2, perkembangan sosial, bertujuan menjelaskan
pengertian dan proses sosialisasi, peranan kelompok dan permainan, serta
penyesuaian sosial. Kajian pada subunit 3, perkembangan emosi, bertujuan
menjelaskan pengertian, macam, dan manfaat mempelajari emosi, faktor yang
2 - 2 Unit 2
Subunit 1
Perkembangan Fisik
P
ada bagian ini Anda akan mempelajari aspek perkembangan fisik yang
meliputi pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
fisik, perkembangan keterampilan motorik, dan keterampilan dasar pada
masa anak akhir (6-12 tahun). Dengan demikian, setelah mempelajari bagian ini
Anda diharapkan dapat: (1) menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan fisik; (2) menjelaskan perkembangan keterampilan
motorik; dan (3) menjelaskan keterampilan dasar pada masa anak akhir.
Sekali lagi Anda diingatkan, walaupun saat ini mempelajari aspek
perkembangan fisik, bukanlah berarti aspek perkembangan fisik terlepas dari aspek-
aspek perkembangan lainnya. Selamat belajar!
2 - 4 Unit 2
serempak dan kecepatannya juga berbeda antara tulang yang satu dengan lainnya,
tergantung pada hormon, gizi, dan zat mineral yang dikonsumsi anak. Pada dua
tahun terakhir masa anak akhir di mana terjadi periode lemak, ada kecenderungan
terjadi pembengkokan tulang karena tulang belum/tidak cukup keras untuk
menopang berat badan. Pengerasan tulang serta penambahan serabut otot yang
seimbang dengan pertumbuhan otot dan lemak, penting bagi aktivitas dan
perkembangan anak pada masa sekolah maupun perkembangan selanjutnya.
Penggantian gigi susu menjadi gigi tetap terjadi pada peserta didik di usia SD/MI
menjadi peristiwa yang cukup penting karena mengandung kemungkinan besar
mempengaruhi perilaku anak. Selain pergantian gigi, hal yang cukup penting adalah
perkembangan susunan syaraf pada otak dan tulang belakang karena akan
mempengaruhi perkembangan indera dan berpikir anak, yang akan berdampak lebih
lanjut pada kemampuan anak dalam belajar.
Sebagian peserta didik usia SD/MI juga berada pada awal masa remaja yang
dikenal dengan masa puber. Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang sangat pesat
baik dalam ukuran tinggi dan berat badan, maupun dalam porporsi tubuh, yang
disebabkan oleh kematangan kelenjar dan hormon yang berkaitan dengan
pertumbuhan seksual. Perubahan fisik yang sangat pesat ini mengakibatkan anak
puber mengalami ketidak- seimbangan, terlalu memperhatikan perubahan fisik
tubuhnya, menarik diri dari pergaulan, perubahan minat dan kegiatan/aktivitas
bermain, bersikap negatif/menentang, menjadi kurang percaya diri, dan
sebagainya.
2 - 6 Unit 2
bagaimana pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan aspek lainnya secara
keseluruhan. Perubahan proporsi tubuh yang tidak serasi mengakibatkan anak
merasa canggung, berpenampilan tidak rapi dan kurang menarik, dan terlalu
mengkhawatirkan tubuh yang tak seimbang. Bagi anak usia SD/MI, reaksi yang
diperlihatkan oleh orang lain terutama oleh teman-teman sebayanya terhadap
ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai makna yang sangat penting. Apabila
ukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh dengan teman sebayanya, anak akan
merasa ada kelainan, tidak mampu, dan rendah diri.
2 - 8 Unit 2
tentu berdampak lebih lanjut secara, negatif bagi penyesuaian sosial anak dan
pembentukan kepribadiannya. Demikian juga apabila keterampilan gerakan motorik
dasar keliru ataupun kurang tepat, maka akan berdampak bagi perkembangan
gerakan motorik selanjutnya. Anak yang menggunakan tangan kiri (kidal) juga
menyadari bahwa dirinya berbeda dari yang lain, sehingga cukup mengganggu
penyesuaian diri dan sosialnya. Anak juga merasa canggung kalau pengendalian
gerakan tubuhnya berada di bawah standar yang diharapkan bagi tingkatan usianya.
Kondisi perkembangan gerakan motorik seperti ini, dapat berdampak lebih lanjut
pada perkembangan lainnya. Di antaranya, anak menjadi rendah diri, timbul
kecemburuan terhadap anak lain, malu, ketergantungan dan tidak berani mencoba,
kekecewaaan, serta penolakan sosial.
Latihan
Demikianlah sajian tentang perkembangan fisik dan motorik anak usia SD.
Kini, untuk memantapkan penguasaan materi yang baru dipelajari, kerjakanlah
latihan berikut.
1. Bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung perkembangan fisik motorik
bagi perkembangan peserta didik usia SD/MI?
2. Mengapa peserta didik di kelas 5 dan 6 SD berubah perilakunya cenderung
menjadi pendiam dan menarik diri?
Sudah selesai? Baik, mari kita bandingkan jawaban Anda dengan rambu
jawaban latihan di bawah ini.
1. Pengaruh langsung: anak yang perkembangan fisik motoriknya baik akan dapat
melakukan berbagai kegiatan anak seusianya terutama aktivitas bermain.
Sedangkan pengaruh tidak langsungnya, dengan dapat mengikuti kegiatan
bermain, anak dapat belajar berbagai hal terutama tentang nilai dan aturan
dalam bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, serta melakukan
penyesuaian diri yang penting bagi pembentukan perkembangan
kepribadiannya..
2. Peserta didik usia SD kelas 5 dan 6 berada pada akhir masa anak dan memasuki
masa puber. Pada masa ini terjadi perkembangan fisik yang sangat pesat, baik
dalam bentuk tubuh (tinggi dan berat badan), proporsi tubuh yang tidak terjadi
serempak, serta mulainya kematangan seksual. Anak menjadi sibuk dengan
dirinya dan bingung/ canggung terhadap perubahan dalam dirinya sehingga
membuat mereka cenderung menjadi pendiam dan menarik diri.
2 - 10 Unit 2
Rangkuman
Tes Formatif 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada tes formatif berikut dengan singkat,
jelas, benar, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
1. Perkembangan fisik meliputi perkembangan
………………………………………….
dan……………………………………………….
2. Keterampilan dasar yang perlu dikuasai peserta didik usia SD/MI adalah
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
3. Faktor atau kondisi yang mempengaruhi perkembangan fisik, antara lain
…………..………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………..
4. Anak belajar keterampilan motorik dengan cara
…………………………………………….……………………………………
………………………………………….
5. Sikap Anda jika menemui peserta didik yang kidal/cenderung menggunakan
tangan kiri adalah
……………………………………………………………………………..……
………………………………………………………………………………….
2 - 12 Unit 2
Subunit 2
Perkembangan Sosial
P orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang utuh.
Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah
karena interaksi dan saling pengaruh antarsesama peserta didik maupun dengan
orang dewasa lainnya. Pada subunit 2 ini akan dibahas mengenai: (1) pengertian
dan proses sosialisasi; (2) peranan kelompok dan permainan; serta (3) penyesuaian
sosial peserta didik. Dengan mempelajari subunit ini Anda diharapkan dapat
memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik usia SD/MI, menjelaskan
peranan kelompok dan permainan dalam perkembangan sosial peserta didik, serta
membantu peserta didik dalam penyesuaian sosial.
Peserta didik dapat melakukan sosialisasi dengan baik apabila sikap dan
perilakunya mencerminkan ketiga proses sosialisasi tersebut sehingga dapat
diterima sesuai dengan standar atau aturan kelompok tempat peserta didik
menggabungkan diri. Apabila perilaku peserta didik tidak mencerminkan ketiga
proses sosialisasi tersebut, maka ia dapat berkembang menjadi orang yang
nonsosial (perilaku tidak sesuai dengan norma kelompok), asosial (tidak
mengetahui tuntutan kelompok sosial terhadap perilakunya), bahkan sampai
antisosial (bersikap permusuhan dan melawan standar dalam kelompok sosial).
Kemampuan peserta didik melakukan sosialisasi, antara lain dipengaruhi
oleh sejumlah faktor.
1. Kesempatan dan waktu untuk bersosialisasi, hidup dalam masyarakat dengan
orang lain. Semakin bertambahnya usia, anak semakin membutuhkan
kesempatan dan waktu lebih banyak untuk bergaul dengan orang-orang di
sekitarnya.
2. Kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dimengerti peserta
didik maupun orang dewasa lain. Peserta didik perlu menguasai kemampuan
berbicara dengan topik yang dapat dipahami dan menarik bagi orang lain.
Pembicaraan yang bersifat sosial bukan pembicaraan yang egosentris.
3. Motivasi peserta didik untuk mau belajar bersosialisasi. Motivasi bersosialisasi
ini tergantung juga pada tingkat kepuasan yang dapat diberikan melalui
aktivitas sosial kepadanya. Jika peserta didik mendapat kesenangan dan
kepuasan ketika bergaul dengan orang lain, maka peserta didik akan cenderung
mengulangi hubungan sosial tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika peserta
didik tidak/kurang puas maka peserta didik cenderung bergaul dengan orang
lain.
2 - 14 Unit 2
4. Metode belajar efektif dan bimbingan bersosialisasi. Dengan adanya metode
belajar sosialisasi melalui kegiatan bermain peran yang menirukan orang yang
diidolakan, maka peserta didik cenderung mengikuti peran sosial tersebut. Akan
menjadi lebih efisien dan belajar lebih cepat apabila ada bimbingan dan arahan
dalam aktivitas belajar bergaul dan memilih teman.
2 - 16 Unit 2
dengan standar yang berlaku dalam kelompok. Keadaan ini mengakibatkan anak
merasa tidak aman dan tidak mampu, serta kepekaan yang berlebihan, seperti
mudah tersinggung dan berprasangka buruk dengan cara menafsirkan kata dan
perbuatan teman sebagai permusuhan. Peserta didik usia SD/MI membutuhkan
penerimaan dalam kelompok dan melakukan segala sesuatu untuk menghindari
penolakan kelompok dengan cara memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas bermain yang sesuai dengan minat dan keinginan kelompok.
Memang ada anak yang mudah ataupun tidak mudah dipengaruhi sehingga
memunculkan peran pemimpin dan pengikut. Di antara anggota kelompok dapat
pula terjadi persaingan. Itu wajar. Yang perlu dilakukan ialah pemberian bimbingan
agar persaingan itu terjadi secara sehat, sportif, dan tanggung jawab.
Permainan atau bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan dengan
sukarela tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar apalagi kewajiban. Aturan
permainan ditetapkan sendiri oleh pemain atau kelompok bermain. Secara umum,
bermain dapat dibedakan atas: (1) bermain aktif seperti berlari, perlombaan fisik
dan ketangkasan, dan menyusun balok, serta (2) bermain pasif untuk mendapatkan
hiburan seperti menonton televisi, membaca komik atau buku cerita, dan
mendengarkan lagu.
Melalui kegiatan bermain dan permainan, selain mendapatkan kegembiraan,
anak juga belajar sesuatu. Permainan atau bermain setidaknya memiliki empat
manfaat. Pertama, latihan fungsi, guna melatih fungsi motorik kasar melalui
permainan kejar-kejaran dan permainan dengan bola besar. Melalui permainan
puzzle anak selain berlatih motorik halus, juga berlatih fungsi kognitif
menghubungkan potongan gambar dengan benar. Kedua, sarana sosialisasi
terutama bermain dalam kelompok, anak belajar bekerja sama dengan teman lain,
dan saling pinjam meminjam alat permainan. Ketiga, mengukur kemampuan
terutama untuk permainan yang dilombakan seperti perlombaan lari cepat, dan
permainan olahraga. Keempat, menempa emosi/sikap melalui kegiatan untuk
mentaati aturan permainan, dan bersikap sportif.
Mengingat pentingnya permainan bagi perkembangan anak, maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru atau orang dewasa lainnya, yaitu:
(1) sebaiknya tidak mengganggu anak yang sedang asyik bermain; (2) memberi
kesempatan dan ruang bermain yang cukup kepada anak; (3) memilihkan alat
permainan yang memungkinkan anak menjadi kreatif; (4) mendampingi dan
membimbing anak ketika bermain; serta (5) menjaga keseimbangan aktivitas
bermain dengan istirahat, makan, dan belajar.
2 - 18 Unit 2
Penerimaan dan status sosial anak dalam kelompok teman sebaya atau
sekelas antara lain dapat diketahui dengan menggunakan sosiometri yang akan
dibahas pada unit 5. Namun, secara singkat dapat dijelaskan bahawa anak yang
populer sehingga menjadi ”bintang” karena kebanyakan anggota kelompok
mmengagumi dan mengangap anak ini sebagai sahabat karib. Kebalikannya, ada
anak yang terisolasi, tidak disukai, bahkan ditolak oleh anggota kelompok karena
memiliki sifat yang tidak memenuhi tuntutan standar kelompok sehingga tidak
dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik. Sifat itu, misalnya, tidak ramah,
egois, sulit bekerjasama, dan curang. Anak yang diterima dengan baik akan merasa
senang dan aman, sehingga dapat mengembangkan konsep diri secara positif dan
menyenangkan, memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola dan
keterampilan sosial, serta dapat menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan
masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan sosial selain melalui kelompok dan permainan,
ada juga anak yang mencari teman khayal sebagai teman pengganti, memelihara
hewan piaraan, dan secara negatif dengan ”membeli” penerimaan sosial.
Latihan
Demikianlah sajian tentang perkembangan social anak usia SD. Kini, untuk
memantapkan penguasaan materi yang baru dipelajari, ”amatilah kegiatan
kelompok peserta didik di kelas Anda.” Berdasarkan hasil pengamatan tersebut,
jawablah pertanyaan berikut.
1. Kegiatan atau permainan apa yang sering mereka lakukan?
2. Bagaimana interaksi sosial di antara peserta didik tersebut?
3. Adakah anak yang mengalami kesulitan sosialisasi dalam kelompok tersebut?
4. Apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak tersebut?
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, fokuskan suatu hari tertentu untuk tidak
hanya pada tugas mengajar, tetapi juga memperhatikan kegiatan sosial peserta
didik. Pengamatan tidak harus dilakukan di kelas, tetapi dapat juga di luar kelas
pada waktu istirahat. Kalau ada kesulitan dapat mendiskusikannya dengan rekan
guru ataupun kepala sekolah.
Tes Formatif 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada tes formatif berikut dengan singkat,
jelas, benar, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
1. Mengapa pengalaman sosial awal penting bagi perkembangan sosial
selanjutnya?
2. Bilamana peserta didik dikatakan telah dapat melakukan sosialisasi/penyesuaian
sosial dengan baik?
3. Bagaimana anak belajar melakukan penyesuaian sosial?.
2 - 20 Unit 2
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Perkembangan Emosi
D
alam perkembangan peserta didik, aspek emosi memegang peranan
penting dalam rangka mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Pada
subunit ini akan dibahas mengenai pengertian, macam, dan manfaat
mempelajari emosi, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi, dan
kecerdasan emosi serta bahaya emosi negatif bagi perkembangan peserta didik
secara keseluruhan. Sumber belajar selain mengguna-kan bahan ajar cetak dan
berdasarkan web, juga menggunakan video yang dapat membantu Anda untuk
memahami lebih baik mengenai perkembangan emosi anak, khususnya dalam
mengidentifikasikan ekspresi emosi melalui perilaku dan wajah peserta didik usia
SD/MI.
.
Pengertian Emosi
Dalam kehidupan sehari-hari, emosi sering diistilahkan juga dengan
perasaan. Misalnya, seorang siswa mengatakan hari ini ia merasa senang karena
dapat mengerjakan semua pekerjaan rumah (PR) dengan baik. Siswa lain
mengatakan bahwa ia takut menghadapi ujian. Senang dan takut berkenaan dengan
perasaan, kendati dengan makna yang berbeda. Senang termasuk perasaan
sedangkan takut termasuk emosi.
Perasaan menunjukkan suasana batin yang lebih tenang dan tertutup karena
tidak banyak melibatkan aspek fisik, sedangkan emosi menggambarkan suasana
batin yang dinamis dan terbuka karena melibatkan ekspresi fisik. Perasaan (feeling)
seperti halnya emosi merupakan suasana batin atau suasana hati yang membentuk
suatu kontinum atau garis yang merentang dari perasaan sangat senang/sangat suka
sampai tidak senang/ tidak suka. Perasaan timbul karena adanya rangsangan dari
luar, bersifat subjektif dan temporer. Misalnya, sesuatu yang dirasakan indah oleh
seseorang pada waktu melihat suatu lukisan, mungkin tidak indah baginya beberapa
tahun yang lalu, dan tidak indah bagi orang lain. Ada juga perasaan yang bersifat
menetap menjadi suatu kebiasaan dan membentuk adat-istiadat. Misalnya, orang
Padang senang makan pedas, orang Sunda senang makan sayur/lalap sambal.
2 - 22 Unit 2
Simpati dan empati merupakan bentuk perasaan yang cukup penting dalam
kehidupan bersosialisasi dengan orang lain. Simpati adalah suatu kecenderungan
untuk senang atau tertarik kepada seseorang. Empati adalah suatu kondisi perasaan
jika seseorang berada dalam situasi orang lain. Biasanya kita rasakan saat melihat
film atau sinetron dramatis.
Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai
intensitas relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak susana batin. Seperti halnya
perasaan, emosi juga membentuk suatu kontinum atau garis yang bergerak dari
emosi positif sampai negatif. Minimal ada empat ciri emosi yaitu: (1) pengalaman
emosional bersifat pribadi/subjektif, ada perbedaan pengalaman antara individu
yang satu dengan lainnya; (2) ada perubahan secara fisik (kalau marah jantung
berdetak lebih cepat); (3) diekspresikan dalam perilaku seperti takut, marah, sedih,
dan bahagia; (4) sebagai motif, yaitu tenaga yang mendorong seseorang melakukan
kegiatan, misalnya orang yang sedang marah mempunyai tenaga dan dorongan
untuk memukul atau merusak barang.
Emosi anak seringkali berbeda dengan emosi remaja dan orang dewasa.
Orang dewasa yang tidak memahami hal ini cenderung menganggap anak belum
matang secara emosional. Ciri khas penampilan atau ekspresi emosi anak antara
lain: (1) reaksi emosinya kuat terhadap situasi yang sederhana/remeh maupun yang
serius, namun dapat berubah dengan bertambahnya usia anak; (2) seringkali tampak
dalam bentuk eskpresi fisik dan gejala, misalnya perubahan roman muka, dan
gerakan tubuh, dan ada juga anak yang menjadi gelisah, melamun, dan menggigit
kuku; (3) bersifat sementara, kalau sedih anak menangis tapi setelah itu cepat
berhenti bila perhatiannya dialihkan; serta (4) reaksi emosi mencerminkan
individualitas anak, misalnya jika anak ketakutan, ada yang menangis, menjerit,
lari, dan bersembunyi di balik seseorang.
Macam Emosi
Emosi dan perasaan yang umum pada peserta didik usia SD/MI adalah rasa
takut, khawatir/cemas, marah, cemburu, merasa bersalah dan sedih, ingin tahu,
gembira/ senang, cinta dan kasih sayang.
Takut, khawatir atau cemas berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh
sesuatu. Rasa takut muncul karena adanya ancaman oleh sesuatu yang jelas
penyebabnya, sedangkan khawatir atau cemas karena adanya ancaman oleh sesuatu
yang tidak terlalu jelas penyebabnya. Ketakutan, kekhawatiran atau kecemasan
memiliki nilai positif asalkan intensitasnya tidak begitu kuat karena mengakibatkan
seseorang tetap waspada dan berharap agar situasi menjadi lebih baik. Biasanya
2 - 24 Unit 2
sedih juga dapat disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang sangat dicintai atau
disayang atau kehilangan orang, dan binatang atau benda permainan kesayangan.
Perasaan ini merupakan salah satu emosi yang tidak menyenangkan Oleh karena
itu, orang dewasa berusaha agar anak-anak terhindar atau sedikit mungkin
mengalami kesedihan karena dianggap dapat merusak kebahagiaan anak. Anak,
terutama apabila masih kecil, mempunyai ingatan yang tidak bertahan lama dan
mudah dialihkan rasa sedihnya kepada mainan atau orang yang disayangi. Ekspresi
rasa sedih pada anak umumnya tampak dengan menangis. Tangisan anak ada yang
memilukan dan berlarut-larut bahkan sampai ada yang mendekati histeris. Akan
tetapi, ada juga anak yang menekan rasa sedih, ditandai oleh hilangnya minat
terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya, hilang selera makan, sukar tidur, mimpi
menakutkan, dan menolak untuk bermain. Rasa sedih yang berlarut-larut dapat
mengakibatkan perasaan tidak menyenangkan dan mengganggu kebahagiaan anak.
Kegembiraan, keriangan, dan kesenangan merupakan emosi yang
menyenangkan. Setiap anak berbeda variasi kegembiraaannya. Hal itu dipengaruhi
oleh perbedaan usia anak. Pada peserta didik usia SD/MI, kegembiraan antara lain
disebabkan oleh kondisi fisik yang sehat sehingga dapat melakukan berbagai
aktivitas dan permainan, keberhasilan mengatasi rintangan sehingga mencapai
tujuan seperti yang telah mereka tetapkan, dan dapat memenuhi harapan dari orang-
orang yang dikasihinya. Reaksi kegembiraan anak diekspresikan dari sekedar
senyum sampai tertawa gembira sambil mengerakan tubuh, dan bertepuk tangan.
Tuntutan sosial memaksa anak yang semakin besar untuk semakin dapat
mengendalikan ekspresi kegembiraannya.
Cemburu dan kasih sayang merupakan bentuk emosi yang umum terjadi
pada peserta didik usia SD/MI. Cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan
kasih sayang yang nyata dan adanya ancaman kehilangan kasih sayang. Cemburu
sering berasal dari rasa takut yang dikombinasikan dengan kejengkelan ataupun
kemarahan karena orang tua atau guru bersikap pilih kasih, dan anak merasa
ditelantarkan dalam kepemilikan barang permainan. Rasa cemburu biasanya hilang
apabila anak dapat menyesuaikan diri dengan baik di sekolah, dan dapat muncul
kembali apabila guru membandingkannya dengan anak atau teman lain. Reaksi
langsung rasa cemburu diekspresikan dengan perilaku perlawanan agresif seperti
memukul, mendorong, dan berusaha mencelakai orang yang dianggap saingannya.
Reaksi tidak langsung terhadap cemburu ditunjukkan dengan bersikap kekanakan
atau infantil, seperti mengisap jempol, ngompol, dan ngambek, untuk mendapat
perhatian dari orang tua atau guru. Perasaan dikasihi atau disayangi sangat penting
bagi anak. Adanya rasa dikasihi menyebabkan anak merasa aman dan nyaman.
2 - 26 Unit 2
perasaan mereka kepada orang lain dan mengenal berbagai jenis perasaan orang
lain.
5. Emosi dapat mengganggu aktivitas mental. Aktivitas mental seperti konsentrasi
mengingat dan penalaran, sangat mudah dpengaruhi oleh emosi yang kuat.
Anak menghasilkan prestasi di bawah kemampuan intelektualnya apabila
emosinya terganggu.
6. Emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial. Orang dewasa menilai anak
dari cara anak mengekspresikan emosi, dan emosi yang dominan/harapan
sosial. Cara orang dewasa menilai ekpresi emosi anak akan menjadi dasar bagi
anak dalam menyesuaikan dirinya.
7. Emosi mewarnai anak memandang kehidupan. Peran dan posisi anak dalam
kelompok sosialnya dipengaruhi oleh emosi yang ada pada anak, seperti malu,
takut, agresif, ingin tahu, dan bahagia.
8. Emosi, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan,
mempengaruhi interaksi sosial. Melalui emosi, anak belajar mengubah
perilakunya agar dapat menyesuaikan diiri dengan tuntutan dan harapan sosial.
9. Emosi memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah. Emosi yang
menyenangkan akan mempecantik wajah anak, sedangkan emosi yang tidak
menyenangkan akan menyuramkan wajah dan menyebabkan anak jadi kurang
menarik. Umumnya kemenarikan seseorang dipengaruhi oleh ekspresi
wajahnya.
10. Emosi mempengaruhi suasana psikologis, baik di rumah, di sekolah, atau di
kelompok bermain. Misalnya, anak yang gagal dalam melakukan tugas, merasa
kesal sehingga mengubah suasana psikologis menjadi kemarahan, dan anak
merasa tidak dicintai dan ditolak.
11. Reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi kebiasaan.
Jika anak menjumpai reaksi sosial yang tidak menyenangkan, maka anak akan
mendapatkan kesukaran untuk mengubah kebiasaan.
Kecerdasan Emosional
Faktor kematangan dan pengalaman belajar, juga kondisi lainnya
mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Pada perkembangan emosi peserta
didik, pengaruh faktor belajar lebih penting karena belajar merupakan faktor yang
lebih dapat dikendalikan. Terdapat berbagai cara untuk mengendalikan lingkungan
2 - 28 Unit 2
dan pengalaman belajar emosi, baik untuk memperkuat pola reaksi emosi yang
diinginkan, atau menghilangkan pola reaksi yang tidak diinginkan.
Perkembangan emosi dapat dipelajari antara lain dengan cara atau metode
berikut.
1.. Belajar emosi dengan cara coba dan ralat (trial and error), terutama melibatkan
aspek reaksi. Anak mencoba-coba dalam mengekspresikan emosinya dalam
bentuk perilaku yang dapat diterima.
2. Belajar dengan cara meniru (imitasi) dilakukan melalui pengamatan yang
membangkitkan emosi tertentu pada orang lain. Anak belajar bereaksi dengan
cara yang sama dengan ekspresi dari orang yang diamati dan ditiru perilakunya.
3. Belajar dengan cara mempersamakan diri (identifikasi) dengan orang lain yang
dikagumi atau mempunyai ikatan emosional dengan anak lebih kuat
dibandingkan dengan motivasi untuk meniru sembarang orang.
4. Belajar melalui pengkondisian berarti belajar perkembangan emosi dengan cara
asosiasi atau menghubungkan antara stimulus (rangsangan) dengan respon
(reaksi). Pengkondisian lebih cepat terjadi pada anak kecil yang mempelajari
perkembangan perilaku karena anak kurang mampu menalar, dan kurang
pengalaman.
5. Belajar melalui pelatihan (training) dibawah bimbingan dan pengawasan guru
atau orang tua. Dengan pelatihan, anak dirangsang untuk bereaksi terhadap hal-
hal tertentu dan belajar mengendalikan lingkungan atau emosi dirinya.
Pada diri setiap individu, termasuk peserta didik usia SD/MI, ada emosi
dominan yaitu satu atau beberapa emosi yang menimbulkan pengaruh terkuat
terhadap perilaku seseorang dan mempengaruhi kepribadian anak, khususnya dalam
penyesuaian pribadi dan sosial. Emosi dominan ini biasanya terbentuk dan
bergantung pada lingkungan tempat anak hidup dan menjalin hubungan dengan
orang-orang yang berarti atau berpengaruh dalam kehidupannya, seperti kondisi
kesehatan, suasana rumah, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan dengan
teman sebaya, perlindungan aspirasi orang tua, serta cara mendidik dan bimbingan
orang tua.
Emosi dominan ini akan mewarnai temperamen anak dan bersifat menetap.
Anak yang bertemperamen periang akan memandang ringan rintangan yang
menghalangi langkahnya. Demikian juga, besarnya pengaruh emosi yang
menyenangkan seperti kasih sayang dan kebahagian menyebabkan timbulnya
perasaan aman yang akan membantu anak dalam menghadapi masalah dengan
penuh ketenangan, kepercayaan dan keyakinan dapat mengatasinya, bereaksi
2 - 30 Unit 2
mengendalikan emosinya. Semakin dini anak belajar mengendalikan emosinya,
semakin lebih mudah pula mengendalikan dirinya.
Latihan
Saudara, begitulah kajian tentang perkembangan emosi. Bagaimana, paham? Jika
sudah mengerti, untuk memantapkan pemahaman Anda, perhatikanlah ekspresi
emosi peserta didik usia SD di kelas Anda. Kemudian, identifikasi dan deskripsikan
secara singkat beberapa ekspresi emosi tersebut.
1. Emosi – perasaan
2. Takut - cemas
3. Cemburu – cinta/kasih sayang
4. Simpati - empati
5. Agresif - impulsif
Tes Formatif 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada tes formatif berikut dengan singkat,
jelas, benar, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
1. Emosi bersifat subjektif. Jelaskan maksud pernyataan tersebut ?
2. Jelaskan sekurangnya empat faktor/kondisi yang mempengaruhi
perkembangan emosi!
3. Bagaimana sikap Anda menghadapi peserta didik yang rasa ingin tahunya
besar?
4. Apa yang dimaksud dengan katarsis emosi?
5. Bagaimana cara meningkatkan keceerdasan emosional?
2 - 32 Unit 2
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Tes Formatif 1
1. Perkembangan fisik peserta didik usia SD/MI mencakup perkembangan
pertambahan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi tubuh anak, serta
perkembangan tulang, gigi, dan otot (termasuk koordinasi otor yang menjadi
keterampilan gerak motorik).
2. Keterampilan dasar peserta didik usia SD/MI adalah keterampilan menolong
diri sendiri, menolong orang lain, bermain, dan bersekolah/skolastik.
3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik motorik antara lain gizi dan
kesehatan, kondisi sosial ekonmi keluarga, jenis kelamin, dan keturunan.
4. Anak belajar keterampilan motorik dengan cara coba-ralat, meniru atau imitasi,
dan pelatihan melalui bimbingan langsung.
5. Sikap menghadapi anak kidal di antaranya dilakukan dengan cara mendekati
anak, menanyakan sebabnya, mendiskusikan bagaimana jika menggunakan
tangan kanan seperti teman lainnya. Jangan sekali-kali memarahi atau melarang
anak yang menggunakan tangan kidal.
Tes Formatif 2
1. Pengalaman sosial awal penting karena cenderung menetap dan mempengaruhi
anak dalam menyesuaikan diri dan sosial pada saat sekarang maupun
selanjutnya.
2. Peserta didik dikatakan telah dapat melakukan sosialisasi atau penyesuaian
sosial dengan baik apabila mampu menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
umumnya, dan terhadap kelompok teman sebaya. Misalnya, anak dapat bermain
dalam kelompok, dan mau berbagi permainan.
3. Cara mempelajari perkembangan sosial antara lain dengan cara berprilaku yang
dapat diterima secara sosial, memainkan peran sosial yang dapat diterima, serta
mengem-bangkan sikap sosial dengan berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
2 - 34 Unit 2
Tes Formatif 3
1. Emosi bersifat subjektif. Maksudnya, emosi dirasakan oleh setiap orang/anak
secara individual berbeda walaupun kondisi yang dialami mungkin sama. Dapat
juga terjadi hal yang sama oleh orang yang sama pada waktu berbeda dirasakan
tidak sama tergantung pada banyak hal, antara lain suasana hati individu
bersangkutan.
2. Faktor/kondisi yang mempengaruhi perkembangan emosi antara lain
bertambahnya usia, kondisi fisik anak, kesesuaian memenuhi kebutuhan, cara
mendidik atau pola asuh orang tua, kematangan dan perkembangan intelek, dan
pengalaman anak.
3. Sikap menghadapi peserta didik yang rasa ingin tahunya besar ialah tidak
mematikan rasa ingin tahu anak, serta memberikan referensi atau sumber yang
memungkinkan anak menelusuri informasi yang diperlukannya.
4. Katarsis emosi ialah keluarnya energi emosional yang dapat mengangkat sebab
terpendam dan sekligus membersihkan tubuh dan jiwa dari gangguan
emosional
5. Cara meningkatkan keceerdasan emosional antara lain dengan cara
mengendalikan lingkungan, mengembangkan toleransi terhadap emosi,
mengendalikan gejolak emosi, mengekspresikan/mengungkapkan emosi dengan
cara dan dalam waktu yang tepat, memotivasi agar tidak mudah menyerah dan
putus asa, mengendalikan stres, menerima kenyataan, serta mengambil hikmah
dari kesulitan.
2 - 36 Unit 2
Glosarium
Pendahuluan
P embelajaran pada unit 3 ini merupakan kelanjutan dari unit 2 yang membahas
aspek-aspek perkembangan peserta didik usia SD/MI. Pembelajaran pada unit
ini bertujuan agar Anda sebagai mahasiswa program PJJ S1-PGSD mampu
menjelaskan aspek perkembangan intelek, bahasa, moral, dan kepribadian peserta
didik pada usia SD/MI.
Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, sajian pada unit ini akan dikemas
ke dalam empat subunit. Subunit 1 bertujuan menjelaskan pengertian intelegensi,
konstruksi stuktur pengetahuan atau skema kognitif melalui proses asimilasi dan
akomodasi, tahap perkembangan kognitif dari J.Piaget, klasifikasi kecerdasan
intelegensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek pada masa
anak akhir. Subunit 2 bertujuan menjelaskan pengertian dan keterkaitan berbahasa
dengan kemampuan berfikir, pola perkembangan bahasa anak, empat keterampilan
berbahasa, serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan kendala dalam
perkembangan bahasa anak. Pada subunit 3 akan dijelaskan pengertian
perkembangan moral, membedakan tiga tahap perkembangan moral dari Kohlberg,
dan memberi contoh cara membentuk sikap moral pada anak. Terakhir, pada subunit
4 akan dibahas pengertian dan pentingnya konsep diri positif dalam pembentukan
kepribadian, memberi contoh cara mengembangkan konsep diri peserta didik, serta
faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada peserta didik.
Pembelajaran pada unit 3 ini dilakukan melalui kegiatan pembelajaran tatap
muka dan terutama pembelajaran mandiri dengan menggunakan bahan ajar cetak
maupun berbasis web, dan video mengenai perkembangan moral anak. Sebagaimana
halnya pada unit 2, Anda bebas memilih untuk mulai mempelajari aspek
perkembangan mana saja.yang dibahas pada subunit 3.
3-2 Unit 3
Subunit 1
Perkembangan Intelek
3-4 Unit 3
80 - 89 Di bawah normal 13 %
70 - 79 Bodoh 6%
50 - 69 Debil 0,75 %
25 - 49 Imbecil 0,20 %
….. - 24 Idiot 0,05 %
3-6 Unit 3
3. Tahap 3: Konkret Operasional (7-11 tahun). Pada masa ini anak sudah bisa
melakukan berbagai macam tugas mengkonservasi angka melalui tiga macam
proses operasi, yaitu:
a. negasi sebagai kemampuan anak dalam mengerti proses yang terjadi di antara
kegiatan dan memahami hubungan antara keduanya;
b. resiprokasi sebagai kemampuan untuk melihat hubungan timbal balik; serta
c. identitas dalam mengenali benda-benda yang ada.
Dengan demikian, pada tahap ini anak sudah mampu berpikir konkret dalam
memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya, mampu mengkonservasi angka,
serta memahami konsep melalui pengalaman sendiri dan lebih objektif.
4. Tahap 4: Formal Operasional (11 tahun – dewasa). Pada fase ini anak sudah
dapat berpikir abstrak, hipotetis, dan sistematis mengenai sesuatu yang abstrak
dan memikirkan hal-hal yang akan dan mungkin terjadi. Jadi, pada tahap ini
anak sudah mampu meninjau masalah dari berbagai sudut pandang dan
mempertimbangkan alternatif/kemungkinan dalam memecahkan masalah,
bernalar berdasarkan hipotesis, menggabungkan sejumlah informasi secara
sistematis, menggunakan rasio dan logika dalam abstraksi, memahami arti
simbolik, dan membuat perkiraan di masa depan..
3-8 Unit 3
pada penyesuaian diri dan cara pandang anak terhadap dirinya sendiri
(konsep diri).
Beberapa konsep umum pada anak adalah konsep mengenai kehidupan dan
kematian, konsep kausalitas atau hubungan sebab-akibat, konsep ruang, konsep
bilangan, konsep waktu, konsep nilai uang, konsep keindahan dan kecantikan,
konsep lucu gembira dan senang, konsep moral (baik/buruk atau benar/salah),
konsep diri (akan dibahas lebih lanjut pada akhir subunit 4), serta konsep sosial,
termasuk konsep teman dan kelas sosial.
Dalam perkembangan intelek, dapat juga terjadi kendala dan bahaya seperti
berikut ini yang mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan.
1. Kelambanan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan
bermain dan belajar di sekolah serta penyesuaian diri dan sosial anak. Terjadinya
kelambanan biasanya disebabkan oleh tingkat kecerdasan di bawah normal dan
kurangnya mendapat kesempatan mendapat pengalaman.
2. Konsep yang keliru dan salah yang disebabkan oleh informasi yang salah,
pengalaman terbatas, mudah percaya, penalaran keliru, dan imajinasi yang sangat
beperan, pemikiran tidak realistis, serta salah menafsirkan arti.
3. Kesulitan dalam membenarkan konsep yang salah dan tidak realistik. Hal ini
biasanya berkenaan dengan konsep diri dan sosial, yang kadang mengakibatkan
kebingungan pada anak sehingga menghambat penyesuaian diri dan sosial anak.
Latihan
Nah, Saudara, baru saja Anda selesai mempelajari sajian tentang
perkembangan intelek anak. Kini, untuk memantapkan pemahaman Anda, kerjakan
latihan di bawah ini.
1. Jelaskan bagaimana terbentuknya konsep/pengertian/struktur kognitif!
2. Apa implikasi tahap perkembangan kognitif (Piaget) dalam pembelajaran?
3. Jelaskan empat faktor/kondisi yang mempengaruhi perkembangan intelek!
Rangkuman
Intelek adalah kemampuan psikis yang relatif menetap dalam proses berfikir
untuk membuat hubungan tanggapan, serta kemampuan memahami,
menganalisis, mensin-tesis, dan mengevaluasi. Perkembangan intelek
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: kondisi alat indra, tingkat
kecerdasan, kesempatan belajar, tipe pengalaman, jenis kelamin, konsep diri.
Kecerdasan (IQ) pada umumnya dapat diklasifikasikan atas: genius (>140),
sangat cerdas 130-139), cerdas (120-129), di atas normal (110-119), normal
(90-109), di bawah normal (80-89), bodoh (70-79), debil (50-69), imbecil (25-
49), dan idiot (<24).
Tes Formatif 1
Kerjakanlah tes formatif berikut dengan memilih salah satu alternatif jawaban
yang paling tepat.
1. Peserta didik usia SD/MI menurut Piaget berada pada tahap ............
A. praoperasional C. konkret operasional
B. sensorimotor D. formal operasional
2. Kecerdasan intelektual merupakan kemampuan potensial yang terdiri dari
beberapa faktor, kecuali:
A. general factors C. multiple factors
3 - 10 Unit 3
B. special factors D. common factors
3. Kecerdasan intelektual seseorang dengan kategori normal berada pada IQ dengan
rentangan .......
A. 50 – 69 C. 90 – 109
B. 70 – 89 D. 110 - 120
4. Dalam proses pembentukan struktur pengetahuan/pengertian dan konsep,
dilakukan penyesuaian diri dengan mengubah kondisi lingkungan disebut .......
A. skema kognitif C. akomodasi
B. adaptasi D. asimilasi
5. Pembelajaran melalui permainan (learning by playing) cocok diberikan kepada
anak yang berada pada tahap perkembangan kognitif .......
A. sensorimotor B. konkret operasional
B. praoperasional C. formal operasional
Perkembangan Bahasa
3 - 12 Unit 3
mengendalikan makna isi kata atau kalimat. Pragmatik berkenaan dengan
penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan tujuan tertentu.
Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek atau ruang lingkup yaitu
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan
mendengarkan di sekolah dasar meliputi kemampuan memahami bunyi bahasa,
perintah, dongeng, drama, petunjuk, denah, pengumuman, berita, dan konsep materi
pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran,
perasaan dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa, pengenalan
benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, bercerita, deklamasi,
memberi tanggapanpendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi
keterampilan memahami teks bacaan melalui membaca nyaring, membaca lancar,
membaca puisi, membaca dalam hati, membaca intensif dan sekilas. Keterampilan
menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan benda,
mengarang, menulis surat, undangan, dan ringkasan paragraf (Depdiknas, 2006).
Karena bahasa digunakan sebagai alat atau media komunikasi dengan sesama
manusia, maka perkembangan kemampuan berbahasa turut mempengaruhi
penyesuaian sosial dan pribadi anak. Dengan dapat berbahasa khususnya berbicara,
maka anak dapat mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya, mendapat perhatian
dari orang lain, menjalin hubungan sosial sekaligus penilaian sosial dari orang lain,
dapat menilai diri sendiri berdasarkan masukan atau penilaian orang lain terhadap
dirinya, serta mempengaruhi perasaan, pikiran dan perilaku orang lain.
Perkembangan kemampuan atau keterampilan bahasa erat kaitannya dengan
perkembangan kemampuan berpikir seseorang. Komunikasi berarti pertukaran
pikiran dan perasaan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, maka anak harus
menggunakan bahasa yang bermakna bagi orang yang diajak berkomunikasi.
Sebaliknya, anak pun harus memahami bahasa yang digunakan orang lain. Oleh
karena itu diperlukan kemampuan berbahasa yang jelas dan dapat dipahami oleh
orang lain. Pikiran dan perasaan yang ingin diungkapkan, diekspresikan dengan
menggunakan bahasa sebagai sarananya. Berbicara juga berkenaan dengan
pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau dibicarakan. Apabila anak tidak dapat
menggunakan bahasa dengan baik dan jelas, maka ia akan mengalami kesulitan
mengungkapkan apa yang dipikir dan dirasakannya. Demikian juga, apabila pikiran
anak kacau, maka bahasa yang digunakan juga kacau. Belajar berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa secara lisan, tulisan, maupun isyarat merupakan suatu proses
yang panjang dan rumit,. Kegiatan belajar bahasa ini akan efektif apabila anak siap
atau matang untuk belajar bahasa.
3 - 14 Unit 3
bukan hanya berbicara dengan orang lain, kadang mereka bicara dengan dirinya
sendiri atau berbicara dengan boneka atau alat permainannya.
Seiring dengan pertambahan usia anak, kemampuan berbicara atau
berbahasanya semakin baik. Anak membicarakan banyak hal berkenaan dengan
kegiatan bermain, belajar, dan kegiatan lain yang disenanginya. Isi pembicaraan anak
pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua. Pertama, kegiatan berbicara
yang berpusat pada diri sendiri (egosentik), meskipun anak itu sedang berada dalam
kelompok. Anak tipe ini lebih banyak berbicara bagi kesenangan dan yang
berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia cenderung mendominasi pembicaraan dan
kurang berminat dan sulit mendengarkan dan menerima pendapat orang lain. Kedua,
kegiatan berbicara yang berpusat pada orang lain (sosialisasi). Anaktipe ini
cenderung menyesuaikan isi dan cara berbicaranya dengan orang yang sedang
berinteraksi dengannya. Anak mampu berkomunikasi dan melibatkan diri dengan
kegiatan sosial sehingga menjadi anak yang disenangi.
Owen (Semiawan, 1998) menjelaskan perkembangan bahasa (pragmatik dan
semantik) anak pada usia sekolah dasar. Menurutnya, anak usia 5 tahun sangat sering
menggunakan bahasa untuk mengajukan permintaan, mengulang untuk perbaikan,
mulai membicarakan topik-topik gender. Anak usia 6 tahun mengulang dengan cara
elaborasi untuk perbaikan, dan menggunakan kata-kata keterangan. Anak usia 7
tahun mengguna-kan dan memahami sebagian istilah dan membuat plot naratif yang
mempunyai pengantar dan akhir dari topik yang mau diungkapkan. Anak usia 8
tahun menggunakan topik-topik yang konkret, mengenal makna nonliteral dalam
bentuk permintaan langsung, dan mulai mempertimbangkan maskud lainnya. Pada
usia 9 tahun, anak memelihara topik melalui beberapa perubahan.
Perkembangan bahasa menjadi berkurang (sedikit berbicara) pada anak yang
mendekati masa puber dan dewasa. Pada masa puber terjadi perubahan fisik yang
sangat cepat dan dihadapkan pada masalah yang dipikirkan orang dewasa.
3 - 16 Unit 3
tersebut, akhir-akhir ini juga muncul masalah sehubungan kedwibahasaan yang dapat
membuat anak menjadi bingung, sehingga mengalami kesulitan dalam penyesuaian
sosial dan pembelajaran di sekolah.
Berkenaan dengan perkembangan bahasa anak, orang tua di rumah maupun
guru di sekolah perlu memahami pola perkembangan bahasa anak, serta peka
terhadap masalah yang mengganggu perkembangan bahasa anak. Dengan cara ini,
anak akan sedini mungkin diberikan bantuan dan bimbingan yang tepat. Potensi anak
untuk berbahasa memerlukan waktu, kesabaran, dan dukungan dalam proses
pembelajaran dan pelatihan berbahasa. Biasakan anak menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Berikan mereka dorongan agar berani berbicara dan memiliki
kebiasaan membaca serta menulis yang baik dan benar.
Latihan
Nah, Saudara, baru saja Anda selesai mempelajari kajian tentang
perkembangan bahasa anak. Kini, untuk memantapkan pemahaman Anda, kerjakan
latihan di bawah ini.
1. Jelaskan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi!
2. Bagaimana keterkaitan perkembangan bahasa dengan berpikir?
Tes Formatif 2
Kerjakan tes formatif berikut dengan melengkapi pertanyaan/pernyataan
berikut.
1. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat diungkapkan secara
.........................................., ..............................................................., dan
................................................................
2. Menurut Owen, ada tiga komponen utama dalam bahasa yaitu .............................
................................................................,dan............................................................
3. Empat keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah meliputi keterampilan:
...................................................................................................................................
4. Pola perkembangan bahasa anak dimulai dengan kemampuan bicara yang
diungkap- kan dengan kegiatan .................................................,
....................................................dan.........................................................................
5. Kendala dalam perkembangan bahasa pada anak, antara lain
...................................................................................................................................
...........................
3 - 18 Unit 3
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Perkembangan Moral
oral berkenaan dengan perilaku baik atau buruk pada seseorang. Pendidikan
M SD tidak sekedar bertujuan untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia
yang cerdas, tetapi juga manusia yang baik. Pada bagian ini, Anda akan
mempelajari aspek perkembangan moral yang meliputi pembahasan mengenai
pengertian dan manfaat mempelajari perkembangan moral anak, pola perkembangan
moral menurut Kolhberg, serta faktor dan cara mempelajari sikap moral khususnya
pada peserta didik usia SD/MI. Dalam mempelajari perkembangan moral, Anda
dibantu dengan media video sehingga pembelajaran diharapkan menjadi lebih jelas
dan terpahami dengan baik.
3 - 20 Unit 3
amoral atau nonmoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial karena
ketidakacuhan atau pelanggaran terhadap standar kelompok sosial.
Sikap adalah perilaku yang berisi pendapat tentang sesuatu. Dalam sikap
positif tersirat sistem nilai yang dipercayai atau diyakini kebenarannya. Nilai adalah
suatu yang diyakini, dipercaya, dan dirasakan serta diwujudkan dalam sikap atau
perilaku. Biasanya, nilai bermuatan pengalaman emosional masa lalu yang mewarnai
cita-cita seseorang, kelompok atau masyarakat. Moral merupakan wujud absrak dari
nilai-nilai, dan tampil secara nyata/konkret dalam perilaku terbuka yang dapat
diamati. Sikap moral muncul dalam praktek moral dengan kategori positif/menerima,
netral, atau negatif/menolak.
Anak yang bersikap positif atau menerima nilai-nilai moral, diekspresikan
dalam perilaku yang bersimpati dalam berinteraksi dengan nilai dan orang di
sekitarnya, seperti mau menerima, mendukung, peduli, dan berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok. Sikap moral yang netral diekspresikan dalam perilaku sikap
tidak memihak (mendukung atau menolak) terhadap nilai yang ada di masyarakat.
Sikap moral yang negatif diekspresikan dalam perilaku menolak yang diwarnai
emosi dan sikap negatif seperti kecewa, kesal, marah, benci, bermusuhan, dan
menentang, terhadap nilai moral yang ada di masyarakat..
Pada sikap dan perilaku moral tersirat nilai-nilai yang dianut berkaitan
dengan nilai mengenai sesuatu yang dikatakan baik dan benar, patut, dan seharusnya
terjadi. Sikap moral sebagian besar diteruskan dari generasi ke generasi melalui
proses pendidikan seumur hidup. Ada nilai-nilai yang perlu dipertahankan, ada yang
diasimilasi ke arah kemajuan atau perubahan progresif, tetapi ada juga yang berubah
atau bergeser karena berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sebagai guru, Anda
perlu memahami perkembangan sikap moral agar dapat membantu peserta didik
mengembangkan sikap moral yang dikehendaki, mendidik peserta didik menjadi
anak yang baik, dan bersikap moral secara baik dan benar.
3 - 22 Unit 3
subjektif, ada juga norma etik (baik/buruk, benar/salah) yang bersifat universal
sebagai sumber menentukan sesuatu perbuatan yang berhubungan dengan
moralitas.
Teori perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg seperti halnya
Piaget menunjukkan bahwa sikap dan perilaku moral bukan hasil sosialisasi atau
pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan yang berhubungan dengan nilai kebudayaan
semata-mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari aktivitas spontan yang dipelajari
dan berkembang melalui interaksi sosial anak dengan lingkungannya.
Selain teori perkembangan moral, dalam mempelajari pola perkembangan
moral yang berkaitan dengan ketaatan akan suatu aturan yang berlaku universal,
perlu dibahas mengenai disiplin. Disiplin berasal dari kata ”disciple” yang berarti
seorang yang belajar dari/atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Disiplin
diperlukan untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan aturan dan peran yang
ditetapkan dalam kelompok budaya tempat orang tersebut menjalani kehidupannya.
Melalui disiplin, anak belajar untuk bersikap dan berperilaku yang baik seperti yang
diharapkan oleh masyarakat lingkungannya. Disiplin dapat ditanamkan secara
otoriter melalui pengendali-an perilaku dengan menggunakan hukuman, secara
permisif/laissezfaire melalui kebebas-an yang diberikan kepada anak tanpa adanya
hukuman, atau secara demokratis melalui penjelasan, diskusi, dan penalaran
mengenai aturan yang berlaku.
Unsur yang berkaitan dengan disiplin adalah sebagai berikut.
1. Peraturan sebagai pola yang ditetapkan untuk perilaku di mana anak hidup,
mempunyai nilai pendidikan tentang arah yang harus diikuti dan ditaati anak, dan
juga membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.
2. Hukuman diberlakukan apabila anak melakukan kesalahan ataupun bertindak
yang tidak sesuai dengan nilai/norma yang berlaku dalam masyarakat. Hukuman
dapat menghalangi anak untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak
diinginkan, mendidik anak untuk belajar dari pengalaman, dan memotivasi anak
untuk menghindari perilaku yang tidak diterima oleh masyarakat.
3. Penghargaan diberikan apabila anak melakukan sesuatu yang sesuai dengan
norma/nilai yang berlaku, mendidik dan memotivasi anak untuk mengulangi
perilaku yang baik dan benar sesuai harapan masyarakat.
4. Konsistensi atau keajegan dalam melaksanakan aturan dan disiplin sehingga tidak
membingungkan anak dalam mempelajari sesuatu yang benar/salah atau
baik/buruk. Disiplin bermanfaat apabila ada pengaruh disiplin terhadap perilaku,
menimbulkan kepekaan akan sikap perilaku yang baik, benar, dan adil, serta
3 - 24 Unit 3
pendidikan dan penanaman nilai/norma yang dilakukan secara terintegrasi dalam
pelajaran maupun kegiatan yang dilakukan anak di keluarga dan sekolah. Pendidikan
bukan hanya mempesiapkan anak menjadi manusia cerdas, tetapi juga menjadi
manusia yang baik, berbudi luhur, dan berguna bagi orang lain.
Latihan
Saudara, demikianlah kajian tentang perkembangan moral. Selanjutnya,
mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan berikut ini.
1. Bagaimana penggunaan hukuman dan penghargaan dalam pembentukan disiplin
dan pengembangan sikap moral anak?
2. Bagaimana cara mempelajari dan mengembangkan sikap moral anak? Berikan
contohnya!
Untuk menilai apakah penguasaan Anda sudah baik atau belum, silakan
banding-kan jawaban Anda dengan rambu-rambu jawaban latihan di bawah ini.
1. Hukuman diberikan apabila sikap perilaku anak tidak sesuai dengan harapan
sosial dan norma yang berlaku, sehingga anak tidak mengulangi perbuatannya.
Sebaliknya, hadiah dapat diberikan apabila sikap perilaku anak sesuai dengan
harapan sosial dan norma yang berlaku. Pada tahap perkembangan moral awal,
disiplin dapat dipelajari melalui hukuman – hadiah/ganjaran, tetapi sebaiknya
semakin meningkat usia anak, diharapkan kesadaran moral semakin tinggi
sehingga terbentuk disiplin diri.
2. Pengembangkan sikap moral dapat dilakukan melalui: belajar coba ralat,
pendidikan langsung, dan identifikasi. Dengan belajar melalui coba dan ralat,
anak belajar sikap menyenangkan orang lain sampai akhirnya menemukan bentuk
sikap perilaku yang tepat untuk menyenangkan orang lain. Pendidikan langsung
dilakukan dengan cara diberi tahu perbuatan atau sikap mana yang benar/baik
dan yang salah/buruk. Identifikasi terjadi melalui teladan atau contoh yang
diberikan orang dewasa/guru sehingga anak dapat mempelajari berbagai sikap
moral yang baik
Perkembangan moral menurut Kohlberg ada tiga tingkat dengan enam tahap
yaitu tingkat praoperasional dengan tahap orientasi pada kepatuhan/hukuman
dan relativistik, tahap konvensional dengan tahap orientasi mengenai anak baik
dan mempertahankan norma sosial/otoritas, serta tingkat paska konvensional
dengan tahap orientasi perjanjian diri dengan lingkungan dan tahap universal.
Faktor yang mempengarahi perkembangan moral antara lain: peran hati nurani,
peran rasa malu dan bersalah, peran interaksi sosial. Sikap dan perilaku moral
dapat dipelajari dengan cara coba dan ralat, pendidikan langsung, identifikasi.
Tes Formatif 3
Kerjakanlah tes formatif berikut dengan memilih salah satu alternatif jawaban
yang paling tepat.
1. Anak yang melanggar peraturan dan disiplin sebaiknya dihukum agar .........
A. jera dan tidak mengulangi perbuatannya C. dikucilkan/diasingkan
B. merasa sakit dan menderita D. mengakui otoritas guru
2. Hadiah dapat digunakan dalam pembentukan sikap moral, asalkan ..........
A. sering diberikan C. anak berbuat baik/benar
B. cukup/kelebihan uang D. anak naik kelas
3. Tiga tahap perkembangan moral menurut Piaget adalah sebagai berikut, kecuali:
A. fase absolut C. fase realistis
B. fase subjektif D. fase objektif
4. Menurut Kohlberg, anak SD pada umumnya berada pada tingkatan
perkembangan moral .......
A. prakonvensional C. konvensional
B. paskakonvensional D. tradisional
5. Unsur yang terkait dengan pembentukan disiplin adalah sebagai berikut, kecuali:
A. peraturan sebagai pola yang diikuti C. konsistensi aturan
B. hukuman/penghargaan D. perasaan suka/tidak suka
3 - 26 Unit 3
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Perkembangan Kepribadian
epribadian merupakan suatu kesatuan psikofisik yang bersifat dinamis dan
K menjadi karakteristik yang melekat pada seseorang yang membedakannya
dengan orang lain. Perkembangan kepribadian merupakan topik yang akan kita kaji
pada subunit 4 ini, dan sekaligus menjadi bagian akhir dari pembahasan mengenai
aspek-aspek perkembangan peserta didik. Pada subunit ini, Anda akan mempelajari
pengertian kepribadian, termasuk konsep diri, teori mengenai bermacam tipe
kepribadian, faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian, dan kesehatan mental
pada peserta didik didik usia SD/MI.
Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian atau personality berasal dari kata Latin ”persona” yang
berarti topeng. Pada bangsa Yunani kuno, para aktor memakai topeng untuk
menyembunyikan identitas mereka dan memungkinkan mereka memerankan tokoh
dalam drama. Demikian juga pada bangsa Roma, ”persona” berarti bagaimana
seseorang tampak pada orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa penggunaan istilah
kepribadian. Diantaranya, kepribadian sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak
dimiliki seseorang; kepribadian merupakan pengaruh seseorang terhadap orang lain;
ada kepribadian yang menarik dan yang membosankan; kepribadian semata-mata
faktor jasmaniah atau semata-mata hasil dari kebudayaan dan kepribadian merupakan
sejumlah sifat seseorang.
Memang cukup banyak pengertian dan pengunaan istilah kepribadian. Saat
ini definisi pengertian kepribadian kebanyakan mengikuti definisi yang
dikemukakan oleh Allport (Sukmadinata, 2003). Menurut Allport ”personality is the
dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that
determine his unique adjustment with the enviroment.” Kepribadian merupakan
suatu organisasi yang merujuk kepada suatu kondisi atau keadaan yang kompleks
dan mengandung banyak aspek.
Kepribadian bersifat dinamis, tidak statis, melainkan berkembang secara
terbuka sehingga manusia senantiasa berada dalam kondisi perubahan dan
perkembangan. Kepribadian meliputi aspek fisik dan psikis yang saling
3 - 28 Unit 3
mempengaruhi dan membentuk satu kesatuan. Kepribadian selalu dalam penyesuaian
diri yang unik dengan lingkungannya dan berkembang bersama-sama dengan
lingkungannya, serta menentukan jenis penyesuaian yang akan dilakukan anak,
karena tiap anak mempunyai pengalaman belajar yang berbeda satu dengan lainnya.
Dalam perkembangan kepribadian, konsep diri dan sifat-sifat seseorang
merupakan hal atau komponen penting. Konsep diri merupakan konsep, persepsi,
maupun gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri, atau sebagai bayangan dari
cermin diri. Konsep diri seseorang dipengaruhi dan ditentukan oleh peran dan
hubungan-nya dengan orang lain, serta reaksi orang lain terhadap dirinya. Konsep
diri ideal merupakan gambaran seseorang mengenai penampilan dan kepribadian
yang didambakannya.
Setiap konsep diri mempunyai aspek fisik dan psikis. Aspek fisik konsep diri
merupakan konsep yang dimiliki seseorang berkenaan dengan penampilannya, dan
kesesuaiannya dengan peran seks yang disandangnya. Aspek psikis berkenaan
dengan kemampuan dan ketidakmampuan dirinya, harga diri, dan hubungannya
dengan orang lain. Sifat merupakan kualitas perilaku atau pola penyesuaian yang
spesifik. Misalnya, reaksi seseorang terhadap masalah dan frustrasi, perilaku agresif
dan defensif, perilaku terbuka dan tertutup ketika berinteraksi dengan orang lain. Ciri
sifat tersebut ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan konsep diri. Sifat
juga mempunyai dua ciri menonjol yaitu: (1) individualitas yang diperlihatkan dalam
kuantitas ciri tertentu dan bukan kekhasan ciri bagi orang lain; serta (2) konsistensi
yang berarti seseorang bersikap dengan cara yang hampir sama dalam situasi dan
kondisi yang serupa. Konsep diri merupakan inti kepribadian yang mempengaruhi
berbagai sifat yang menjadi ciri khas kepribadian seseorang
Tipologi yang dibuat Kretchmer dan Sheldon juga bersifat jasmaniah, yakni
bentuk tubuh. Mereka membagi tipe kepribadian atas tiga macam.
1. Tipe asthenicus atau ectomorphic pada orang-orang yang bertubuh tinggi kurus,
memiliki sifat dan kemampuan berpikir abstrak dan kritis, tetapi suka melamun
dan sensitif.
2. Tipe pycknicus atau endomorph pada orang yang bertubuh gemuk pendek,
memiliki sifat periang, suka humor, populer dan mempunyai hubungan sosial
luas, banyak teman, dan suka makan.
3. Tipe athleticus atau mesomorphic pada orang yang bertubuh sedang/atletis,
memiliki sifat senang pada pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik,
pemberani, agresif, mudah menyesuaikan diri).
Namun demikian, dalam kenyataannya lebih banyak manusia dengan tipe campuran
(dysplastic).
Tipologi kepribadian yang bersifat psikis di antaranya dikemukakan oleh
Jung, yang mengelompokan kepribadian berdasarkan kecenderungan hubungan
sosial seseorang. Ia membagi kepribadian ke dalam dua tipe, yaitu: (1) tipe ekstrovert
yang perhatiannya lebih banyak tertuju ke luar, dan (2) tipe introvert yang
perhatiannya lebih tertuju ke dalam dirinya, dan dikuasai oleh nilai-nilai subjektif.
Tetapi, umumnya manusia mempunyai tipe campuran atau kombinasi antara
ekstrovert dan introvert yang disebut ambivert.
Spranger mengemukakan tipologi kepribadian berdasarkan kecenderungan
seseorang akan nilai-nilai dalam kehidupan. Menurutnya ada enam tipe kepribadian
yaitu: tipe teoretik, economi, aestetic, sociatic, politic dan religius. Sementara itu,
Erich Fromm membagi dua tipe kepribadian manusia yaitu: (1) tipe berorientasi
produktif, yang memiliki pandangan realistis dan mampu melihat segala sesuatu
dengan kelebihan dan kekurangannya, serta mengatasi masalah dengan kerjasama
dengan orang lain; serta (2) tipe berorientasi tidak produktif, yang mengambil bentuk
menjadi tipe penerima (reseptif), pemeras (eksploitasi), tertutup, dan pribadi pasar
yang melihat kekuatan ada di dalam dirinya dan memanfaatkannya dengan
memasarkan apa yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan pasar
3 - 30 Unit 3
Pada periode anak sekolah, kepribadian anak belum terbentuk sepenuhnya
seperti pada orang dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses pengembangan.
Namun demikian, karakteristik anak secara sederhana dapat dikelompokan atas: (1)
kelompok anak yang mudah dan menyenangkan, (2) anak yang biasa-biasa saja, dan
(3) anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial, khsususnya dalam melakukan
kegiatan pembelajaran di sekolah.
Latihan
Saudara, selesailah sudah bahasan kita tentang perkembangan moral. Untuk
memantapkan pemahaman Anda atas materi yang baru dipelajari, kerjakanlah latihan
berikut ini.
1. Mengapa konsep diri primer yang terbentuk pada masa anak awal penting bagi
perkembangan dan pembentukan kepribadian seseorang?
2. Bagaimana memelihara kesehatan mental agar tercipta situasi kondusif untuk
mengembangkan kepribadian anak secara sehat dan wajar?
3 - 32 Unit 3
lingkungan serta melakukan penyesuaian diri maupun sosial yang akan mewarnai
kepribadiannya. Anak yang mengalami konsep diri negatif pada masa kecil, akan
mewarnai perilakunya dan mengalami kesulitan dalam perkembangan
kepribadian selanjutnya, hingga terbawa dewasa.
2. Kesehatan mental dapat dipelihara dengan menciptakan lingkungan sosial dan
psikologis yang kondusif, positif, menyenangkan, tidak stres dan banyak tekanan,
didasarkan pada kasih sayang, memotivasi anak, mendukung anak
mengembangkan bakat minat, dsb.
Rangkuman
3 - 34 Unit 3
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1. C. konkret operasional
2. C. multiple factors
3. C. 90 – 110
4. D. asimilasi
5. A. sensorimotor
Tes Formatif 2
1. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat diungkapkan secara lisan, tertulis, dan
isyarat.
2. Menurut Owen, ada tiga komponen utama dalam bahasa, yaitu bentuk/form, isi,
dan penggunaan.
3. Empat keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah meliputi keterampilan:
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
4. Pola perkembangan bahasa anak dimulai dengan kemampuan berbicara yang
diungkapkan dengan kegiatan menangis, celoteh, mengucapkan kata, kemudian
kalimat sederhana dan kalimat lengkap.
5. Kendala dalam perkembangan bahasa pada anak, antara lain keterlambatan
bicara, tunawicara dan cacat sehingga tidak dapat mengucapkan kata dengan
jelas, tertukar-nya bunyi huruf, gagap, bingung karena dwibahasa, dsb.
Tes Formatif 3
1. A. jera dan tidak mengulangi perbuatannya
2. C. anak berbuat baik/benar
3. D. fase objektif
4. B. konvensional
5. D. perasaan suka /tidak suka
Tes Formatif 4
1.a. Kepribadian merupakan suatu organisasi psikofisik yang dinamis dari individu
ketika berinteraksi dan mengadakan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
3 - 36 Unit 3
Daftar Pustaka
Gunarsa, S.D. 1985. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
3 - 38 Unit 3
Unit 4
TEKNIK NONTES UNTUK MEMAHAMI
PESERTA DIDIK
Irene Maya Simon
Pendahuluan
nit 4 ini akan membahas teknik-teknik yang dapat Anda gunakan untuk
Subunit 1
Perkembangan Belajar Peserta Didik 4- 1
Observasi
emahaman terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai teknik
P pengumpulan data. Salah satunya adalah teknik observasi/pengamatan.
Observasi merupakan teknik yang sederhana dan tidak menuntut keahlian yang luar
biasa untuk dapat melakukannya. Teknik ini dapat dilakukan secara terencana atau
pun insidental. Observasi yang terencana, dipersiapkan secara sistematis baik
mengenai waktu, tujuan, ala,t maupun aspek-aspek yang akan diobservasi. Observasi
insidental dilakukan sewaktu-waktu bilamana terjadi sesuatu yang menarik. Proses
observasi atau pengamatan ini memerlukan kecermatan sehingga diperoleh data
tingkah laku yang objektif.
Pengertian Observasi
Observasi atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau
keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung
atau tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga
diperoleh data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa
yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Gulo (2005) mengatakan bahwa
pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
pengamatan.
4- 2 Unit 4
Berdasarkan hubungan observer (pengamat) dengan kelompok yang
diamatinya (observee), observasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Partisipan penuh
Pengamat menyamakan diri dengan orang yang diobservasi. Dengan demikian,
observer dapat merasakan dan menghayati apa yang dialami oleh observee.
Tidak jarang seorang observer tinggal bersama dengan kelompok masyarakat
yang diamatinya dalam waktu yang cukup lama sehingga ia dianggap sebagai
bagian dari masyarakat yang bersangkutan.
b. Observer sebagai pengamat
Masing-masing pihak, baik observer maupun observee, menyadari peranannya.
Observer sebagai pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi sebagai
pengamat, dan observee menyadari bahwa dirinya adalah obyek pengamatan.
Oleh karena itu, observer membatasi aktivitasnya dalam kelompok observee.
c. Observer sebagai partisipan
Observer hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam “penelitian”nya.
d. Pengamat sempurna (complete observer)
Observer hanya mejadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Ia
mempunyai jarak dengan observee.
I. Identitas Siswa
1. Nama : ……………………………………………..
2. Kelas/ program : ……………………………………………..
3. No. Induk/ absen : ……………………………………………..
4. Jenis kelamin : …………………………………………….
5. Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
6. Hari/ tgl observasi : …………………………………………….
7. Tempat observasi : …………………………………………….
8. Waktu : …………………………………………….
III. Petunjuk :
Berilah tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan atau gejala
yang nampak pada individu yang diobservasi
Tabel 4.1
No. Pernyataan (sub-sub variabel) Kemunculan (Ya)
4- 4 Unit 4
1. Membuka buku paket matematika
2. Berbincang dengan teman
3. Bertanya kepada guru tentang materi pelajaran
4. Berdiskusi dengan beberapa teman tentang materi
pelajaran
5. Mendengarkan penjelasan guru
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
I. Identitas Siswa
1. Nama : ……………………………………………..
2. Kelas/ program : ……………………………………………..
3. No. Induk/ absen : ……………………………………………..
4. Jenis kelamin : …………………………………………….
5. Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
Perkembangan Belajar Peserta Didik 4- 5
6. Hari/ tgl observasi : …………………………………………….
7. Tempat observasi : …………………………………………….
8. Waktu : …………………………………………….
III. Petunjuk :
Lingkarilah angka-angka di bawah ini sesuai dengan yang Anda amati.
Tabel 4.2
Alternatif
Pernyataan
Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1
Membuka buku cetak 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Bertanya 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Mengerjakan tugas 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Mengacau 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dll 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Komentar/ kesimpulan:
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Jakarta, …………200…
Observer:
…………………..
Keterangan:
Pernyataan positif:
Rentangan setiap aspek yang diobservasi adalah berskala 1 – 10, artinya:
9 – 10 nilainya adalah 4, berarti alternatifnya selalu
7 – 8 nilainya adalah 3, berarti alternatifnya sering
6 – 4 nilainya adalah 2, berarti alternatifnya jarang
2 – 3 nilainya adalah 1, berarti alternatifnya sangat kurang
Pernyataan negatif:
Rentangan setiap aspek yang diobservasi adalah berskala 1 – 10, artinya:
4- 6 Unit 4
1 – 2 nilainya adalah 4, berarti alternatifnya selalu
3 – 4 nilainya adalah 3, berarti alternatifnya sering
5 – 7 nilainya adalah 2, berarti alternatifnya jarang
8– 10 nilainya adalah 1, berarti alternatifnya sangat kurang
I. Identitas Siswa
1. Nama : ……………………………………………..
2. Kelas/ program : ……………………………………………..
3. No. Induk/ absen : ……………………………………………..
4. Jenis kelamin : …………………………………………….
5. Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
6. Hari/ tgl observasi : …………………………………………….
7. Tempat observasi : …………………………………………….
8. Waktu : …………………………………………….
III. Petunjuk :
Berikan tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan gejala tingkah laku pada
individu yang Anda amati.
Tabel 4.3
Alternatif
No. Pernyataan
Aktif Jarang Tidak aktif
1. Membaca buku cetak
2. Mengerjakan tugas dari guru
3. Bertanya
4. Dll
Komentar/ kesimpulan:
………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….
Jakarta, ………200…
Observer:
…………………..
I. Identitas Siswa
1. Nama : ……………………………………………..
2. Kelas/ program : ……………………………………………..
3. No. Induk/ absen : ……………………………………………..
4. Jenis kelamin : …………………………………………….
5. Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
6. Hari/ tgl observasi : …………………………………………….
7. Tempat observasi : …………………………………………….
8. Waktu : …………………………………………….
III. Petunjuk :
Berikan tAnda cek (v) pada garis skala penilaian di bawah sesuai dengan gejala
tingkah laku pada individu yang Anda amati.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Kehadiran siswa mengikuti pelajaran
-- | -- | -- | -- | -- 1 -- | -- | -- | -- | -- | -- | -- 2 -- | -- | -- | -- | -- 3 -- | -- | -- | --
Terlambat Sedikit terlambat Tepat waktu Sangat awal
4- 8 Unit 4
3. Sikap duduk
-- | -- | -- | -- | -- 1 -- | -- | -- | -- | -- | -- | -- 2 -- | -- | -- | -- | -- 3 -- | -- | -- | --
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Sangat baik
Jakarta, ……………200…
Observer:
…………………..
Pengamat : ……………………………..
Latihan
Kerjakanlah latihan berikut ini untuk membantu Anda memantapkan pemahaman
yang Anda peroleh.
1. Buatlah sebuah pedoman checklist dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pedoman checklist secara lengkap
b. Aspek yang diobservasi: aktivitas belajar siswa saat jam pelajaran kosong.
c. Tentukan kriteria frekuensi munculnya gejala.
2. Buatlah sebuah pedoman skala penilaian dengan ketentuan sebagai berikut.
4 - 10 Unit 4
a. Pedoman skala penilaian secara lengkap (tentukan salah satu skala penilaian
yang Anda kenal)
b. Aspek yang diobservasi adalah motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
Matematika.
c. Tentukan rentangan skalanya.
III. Petunjuk :
1. Berilah tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan atau gejala
yang nampak pada individu yang diobservasi
Tabel 4.5
I. Identitas Siswa
1. Nama : ……………………………………………..
2. Kelas/ program : ……………………………………………..
3. No. Induk/ absen : ……………………………………………..
4. Jenis kelamin : …………………………………………….
5. Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
6. Hari/ tgl observasi : …………………………………………….
7. Tempat observasi : …………………………………………….
8. Waktu : …………………………………………….
III. Petunjuk :
Berikan tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan gejala tingkah laku pada
individu yang Anda amati.
Tabel 4.6
Alternatif
No. Pernyataan
Aktif Jarang Tidak aktif
1. Membaca buku cetak
2. Mengerjakan tugas dari guru
3. Bertanya pada guru
4. Diskusi dengan teman
Komentar/ kesimpulan:
…………………………………………………………………………………
Jakarta, …………200…
Observer:
.........…………………..
4 - 12 Unit 4
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kerjakan tes formatif berikut dengan menjawab pertanyaan yang tersedia di
bawah ini.
1. Jelaskan pengertian teknik observasi!
2. Paparkan jenis-jenis observasi!
3. Sebutkan bentuk-bentuk pedoman observasi dan beri penjelasan singkat!
4. Jelaskan bentuk-bentuk skala penilaian!
5. Paparkan perbedaan masing-masing bentuk pedoman observasi
4 - 14 Unit 4
Subunit 2
Angket
T eknik pengumpul data ini dapat juga dipAndang sebagai “wawancara tertulis”,
dengan beberapa perbedaan. Pada angket, yang disebut juga kuesioner
(questionnaire), responden dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis. Teknik ini
praktis dipakai untuk menjaring informasi atau keterangan bagi sejumlah besar
responden dalam waktu yang singkat.
Angket bersifat kooperatif. Maksudnya, responden diharapkan bekerja sama
untuk menyisihkan waktu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis, sesuai
dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Karena itulah, perlu diusahakan adanya
motivasi yang kuat. Motivasi ini harus dapat mengarahkan perhatian, menimbulkan
simpati, keinginan bekerja sama (membantu), dan kesadaran akan pentingnya
jawaban yang jujur. Angket dapat mengungkap gejala-gejala yang tidak dapat
diperoleh dengan jalan observasi, misalnya seperti: harapan, pendapat, prasangka,
sikap dan sebagainya.
Sebagai teknik pengumpul data, angket dibedakan berdasarkan: (1) subyek
atau responden, meliputi: angket langsung dan tidak langsung; (2) menurut jenis
pertanyaan, meliputi: pertanyaan terbuka, tertutup, fakta, dan pendapat. Dapat pula
dibedakan menurut bentuk isiannya, meliputi: bentuk isian terbuka, isian singkat,
jawaban tabuler, berskala, berderajat, cek, kategorikal, pilihan benar-salah, dan
jawaban gAnda.
Adapun sasaran pengumpulan data dengan teknik ini adalah siswa sebagai
sumber data langsung dan orang lain yang memberikan keterangan mengenai siswa,
sebagai sumber data tidak langsung.
Pengertian Angket
Angket atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis
yang diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis pula.
Pertanyaan/pernyataan dalam angket tergantung pada maksud serta tujuan yang ingin
dicapai. Maksud dan tujuan tersebut berpengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang
ada dalam angket itu.
Pada umumnya di dalam angket itu kita dapati dua bagian pokok, yaitu:
4 - 16 Unit 4
1. Tidak akan dapat menjaring data yang sebenarnya jika petunjuk pengisian tidak
jelas.
2. Tidak dapat diketahui dengan pasti bahwa responden sungguh-sungguh dalam
mengisi angket. Sering terjadi angket juga diisi oleh orang lain (bukan responden
yang sebenarnya), karena dilakukan tidak secara langsung berhadapan muka
antara peneliti dan responden.
3. Tidak dapat ditambah keterangan yang dapat diperoleh lewat observasi; dan (4)
angket diberikan terbatas kepada orang yang melek huruf.
Jenis-jenis Angket
Ada pelbagai macam angket. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu:
1. Dilihat dari sumber datanya, angket dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Angket langsung, yaitu apabila angket tersebut langsung diberikan kepada
orang yang dimintai pendapat atau jawabannya atau responden yang ingin
diselidiki. Jadi, kita mendapatkan data dari sumber pertama (first resource),
tanpa menggunakan perantara untuk memperoleh jawaban. Misalnya: angket
siswa.
b. Angket tidak langsung, yaitu apabila angket disampaikan kepada orang lain
yang dimintai pendapat tentang keadaan seseorang. Jenis angket ini
membutuhkan perantara untuk mendapatkan data sehingga jawaban yang
diperoleh tidak dari sumber pertama Misalnya: angket orangtua tentang
anaknya, angket guru tentang siswanya, dan lain-lain
2. Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Angket berstruktur, ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan beserta
jawabannya yang jelas, singkat, dan konkret
b. Angket tidak berstruktur, ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang menghendaki jawaban yang bebas dan uraian yang panjang lebar dari
responden.
3. Berdasarkan jenis pertanyaannya, angket dibedakan sebagai berikut.
a. Pertanyaan terbuka (open questions), yaitu angket yang memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada responden untuk memberikan
jawaban atau tanggapannya. Biasanya jenis angket ini digunakan apabila
ingin mendapatkan opini. Contoh::
”Menurut pendapat Anda, ciri-ciri kepribadian manakah yang cocok sebagai
profil ketua kelas?”
b. Pertanyaan tertutup (closed questions), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang
membuat responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan di dalam
Perkembangan Belajar Peserta Didik 4 - 17
angket itu. Jadi, jawabannya terikat. Responden tidak dapat memberikan
jawaban secara bebas seperti yang mungkin dikehendaki oleh responden.
Biasanya jika masalah yang hendak dicari jawabannya sudah jela,s maka
orang akan menggunakan jenis angket ini.
Contohnya:
“Pernahkah Anda menjadi ketua kelas?”
a. Pernah b. Tidak pernah
c. Kombinasi terbuka dan tertutup (open and closed questionaire), yaitu jika
jawabannya sudah ditentukan, kemudian disusul pertanyaan terbuka.
Contoh:
Pernahkah Anda mendapat penjelasan tentang jenis-jenis gaya belajar?
a. Pernah b. Tidak pernah
Jika pernah, gaya belajar Anda sekarang termasuk gaya belajar yang mana?
4. Menurut bentuk jawabannya, angket dibedakan sebagai berikut.
a. Jawaban tabuler, yaitu responden diminta menjawab dengan mengisi kolom-
kolom pada tabel yang sudah tersedia.
Contoh:
Berikan keterangan tentang orangtua/ wali
Tabel 4.7
Orangtua/ wali Nama Pekerjaan Pendidikan Agama
Ayah
Ibu
4 - 18 Unit 4
a. untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi
b. disuruh oleh orangtua
c. disuruh oleh kakak/ saudara
d. karena ajakan teman
e. untuk memperoleh pekerjaan
f. atas nasihat guru
g. tidak tahu
h. ……………..
d. Jawaban kategorikal, yaitu responden diminta memilih satu diantara dua
pilihan yang tersedia. Dapat juga dikatakan bahwa jawaban kategorikal ini
bentuk jawaban benar-salah.
Contoh:
“Apakah Anda mengikuti les?”
Ya Tidak
“Orangtua saya sangat memperhatikan kebutuhan belajar saya”
Benar Salah
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kita mempersiapkan instrumen angket beserta lembar jawaban
yang diperlukan. Kemudian membagikan instrumen tersebut untuk diisi siswa/
responden. Selanjutnya kita membacakan petunjuk pengisiannya dan mengecek
jumlah siswa/responden yang sudah mengembalikan angket dan lembar jawabannya.
4 - 20 Unit 4
3. Tahap Analisis Hasil
Pada tahap ini terlebih dahulu dilakukan penyekoran terhadap jawaban
responden. Penyekoran ini dibedakan atas penyekoran terhadap pertanyaan-
pertanyaan tertutup atau berstruktur dengan model jawaban yang sudah tersedia dan
terbatas, serta penyekoran terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka atau tidak
berstruktur yang memerlukan jawaban uraian bebas. Kemudian, mengelompokkan
jawaban responden atas variabel-variabel yang diukur. Selanjutnya, akan diperoleh
gambaran menyeluruh tentang responden. Adapun untuk keperluan penginterpre-
tasian data hasil analisis angket ini harus pula dikaitkan dengan hasil analisis data
dengan teknik lain, misalnya: teknik observasi, wawancara, dsb.
Latihan
Setelah Anda mengkaji teknik angket sebagai alat pengumpul data,
kerjakanlah pertanyaan pada latihan berikut ini.
1. Buatlah sebuah angket kepada orangtua murid tentang kebiasaan belajar anak di
rumah!
2. Dalam menyusun angket, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan?
ANGKET
I. Identitas Orangtua
1. Nama : ……………………………………………..
2. Alamat : ……………………………………………..
3. Pekerjaan : …………………………………………….
4. Tempat/ tgl lahir : …………………………………………….
5. Pendidikan terakhir : …………………………………………….
6. Agama : …………………………………………….
III. Petunjuk :
Berikan tAnda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda yang
sebenarnya.
Tabel 4.8
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Menurut Anda, apakah anak Anda termasuk anak yang suka/
rajin belajar?
2. Apakah anak Anda mempunyai jam belajar yang pasti di
rumah?
3. Apakah anak Anda mengikuti kegiatan les (mata pelajaran)?
4. Apakah anak Anda belajar apabila ada tugas/ ulangan saja?
5. Dll
Rangkuman
Angket atau kuesioner merupakan teknik yang praktis dipakai untuk menjaring
informasi/ keterangan dari sejumlah besar responden dalam waktu yang
singkat. Pada umumnya di dalam angket terdapat dua bagian pokok, yaitu
bagian yang mengandung data identitas dan bagian yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya.
Dilihat dari sumber datanya angket dibedakan menjadi angket langsung dan
angket tidak langsung. Dilihat daristrukturnya angket terbagi menjadi angket
berstruktur dan angket tidak berstruktur. Berdasarkan jenis pertanyaannya,
angket dibedakan menjadi pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup, kombinasi
terbuka dan tertutup. Menurut bentuk jawabannya, angket terbagi menjadi
jawaban tabuler, jawaban berskala, jawaban dengan cek, dan jawaban
kategorikal.
4 - 22 Unit 4
Tes Formatif 2
Kerjakanlah tes formatif berikut dengan menjawab pertanyaan di bawah ini
dengan benar. .
1. Jelaskan pengertian teknik angket!
2. Paparkan bagian-bagian pokok yang terdapat di dalam angket!
3. Uraikan kelemahan dan kelebihan teknik angket!.
4. Sebutkan jenis-jenis angket!
5. Jelaskan langkah-langkah penyelenggaraan angket!
Wawancara
Pengertian wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab
secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu.
Wawancara bersifat langsung, apabila data yang dikumpulkan langsung diperoleh
dari individu yang bersangkutan, misalnya wawancara dengan diri siswa. Wawancara
yang bersifat tidak lansung, apabila wawancara yang dilakukan dengan seseorang
untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain, misalnya wawancara dengan
orangtua siswa. Sifat wawancara yang lain adalah insidentil, ialah bilamana
4 - 24 Unit 4
dilakukan sewaktu-waktu jika dianggap perlu. Bersifat berencana, apabila
dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditetapkan.
4 - 26 Unit 4
2. Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus yang
membutuhkan waktu yang lama.
3. Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan mempengaruhi
hasil wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.
Bagian-bagian wawancara
Wawancara terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Permulaan atau pendahuluan wawancara. Bagian terutama ditujukan untuk
mendapatkan hubungan yang baik (dalam mengadakan kontak yang pertama)
antara pewawancara dengan responden, dan biasanya diisi dengan penyampaian
maksud serta tujuan dari wawancara itu. Peran dari bagian ini adalah
mendapatkan gambaran tentang jalannya wawancara selanjutnya. Kalau telah
terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling percaya maka hal ini akan
menjadi sumbangan yang besar artinya dalam wawancara selanjutnya.
2. Inti wawancara. Bagian ini merupakan bagian dimana maksud serta tujuan
wawancara harus dapat dicapai. Apabila maksud dari wawancara untuk
mengumpulkan data latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus
bisa dicapai.
3. Akhir wawancara. Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya wawancara.
Wawancara dapat ditutup dengan melakukan penyimpulan tentang apa yang telah
dibicarakan (misalnya dalam counseling interview). Kadang-kadang wawancara
ditutup dengan menentukan waktu kapan wawancara itu akan dilanjutkan lagi,
bila masih dibutuhkan untuk mengadakan wawancara lagi.
Tahap persiapan
Tahap pertama dalam persiapan wawancara ialah menetapkan variabel-
variabel yang akan diukur, misal kebiasaan belajar di rumah, maka variabel-
variabelnya meliputi: tempat belajar, jadwal belajar, fasilitas belajar, strategi belajar,
kesulitan-kesulitan yang dialami, situasi belajar, perhatian orangtua.
Langkah membuat pedoman wawancara, pada dasarnya pedoman wawancara
ini mempengaruhi hasil wawancara. Oleh karena itu pedoman wawancara dibuat
sedemikian lengkap sehingga mempengaruhi kualitas hasil wawancara. Pedoman
wawancara ini meliputi: identitas siswa, masalah yang dialami, daftar pertanyaan
beserta deskripsi jawaban siswa.
Berikut ini merupakan contoh pedoman wawancara.
Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke : ............................................................................
2. Waktu wawancara : ............................................................................
3. Tempat wawancara : ............................................................................
4. Masalah : ............................................................................
............................................................................
5. Nama siswa : ............................................................................
6. Proses wawancara : ............................................................................
Tabel 4.9
No. Pertanyaan Deskripsi/ jawaban
.......................
Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini pewawancara mempersiapkan pedoman wawancara yang
akan dipakai. Kemudian pewawancara mengadakan kontrak dengan siswa/
responden untuk menentukan waktu dan tempat diadakan wawancara. Selanjutnya,
menentukan taktik wawancara, seperti: ketika wawancara tatap muka diusahakan
tidak ada pihak ketiga, jawaban pertama pertanyaan itulah pendapat siswa
(responden) yang sesungguhnya, diharapkan tidak tergesa-gesa dalam menuliskan
jawaban responden, jawaban responden harus dimengerti maksudnya, dan menulis
komentar responden secara lengkap, dan lain-lain.
Kode etik wawancara dan sikap pewawancara, kedua hal ini sangat penting
di dalam proses wawancara sehingga akan memperoleh data yang diharapkan. Ada
beberapa kode etik yang ditetapkan bagi pewawancara dalam melaksanakan
tugasnya, yaitu: cermat, obyektif, jujur dalam mencatat jawaban, netral, menulis
jawaban responden selengkapnya, menaruh perhatian dan penuh pengertian, sanggup
membuat responden tenang dan bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,
dan harus menghargai responden.
Adapun sikap pewawancara selama proses wawancara meliputi: netral, adil
(tidak memihak), ramah, hindarkan ketegangan, dan hindarkan kata-kata atau
bahasan yang menimbulkan sugesti.
Wawancara ke : ............................................................................
Waktu wawancara : ............................................................................
Tempat wawancara : ............................................................................
Masalah : ............................................................................
Nama siswa : ............................................................................
Proses wawancara : ............................................................................
Tabel 4.10
No. Pertanyaan Deskripsi/ jawaban
1. Hobby kamu apa? .......................................................................
.......................................................................
2. Di sekolah ikut ekstrakuri- .......................................................................
kuler apa? .......................................................................
.......................................................................
3. Peminatnya banyak tidak? .......................................................................
4. Pernah juara tidak? .......................................................................
5. Dll .......................................................................
.......................
4 - 30 Unit 4
2. Kelemahan teknik wawancara:
a. Wawancara kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga karena
wawancara membutuhkan waktu lama yang tentu membutuhkan lebih banyak
tenaga.
b. Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus
yang membutuhkan waktu yang lama.
c. Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan
mempengaruhi hasil wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.
Kelebihan teknik wawancara:
a. Dengan wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat
diperjelas oleh pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa
yang dimaksudkan.
b. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan responden.
c. Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka diharapkan dapat
menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan mempunyai
pengaruh yang baik pula terhadap hasil wawancara
Rangkuman
4 - 32 Unit 4
Subunit 4
Sosiometri
eknik sosiometri banyak dipakai dalam bidang psikologi, sosiologi, dan ilmu
T pendidikan yang pada umumnya bertujuan meneliti hubungan sosio-psikologik
yang terdapat antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam satu
kelompok sosial. Dengan kata lain, teknik sosiometri banyak digunakan untuk
pengumpulan data tentang dinamika suatu kelompok sosial. Kelompok sosial ini
misalnya ialah kelas sekolah, regu kerja, pegawai kantor, karyawan organisasi
produksi, kesatuan tentara, dan lain-lain. Tentunya terdapat perbedaan-perbedaan
dalam pelaksanaannya, tetapi secara garis besar dapat dikatakan bahwa teknik ini
terdiri dari pertanyaan khusus yang dikemukakan pada setiap anggota kelompok
sosial untuk mengetahui selera pilihan anggota kelompok itu terhadap anggota
lainnya dalam satu situasi tertentu. Pertanyaan tersebut akan menghasilkan satu
matriks tentang situasi hubungan sosial antar individu dalam kelompok, struktur
sosial, dan arah hubungan sosialnya. Dari data sosiometri ini dapat diketahui tingkat
pergaulan antarindividu dalam kelompok dan popularitas seseorang dalam
kelompoknya.
Pengertian sosiometri
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, sosiometri merupakan alat yang
digunakan untuk meneliti struktur sosial sekelompok individu dengan dasar
penelaahan terhadap relasi sosial, status sosial dari masing-masing anggota
kelompok yang bersangkutan. Sosiometri dapat juga dikatakan sebagai alat yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok dan juga
dipergunakan untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya serta
untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap teman-temannya dalam
kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan
kelompok lainnya.
Kegunaan lebih lanjut dari teknik sosiometri ini adalah untuk:
1. memperbaiki hubungan insani (human relationship);
2. menentukan kelompok kerja tertentu;
4 - 34 Unit 4
Untuk mendapatkan materi sosiometri, digunakan angket sosiometri atau
kuesioner sosiometris. Prosesnya dilakukan dengan jalan meminta kepada setiap
individu dalam kelompok untuk memilih anggota kelompok lainnya (tiga orang)
yang disenangi atau tidak disenangi dalam bekerja sama beserta alasannya, dan
masing-masing nama yang dipilih disusun menurut nomor urut yang paling disenangi
atau paling tidak disenangi. Atas dasar saling pilih antara anggota kelompok inilah
dapat diketahui banyak tidaknya seorang individu dipilih oleh anggota kelompoknya,
bentuk-bentuk hubungan dalam kelompok, serta kepopuleran dan keterasingan
individu.
Untuk menentukan hubungan sosial ada dua macam bentuk, yaitu pemilihan
sebagai arah yang positif, dan penolakan sebagai arah yang negatif. Tentang bentuk
mana yang akan digunakan tergantung kepada apa yang akan dicapainya. Dengan
cara ini dapat diketahui siapa saja yang populer, dan siapa saja yang terasing atau
ditolak oleh teman-temannya. Hal ini amat penting, lebih-lebih bagi seorang guru
dalam menyelidiki atau memahami keadaan masing-masing siswa di dalam kelas.
Siswa yang terasingkan atau yang ditolak oleh teman-temannya merupakan problem
child yang mungkin sekali akan mengganggu kemajuan dalam pelajarannya. Untuk
membantu siswa tersebut maka guru harus mengetahui alasan teman-temannya
menolak dia. Jawaban itu dapat diperoleh dari alasan yang diajukan oleh setiap siswa
dalam angket sosiometri itu. Berdasarkan alasan inilah kemudian guru dapat
mengambil langkah lebih lanjut dalam memberikan bimbingan kepada siswa
tersebut.
Beberapa hal yang perlu diingat dalam melaksanakan sosiometri adalah
sebagai berikut.
1. Sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan baik
dengan kelompok.
2. Petunjuk diberikan dengan jelas.
3. Diterangkan maksud pelaksanaan sosiometri.
4. Diselenggarakan dalam kondisi siswa tidak saling mengetahui jawabannya.
5. Iilihan individu merupakan informasi yang bersifat rahasia
6. Antarindividu harus saling mengenal
Pelaksanaan
1. Membagikan dan mengisi angket sosiometri
2. Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket sudah benar
Analisis hasil
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis hasil sosiometri yaitu:
1. Memeriksa hasil angket sosiometri
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri
3. Membuat sosiogram
4. Menghitung indeks pemilihan (i.p), yakni indeks pemilihan dibuat dengan rumus:
Jumlah yang memilih
i. p =
n −1
Keterangan: i.p = indeks pemilihan
n = jumlah anggota dalam kelompok
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
a. Angket sosiometri
Langkah pertama dalam analisis sosiometri adalah memeriksa angket sosiometri.
Berikut ini contoh angket sosiometri:
Tabel 4.11
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : ............................................................................................. L / P
Kelas : ........................................................................................................
Tanggal : ...........................................................................................................
Kriterium : untuk kegiatan belajar kelompok
Pilihan I : .......................................................................................................
Alasan : ......................................................................................................
Pilihan II : .....................................................................................................
Alasan .......................................................................................................
4 - 36 Unit 4
ANGKET SOSIOMETRI
b. Matrik sosiometri
Data yang diperoleh dari angket sosiometri dirangkum dalam matrik
sosiometri, yaitu suatu tabel yang berisi nama pemilih, nama yang dipilih beserta
urutan pilihan dan jumlah pilihannya.
c. Sosiogram
Sosiogram adalah penggambaran hubungan sosial dalam bentuk bagan.
Sosiogram dibuat berdasarkan pada data matrik sosiometri, yang dapat dipakai
untuk melihat hubungan sosial secara keseluruhan. Sosiogram dapat dibuat dalam
bentuk lajur, lingkaran atau bentuk bebas. Dari sosiogram dapat diketahui dengan
jelas tentang:
status sosiometri dari setiap subyek;
besarnya jumlah pemilihan untuk setiap subyek;
arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu;
kualitas arah pilihan;
intensitas pilihan;
ada dan tidaknya pusat pilihan;
ada tidaknya isolasi; serta
kecenderungan timbulnya kelompok
4 - 38 Unit 4
A B berarti A menolak B
A B berarti A menolak B dan B menolak A
A B berarti A memilih B dan B menolak A
Bentuk hubungan
Berbentuk segitiga (triangle), sebagai suatu persahabatan atau hubungan yang
mempunyai intensitas yang cukup kuat.
A
B C
Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik sebab kalau A (yang
berkedudukan sebagai pusat) tidak ada maka kelompok itu akan pecah
(disintegrasi).
E B
D C
A 11 6 5 2
C D
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
___________ : pilihan pertama
----------------- : pilihan kedua
...................... : pilihan ketiga
d. Indeks pemilihan
Kesimpulan secara umum diperoleh bahwa A adalah anak yang paling populer
dalam kelompok tersebut, dengan mendapat jumlah pemilih 4 terdiri atas 3
pilihan pertama dan 1 pilihan kedua. Dengan demikian tingkat popularitas A
dalam kelompok dapat dicari melalui perhitungan indeks pemilihan, yaitu:
4
i. p = =1
5 −1
Jadi, indeks pemilihan untuk A = 1. Berarti semua anggota kelompok telah
memilih A.Di antara kelima anggota kelompok tidak ada yang terisolir, dapat
dilihat lagi pada sosiogram. Pada sosiogram juga tampak tiga pasang anak yang
saling memilih, yaitu untuk pilihan pertama, A – B; untuk pilihan kedua, C – E;
sedang untuk pilihan ketiga, D – E. Di samping itu ada dua klik yang mencolok
yaitu A – C – E dan C – D – E yang saling memilih triangle.
Berdasar pada tujuan sosiometri yaitu membentuk kelompok belajar, maka ada
beberapa alternatif yang dipertimbangkan untuk membuatkan kelompok belajar
ini, di amping juga perlu dipertimbangkan dengan alasan setiap pilihan.
Misalnya:
Kelompok I :A–B–C
Kelompok II :C–D–E
Kelompok III :C–B–E
4 - 40 Unit 4
e. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
Untuk mencatat data sosiometri secara individu dapat digunakan kartu sosiometri
untuk setiap siswa. Kartu ini disimpan dalam kartu pribadi.
Tabel 4.13
KARTU SOSIOMETRI
Latihan
Saudara, usai sudah bahasan tentang sosiometri. Kini, kerjakanlah latihan
berikut ini membantu Anda memantapkan penguasaan materi yang baru dipelajari.
Buatlah sebuah angket sosiometri untuk memilih ketua kelas!
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu yang lain dapat
dilihat dari beberapa segi. Paparkan tentang kriteria hubungan sosial tersebut!
Nama : .............................................................................................. L / P
Kelas : ........................................................................................................
Tanggal : ........................................................................................................
Perkembangan Belajar Peserta Didik 4 - 41
Kriterium : untuk menjadi ketua kelas pilihan I :
...............................................................................................................................
Alasan : ......................................................................................................
Pilihan II : ...........................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
Rangkuman
Tes Formatif 4
Kerjakanlah tes formatif berikut dengan cara menjawab setiap pertanyaan
dengan jawaban singkat, jelas, dan benar.
1. Jelaskan pengertian sosiometri!
2. Paparkan tentang kegunaan sosiometri
3. Apakah yang dimaksud dengan angket sosiometri?
4. Jelaskan dan gambarkan bentuk-bentuk hubungan dalam sosiogram!
5. Uraikan langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri!
4 - 42 Unit 4
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Tes Formatif 2
1. Angket adalah serangkaian pertanyaan/pernyataan tertulis yang diajukan kepada
responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis pula.
2. Bagian-bagian pokok dalam angket adalah bagian yang mengandung identitas
dan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh
jawabannya.
3. Kelemahan angket:
a. Tidak akan menjaring data yang sebenarnya jika petunjuk pengisian tidak
jelas
b. Tidak dapat diketahui dengan pasti bahwa responden sungguh-sungguh dalam
mengisi angket.
4 - 44 Unit 4
c. Tidak dapat ditambah keterangan yang dapat diperoleh lewat observasi.
d. Diberikan terbatas kepada orang yang melek huruf
Kelebihan angket:
a. Efisien bila ditinjau dari pembiayaan dan jumlah responden
b. Dapat mengungkap data yang memerlukan perkembangan dan pemikiran, dan
bukan jawaban spontan
c. Dapat mengungkap keterangan yang mungkin bersifat pribadi dan tidak akan
diberikan secara langsung
d. Mudah dianalisis
4. Jenis-jenis angket, dilihat dari sumber datanya dibedakan menjadi angket
langsung dan angket tidak langsung. Dilihat dari strukturnya angket terbagi
menjadi angket berstruktur dan angket tidak berstruktur. Berdasarkan jenis
pertanyaannya, angket dibedakan menjadi pertanyaan terbuka, pertanyaan
tertutup, serta kombinasi terbuka dan tertutup. Menurut bentuk jawabannya,
angket terbagi menjadi jawaban tabuler, jawaban berskala, jawaban dengan cek,
dan jawaban kategorikal.
5. Langkah-langkah penyelenggaraan angket
a. Tahap persiapan: memerinci variabel-variabel yang akan diukur, menetapkan
model jawaban, dan menyusun angket
b. Tahap pelaksanaan: menyiapkan format angket dan lembar jawaban jika
diperlukan, melancarkan angket kepada sejumlah banyak responden yang
dituju, dan membacakan petunjuk pengisian.
c. Tahap analisis hasil: memberi kode pada pertanyaan-pertanyaan tertentu jika
akan dianalisis lebih lanjut atau lebih dikenal dengan penyekoran jawaban,
pengelompokkan setiap variabel, kesimpulan dan penginterpretasian.
Tes Formatif 3
1. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab secara
lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu.
2. Menurut jumlah orang yang diwawancarai, wawancara dapat dibedakan menjadi
wawancara perorangan dan wawancara kelompok. Menurut peran yang
dimainkan, wawancara dibedakan menjadi the non-directive interview, the
focused interview, dan the repeated interview. Berdasarkan subyek/responden
dan tujuannya, wawancara dibedakan menjadi wawancara jabatan, wawancara
disipliner, wawancara konseling, dan wawancara face-finding.
Tes Formatif 4
1. Sosiometri merupakan alat yang digunakan untuk meneliti struktur sosial
sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status
sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan.
2. Kegunaan sosiometri:
a. untuk memperbaiki hubungan insani (human relationship)
b. untuk menentukan kelompok kerja tertentu
c. untuk meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu
kegiatan tertentu
d. untuk mengatur tempat duduk dalam kelas
e. untuk mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
3. Angket sosiometri adalah sebuah kuesioner untuk mendapatkan materi
sosiometri.
4. Bentuk-bentuk hubungan dalam sosiometri:
a. Berbentuk segitiga (triangle), yang merupakan suatu persahabatan atau
hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat.
A
B C
b. Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik sebab kalau A (yang
berkedudukan sebagai pusat) tidak ada, maka kelompok itu akan pecah
(disintegrasi).
4 - 46 Unit 4
A
E B
D C
4 - 48 Unit 4
Glosarium
Pendahuluan
5 - 2 Unit 5
Subunit 1
S ubunit ini akan membahas sejumlah konsep yang berkaitan dengan bakat dan
kreativitas. Pada bagian awal subunit ini akan dibahas terlebih dahulu definisi
bakat, baik bakat umum maupun bakat khusus, dilanjutkan dengan uraian tentang
jenis-jenis bakat khusus yang berkembang dalam diri peserta didik, serta pembahasan
tentang hubungan antara bakat dan prestasi. Setelah pembahasan tentang bakat, ada
beberapa soal latihan sebelum Anda mendalami topik berikutnya yaitu tentang bakat
kreatif, salah satu jenis bakat khusus. Disampaikan pula pengertian kreativitas, yang
dilanjutkan dengan hubungan antara kreativitas dan intelegensi serta soal latihan
untuk memperdalam pemahaman Anda.
Pelajarilah baik-baik materi yang diuraikan pada subunit ini karena pada
bagian akhir pembahasan, Anda diminta mengerjakan tes formatif 1 untuk
mengukur pemahaman Anda tentang materi subunit 1 ini.
Pengertian bakat
Peserta didik adalah anak-anak yang memiliki ciri-ciri istimewa, misalnya
bakat yang diturunkan dari orang tua dan atau nenek moyangnya. Setiap individu
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk dalam bidang dan kadar dari
bakat yang dimilikinya.
Beberapa definisi bakat dikemukakan oleh sejumlah ahli psikologi dan
pendidikan. Branca (Fudyartanta, 2004) misalnya, seorang ahli yang membahas
tentang bakat dan kreativitas, mengungkapkan bahwa ”An aptitude is an ability that
is regarded as an indication of how well individual can learn with training and
practice, some particular skill or knowledge”. Freeman (Fudyartanta, 2004)
memberikan definisi yang senada yaitu “An aptitude is a combination characteristics
indicative an individual’s capacity to acquire (with training) some specific
knowledge, skill or set of organized responses, such as the ability to speak a
language, to become a musician, to do mechanical work.”
Di tempat lain, Renzulli (Munandar, 1999) mengungkapkan bahwa yang
menentukan keberbakatan seorang individu tidak hanya karena kemampuan
umumnya berada di atas rata-rata, melainkan juga kreativitas dan pengikatan diri
terhadap tugas (task commitment). Munandar (Ali & Asrori, 2005) menegaskan
5 - 4 Unit 5
bakat kreatif produktif, (3) bakat seni, (4) bakat kinestetik/psikomotorik, serta bakat
sosial
Termasuk ke dalam bakat akademik khusus, misalnya bakat untuk memahami
konsep yang berkaitan dengan angka-angka (numeric), logika bahasa (verbal), dan
sejenisnya. Bakat khusus dalam bidang kreatif-produktif artinya bakat dalam hal
menciptakan sesuatu yang baru, misalnya menghasilkan program komputer terbaru,
arsitektur terbaru, dan sejenisnya. Bakat khusus kreatif produktif akan dibahas lebih
mendalam pada subunit 3. Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu
mengaransemen musik yang digemari banyak orang, menciptakan lagu dalam waktu
yang singkat, dan mampu melukis dengan indah dalam waktu yang relatif singkat.
Bakat khusus kinestetik/psikomotorik, antara lain sepak bola dan bulu tangkis.
Adapun bakat khusus di bidang sosial antara lain mahir melakukan negosiasi,
menawarkan suatu produk, berkomunikasi dalam organisasi, dan mahir dalam
kepemimpinan.
Pengertian kreativitas
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan
sudut pandang masing-masing. Perbedaan sudut pandang ini menghasilkan berbagai
definisi kreativitas dengan penekanan yang berbeda-beda. Barron (Ali & Asrori,
2005) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, meskipun tidak mesti baru sama sekali. Hurlock (1978) menegaskan
bahwa kreativitas meupakan gabungan dari gagasan atau produk lama ke dalam
bentuk baru. Dengan demikian, yang lama menjadi dasar untuk menghasilkan yang
baru.
Guilford (Ali & Asrori, 2005) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada
kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Salah satunya adalah
5 - 6 Unit 5
terlalu menekankan konformitas dan tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan
(Munandar 1999).
Kategori produk kreatif menekankan defnisinya pada orisinalitas, kebaruan,
dan kebermaknaan. Produk yang dihasilkan merupakan kombinasi dari sesuatu yang
sudah ada sebelumnya, sebagai contoh misalnya kursi roda merupakan perpaduan
antara kursi dan roda. Produk kreatif memiliki karakteristik yaitu produk tersebut
harus nyata, baru, dan merupakan hasil unik individu dalam interaksinya dengan
lingkungannya (Rogers dalam Munandar, 1999).
Keempat kategori P ini saling berkaitan. Pribadi kreatif yang melibatkan diri
dalam proses kreatif, dengan dukungan/dorongan dari lingkungan menghasilkan
suatu produk keratif. Dengan demikian, penting mengembangkan bakat kreatif
seorang anak sejak dini yang dimulai dengan dorongan dari lingkungan, terutama
lingkungan keluarga.
Latihan Bakat
Setelah kita membahas secara mendalam tentang konsep bakat, cobalah Anda
Amatilah beberapa orang siswa SD/MI di dalam kelas yang Anda asuh. Cermati,
bakat apa yang mereka miliki. Jelaskan pula hal-hal apa yang membuat Anda
meyakini mereka memiliki suatu bakat khusus.
Latihan Kreatif
Pilihlah satu siswa yang Anda nilai memiliki bakat kreatif. Setelah itu. Anda diminta
untuk menjabarkan 4P dari siswa tersebut.
- Jelaskan bagaimana Pribadi kreatif siswa Anda
- Jelaskan perilaku siswa Anda yang menunjukkan bahwa ia melakukan Proses
kreatif.
- Jelaskan faktor-faktor apa saja yang menjadi Pendorong siswa Anda untuk
berkreasi
- Jelaskan Produk kreatif apa yang dihasilkan oleh siswa Anda
5 - 8 Unit 5
- Dukungan dari dalam maupun dari luar dirinya yang mendorongnya melakukan
proses kreatif, misalnya adanya kesempatan dari orang tua, guru untuk mencari
alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
- Deskripsikan bentuk produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa Anda, misalnya
cara baru dalam menyelesaikan soal Matematika yang belum pernah dilakukan
oleh siswa lain, beberapa bentuk keterampilan tangan, dan lain-lain.
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kerjakanlah tes formatif berikut dengan cara menjawab pertanyaan berikut
dengan tepat! .
1. Bagaimana peran Anda sebagai seorang pendidik dalam mewujudkan bakat siswa
menjadi suatu prestasi?
2. Jelaskan perbedaan antara bakat umum dan bakat khusu!
3. Jelaskan definisi Rhodes tentang kreativitas!
4. Bagaimana hubungan antara kreativitas dan kecerdasan?
5. Uraikan cara-cara memupuk pribadi kreatif anak usia SD/MI!.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada
pada bagian akhir unit ini. Hitunglah ketepatan jawaban tersebut dengan cara
memberi skor masing-masing soal dengan rentangan 0-10. Kemudian gunakan
rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
Rumus:
Jumlah skor kelima jawaban
Tingkat penguasaan: ------------------------------------------- x 100 %
50
Apabila jawaban yang benar mencapai tingkat 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran pada unit berikutnya. Tetapi, jika masih
di bawah 80%, Anda sebaiknya mempelajarinya kembali, terutama bagian yang
belum dikuasai.
5 - 10 Unit 5
Subunit 2
2. Bakat kreatif
Alat untuk mengidentifikasi bakat kreatif yang berlaku di Indonesia di antara-
nya kreativitas verbal. Tes ini terdiri dari enam subtes yang mengukur dimensi
berpikir divergen. Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif.
Keenam subtes dari Tes Kreativitas Verbal adalah Permulaan Kata, Menyusun Kata,
Membentuk Kalimat Tiga Kata, Sifat-sifat yang Sama, Macam-macam Penggunaan,
dan Apa Akibatnya (Munandar, 1999).
Pada subtes Permulaan Kata, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin
kata yang dimulai dari suku kata tertentu, contoh: Sa. Siswa diminta untuk membuat
kata sebanyak mungkin dari awalan Sa. Subtes Menyusun Kata adalah subtes yang
menghendaki siswa menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-
huruf dari satu kata yang diberikan. Subtes ini selain mengukur kelancaran kata juga
menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi. Contoh: Proklamasi. Respon
yang diharapkan adalah siswa diminta menyusun kata lain dengan huruf-huruf
proklamasi (misalnya: aklamasi, pak, kolam, dan lain-lain).
Pada subtes Membentuk Kalimat Tiga Kata, siswa diminta untuk menyusun
kalimat yang terdiri dari tiga kata. Huruf pertama untuk setiap kata diberikan, akan
tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf tersebut boleh berbeda-beda. Contoh:
A – l – g. Siswa memberi respon Ali lihat gorila, gorila akan lari, dan sebagainya.
Pada subtes Sifat-sifat yang Sama, siswa harus menemukan sebanyak mungkin objek
yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Subtes ini mengukur kelancaran
dalam memberikan gagasan yang sesuai dengan persyaratan tertentu. Contoh: merah
dan cair, siswa memberikan respon darah, sirop marjan, cat air warna merah, gula
merah cair, cat dinding merah, dan lain-lain.
Subtes Macam-macam Penggunaan mengharuskan siswa memikirkan
sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim (tidak biasa) dari benda sehari-hari.
Subtes ini mengukur kelenturan dan orisinalitas dalam berpikir. Contoh: pensil.
Respon siswa misalnya pensil untuk tusuk konde, untuk bercocok tanam, untuk
mencetak lingkaran donat, dan lain-lain.
5 - 12 Unit 5
Subtes terakhir yaitu Apa Akibatnya, mengharuskan siswa memikirkan segala
sesuatu yang mungkin terjadi dari suatu kejadian. Subtes ini mengukur kelancaran
dalam memberikan dan mengembangkan suatu gagasan dengan mempertimbangkan
implikasinya. Contoh: Apa akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung?
Respon siswa, misalny,: tidak ada kemacetan lalu lintas, jumlah kendaraan
berkurang, dan polusi asap kendaraan berkurang. Tes kreativitas verbal ini telah
distandarisasi oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Bagian Psikologi
Pendidikan, yang menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun, dan dapat
diketahui creativity quotient (CQ) berdasarkan konversi dari nilai baku tersebut
(Utami Munandar, dkk, dalam Munandar, 1999).
Bentuk tes kreativitas lainnya adalah Tes Kreativitas Figural yang merupakan
adaptasi dari Circle Test dari Torrance. Tahun 1988 dilakukan penelitian standarisasi
tes ini untuk umur 10-18 tahun oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
Bagian Psikologi Pendidikan (Utami Munandar, dkk dalam Munandar, 1999).
3. Bakat seni
Mengenali bakat seni bergantung pada metode observasi yang dinilai oleh
ahli dalam bidang seni. Diharapkan ahli-ahli tersebut tidak hanya menilai
kemampuan reproduktif di bidang seni, tetapi juga kemampuan inovatif, melalui
kecenderungan untuk dapat melepaskan diri dari bentuk seni yang konvensional
tradisional (Munandar, 1999).
4. Bakat psikomotor
Kemampuan psikomotor tidak hanya diperlukan dalam berolah raga namun
juga berbagai kegiatan lain seperti memainkan alat musik dan drama, menari, dan
sebagainya. Derajat ketrampilan motorik yang diperlukan untuk masing-masing
kegiatan tersebut berbeda-beda.
Dalam melakukan identifikasi kemampuan psikomotorik, diperlukan
pemahaman mengenai kemampuan-kemampuan yang terkait dengan kemampuan
psikomotorik yang akan diukur. Kemampuan-kemampuan yang terkait dengan
kemampuan psikomotorik adalah kemampuan intelektual (seberapa baik
pengetahuannya tentang gerakan-gerakan yang dilakukannya), kemampuan khusus
yang berkaitan dengan bakat (seberapa berbakat ia pada bidang kegiatan yang
dilakukannya), tingkat perkembangan keseluruhan badan (apakah badannya
berkembang dengan normal), misalnya kecepatan, kelenturan, koordinasi, dan lain-
lain.
Latihan
Buatlah rencana aktivitas yang Anda lakukan untuk mengidentifikasi bakat
psikomotorik peserta didik.
5 - 14 Unit 5
Rangkuman
Tes Formatif 2
Kerjakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!.
1. Jelaskan manfaat memahami bakat kreatif siswa bagi seorang guru.
2. Setujukah Anda bahwa bakat kreatif ditentukan oleh faktor bawaan? Mengapa.
3. Jelaskan subtes apa saja yang terdapat dalam Tes Kreativitas Verbal.
5 - 16 Unit 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas
Kreativitas membutuhkan rangsangan dari lingkungan untuk berkembang
secara optimal. Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kreativitas. Amabile (Munandar, 1999) mengungkapkan sikap orang
tua yang secara langsung mempengaruhi kreativitas anaknya. Beberapa faktor yang
menentukan adalah:
1. Kebebasan: orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak.
Orang tua tidak otoriter, tidak terlalu membatasi kegiatan anak, dan tidak terlalu
cemas mengenai anak mereka.
2. Respek: orang tua yang menghormati anaknya sebagai individu, percaya akan
kemampuan anak mereka, dan menghargai keunikan anak mereka. Sikap orang
tua seperti ini akan menumbuhkan kepercayaan diri anak untuk melakukan
sesuatu yang orisinal.
3. Kedekatan emosi yang sedang: kreativitas akan dapat dihambat dengan suasana
emosi yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah.
Tetapi, keterikatan emosi yang berlebihan juga tidak menunjang pengembangan
kreativitas karena anak akan bergantung kepada orang lain dalam menentukan
pendapat atau minat. Perasaan disayangi dan diterima tetapi tidak terlalu
tergantung kepada orang tua akan menimbulkan keberanian anak untuk
menentukan pendapatnya.
4. Prestasi bukan angka: orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak,
mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya, dan menghasilkan karya-karya
yang baik. Tetapi, mereka tidak terlalu menekankan mencapai angka atau nilai
tinggi, atau mencapai peringkat tertinggi.
5. Orang tua aktif dan mandiri: sikap orang tua terhadap diri sendiri amat penting
karena orang tua merupakan model bagi anak. Orang tua anak yang kreatif
merasa aman dan yakin tentang diri sendiri, tidak mempedulikan status sosial dan
tidak terlalu terpengaruh oleh tuntutan sosial. Mereka juga mempunyai banyak
minat di dalam dan di luar rumah.
6. Menghargai kreativitas: anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari
orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.
Torrance (Ali & Asrori, 2005) menambahkan bahwa ada lima bentuk
interaksi orang tua dengan anak yang dapat mendorong perkembangan kreativitas.
Kelimanya ialah:
1. menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim;
2. menghormati gagasan-gagasan imajinatif;
3. menunjukkan kepada anak bahwa gagasan yang dikemukakan anak bernilai;
Jadi, bagaimana sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya dapat
mendorong berkembangnya kreativitas. Interaksi antara orang tua dan anaknya
bukanlah interaksi yang didasarkan atas situasi stimulus-respon. Orang tua dan anak
adalah subjek yang saling berinteraksi secara seimbang dan saling tukar pengalaman.
5 - 18 Unit 5
lebih baik jika pendidik menyampaikan sesuatu yang informatif dalam memberikan
penilaian, sebagai contoh: ”rupanya kamu mengalami kesulitan dalam menggambar
pohon, tetapi pilihan warna yang kamu pilih sungguh cerah.”; daripada hanya
mengatakan ”Bagus” atau ”Kurang bagus.”
Rencana pemberian hadiah hendaknya disampaikan sesudah anak mencapai
suatu prestasi. Kecenderungan orang tua dan pendidik menjanjikan sesuatu yang
berlebihan kepada anak sebagai syarat bagi pencapaian prestasi akan menghambat
anak untuk berkreasi.
Eksternal: Eksternal:
Bakat
5 - 20 Unit 5
Tes Formatif 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dalam tes formatif berikut dengan benar!
1. Bagaimana peran Anda sebagai pendidik dalam mengembangkan bakat dan
kreativitas siswa SD/MI
2. Jelaskan lima bentuk interaksi antara orang tua dan anak yang mendukung
kreativitas menurut Torrance!
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat perkembangan kreativitas!
5 - 22 Unit 5
2. Pemahaman yang lebih majemuk dari asas, teori, dan struktur bidang materi.
3. Tingkat dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh informasi lebih
tinggi dan beragam.
4. Waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk mendalami
suatu topik/bidang dapat diperpanjang.
5. Menciptakan informasi dan/atau produk baru.
6. Memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih menantang.
7. Pengembangan pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
8. Kemandirian dalam berpikir dan belajar.
Sisk (Munandar, 1999) menjelaskan lebih lanjut tentang asas-asas kurikulum
berdiferensiasi yang dikembangkan oleh Leadership Training Institute sebagai
berikut.
1. Menyampaikan materi yang berhubungan dengan isu, tema, atau masalah yang
luas.
2. Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi
3. Memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan, dan saling memperkuat
dalam suatu bidang studi
4. Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri dalam suatu
bidang studi.
5. Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan diri sendiri
6. Mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, yang produktif,
kompleks, dan abstrak.
7. Memusatkan pada tugas yang berakhir terbuka (open-endedi).
8. Mengembangkan keterampilan dan metode penelitian.
9. Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir lebih tinggi dalam
kurikulum.
10. Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru.
11. Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan teknik,
bahan, dan bentuk batu.
12. Mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman diri, misalnya untuk
mengenal dan menggunakan kemampuan mereka, serta mengarahkan dan
menghargai kesamaan dan perbedaan antara mereka dan orang lain.
13. Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai dan spesifik
melalui baik penilaian diri maupun melalui alat baku.
5 - 24 Unit 5
Lingkungan yang berpusat pada siswa, memungkinkan siswa menjadi pelajar
yang aktif, mandiri dan bertanggung jawab. Semua siswa dimungkinkan untuk
memperoleh pembelajaran yang sesuai dengan minat dan tingkat kemampuannya
masing-masing.
5 - 26 Unit 5
bertanggung jawab untuk mencapai keadilan, bekerj asama untuk mencapai
kedamaian dan kesejahteraan, serta mencapai kestabilan dan perubahan sosial
secara stabil.
Pembelajaran yang berkaitan dengan jenis bakat khusus di bidang seni dan
kinestetik/psikomotorik dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada
prinsipnya semakin bervariasi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), akan semakin besar
kesempatan bagi setiap siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Sekalipun
demikian, sekolah perlu mempertimbangkan anggaran yang diberikan oleh pihak
yayasan/pemerintah karena kegiatan ekskul membutuhkan dana tambahan untuk
pengadaan sumber daya manusia (SDM) dan kelengkapan prasarana (misalnya
peralatan olah raga, instrumen musik, dan sebagainya) yang tak sedikit.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan bakat seni antara lain:
vocal group/ paduan suara, instrumen musik (pianika, suling, angklung), dan melukis
(melatih juga kemampuan motorik halus, terutama untuk kelas 1, 2, atau 3 SD/MI).
Menurut Goode (2005), banyak bidang perkembangan dan pembelajaran anak
terpengaruh secara positif oleh pelatihan di bidang musik. Ia pun menambahkan
bahwa irama musik memacu perkembangan motorik anak. Bermain piano pada usia
prasekolah mempengaruhi otak selama masa perkembangan korteks, yaitu bagian
otak yang digunakan untuk berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan mencipta.
Latihan musik juga dapat meningkatkan kemampuan belajar atau kemampuan di
bidang matematika.
Untuk mengembangkan bakat psikomotorik, kegiatan ekskul yang dapat
dikembangkan sekolah adalah sebagai berikut.
1. Tari tradisional atau modern dance, yang dapat juga mengembangkan bakat seni.
2. Bidang olah raga terutama cabang olah raga yang tidak diperoleh di dalam
kurikulum dasar (agar dalam menemukan bakatnya, siswa mendapatkan
kesempatan untuk mengalami/mencoba berbagai cabang olah raga), atau kegiatan
pengayaan keterampilan motorik (cabang olah raga yang terdapat pada kurikulum
dasar).
3. Pramuka, yang selain mengembangkan bakat psikomotorik, juga dapat
mengembangkan bakat sosial.
Guru sangat berperan dalam pengembangan bakat dan kreativitas siswa usia
SD/MI. Sekolah menjadi sarana pengembangan bakat-kreativitas, terutama untuk
siswa yang di lingkungan rumahnya tidak tersedia prasarana yang mendukung
pengembangan dirinya.
Rangkuman
Unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum
berdiferensiasi adalaha: materi yang dipercepat dan/atau yang lebih maju,
pemahaman yang lebih majemuk dari asas, teori, dan struktur bidang materi, tingkat
dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh informsai lebih tinggi dan
beragam, waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk
mendalami suatu topik/bidang dapat diperpanjang, menciptakan informasi dan/atau
produk baru, memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih
menantang, pengembangan pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan
apresiasi, kemandirian dalam berpikir dan belajar.
Modifikasi kurikulum mencakup empat bidang yaitu 1) materi yang
diberikan; 2) proses atau metode pembelajaran; 3) produk yang diharapkan; dan 4)
modifikasi lingkungan belajar.
Kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan bakat seni antara
lain: ekskul vocal group/paduan suara, instrumen musik (pianika, suling, angklung),
lukis (melatih juga kemampuan motorik halus, terutama untuk kelas 1, 2, atau 3
SD/MI.
Bakat psikomotorik dapat dikembangkan melalui kegiatan ekskul tari
tradisional atau modern dance (ekskul ini dapat juga mengembangkan bakat seni),
ekskul di bidang olah raga terutama cabang olah raga yang tidak diperoleh di dalam
kurikulum dasar (agar dalam menemukan bakatnya, siswa mendapatkan kesempatan
untuk mengalami/mencoba berbagai cabang olah raga), atau kegiatan pengayaan
keterampilan motorik (cabang olah raga yang terdapat pada kurikulum dasar), dan
kegiatan pramuka (selain mengembangkan bakat psikomotorik, pramuka juga
mengembangkan bakat sosial).
5 - 28 Unit 5
Tes Formatif 4
Kerjakan tes formatif berikut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia
decara benar!
1. Apa saja manfaat pendidikan berdiferensiasi bagi siswa SD/MI?
2. Jelaskan macam-macam modifikasi kurikulum untuk anak berbakat menurut
Maker!
3. Berikan contoh kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan
bakat sosial siswa.
Tes Formatif 2
1. a. Pemahaman tentang bakat kreatif siswa dapat membantu guru dalam membuat
rancangan kegiatan pembelajaran yang menarik sehingga siswa dengan penuh
semangat mengikuti proses pembelajaran.
5 - 30 Unit 5
b. Guru dapat membantu siswa mengembangkan bakat kreatif siswa melalui
kegiatan pembelajaran yang menarik, bervariasi, dan memberikan kebebasan
bagi siswa untuk berkreasi.
2. Tidak setuju, karena kreativitas bukan merupakan faktor bawaan, tetapi suatu
potensi yang dapat dilatih dan dikembangkan.
3. Subtes yang terdapat dalam Tes Kreativitas Verbal adalah: permulaan kata,
menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-
macam penggunaan, dan apa akibatnya.
Tes Formatif 3
1. a. Mengikutsertakan siswa ke dalam berbagai festival di berbagai bidang baik
di bidang seni, akademik, maupun bidang olah raga.
b. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan bakat,
misalnya peralatan olah raga, berbagai jenis alat musik, kegiatan ekstra
kurikuler yang bervariasi.
3. Faktor yang dapat menghambat perkembangan kreativitas berasal dari dalam diri
individu, contohnya keyakinan/persepsi yang salah bahwa lingkunganlah yang
menyebabkan dirinya tidak mempunyai kesempatan mengembangkan
kreativitasnya. Faktor penghambat dari lingkungan, contohnya evaluasi yang
berlebihan terhadap perilaku anak, pemberian hadiah, merasa dinilai, dan
lingkungan yang sangat membatasi anak dalam berperilaku.
5 - 32 Unit 5
Daftar Pustaka
Ali, M & Asrori, M 2005. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Goode, C. B. 2005. Optimizing Your Child’s Talent. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia.
5 - 34 Unit 5
Unit 6
ANALISIS KESULITAN PERKEMBANGAN DAN
BELAJAR PESERTA DIDIK
Gerda K. Wanei
Pendahuluan
P ada unit 6 ini Anda akan mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan analisis
kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik. Unit ini terdiri dari empat
subunit yaitu:
1. Prinsip-prinsip belajar;
2. Pandangan pakar psikologi tentang belajar;
3. Kesulitan dan kegagalan belajar; serta
4. Permasalahan belajar ditinjau dari aspek sosial emosional.
6 - 2 Unit 6
Subunit 1
Prinsip-Prinsip Belajar
2. Clifford T. Morgan
Menurut Morgan, belajar merupakan perubahan tingkah laku karena hasil
pengalaman, sehingga memungkinkan seseorang menghadapi situasi selanjudnya
dengan cara yang berbeda-beda. Contoh, apabila Anti ketakutan belajar matematika,
3. Woodword
Pakar ini mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif
permanen, akibat interaksi lingkungan. Contoh, bila Anti belajar di sekolah dan di
rumah dengan berbagai macam media, maka ketakutan Anti untuk belajar
matematika akan berkurang. Para guru di sekalah dasar bersama keluarga hendaknya
memberi sugesti positif, agar siswa SD berbesar hati membangun keparcayaan diri
pada saat mempelajari simbol-simbol matematika.
6 - 4 Unit 6
Mari kita cermati contoh ketiga ranah belajar tersebut.. Joko anak usia 9 tahun
dan duduk di kelas 3 SD. Ia pergi ke mall didekat rumahnya dengan menggunakan
sepeda. Kemampuan Joko dalam mengendarai sepeda terdiri dari: (1) pengetahuan
tentang cara-cara naik sepeda (ranah kognitif), (2) keberanian naik sepeda (ranah
afeksi), dan mampu mengemudikan sepeda untuk berbelok ke kiri maupun ke kanan
secara tepat (ranah psikomotor).
Guru–guru SD perlu melatih ketiga ranah belajar tersebut selama proses belajar
mengajar di SD berlangsung dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Apa
yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar? Prinsip-prinsip belajar adalah:
1. tujuan yang terarah;
2. motivasi yang kuat;
3. bimbingan untuk mengetahui hambatan dan bimbingan;
4. cara belajar dengan pemahaman;
5. interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan;
6. teknik-teknik belajar;
7. diskusi dan pemecahan masalah; serta
8. mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari- hari.
Latihan
Saudara, demikianlah uraian tentang pengertian dan prinsip belajar. Untuk
memantapkan pemahaman Anda, kerjakanlah latihan berikut ini.
1. Kemukakan inti dari pandangan kelima pakar mengenai pengertian belajar!
2. Jelaskan tiga ranah dalam belajar!
3. Kemukakan minimal lima prinsip belajar!
4. Paparkan minimal tiga kesalahan belajar!
Rangkuman
Menurut Edward Wolter, Clifford Morgan, Cro &Crow dan pakar lainya,
belajar adalah perubahan tingkah laku akibat interaksi lingkungan. Latihan-
latihan yang intensif menumbuhkan terjadinya perubahan dalam pengetahuan,
kebiasaan, dan sikap. Di dalam belajar terdapat tiga ranah yang saling
berkaitan, yaitu cognitive domain, affective domain, dan psychomotor domain.
6 - 6 Unit 6
Tes Formatif 1
1. Berikan contoh mengenai pengertian belajar, menurut apa yang Saudara alami
sehari-hari di sekolah dengan mengacu pada pandangan para tokoh psikologi!
2. Berikan contoh tiga ranah belajar dalam kegiatan proses belajar mengajar!
3. Kemukakan prinsip-prinsip utama dalam belajar pada saat proses belajar
mengajar berlangsung!
4. Berikan contoh kesalahan umum dalam belajar pada saat anak menghadapi
ulangan mendadak!
5. Kemukakan pandangan Anda mengenai kasus anak SD yang takut pergi ke
sekolah!
6 - 8 Unit 6
berarti proses penyimpanan stimulus di MJP tidak tersimpan dengan baik, atau
mungkin lupa. Tokoh aliran ini ialah Piaget.
Gambar 6.1
R
E Elaborasi
C STM LTM
E Short Long
P Term Term
T Memory Memory
Stimulus O Lupa Organisasi
R
Ingat
6 - 10 Unit 6
Hukum-hukum belajar ini perlu diaplikasikan dalam proses belajar mengajar agar
mempermudah anak mengenal kembali pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya, mari kita simak sajian tentang hierarki belajar berikut ini.
1. Belajar dengan tanda. Gambar 6.2
Contoh:
+ tAnda tambah
- tAnda kurang
X tAnda kali
: tAnda bagi
Contoh:
1 satu
11 sebelas
111 seratus sebelas
Atas Bawah
= Besar = Kecil
= Pria = Wanita
Contoh:
Aa Bb
6 - 12 Unit 6
7. Belajar aturan, yang dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan tertentu.
Gambar 6.9
Contoh:
Latihan
Setelah Anda mempelajari beberapa aliran Psikologi tentang belajar, cara-cara
memotivasi belajar, hukum-hukum belajar, dan hierarki belajar, kerjakan latihan
berikut ini dengan baik.
1. Aliran Psikologi manakah yang memberikan motivasi belajar bagi siswa
sehingga siswa diberi kebebasan untuk belajar menurut kemampuannya sendiri?
2. Kemukakan empat cara membangkitkan motivasi belajar yang perlu diterapkan
di kelas!
3. Jelaskan secara singkat makna hukum belajar dan hierarki belajar!
Rangkuman
Ada tiga liran psikologi yang membahas tentang belajar. Ketiganya ialah aliran
psikologi Behavioristik, Humanistik dan Kognitif. Perlu pula diketahui cara-cara
membangkitkan motivasi belajar dengan tujuan merangsang pencapaian hasil belajar.
Hukum-hukum belajar adalah bentuk-bentuk pembelajaran yang mebantu siswa SD
pada saat belajar. Sedangkan hierarki belajar adalah aturan proses belajar dari
jenjang yang sederhana sampai pengertian konsep-konsep yang mendasar.
Tes Formatif 2
Kerjakanlah pertanyaan-pertanyaan dalam tes formatif berikut dengan benar!
1. Jelaskan tiga aliran psikologi belajar menurut pemahaman Anda sendiri!
2. Jelaskan mengapa Anda sebagai guru SD sangat berperan untuk membangkitkan
motivasi belajar sisiwa!
3. Berikan contoh hukum kesamaan, hukum ketertutupan, dan hukum kontinuitas
dalam proses pembelajaran di kelas!
4. Jelaskan hirarki belajar yang terpenting untuk anak kelas 1 sampai kelas 3!
6 - 14 Unit 6
Subunit 3
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang telah dipaparkan tersebut sangat berdampak pada proses
belajar. Namun, ada pula siswa SD yang karena proses kelahiran atau musibah
mengalami cidera otak, sehingga siswa itu tidak mampu untuk belajar.
Ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang tidak dapat dilakukan
anak-anak yang sebaya seperti: mandi sendiri, sikat gigi, menulis, membaca disebut
learning disability. Anak yang mengalami kerusakan saraf yang berat disebut
learning disorder. Anak yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata, namun prestasi
akademiknya rendah disebut underachiever. Sedangkan anak yang lamban belajar
dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat serta waktu belajarnya
lebih lama dibandingkan rata-rata anak seusianya disebut slow learner.
Apa yang Anda lakukan apabila ada murid SD yang mengalami kesulitan
belajar seperti yang dipaparkan tadi? Langkah awal yang perlu dilakukan adalah
berbicara dengan kepala sekolah. Kemudian, melakukan pengamatan yang cermat
dan mendalam. Buatlah Cummulative Records (Anecdotal Records) setelah
memperoleh informasi dan memahami permasalahan belajar anak tersebut. Carilah
penyuluhan atau referal untuk membuat program-progam Therapy atau Treatment.
6 - 16 Unit 6
Setelah Anda mempelajari sajian tentang kesulitan belajar, mantapkanlah
pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan di bawah ini!
1. Jelaskan tiga jenis kesulitan belajar!
2. Jelaskan perbedaan learning disability dan disorder!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan underachiver!
4. Anak yang mempunyai IQ 80 dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya
disebut anak ............................. Jelaskan!
5. Uraikan cara-cara mendiagnosis kesuliltan belajar siswa!
Latihan
Apabila Anda telah mengerjakan latihan tersebut, bandingkan hasilnya
dengan rambu-ambu jawaban latihan di bawah ini.
1. Tiga jenis kesulitan belajar terdiri atas: gangguan akademis seperti
CALISTUNG, ganguan simbolik, dan gangguan nonsimbolik.
2. Learning disability adalah ketidakmampuan anak untuk melakukan proses belajar
dibandingkan dengan anak lain yang sebaya. Learning disorder adalah kesulitan
belajar akaibat kerusakan syaraf.
3. Underachiver adalah siswa yang memiliki prestasi akademik yang rendah,
walaupun potensi kecerdasannya diatas rata-rata.
4. Anak dengan IQ 8O disebut slow learner, lamban dalam belajar dan
pekerjaannya tidak pernah selesai.
5. Cara mendiagnosis kesulitan belajar siswa berbicara dengan kepala sekolah,
menggali kelemahan dan kekuatan siswa, serta melakukan prosedur referal.
Rangkuman
Kesulitan belajar ada tiga macam yaitu kesulitan secara akademis, simbolik, dan non
simbolik, yang dapat disebabkan olehcidera otak. Dalam upaya memahami kesulitan
belajar anak, guru perlu melakukan diagnostik kesulitan belajar.
6 - 18 Unit 6
Subunit 4
6 - 20 Unit 6
Latihan
Saudara mempelajari subunit 4, kini untuk memantapkan pemahaman Anda,
kerjakanlah latihan di bawah ini.
1. Di dalam kelas, sering kita jumpai anak SD yang berperilaku agresif negative.
anak ini cenderung merusak barang dengan cara membanting dan melempar, dan
juga senang berkelahi. Lakukan observasi mengenai perilaku tersebut dan
jelaskan istilah perilaku anak tersebut!
2. Akibat keadaan sosial ekonomi yang amat rendah sering kita jumpai anak yang
suka menarik diri dari pergaulan. Anak ini merasa bodoh dan cepat menyerah
apabila tugas yang harus diselesaikannya tidak dapat dikerjakan. Kemukakan
istilah dari karakteristik anak tersebut. Apakah di kelas Saudara, dijumpai anak-
anak seperti itu dan apa yang akan Anda lakukan?
3. Didalam kelas ada siswa yang sebenarnya memiliki potensi intelektual di atas
rata-rata. Namun, semangat belajarnya sangat rendah dan sering menyepelekan
tugas-tugas yang diberikan. Kemukakan pendapat Saudara mengenai
karakteristik anak tersebut dan lakukan observasi!
4. Anak-anak usia kelas tiga ke atas cenderung suka mengganggu guru dan
temannya. Anak ini tidak bisa diam dan menunjukkan sikap yang terlalu aktif. Ia
sering berlarian, melompat-lompat, dan berteriak-teriak. Sebutkan karakteristik
anak tersebut dan jelaskan tindakan Saudara!
6 - 22 Unit 6
Tes Formatif 4
Jawablah dengan benar pertanyaan-pertanyaan dalam tes formatif berikut!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan karakteristik distractibility child.
2. Jelaskan ciri-ciri siswa yang memiliki poor self concept!
3. Jelaskan karakteristik anak kelas satu yang tergolong dependency child!
4. Kemukakan pendapat Saudara mengenai kasus overachiver yang mungkin
Saudara alami di kelas!
5. Kemukakan pendapat Saudara mengenai sikap social interseption child pada
anak usia SD!
Tes Formatif 1
Contoh:
1. Jika seorang anak SD belajar berhitung dengan menggunakan kalkulator berarti
ia melakukan perbuatan berdasarkan pengalaman dan latihan-latihan agar
memiliki pengetahuan untuk menghitung dengan cepat dan tepat.
2. Tiga unsur belajar meliputi Cognitive Domain, Affective Domain, Psychomotor
Domain. Contoh: Apabila anak tersebut dapat mengoperasikan kalkulator berarti
ia mempunyai pengetahuan tentang cara-cara mengoperasikan kalkulator
(Cognitive) dan terampil menekan tombol-tombol kalkulator sesuai dengan yang
dikerjakan (Psychomotor), sehingga merasa puas menghitung dengan
kalkulator(Affective)
3. Contoh: jika Saudara sebagai guru SD mengajarkan IPS di kelas tiga maka perlu
menerangkan tujuan yang akan dicapai dalam pokok bahasan IPS. Cara ini
menumbuhkan motivasi anak SD pada saat belajar, sehingga anak SD bukan
belajar dengan mengahfal, tetapi memperoleh pemahaman tentang IPS. Bila anak
SD mengalami kesulitan mengerti tentang pokok bahasan tersebut, perlu
diberikan bimbingan. Teknik-teknik latihan dan diskusi bersama teman dan guru
diharapkan pelajaranya berhasil.
4. Contoh kesalahan umum yang dilakukan jika guru memberikan ulangan
mendadak adalah anak belajar tanpa rencana, belum paham, dan belum
6 - 24 Unit 6
mempunyai tujuan yang jelas. Kemungkinan anak tidak siap, sehingga nilainya
tidak memuaskan.
5. Kasus anak SD yang takut pergi ke sekolah disebabkan, karena kurang adanya
interaksi yang positif dan dinamis antara guru dan murid. Tanpa interaksi apa
yang dipelajari dikelas belum tentu diketahui dengan jelas oleh anak SD. Anak
akan senang belajar apabila ia mempunyai tujuan yang jelas mengenai manfaat
yang dipelajari dan menyadari bahwa hasil yang dipelajari sangat berguna untuk
kehidupannya.
Tes Formatif 2
1. Aliran psikologi behavioristik adalah aliran yang mengutamakan peran guru pada
saat mengkondisikan anak belajar di kelas. Aliran psikologi humanistik adalah
aliran yang mengutamakan kemandirian siswa tanpa campur tangan guru. Aliran
psikologi kognitif adalah aliran yang sangat menekankan pemprosesan informasi
di kelas.
2. Guru SD berperan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa agar dapat dapat
memadukan motif-motif yang kuat yang sudah ada. Apabila anak SD itu sudah
matang untuk belajar membaca, guru perlu memotivasi kemampuan membaca
dengan mengajak anak ke perpustakaan atau membuat bacaan spontan. Peran
guru SD untuk memotivasi kegiatan agar tumbuh persaingan dalam dirinya
maupun dengan teman-temannya. Melalui pemberian contoh-contoh yang positif
guru dapat memotivasi siswa agar memperoleh hasil kerja yang maksimal.
3. Contoh hukum kesamaan untuk anak kelas 1 SD. Contoh:
Bu Di
Bu Sa
Hukum Kontinuitas
B u d i Budi
4. Hierarki belajar yang penting untuk anak kelas 1- kelas 3 adalah belajar tanda,
belajar stimulus respon, dan belajar berkesinambungan. Contoh:
Seorang anak bersama ayahnya berada didalam mobil dan melihat lampu lalu
lintas. Lalu, anak itu mengatakan kepada ayahnya bahwa ayahnya harus
menghentikan kendaraanya (belajar tanda). Setelah anak itu melihat lampu lalu
lintas berwarna hijau (stimulus respon) ia mengatakan, “Ayo, Pak, jalan!”.
Tes Formatif 3
1. Kesulitan belajar adalah hambatan belajar yang disebabkan karena gangguan
akademis atau gangguan psikologis. Gangguan akademis dinamakan kesulitan
CALISTUNG (baca tulis dan hitung).
2. Gangguan belajar secara simbolik adalah ketidakmampuan siswa untuk
memahami yang disebabkan oleh gangguan reseptif pendengaran. Gangguan
non- simbolik adalah kesulitan untuk mengenal kembali apa yang telah
dipelajarinya, yang disebabkan oleh ketidakmampuan melakukan pengamatan
dan membedakan suara.
3. Aphasia adalah ketidak mampuan bahasa karena cidera otak. Dyslexia adalah
kesulitan membaca karena gangguan neuron. Dyscalculia adalah kesulitan
mengerjakan matematika karena gangguan syaraf.
4. Langkah-langkah untuk menganalisis belajar siswa dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut.
• Berbicara dengan kepala sekolah
• Mencari informasi
• Menganalisis kelemahan dan kekuatan belajar
• Membuat Cummulative Records
• Mencari penyuluhan
• Melakukan prosedur referal.
5. Bentuk-bentuk prosedur referal yang dapat dilakukan guru adalah menghubungi
konselor,untuk memperoleh bantuan penelusuran kesulitan belajar, atau
menghubungi seorang psikolog untuk memperoleh berbagai treatment atau
terapi.
Tes Formatif 4
1. Distractibility child adalah anak yang cenderung cepat bosan, cepat tertarik pada
hal-hal baru, cepat mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain, sangat mudah
dipengaruhi dan sulit memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan di kelas.
2. Anak Poor Self Consept cenderung pendiam di kelas, sangat perasa, mudah
tersinggung, tidak aktif bila disuruh menjawab, serta merasa diri tidak mampu
dan tidak berani bergaul.
6 - 26 Unit 6
3. Anak kelas satu yang selalu bergantung pada ibu atau pengasuhnya, seringkali
merasakan dirinya tidak mampu melakukan apa-apa, suka mengeluh, selalu
meminta pertolongan teman serta tidak mempunya rasa percaya diri.
4. Overachiver adalah anak yang mempunya semangat belajar yang sangat tinggi,
cepat merespon, dan sangat tanggap terhadap tugas-tugas yang diberikan. Anak
ini ingin berusaha yang terbaik, tidak bisa menerima kegagalan, tidak mudah
dikritik, dan sangat menginginkan nilai tinggi.
5. Social Interseption child adalah anak yang sulit beradaptasi dengan lingkungan,
kurang peka dan kurang peduli terhadap situasi lingkungan, sehingga kurang
tanggap untuk membaca ekspresi orang lain.
6 - 28 Unit 6
Glosarium
Domain : ranah, matra, tingkatan atau peringkat pada tahapan belajar
seseorang
Permanen : tetap, tidak berubah, selalu sama
Motivasi : dorongan untuk melakukan aktivitas
Interaksi : hubungan, keterkaitan yang satu dengan yang lain
Stimulus : rangsang, penggerak aktivitas
Reseptor : penerima rangsang
Memori : ingatan, daya untuk mengingat suatu stimuli
Elaborasi : perubahan dari satu bentuk tertentu menjadi bentuk lain
Kontinuitas : kesinambungan sehingga terbentuk hal-hal baru