Anda di halaman 1dari 4

KASUS ANTENATAL (Kelp 1-5)

1. Seorang perempuan 25 tahun, hamil 35 minggu datang ke poliklinik obsgyn dengan keluhan
kepala pusing, nyeri kepala, leher terasa tegang. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data TD
185/110 mmHg, nadi 90x/menit, RR 35x/menit, SaPO2 95%. Hasil pemeriksaan urin
terdapat protein urin +4. Terdapat edema pada ekstremitas atas dan bawah.

2. Seorang perempuan 30 tahun, dengan ststus obstetri G1P0A0 hamil 12 minggu datang ke
IGD dengan keluhan nyeri perut menjalar ke seluruh perut. Keluar darah pervaginam. Hasil
pemeriksaan USG transvagina tampak cairan diluar uterus. Hasil pemeriksaan fisik TD
100/70 mmHg, nadi 80x/menit RR 24x/menit, SaPO2 90%.

3. Seorang perempuan 26 tahun, hamil 16 minggu datang ke poli obgyn dengan keluhan badan
lemas, mata berkunang-kunang, kepala pusing. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, TD 100/60 mmHg, nadi 80x/menit, RR 25x/menit. Hasil pemeriksaan
darah Hb 9,0 mg/dL.

4. Seorang perempuan 29 tahun hamil 24 minggu datang ke poli obsgyn dengan keluhan badan
lemas, mata terasa berkunang-kunang. Hasil pemeriksaan fisik TD 95/60x/menit, nadi
88x/menir, RR 24x/menit. Klien mengatakan tidak punya riwayat penyakit diabetes mellitus.
Halis pemeriksaan GDS 300 mg/dl.

5. Seorang perempuan 30 tahun, hamil 30 minggu datang ke poliklinik obgyn dengan keluhan
perutnya terasa nyeri dan berkontraksi, agak sesak nafas. Hasil pemeriksaan dalam
didapatkan hasil perubahan posisi tali pusat. Hasil pengkajian didapatkan tonus otot lemah,
DJJ +, tekanan darah 90/60 mm/Hg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas 24x/menit,
dan suhu tubuh 380C. Diagnosa medis adalah prolaps tali pusat

KASUS INTRANATAL (Kelp 6-9)


1. Seorang perempuan 30 tahun di rawat di ruang bersalin. Status obstetri G1P0A0. Hasil
pemeriksaan fisik TD 130/90 mmHg, suhu 38, nadi 88x/ menit. Hasil pemeriksaan dalam
didapatkan presentasi terbawah janin adalah bahu. Saat ini dalam kondisi bersalin. Ketuban
sudah pecah. Ibu memasuki kala II. Ibu dipimpin persalinan.

2. Seorang perempuan 25 tahun di rawat diruang berslain. Status obstetri G2 P1A0. Hasil
pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, suhu 37,5, nadi 90x/menit. Hasil pemeriksaan dalam
pembukaan servik 2 cm. Ketuban sudah pecah 5 jam yang lalu. Klien mengeluh nyeri perut
saat kontraksi.
3. Seorang perempuan 20 tahun dengan status obstetri G1P0A0. Dirawat diruang bersalin.
Klien mengeluh nyeri perut jika kontraksi. Hasil pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan
servik 10 cm, ketuban sudah pecah, presentasi kepala, kepala sudah turun pintu atas
panggul, pengeluaran darah dan lendir pervaginam. Hasil pemeriksaan fisik TD 130/80
mmHg, nadi 88x/menit, suhu 38x/menit. Ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi untuk
melahirkan bayinya. Oleh dokter yang merawat akan dilakukan tindakan vakum ekstraksi.

4. Seorang perempuan 35 tahun dengan status obstetri G1P0A0. Dirawat diruang bersalin.
Terdapat pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan USG didapatkan hasil makrosomia.
Usia kehamilan serotinus 42 minggu. Akan dilakukan program operasi sectio cesaria. Hasil
pemeriksaan fisik TD 140/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 37.

KASUS POSTPARTUM (Kelp 10-14)


1. Seorang perempuan 30 tahun di rawat di ruang nifas melahirkan bayi laki-laki 2 jam yang
lalu dengan BB 3000 gram. Status obstetri P2A1. Hasil pemeriksaan fisik TD 130/90
mmHg, suhu 38, nadi 88x/ menit. Hasil pemeriksaan dalam didapatkan perdarahan
pervaginam 500 cc. Ibu mengeluh kepala pusing berkunang-kunang. Hasil pemeriksaan
laboratorium Hb 9 mg/dL.
2. Seorang perempuan 25 tahun di rawat diruang nifas melahirkan bayi laki-laki 5 jam yang
lalu dengan BB 2500 gram. Status obstetri P1A0. Hasil pemeriksaan fisik TD 130/80
mmHg, suhu 37,5, nadi 90x/menit. Hasil pemeriksaan perut lembek, terdapat perdarahan
pervaginam. Hasil diagnosa medis adalah atonia uteri
3. Seorang perempuan 20 tahun dengan status obstetri P3A0. Dirawat diruang nifas
melahirkan bayi perempuan 4000 gram. Klien mengeluh nyeri perut jika kontraksi,
mengeluh nyeri pada kedua kaki kanan dna kiri. Hasil pemeriksaan fisik TD 155/100
mmHg, nadi 88x/menit, suhu 38x/menit. Ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi untuk
melahirkan bayinya. Diagnosa medis adalah hipertensi postpartum.
4. Seorang perempuan 35 tahun dengan status obstetri P3A1. Dirawat diruang nifas . Hasil
pemeriksaan fisik TD 130/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 38. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan hasil klien gelisah, takut sendirian karena ditinggal suaminya yang sedang
bekerja di luar negeri. Ekstremitas tampak berkeringan dingin. Klien mengeluh nyeri perut,
kontraksi teratur tidak teratur. Ibu mengalami postpartum blues
5. Seorang perempuan 37 tahun dengan status obstetri P4A1. Dirawat diruang nifas
melahirkan bayi tunggal laki-laki BB 3000 gram . Hasil pemeriksaan fisik TD 130/70
mmHg, nadi 80x/menit, suhu 38. Payudara tegang, ASI belum keluar sudah 2 hari. Klien
mengeluh nyeri payudara. Diagnosa medis mastitis

KASUS GINEKOLOGI (KELP 15)


Ny. R usia 43 tahun, P3A0 didiagnosa mioma geburt dengan anemia masuk ke Poli
kebidanan RSUD tanggal 11 Mei 2020 atas anjuran dokter spesialis kandungan dari RS Adina.
Klien tinggal di Tosari 8/3 Jaraksari Semarang dengan ketiga anaknya. Ny. R merupakan asli
suku Batak Sumatera Utara yang merantau bersama suami dan tinggal di Semarang sejak tahun
1999. Saat ini Ny. R sudah janda, suaminya meninggal 6 bulan yang lalu. Anak pertamanya,
laki-laki usia 19 tahun menderita tuna rungu. Anak kedua, laki-laki usia 17 tahun duduk di
bangku SMK, anak ketiga laki-laki usia 14 tahun masih SMP. Ny. P sebagai tulangpunggung dan
bekerja dengan membuka warung di rumahnya.

Ny. P mengeluh sudah 1 tahun mengalami menstruasi yang tidak teratur, kadang
sebulan datang 2 kali. Tiap menstruasi, darah yang keluar sangat banyak dan prongkol-prongkol.
Ny. P mengatakan jika menstruasi datang, dia tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya,
bahkan tidak berani keluar rumah, karena takut pembalutnya jatuh di jalan. Ny. P ganti pembalut
besar tiap 30 menit, dan di malam hari memakai pampers karena banyaknya. Klien sampai
merasa pening-pening ingin pingsan dan merasa sangat lemas, sehingga banyak digunakan untuk
berbaring.

Klien sudah memeriksakan kondisinya ke dokter, dan sebelumnya klien sudah pernah
mondok di RS yang sasa 4 bulan yang lalu (4 Februari 2020) karena kondisi yang dialaminya.
Dua minggu sebelum masuk RS, klien periksa di Adina dan disaranka untuk rawat inap untuk
dilakukan operasi pengambilan mioma geburt. Kondisi klien sangat lemah dan hasil pemeriksaan
laboratorium tanggal 11 Mei menunjukkan kadar hemoglobin 4,1 gr/dL, sehingga diberikan
transfuse darah untuk memperbaiki keadaan umumnya sebelum dilakukan operasi.. Ny. P
memiliki keinginan untuk sembuh yang tinggi, meskipun mengeluh takut saat operasi dan
bingung dengan biaya operasi, tapi tetap tabah dan optimis aka nada jalan keluar. Klien memakai
asuransi Jamkesda. Ny. P mengatakan ingin segera sembuh sehingga rutin memeriksakan diri ke
Dokter, dia juga tampak sering membaca buku tentang mioma untuk meningkatkan
pengetahuannya. Tidak lupa dia selalu berdoa dan rajin mengikuti kajian keagamaan.

Hasl pemeriksaan fisik:

Tanda-tanda vital: TD: 110/80 mmHg, RR : 18 x/menit, N: 80 x/menit, S: 36 oC. Kepala: Bentuk
: mesochepal, tidak ada lesi, rambut sedikit kotor, warna hitam pendek, distribusi rambut
merata. Keluhan sebelum ditransfusi klien merasa pusing. Kelopak mata : kanan kiri simetris,
Konjunctiva anemis, Sklera putih, tidak ikterik, Pupil isokhor diameter 2 mm, Hidung: tidak
ada reaksi alergi, tidak ada polip ataupun sinus. Mulut dan Tenggorokan :Bentuk bibir simetris
atas dan bawah, mukosa bibir tampak kering dan agak pucat.

Abdomen: tampak membesar, bising usus 15x/menit, nyeri tekan pada perut bagian bawah,
teraba massa

Anda mungkin juga menyukai