Anda di halaman 1dari 3

Implikasi Dilema Moral dan Etis Keperawatan

Dalam Sudut Pandang Agama


Nama : Wardah Farhan Hayazee

Kelas : I-B

No Absen : 43

NIM : P27820419091

1. Otonomi (Autonomy)
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara
mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti
bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan
kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat
terhadap tindakannya sendiri begitu pula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
2. Keadilan (Justice)
Perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat keperawatan dengan memperhatikan keadilan sesuai
standar praktik dan hukum yang berlaku. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan
ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan
perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan. Dalam agama islam juga kita
dianjurkan untuk berbuat adil. Buktinya ada dalam Al Quran Surah An- Nisa Ayat 135
yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri atau terhadap kedua orangtua dan
kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) orang yang kaya ataupun miskin, maka Allah
lah yang lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (fakta)
atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap segala
sesuatu yang kamu kerjakan. – (Q.S An-Nisa: 135)”
3. Kejujuran
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti.Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klien memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Seorang perawat
diwajibkan memberi suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar
terjadi/kenyataan. Perintah kejujuran juga disampaikan Rasulullah SAW. Diriwayatkan
dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah saw. bersabda, “Hendaklah kamu berlaku jujur
karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga.
Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah
Swt. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan
menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang
senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai
pendusta.” (H.R. Muslim)
4. Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan, upaya
peningkatan kesehatan klien dan atau atas permintaan pengadilan. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan harus dihindari. Didalam islam pun juga memerintah agar setiap
muslim saling menjaga aib saudaranya. Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan)
kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan
(menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan
kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan
memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang
menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya)
di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba
selalu ia menolong saudaranya.” [HR. Tirmidzi]

Anda mungkin juga menyukai