Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegawatan adalah suatu kondisi atau situasi keadaan ancaman bahaya ataupun sudah

terjadi dampak buruk dari bahaya tersebut yang mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.

Kondisi khusus yang memerlukan suatu tindakan tertentu di luar prosedur dan aturan sehari-

hari disebut gawat darurat (gadar) atau emergency [ CITATION Pra20 \l 1033 ]. Keadaan Gawat

darurat terjadi secara mendadak sehingga mengakibatkan seseorang atau banyak orang

memerlukan penanganan dan pertolongan segera secara cermat, tepat dan cepat. Tujuan

utama pada pertolongan gawat darurat adalah untuk menyelamatkan nyawa pasien dan

mengurangi kecatatan fisik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hefferman, 2016 dalam Oxyandi, 2019

Amerika serikat,di Queens, Nassau dan Suffolk Newyork pada pengalaman Klien di rumah

sakit perawat yang selalu berprilaku dengan sopan dan berkomunikasi dengan baik dari tahun

ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2005 ke tahun 2006 perawat yang berperilaku

sopan dan berkomunikasi baik menunjukan 81% menjadi 77%, mendengarkan keluhan klien

sebanyak 71% menjadi 66% dan selalu menjelaskan sesuatu dengan cara mereka sendiri

sebanyak 72% menjadi 65%, Hal ini menunjukan penerapan komunikasi yang tidak efektif

dapat mengganggu hubungan yang terapeutik antara klien dan perawat dan akan berdampak

pada ketidakpuasan pasien.

Dalam pelaksanaanya, selain skill perawat perlu melakukan komunikasi terapeutik

kepada klien. Perawat harus jujur dan gamblang dalam memberikan informasi dan tindakan-

tindakan kegawat darurat. Perawat harus mampu memberikan gambaran situasi yang

sesunguhnya serta memberikan support verbal maupun non verbal tanpa menambahkan
kecemasan pada pasien. Pasien dapat merasakan puas ataupun tidak puas apabila pasien

sudah mendapatkan pelayanan Kesehatan yang diberikan petugas di IGD, baik yang

bersifat fisik, kenyamanan dan keamanan serta komunikasi terpeutik yang baik. Hasil

penelitian [ CITATION Dar16 \l 1033 ] menunjukkan bahwa komunikasi yang baik memberikan

kepuasan pelayanan pada pasien.

Selain komuninasi terapeutik, perawat juga memiliki peran advokasi dalam memberikan

asuhan keperawatan. Dewasa ini kebutuhan bagi perawat untuk bertindak sebagai advokat

pasien meningkat. Pasien membutuhkan perlindungan dari perawat ketika seseorang sakit,

kekuatan fisik dan mentalnya menurun. Pasien yang dalam kondisi lemah, kritis dan

mengalami gangguan membutuhkan seorang advokat yang dapat melindungi

kesejahteraannya[ CITATION Ett13 \l 1033 ].

Fungsi advokasi merupakan peran profesional perawat untuk melakukan pembelaan dan

perlindungan kepada pasien. fungsi advokasi dilakukan untuk menghindari terjadinya

kesalahan pemberian asuhan keperawatan. Hal ini juga mencegah terjadinya malpraktik yang

akibatnya merugikan pasien bahkan kematian pasien. Selama berada dalam masa perawatan

dirumah sakit sangat mungkin terjadinya human error oleh tenaga kesehatan yang dapat

merugikan pasien. Sebagai satu-satunya yang berhubungan langsung dengan pasien, seorang

perawat dituntut untuk lebih hati-hati dan teliti dalam setiap tindakan, baik itu dalam

kolaborasi dengan dokter maupun tindakan mandiri.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana fungsi advokasi dan komunikasi perawat pada kasus kegawatan, kedaruratan

dan kegawatdaruratan terkait berbagai sistem ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Menjelaskan fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus kegawatan, kedaruratan dan

kegawatdaruratan terkait berbagai sistem

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus kegawatan terkait

berbagai sistem

2. Mengidentifikasi fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus kedaruratan terkait

berbagai sistem

3. Mengidentifikasi fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus kegawatdaruratan

terkait berbagai sistem


DAFTAR PUSTAKA

Darsini. (2016). HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN TINGKAT


KEPUASAN PASIEN YANG. NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016 ISSN 2540-
7937, 55.

Etty Nurul Afidah, M. S. (2013). GAMBARAN PELAKSANAAN PERAN ADVOKAT


PERAWAT DI. Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013;
124-130, 124-130.

Pradita Nurmalia, I. B. (2020). Program Public Safety Center (PSC) 119 Mataram Emergency
Medical Service (MEMS). HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH, 301.

Oxyandi, M. (2019). HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH


PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT.
Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 9(01), 33–43.
https://doi.org/10.52395/JKJIMS.V9I01.147

Anda mungkin juga menyukai