Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2

BAGIAN KEPEGAWAIAN
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

Tim penyusun :

1. Antok Kurniyawan, S.Tr.Pas


2. Yola Nur Hasanah, S.Tr.Pas
3. Satyadi Baskoro, S.E
4. Danik Purbaya, S.E
5. Galeh Dharma Putra, S.Tr.Pas
Kata pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang dengan karunia, rahmat dan kasih

sayang yang dilimpahkan kepada tim penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Bagian Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan” ini.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan arahan

yang diberikan kepada tim penyusun yang merupakan calon aparatur sipil negara. Pada

kesempatan ini, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan makalah, khususnya kepada seluruh petugas Bagian

Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang sudah memberikan

pembekalan dan informasi-informasi.

Tim Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak

ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan

agar makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, tim penyusun berharap agar makalah ini

dapat memberikan banyak manfaat kepada pembaca.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 26 Januari 2021

1
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
1.4. Ruang Lingkup Pembahasan dan Batasan...................................................................1
1.5. Manfaat Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Struktur Organisasi Bagian Kepegawaian...................................................................3
2.2. Tugas & Fungsi Bagian Kepegawaian........................................................................3
2.2.1. Tugas Bagian Kepegawaian.................................................................................3
2.2.2. Fungsi Bagian Kepegawaian................................................................................3
2.3. Penerapan Hukuman Disiplin di Lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan...4
2.3.1. Dasar Pelaksanaan................................................................................................4
2.3.2. Maksud dan Tujuan..............................................................................................5
2.3.3. Permasalahan dalam penegakan disiplin..............................................................5
2.3.4. Tujuan Penjatuhan Hukuman Disiplin.................................................................6
2.3.5. Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin...................................................................7
2.3.6. Pelanggaran Terhadap Kewajiban Pegawai.........................................................7
2.4. Pemberian Penghargaan Bagi Petugas Pemasyarakatan.............................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan dan Saran...............................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern ini administrasi yang baik adalah kunci utama untuk mencapai

tujuan suatu lembaga, apabila lembaga tersebut memiliki sistem administrasi yang

baik maka sudah tentu lembaga tersebut dapat dikatakan sukses dalam mengatur

rumah tangganya. Demikian juga seluruh birokrasi pemerintahan terutama dalam segi

kepegawaian karena merekalah yang akan melaksanakan kegiatan pemerintah baik

pemerintah pusat maupun daerah.

Namun sebagian besar negara-negara berkembang terdapat kelemahan dan

hambatan-hambatan dibidang administrasi kepegawaian. Salah satu diantaranya

adalah orientasi dan kondisi kepegawaian yang diwarisi dari jaman penjajahan yang

lebih ditujukan untuk kepentingan negara jajahannya dan kepentingan pemeliharaan

keamanan dan ketertiban belaka. Ciri-ciri tradisional dari negara–negara yang belum

maju menunjukkan bahwa birokrasi pemerintahan memberikan gambaran seperti

pengganti kekuasaan feodal atau masih bersifat feodal, selain itu sifat kepegawaian

lebih legalitas dari pada inovatif ataupun dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan

politik dari sang penguasa.

Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11

Tahun 2017 Pasal 1 ayat (1) adalah Pengelolaan pegawai negeri sipil untuk

menghasilkan PNS yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari

intervensi politik, bersih dari praktik KKN. Tujuan manajemen Pegawai Negeri Sipil

yaitu untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara

berdayaguna dan berhasilguna dengan dukungan PNS yang profesional,

bertanggungjawab, jujur dan adil melaluli pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan

sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja.
Untuk mencapai tujuan manajemen PNS tersebut, salah satu caranya adalah dengan

mempelajari dan memahami tentang struktur organisasi instansi dimana PNS

ditempatkan, khususnya pada Bagian Kepegawaian.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tim penyusun

membuat rumusan masalah untuk membatasi masalah-masalah yang akan dibahas

dalam makalah ini. Rumusan masalah yang tim penyusun lakukan adalah apa saja

tugas fungsi, ruang lingkup kerja, dan pelaksanaan tugas dari Bagian Kepegawaian.

1.3. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka tujuan dari

penilitian ini adalah untuk mengetahui struktur organisasi, tugas dan fungsi, ruang

lingkup kerja, dan pelaksanaan tugas dari Bagian Kepegawaian.

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan dan Batasan

Tim penyusun memberlakukan beberapa pembatasan pada makalah ini dengan

maksud agar makalah ini menjadi lebih fokus dan terarah pada objek yang ditulis

sehingga tidak menyimpang dari tujuan makalah serta memberikan hasil yang dapat

bermanfaat. Adapun batasan makalah ini adalah ruang lingkup Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan.

1.5. Manfaat Penulisan

1. Bagi tim penyusun, menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan

khususnya ruang lingkup kerja di Bagian Kepegawaian Direktorat Jenderal


Pemasyarakatan, yang berguna bagi tim penulis untuk menjadi lebih siap

bekerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

2. Bagi pembaca lainnya, dapat memberikan gambaran umum mengenai Bagian

Kepegawaian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.


BAB II PEMBAHASAN

2.1. Struktur Organisasi Bagian Kepegawaian

Bagan 1. Struktur Organisasi pada Bagian Kepegawaian

Bagian Kepegawaian memiliki tiga subbagian, yaitu: (1) Subbagian

Pengembangan dan Pemberhentian; (2) Subbagian Umum dan Kepegawaian; (3)

Subbagian Mutasi dan Administrasi Jabatan. Kepala Bagian Kepegawaian dijabat oleh

Bapak Decky Nurmansyah, A.Md.I.P, S.H.; Kepala Subbagian Pengembangan dan

Pemberhentian dijabat oleh Bapak Subandi Ardiana, S.P., M.H.; Kepala Subbagian

Umum dan Kepegawaian dijabat oleh Ibu Yuni Sulistiawati, A.Md.I.P, S.H.; dan

Kepala Subbagian Mutasi dan Administrasi Jabatan dijabat oleh Bapak Nur Febrianto,

A.Md.I.P., S.H.,M.M.

6
2.2. Tugas & Fungsi Bagian Kepegawaian

2.2.1. Tugas

Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

pembinaan dan pelaksanaan urusan kepegawaian di lingkungan Direktorat

Jenderal Pemasyarakatan.

2.2.2. Fungsi

Bagian kepegawaian mempunyai fungsi berdasarkan subbagiannya

masing-masing sebagai berikut :

1. Subbagian Umum Kepegawaian

Pelaksanaan penyusunan rencana formasi, kebutuhan pendidikan dan

pelatihan pegawai, pendataan pegawai, sasaran kerja pegawai,

kesejahteraan pegawai dan pengelolaan pemberian tanda penghargaan

pegawai.

2. Subbagian Mutasi dan Administrasi Jabatan

Pelaksanaan penetapan, pengangkatan, pengelolaan kepangkatan,

penempatan dan mutasi kepegawaian lainnya serta pengelolaan

administrasi jabatan fungsional dan jabatan struktural.

3. Subbagian Pengembangan dan Pemberhentian

Pelaksanaan analisis pemberdayaan dan pengembangan karir dan

kompetensi, penyiapan penetapan pemberhentian dan pensiun, pembinaan

sikap, mental dan disiplin, pengelolaan administrasi hukuman disiplin,

serta advokasi, perlindungan dan bantuan hukum di lingkungan Direktorat

Jenderal Pemasyarakatan.
2.3. Penerapan Hukuman Disiplin di Lingkungan Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan

2.3.1. Dasar Pelaksanaan

Penerapan hukuman disiplin di lingkungan Direktorat Jenderal

Pemasayarakatan memiliki dasar pelaksanaan yang sah secara hukum sebagai

berikut:

1. Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil.

2. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai

Negeri Sipil.

3. Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja

Pegawai Negeri Sipil.

4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 23 tahun 2015

tentang Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Sanksi Administratif

bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia.

2.3.2. Maksud dan Tujuan

Penerapan hukuman disiplin di lingkungan Direktorat Jenderal

Pemasayarakatan memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :

1. Tindak lanjut kegiatan pembinaan dan supervisi biro kepegawaian.

2. Tindak lanjut rapat koordinasi dengan inspektorat jenderal tentang

penyusunan kebijakan prosedur penegakan disiplin di lingkungan

Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.


3. Peningkatan pemahaman tentang pelanggaran disiplin pegawai.

4. Peningkatan disiplin pegawai.

5. Penurunan tingkat pelanggaran disiplin pegawai.

2.3.3. Permasalahan dalam Penegakan Disiplin

Di dalam penerapan hukuman disiplin di lingkungan Direktorat Jenderal

Pemasayarakatan, terdapat masalah-masalah yang masih dihadapi oleh

institusi sehingga dapat menghambat penegakan disiplin, yaitu sebagai berikut:

1. Pemahaman atasan langsung tentang proses hukuman disiplin kurang.

2. Atasan langsung belum melakukan fungsi pengawasan terhadap bawahan

secara maksimal.

3. Masih terdapat pegawai yang mendapat promosi, mutasi dan kenaikan

pangkat pdhl sedang dalam proses/ menjalani hukuman disiplin.

4. Prosedur pembentukan tim pemeriksa masih banyak yang tidak sesuai

peraturan yang berlaku.

5. Prosedur penanganan bagi pegawai yang terlibat kasus pidana masih

banyak yang tidak sesuai peraturan yang berlaku.

6. Koordinasi untuk penanganan kasus yang berpotensi menyita perhatian

publik masih kurang.

7. Database hukuman disiplin masih belum update.

8. Atasan langsung masih ada rasa segan untuk memproses pegawai yang

melakukan pelanggaran.

Berikut terlampir data pelanggaran kasus yang terjadi di lingkungan

Direktorat Jenderal Pemasayarakatan sepanjang tahun 2019.


*Sumber : Bagian kepegawaian Direktorat Jenderal Pemasayarakatan

Gambar 1. Daftar Pelanggaran Disiplin Tahun 2019

2.3.4. Tujuan Penjatuhan Hukuman Disiplin

Di dalam penerapan hukuman disiplin di lingkungan Direktorat Jenderal

Pemasayarakatan, terdapat sanksi atau hukuman yang dijatuhkan kepada

pegawai yang melanggar.

Tujuan penjatuhan hukuman disiplin ini pada prinsipnya bersifat

pembinaan yaitu untuk memperbaiki dan mendidik PNS yang melakukan

pelanggaran disiplin agar yang bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan

berusaha tidak mengulangi serta memperbaiki diri pada masa yang akan

datang, dan juga untuk menimbulkan efek jera bagi PNS yang lain.
2.3.5. Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin

Terdapat beberapa tingkat dan jenis hukuman disiplin yang diterapkan di

lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sebagai berikut:

a. Tingkat ringan:

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis;

c. pernyataan tidak puas secara tertulis.

b. Tingkat sedang:

a. penundaan KGB selama 1 tahun;

b. penundaan KP selama 1 tahun;

c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun

c. Tingkat berat:

a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun;

b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;

c. pembebasan dari jabatan;

d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai

PNS;

e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

2.3.6. Pelanggaran Terhadap Kewajiban Pegawai

Bagian Kepegawaian secara umum membagi pelanggaran kewajiban

pegawai menjadi dua kategori, yaitu kategori pelanggaran kewajiban masuk

kerja, dan pelanggaran kewajiban terkait Sasaran Kerja Pegawai (SKP).


Kewajiban Masuk Kerja

Pelanggaran kewajiban masuk kerja sudah diatur secara sah di dalam PP

No. 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS, dimana di dalam peraturan tersebut

menjelaskan mengenai jenis hukuman yang diberikan, peraturan mengenai

keterlambatan, dan juga pegawai absen tetapi tidak berada di dalam ruangan.

a. Jenis Hukuman

Jenis hukuman yang dijatuhkan ditentukan berdasarkan rentan

waktu pelanggaran yang dibuat pelanggar, sebagai berikut:

Tabel 1. Jenis Hukuman Disiplin Masuk Kerja


LAMA JENIS HUKUMAN
PELANGGARAN
5 hari Teguran lisan
6 - 10 hari Teguran tertulis
11 - 15 hari Pernyataan tidak puas
16 - 20 hari Penundaan KGB selama 1 tahun
21 - 25 hari Penundaan KP selama 1 tahun
26 - 30 hari Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun
31 - 35 hari Penurunan pangkat se-tingkat lebih rendah selama 3 tahun
36 - 40 hari Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
41 – 45 hari Pembebasan dari Jabatan
Lebih dari 46 hari 1. Pemberhentian dengan hormat
2. Pemberhentian tidak dengan hormat
*Sumber : PP Nomer 53 tahun 2010

b. Keterlambatan

 Keterlambatan perhari akan diakumulasikan;

 Keterlambatan yang diakumulasikan adalah keterlambatan

yang tidak ada izin;

 1 hari kerja adalah 7,5 jam

 Setelah diakumulasikan penanganan terhadap pegawai yang

terlambat sama seperti pegawai yang tidak masuk kerja


Contoh: Contoh pegawai yang telat selama 450 menit setelah

dikonversi dalam jam diperoleh yang bersangkutan sdh telat

selama 7,5 jam maka yang bersangkutan dianggap tidak masuk

selama 1 hari.

c. Pegawai absen tetapi tidak berada di dalam ruangan

 Pemberlakuan sama seperti keterlambatan;

 Atasan wajib mencatat kehadiran yang bersangkutan sebagai

bukti untuk kemudian diakumulasikan seperti keterlambatan.

Kewajiban Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

Pegawai Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memiliki kewajiban

menyusun SKP yang ditetapkan oleh masing-masing bagian.

Sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS, PNS yang tidak menyusun SKP dapat dijatuhi

hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, sebagai berikut:

Tabel 2. Jenis Hukuman Disiplin Tidak Menyusun SKP


Persentase Capaian Beban Kerja Jenis Hukuman Disiplin
yang Disepakati dalam 1 tahun
25% - 50% Sedang
Dibawah 25% Berat
*sumber : PP Nomor 46 Tahun 2011

2.4. Pemberian Penghargaan Bagi Petugas Pemasyarakatan

Selain memberikan hukuman/punishment untuk membina kinerja SDM,

Direktorat Jenderal Pemasyarakan juga memberikan penghargaan yang bisa dijadikan


motivasi bagi petugas-petugas pemasyarakatan untuk dapat melakukan tugas dengan

sebaik mungkin.

Pemberian tersebut hanya diberikan kepada petugas pemasyarakatan yang lolos

kriteria masing-masing jenis penghargaan sesuai dengan undang-undang yang

berlaku. Berikut beberapa contoh jenis penghargaan yang diberikan kepada petugas

pemasyarakatan:

Tabel 3. Jenis-Jenis Penghargaan


Periode Pemberian Penghargaan
Penghargaan
1. Karya Dhika Prakasa
17 Agustus – Hut RI 2. Satyalancana Karya Satya
3. Pegawai Teladan
1. Karya Dhika Lokatara
2. Karya Dhika Madya
30 Oktober – HDKD
3. Purna Pengayoman
4. Pegawai Teladan
1. Karya Dhika Prakasa
27 April – Hari Bhakti 2. Pegawai Berprestasi
Pemasyarakatan 3. UPT Terbaik dalam Kriteria yang
ditentukan
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan dan Saran

Prinsip profesionalisme dalam manajemen kepegawaian adalah untuk

membangun PNS yang bertanggung jawab, jujur, adil. Untuk mencapai prinsip

profesionalisme Pegawai Negeri Sipil diperlukan pembinaan yang berdasarkan pada

sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.

Untuk itu bagian Kpegawaian menjadi salah satu bagian terpenting dalam sebuah

organisasi. Bagian kepegawaian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan terus

berkomitmen untuk selalu melaksanakan tugas dan fungsinya guna mewujudkan visi

dan misi organisasi.

Pelatihan-pelatiahan kerja dirasa perlu untuk meninhkatkan kinerja Pegawa

Negeri Sipil sesuai dengan bidangnya, diadakannya diklat/pelatihan akan lebih

memantabkan kinerja Pegawai Negeri Sipil. Manajemen Kepegawaian diarahkan

guna menjamin penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara berdaya

guna dan dan berhasil guna sehingga dapat menhasilkan Pegawai Negeri Sipil yang

Profesional.

15
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Sipil.

Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 23 tahun 2015 tentang Tata Cara
Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Sanksi Administratif bagi Pegawai di Lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 29 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Bagian kepegawaian Direktorat Jenderal Pemasayarakatan

Anda mungkin juga menyukai