Konkordansi
KUHP
Oleh:
Bintang Mahameru
E0018085
Pendahuluan
Pada masa kolonialisasi, Negara jajahan mau tidak mau dipaksa untuk
menganut hukum Negara yang menjajahannya. Penjajah adalah bangsa
yang dominan menentukkan aturan yang ada di masyarakat. Selain itu
untuk mengisikekosongan hukum yang ada di Negara jajahannya, maka
diterapkanlah hukum yang ada di Negaranya, tentu dengan penyesuaian
ala kadarnya sesuai kondisi wilayah jajahannya.
Penerapan hukum seperti ini, dalam pemahaman hukum sekarang masih
digunakan, yaitu hukum mengikuti warga negaranya. Berlakunya BW di
wilayah Hindia Belanda pada waktu itu adalah berdasarkan asas
konkordansi / concordantie beginsel yang tercantum didalam Pasal 131
Indische Staatsregeling, yang biasa disingkat dengan IS. Asas tersebut
menentukan bahwa bagi setiap orang Eropa yang berada di wilayah Hindia
Belanda berlaku hukum perdata yang berlaku di negeri Belanda. Pasal 131
IS ini juga sekaligus merupakan dasar hukum berlakunya BW dan WvK di
wilayah Hindia Belanda.
Asas Konkordansi adalah suatu asas yang
melandasi diberlakukannya hukum Eropa
atau hukum di negeri Belanda pada masa
itu untuk diberlakukan juga kepada
Golongan Eropa yang ada di Hindia
Belanda (Indonesia pada masa itu).