Anda di halaman 1dari 5

Nama : Novia Novriyani

NPM : P419130
Kelas : D19

1. Morfologi insekta dan fungsinya


Tubuh insecta beruas-ruas, terdiri atas segmen kepala (cephalo), dada (toraks)
dan perut (abdomen). Kepala insecta terdiri atas satu segmen yang sebenarnya
merupakan persatuan dari enam segmen. Pada bagian kepala terdapat :
● Sepasang mata faset (majemuk), yaitu mata yang memiliki beberapa ommatidia
(mata tunggal)
Sepasang antena/alat peraba.
● Tiga pasang alat mulut, yaitu : rahang muka, rahang tengah dan rahang
belakang
● Dada (toraks) terdiri dari tiga segmen, yaitu protoraks, mesotoraks dan
metatoraks. Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki yang beruas-ruas. Pada
beberapa insecta, di bagian kakinya terdapat keranjang serbuk sari. Pada
umumnya insecta mempunyai dua pasang sayap.
● Bagian perut (abdomen) terdiri atas ± 11 ruas. Ruas belakang (bagian posterior)
berfungsi sebagai alat reproduksi. Pada beberapa insecta betina terdapat alat
untuk melepaskan telur yang disebut ovipositor serta kantung tempat menyimpan
spermatozoid yang disebut spermateka. Pada segmen pertama terdapat alat
pendengaran atau membran tympanum.

2. Ciri khas ordo anoplura, siphonaptera, dan diptera


● Anoplura berasal dari kata Anopl yang berarti tidak bersenjata dan ura yang
berarti ekor.
Ordo Anoplura memiliki ciri
tubuh kecil, pipih, ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu ukuran kepala lebih
sempit dari pada thoraks, tidak bersayap dan tipe mulutnya penusuk dan
penghisap.
● ORDO SIPHONAPTERA/APHANIPTERA (PINJAL)
Ciri-ciri:
Parasit obligat (larva hidup bebas), jantan & betina menghisap darah. Bentuk
tubuh amat sesuai dengan tubuh inang: - tubuh pipih lateral - pasangan kaki
ketiga panjang Tidak bersayap Panjang tubuh 1-6 mm Tubuh berwarna coklat
mahoni, lapisan kitin tebal.
● Ordo Diptera
Ciri-ciri: Memiliki tubuh kecil hingga sedang, ciri utama dalam Page 29 35
mengidentifikasi yaitu sayapnya berjumlah sepasang, yaitu sayap depan, dan
sayap belakang mereduksi menjadi halter yang berfungsi sebagai alat
keseimbangan.
3. Peran insecta dari setiap ordo
o Diptera
Sebagai hama penting komoditas pertanian Sebagai
hama ternak atau vektor penyakit pada hewan atau
manusia seperti nyamuk, lalat rumah, dan lalat Tsetse
Sebagai musuh alami hama seperti anggota dari famili Tachinidae, Sarchophagidae.
Siphonaptera (pinjal)
Pinjal dapat mengganggu manusia dan hewan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung biasanya berupa reaksi kegatalan pada kulit
dan bentuk-bentuk kelainan kulit lain.., I ya. Infestasi
pinjal merupakan penyebab kelainan kulit/dermatitis
yang khas yang dikenal sebagai flea allergic dermatitis.
Reaksi ini merupakan reaksi hipersensitifitas kulit
terhadap komponen antigenik yang terdapat pada saliva
pinjai. Dermatitis Ini biasanya juga diperparoh dengan
infeksi sekunder sehingga dermatitis yang semula berupa
dermatitis miliari, hiperpigmentasi dan hiperkeratinasi
dapat berlanjut dengan alopesia difus (kegundulan)
akibat penggarukan yang berlebihan.
Anoplural
Sebagai hama yang mengganggu manusia atau
merugikan karena ordo anoplural dalah hama berupa
kutu rambut yang sering meresahkan manusia yang
memberikan rasa gatal pada manusia ketika hama
tersebut berada di kulit kepala,karena meninggalkan rasa
gatal yang terus menerus sehingga dapat mengakibatkan
luka pada kulit kepala dan bisa terjadi masalah kulit
lainnya jika di biarkan.

4. Mekanisme patogenesis
● Pediculus Humanis Carporis
Kutu yang menyebabkan pedikulosis pada manusia adalah kutu penghisap
darah. Jenis kutu ini memiliki 6 kait yang digunakan saat menghisap darah dari
permukaan tubuh. [3,7]

Rasa gatal pada pedikulosis, timbul akibat reaksi hipersensitivitas. Pada saat
pasien baru pertama kali terinfeksi, gatal akan timbul dalam 2-6 minggu setelah
paparan. Namun, jika pasien terkena pedikulosis lagi, gatal akan timbul dalam 1-
2 hari.

Pruritus akan membuat pasien mengalami rasa gatal yang hebat, sehingga
mereka akan menggaruk secara berlebihan. Tindakan menggaruk akan merusak
epitel kulit dan meningkat resiko untuk terjadi luka dan infeksi bakteri sekunder
● Triatoma infestan
Saat lapar, serangga ini akan menyelidiki permukaan yang hangat dengan
mengambil sampel cairan di bawah jaringan permukaan. Mereka akan terus
makan jika cairan mengandung faktor pembengkakan yang dapat dikenali, atau
kaya akan nukleotida berenergi tinggi. Stylets mandibula dan rahang atas terlibat
dalam proses konsumsi darah. Stylets mandibula menembus integumen host,
memungkinkan stylet rahang atas untuk menyelidiki dan mengoyak pembuluh
darah. Air liur disuntikkan dan bertindak sebagai antikoagulan untuk
memungkinkan aliran darah bebas selama menyusui.
● Pulex irritant
Pinjal dengan host manusia (Pulex irritant)
-dapat menghisap darah untuk sumber makanan dan mematangkan telur nya.
-Gigitan Pulex irritant dapat menyebabkan infeksi kulit dan infeksi reaksi alergi
lainnya
-Sebagai vektor penyakit flea typus dan penyakit pes ( Sampar / Plague).
-Sebagai hospes perantara untuk Dipylidium caninum
● Tunga penetrans
Serangga ini dapat bergerak masuk ke dalam kulit kaki. Mereka mengubur
kepala ke dalam daging manusia dan sengaja membiarkan bagian perutnya
terbuka. Dua minggu kemudian, perut ini sudah penuh terisi dengan telur. Satu
telur saja menetas, maka si induk kutu akan mati dan biasanya akan
menyebabkan infeksi. Anak-anak yang sudah menetas ini akan menghancurkan
jaringan lunak, saraf, dan pembuluh darah. Hasilnya akan terasa sakit jika tidak
segera ditangani oleh medis. Hal tersebut yang dapat menyebabkan amputasi
pada anggota tubuh yang terpapar dan yang paling buruk adalah kematian.

● Phlebotomus sp
Lalat pasir betina membawa Leishmania protozoa dari hewan yang terinfeksi
setelah makan, sehingga menularkan penyakit, Lalat pasir betina membawa
Leishmania protozoa dari hewan yang terinfeksi setelah makan, Betina
membutuhkan makanan darah sebelum dapat bereproduksi; beberapa spesies
memakan mamalia termasuk manusia, sementara yang lain juga memakan
burung, reptil, dan amfibi. Lalat adalah penerbang yang lemah dan mengambil
penerbangan singkat untuk menemukan korbannya, mengadopsi gaya
penerbangan "melompat" ketika dekat dengan tuan rumah
● Mansonia sp
Menyebarkan cacing filaria melalui gigitan, yang dapat menyebabkan penyakit
Filariasis atau elephantiasis atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai
penyakit kaki gajah. Filariasis disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang
terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia
timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening).

5. Perbedaan nyamuk Culex SP, AEDES SP, Anopheles SP dan


Mansonia SP
a. Stadium telur
● Telur nyamuk Culex Sp. diletakkan saling berlekatan di atas permukaan
air sehingga berbentuk rakit (raft). Warna telur yang baru diletakkan
adalah putih, kemudian warnanya berubah menjadi hitam setelah 1-2
jam. Telur nyamuk Culex Sp. berbentuk menyerupai peluru senapan.
Spesies-spesies nyamuk Culex Sp. berkembang biak ditempat yang
berbeda-beda, sebagai contoh, nyamuk Culex quinquefasciatus bertelur
di air comberan yang kotor dan keruh, nyamuk Culex annulirostris
bertelur di air sawah, daerah pantai dan rawa berair payau, nyamuk
Culex bitaeniorhynchus bertelur di air yang mengandung lumut dalam air
tawar dan atau air payau . Gambar telur nyamuk Culex Sp. dapat dilihat
di gambar dibawah ini.
● Telur Telur Aedes sp. berbentuk lonjong, panjangnya panjang 0,80 mm
dan beratnya 0,0113 mg. ... Umumnya nyamuk Aedes sp. akan
meletakan telurnya pada suhu sekitar 20° sampai 30°C. Pada suhu 30°C,
telur akan menetas setelah 1 sampai 3 hari dan pada suhu 16°C akan
menetas dalam waktu 7 hari.
● Anopheles sp Telur berukuran ±0,5 mm dengan jumlah sekali bertelur
dari nyamuk dewasa berkisar 100-300 butir dengan rata-rata 150 butir
dan frekuensi bertelur dua atau tiga hari sekali.
● Telur mansonia saling berlekatan,berbentuk telur lancip seperti duri

b. Stadium Larva
● Culex SP
Stadium larva terbagi menjadi empat tingkatan perkembangan (instar)
yang terjadi selama 6-8 hari. Instar ke-1 terjadi selama 1-2 hari, instar ke-
2 terjadi selama 1-2 hari, instar ke-3 terjadi selama 1-2 hari dan instar ke-
4 terjadi selama 1-3 hari . Untuk memenuhi kebutuhannya, larva mencari
makan di tempat perindukannya. Larva nyamuk Culex Sp. membutuhkan
waktu 6-8 hari hingga menjadi pupa . Gambar larva nyamuk Culex Sp.
dapat dilihat di gambar dibawah ini.
● Aedes aegypti mempunyai ciri khas memiliki gigi sisir, siphon yang
pendek, besar dan berwarna hitam. Larva ini tubuhnya langsing,
bergerak sangat lincah, pada waktu istirahat membentuk sudut hampir
tegak lurus dengan permukaan air.
● Anopheles SP
memiliki kepala yang
tumbuh baik dilengkapi sikat mulut untuk makan, dada (thorax)
yang besar dan abdomen yang terdiri dari sembilan segmen perut.
Larva tidak mempunyai kaki
● Larva nyamuk Mansonia sp memiliki sifon (corong udara) yang pendek
dan ujungnya seperti bentuk duri/tanduk (runcing), Sifon tersebut
terdapat pada segmen VIII. Larva ini menempel pada akar tumbuhan air.,
Mansonia sp memiliki tabung udara yang berbentuk pendek dan runcing
yang dipergunakan untuk menusuk akar tanaman air. Pada waktu
istirahat larva Mansonia sp membentuk sudut dengan permukaan air.
Gambar larva Mansonia sp

c. Stadium Pupa
● Culex SP
Pupa jantan lebih cepat menetas menjadi nyamuk daripada pupa betina.
Pupa tidak memerlukan makanan, tetapi memerlukan oksigen yang
diambil melalui tabung pernapasan . Tabung pernapasannya berbentuk
sempit dan panjang. Gambar pupa nyamuk Culex Sp.
● Aedes aegypti SP
Pupa nyamuk Aedes aegypti mempunyai bentuk tubuh bengkok, dengan
bagian kepala dada (cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan
dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti Page 24 10 tanda
baca 'koma'.
● Anopheles SP
Pupa terdapat dalam air dan tidak memerlukan makanan namun
memerlukan udara. Pupa seringkali naik ke permukaan air untuk
bernafas. Pupa bernafas menggunakan sepasang alat respirasi
berbentuk terompet. Kondisi pupa belum dapat dibedakan antara
jantan dan betina. Kepala dan Thorax menyatu menjadi cephalothorax
dengan abdomen melengkung. Setelah beberapa hari, bagian dorsal
dari cephalothorax akan sobek dan nyamuk dewasa akan muncul
● Mansonia SP
Setelah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa
Mansonia sp berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif
bergerak dalam air terutama bila diganggu. Mereka berenang naik turun
dari bagian dasar ke permukaan air. Pupa Mansonia sp mempunyai alat
pernapasan menyerupai terompet berbentuk panjang dan bergerigi.

d. Stadium Nyamuk Dewasa


● Culex SP
Biasanya, nyamuk jantan tidak pergi jauh dari tempat perindukannya
karena menunggu nyamuk betina untuk berkopulasi. Nyamuk betina akan
mencari darah untuk pembentukkan telurnya . Nyamuk Culex Sp. betina
memiliki palpi yang lebih pendek daripada probosisnya, sedangkan
nyamuk Culex Sp. jantan memiliki palpi yang lebih panjang daripada
probosisnya. Sayap nyamuk Culex Sp. berbentuk sempit dan panjang.
Nyamuk Culex Sp. biasanya mencari darah pada malam hari. Gambar
nyamuk Culex Sp
● Aedes aegypti SP
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh
berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tangannya ditutupi sisik dengan
gari-garis putih keperakan
● Anopheles SP
Perkembangan nyamuk Anopheles dari telur sampai menjadi
dewasa bervariasi tergantung suhu lingkungan, kelembaban dan
makanan. Nyamuk dapat berkembang dari telur menjadi dewasa
paling cepat 5 hari, tetapi pada umumnya membutuhkan waktu 10-14
hari pada iklim tropis. Nyamuk Anopheles dewasa mempunyai bentuk
tubuh yang ramping terdiri dari tiga bagian tubuh; kepala, thorax dan
abdomen
● Mansonia SP
Secara morfologi nyamuk ini mempunyai bentuk tubuh besar dan
panjang, bentuk sayap asimetris, Sayapnya bintik-bintik Warna tubuh
terdiri dari hitam atau coklat bercampur putih.

Anda mungkin juga menyukai