Oleh :
Kelas A
Kelompok 1 (satu)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJDJARAN
SUMEDANG
2015
2
PENDAHULUAN
pembangunan nasional. Hal tersebut terbukti dengan peran strategis yang dimiliki
oleh bidang ini, diantaranya sebagai penyedia sumber pangan, sumber energy dan
memegang peranan yang penting dalam proses pembangunan peternakan ini, yaitu
melalui kebijakannya.
didukung oleh kebijakan– kebijakan pemerintah. Oleh karena itu dalam makalah
ini kami mengangkat judul yang berkaitan dengan hal tersebut, yaitu “Kebijakan–
makalah ini bias menambah wawasan pada para peternak di Indonesia khususnya
1.2. IdentifikasiMasalah
II
PENDEKATAN KONSEPTUAL
pengembangan usaha, sumber daya (alam, teknologi, modal, dan manusia), serta
meningkatkan populasi dan mutu genetic ternak. Berdasarkan dan mengacu pada
manusia peternakan agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi,
jaminan keamanan pangan hewani yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal)
5
Bahri, 2008).
Ilham et al. (2001), hal ini disebabkan oleh : 1)belum semua program yang
pemerintah, sehingg adanya program untuk sub sektor peternakan masih relative
kecil dibandingkan dengan sub sektor lainya, 3)kebijakan intensifikasi pada lahan
sawah mengurangi penggunaan tenaga kerja ternak, sehingga banyak petani tidak
lagi mengusahakan ternak sapi, 4) masih banyak ternak sapi yang dipelihara
permintaan akan produk asal ternak meningkat dengan sangat pesat. Namun,
peningkatan konsumsi protein hewani yang membaik ini belum dapat diantisipasi
dengan suplai protein asal ternak yang memadai. Pada kenyataannya sumber
daging di Indonesia berasal dari daging ayam (62%), daging sapi dan kerbau
(25%), dan sisanya berasal dari aneka ternak lainnya (Bamualim et al. 2007).
Suplai protein asal ternak terutama daging sapi yang dihasilkan secara domestik
impor daging dan sapi hidup masih diberlakukan. Kebutuhan konsumsi daging
masyarakat Indonesia baru mencapai 6,5 kg/kapita/tahun, yang berasal dari daging
pekerjaan serta meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak. Berdasarkan dan
jaminan keamanan pangan hewani yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal) dan
2008).
ternak sapi potong telah diluncurkan dan diimplementasikan, baik secara nasional
penawaran. Menurut Ilham et al. (2001), hal ini disebabkan oleh : 1) belum semua
menjadi prioritas utama pemerintah, sehingga dana program untuk sub sektor
ternak, sehingga banyak petani tidak lagi mengusahakan ternak sapi, 4) masih
banyak ternak sapi yang dipelihara secara ekstensif, sehingga menyulitkan dalam
kebijakan tentang tata ruang ternak serta pengawasan terhadap alih fungsi lahan
teknologi pakan terutama pada wilayah padat ternak, antara lain dengan
dan Widjaja 2006) dan 3) untuk menjaga sumber plasma nutfah sapi potong, perlu
adanya kebijakan impor bibit atau sapi bakalan agar tidak terjadi pengurasan
terhadap ternak lokal dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi daging dalam
negeri.
tetap berorientasi pada pola peternakan rakyat atau keluarga. Usaha peternakan
sapi potong rakyat memiliki posisi yang lemah dan sangat peka terhadap
perubahan ( Yusdja et al. 2001). Hal ini disebabkan oleh sifat usahanya, dimana
menurut Azis (1993), karakteristik usaha peternakan rakyat dicirikan oleh kondisi
sebagai berikut : 1) skala usaha relatif kecil, 2) merupakan usaha rumah tangga,
peternakan rakyat ini menjadi usaha yang maju diperlukan reformasi, baik yang
III
PEMBAHASAN
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan
Menurut Ealau dan Pewitt (1973) (Edi Suharto, 2008), kebijakan adalah sebuah
ketetapan yang berlaku, dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang baik
Pembangunan adalah proses yang spontan dan tidak dapat diubah yang
didefiniskan :
adalah suatu ketetapan yang berlaku dalam suatu proses yang dirancang dan
produksi peternakan. Dengan kualitas dan kuantitas bibit yang baik, maka
Bahri, 2008).
Negeri
Contoh kasus
Judul :
(SIPT)
kerjasama kelompok peternak dimana kepemilikan lahan sawah dan ternak secara
individu tetap ada, seperti pengumpulan jerami, pengadaan sarana produksi dan
pemasaran hasil.Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah upaya meningkatkan
dengan swasta. Didalam kerjasama ini akan terlihat hubungan secara vertikal yang
satu kelompok akan mendapatkan nilai tambah yang lebih besar. Sehingga pada
era perdagangan bebas ini, sistem produksi pertanian khususnya peternakan harus
1995). Dengan demikian untuk menghasilkan produk ternak sapi potong yang
Ternak) DI INDONESIA.
daging ternak potong yang sekaligus upaya peningkatan produksi pangan melalui
pangan beririgasi (Yusdja, et al., 2004). Program SIPT ini pada dasarnya
ternak sapi potong yang diaplikasikan dalam bentuk berbagai proyek, pada
baik yang terlibat langsung dengan kegiatan yang diadakan oleh pemerintah
populasi ternak sapi potong. Tetapi disisi lain dengan rendahnya harga daging
berakibat kurang gairahnya usaha pengembangan ternak sapi potong lokal. Hasil
Jawa Timur, Jawa Barat, dan NTB) nampaknya bagi peserta program SIPT
turunnya harga daging ternak sapi yang cukup tajam saat itu, dan menyebabkan
pengembangan ternak sapi dengan sistem kereman kurang menarik bagi peternak.
Disisi lain makin derasnya masuk daging impor ilegal yang mengakibatkan usaha
penurunan.
disekitar kegiatan, yang secara langsung tidak terlibat bagi peternak bukan
SIPT terlihat tidak berpengaruh nyata. Hal ini terlihat dari besarnya takaran pakan
kegiatan SIPT masalah hijaun tidak menjadi kendala. Dan hal ini sangat logis
teknologi pengolahan limbah jerami dan kotoran ternak dalam rangka efisiensi.
Buatan), kapasitas kandang sapi, dan tempat fermentasi jerami yang masih sangat
bersifat individu. Program dilaksanakan tidak fokus pada propinsi Pusat produsen,
tetapi menyebar bahkan didaerah yang tidak dapat membantu suplai ternak sapi
potong khusus ke DKI dan Jawa Barat. Penerapan Program SIPT tidak
kebutuhan tambahan ternak sapi sebanyak 400.000 ekor sampai 1 juta ekor sapi
pertahun, maka apa yang dapat disumbangkan pada program ini masih sangat jauh
sebab, yaitu peningkatan ekonomi masyarakat yang disertai dengan per capita
income yang naik, pertambahan penduduk yang berarti naik pula permintaan
terhadap jumlah daging ; telur ; susu, dan peningkatan kesadaran tentang nilai-
nilai gizi yang disebabkan oleh semakin tinggi pula kesadaran masyarakat akan
manfaatnya.
komoditas sebagai bagian penting lainnya dari rangkaian usaha bidang peternakan
misinya.
sekilas kasus yang disebutkan ketika berbagai kebijakan dan program yang terkait
Salah satu contoh kasus yang diambil adalah upaya pengambangan sapi
Jika melihat situasi di lapangan, peternakan rakyat masih mendominasi. Hal ini
tentu menjadi indikasi akan sensitifnya para peternak tersebut terhadap perubahan,
dalam arti semua target yang dibentuk untuk mencapai arah yang lebih baik perlu
peternakan skala rakyat seperti skala usaha yang harus diperbesar, tidak menjadi
dan lain-lain.
18
IV
KESIMPULAN
adalah :
Bahri, 2008).
Contoh kasus :
ternak sapi potong. Tetapi disisi lain dengan rendahnya harga daging dipasaran
(akibat makin derasnya keran masuknya daging ilegal), sehingga berakibat kurang
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian.
Gordeyase, I.K.M., R. Hartanto, dan W.D. Pratiwi. 2006. Proyeksi daya dukung
Isbandi. 2004. Pembinaan kelompok petani ternak dalam usaha ternak sapi
Utomo, B.N. dan E. Widjaja. 2006. Pengkajian integrasi sapi potong dengan
Winarso, B., R. Sajuti, dan C. Muslim. 2005. Tinjauan Ekonomi Ternak Sapi
Pertanian.
Kendala.