Anda di halaman 1dari 26

PEMANFAATAN TEKNOLOGI

INKUBATOR BAYI

TUGAS KELOMPOK
Untuk memenuhi tugas Sistem Infomasi Keperawatan

Oleh:
RIFANI TRISTIANTY (P17212215091)
IRFANI DEWI MAULIDIYAH (P17212215084)
SABRINA KUMALA DEWI (P17212215040)
FENNY MELLIKE (P17212215083)
HUDARISTA AGUSTIN (P17212215082)
SELVIA (P17212215123)
BASILIO ROBERTO DOS SANTOS RIBEIRO (P17212215041)
DAVID NUR CAHYA (P17212215085)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG

2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Inkubator Bayi ........................................................................... 5
2.2 Fungsi Inkubator Bayi ............................................................................. 5
2.3 Jenis-Jenis Inkubator Bayi ....................................................................... 6
2.4 Baby Incubator TSN 910 SC ................................................................... 9
BAB 3 PEMANFAATAN TEKNOLOGI INKUBATOR ................................... 20
3.1 Pemanfaatan Teknologi Inkubator .......................................................... 20
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 23
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 23
4.2 Saran ........................................................................................................ 23

2
BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

WHO menyatakan setiap dua detik, di dunia ini lahir bayi dengan berat badan rendah
(low birth weight). Bahkan, setiap 31 detiknya seorang bayi prematur meninggal di dunia.
Indonesia, kelahiran bayi dengan berat badan rendah mencapai 400.000 jiwa per tahun,
dan30-40 persen dari bayi meninggal karena prematur. Periode kelahiran normal adalah 37-
41 minggu. Kelahiran seorang bayi dianggap prematur bila terjadi lebih cepat dari 37
minggu, yang dihitung mulai dari hari pertama periode haid terakhir yang normal (Santoso et
al., 2014).

Sebagian bayi prematur memiliki berat badan rendah (low birth weight) dan kedua
kondisi ini terbukti saling berhubungan. Karena itu, WHO mendefinisikan bayi dengan berat
badan lahir rendah apabila berat bayi kurang dari 2.500 gram ketika lahir. Bayi prematur pasti
memiliki berat badan lahir rendah, sementara bayi dengan berat badan lahir rendah belum
tentu dilahirkan prematur. Setelah bayi prematur dilahirkan, bayi tersebut ditempatkan pada
ruangan yang memiliki suhu yang sama dengan kondisi suhu pada rahim sang ibu. Inkubator
bayi merupakan salah satualat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah ruangan
supaya suhu tetap konstan atau stabil. Karena kondisi ini, biasanya bayi prematur baru boleh
di bawa pulang setelah beratnya mencapai 2000 – 2250 gram (Santoso et al., 2014).

Inkubator bayi merupakan salah satu darisekian banyak alat kesehatan yang sangat
dibutuhkan ketersediaannya di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya. Inkubator bayi
berfungsi untuk menjaga suhu tubuh bayi dalam batas normal pada bayi prematur. Lingkup
kontrol pada alat inkubator bayi yaitu meliputi kesesuaian suhu, kelembaban, tingkat
kebisingan serta aliran udara didalam ruang alat inkubator bayi. Bayi prematur adalah bayi
yang lahir kurang dari 37 minggu dan memiliki berat bedan kurang dari 2500 gram. Oleh
karena hal tersebut penanganan terhadap bayi prematur harus lebih khusus dibandingkan
dengan bayi lahir normal. Dengan adanya alat inkubator bayi tersebut dapat memberikan
suatu situasi seperti didalam rahim ibu bayi yaitu kehangantan lingkungan yang terkontrol.
Bayiprematur memili resiko mengalami hipothermia ( suhu tubuh terlalu rendah ) karena

3
jaringan lemak dibawah kulit bayi prematur masih kurang atau masih tipis. Inkubator bayi
juga bermanfaat untuk meminimalkan resiko kontak secara langsung bayi prematur dengan
orang dan lingkungan yang berpotensi menularkan penyakit karena pada bayi prematur
fungsi organnya masih belum sempurna (Marwita et al., 2020).

Oleh karena itu inkubator bayi tersebut juga harus di kontrol secara berkala untuk
menjaga kualitas dari alat tersebut. Terdapat beberapa kasus terkait bayi yang mengalami
cacat fisik atau bahkan meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan didalam inkubator
bayi. Tentu saja hal ini menjadi masalah tersendiri yang harus diselesaikan. Untuk menjaga
keadaan alat inkubator tersebut memang perlu diadakan satu kegiatan perawatan rutin yang
terjadwal oleh petugas internal instansi kesehatan, sebelum alat tersebut digunakan pada bayi.
Untuk mengurangi kesalahan serta mempermudah pembacaan hasil dibutuhkan alat yang
dapat secara otomatis terkoneksi ke perangkat komputer dan mobile seluler/ handphone.
Sehingga, selain dapat mengurangi kesalahan saat pengukuran atau pendataan juga
mendapatkan hasil yang sesuai keadaan sebenarnya, serta dapat melakukan penyimpanan
data yang tepat (Marwita et al., 2020).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah konsep inkubator ?
2. Bagaimanakah cara kerja inkubator ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep inkubator
2. Mengetahui cara kerja inkubator

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Inkubator Bayi

Inkubator bayi merupakan alat yang bisa digunakan untuk menyesuaikan atau

mempertahankan kondisi lingkungan sekitar bayi, sehingga suhu bayi bisa tetap stabil.

Inkubator bayi sering digunakan untuk merawat bayi premature atau bayi dengan berat

badan lahir rendah (BBLR). Inkubator bayi memiliki beberapa nama lain seperti Infant

Incubator, Cuff, dan pemanas bayi.

Inkubator bayi pertama kali dikembangkan pada pertengahan abad ke 19,

berdasarkan incubator yang digunakan untuk menetaskan telur ayam. Dr. Stephane

Tarnier adalah seorang dokter berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai bapak

incubator, setelah berhasil membuat incubator pertama yang digunakan untuk menjaga

bayi di rumah sakit bersalin di Paris tetap hangat. Metode yang dikembangkan oleh Dr.

Stephane Tarnier ini adalah metode penghangatan tertutup yang pertama di dunia. Pada

tahun 1931 Dr. A. Robert Bauer MD di rumah sakit Henry Ford di Detroit, berhasil

menggabungkan panas, kelembaban, kemudahan perawatan dan kemudahan aksebilitas

pada inkubator.

2.2 Fungsi Inkubator Bayi

Beberapa fungsi inkubator bagi bayi, antara lain:

1. Pemberian oksigen dengan suplementasi oksigen bisa melalui hood atau kanula atau

melalui ventilasi mekanis. Bayi dengan gangguan pernapasan adalah penyebab utama

2. Mempermudah melakukan pengamatan (observasi): perawat intensif neonatal

modern yang melibatkan pengukuran suhu, pernapasan, oksigenasi, fungsi jantung,

serta aktivitas fisik.

5
3. Memberikan perlindungan dari suhu dingin, infeksi, dan kebisingan. Inkubator bisa

dianggap sebagai bassinets tertutup dalam plastik dengan peralatan yang bisa

mengatur suhu serta dirancang menjaga kehangatan badan bayi dan membatasi

papparan terhadap kuman.

4. Pemberian obat-obatan yang sesuai.

5. Penyediaan kebutuhan gizi dengan pemberian melalui kateter intravena atau NGT.

6. Untuk menjaga keseimbangan cairan dengan memberikan cairan serta menjaga

kleembapan udara yang tinggi untuk mencegah kerugian yang terlalu besar dan

penguapan pernapasan.

2.3 Jenis- Jenis Inkubator Bayi

Secara umum, inkubator dibedakan menjadi dua jenis, yaitu inkubator sederhana

dan inkubator digital.

1. Inkubator sederhana

Inkubator jenis ini berupa kotak box bayi yang dibuat seperti akuarium

menggunakan bahan akrilik dan kerangka dari bahan alumunium. Alat jenis ini

dilengkapi oleh alat penghangat (lampu pijar) dan alat pengukur suhu ruang.

Inkubator sederhana memiliki beberapa kelemahan yaitu:

- Dinding inkubator sederhana hanya satu lapis. Hal ini akan meningkatkan

perpindahan panas dari dalam inkubator ke lingkungan luar melalui radiasi,

konduksi dan konveksi yang besar.

- Inkubator sederhana memerlukan kegiatan maintenance suhu yang lebih daripada

inkubator digital. Inkubator sederhana biasanya memiliki dinding satu lapis.Suhu

dinding inkubator harus berada dalam kisaran +10C dari suhu udara inkubator pada

ruangan dengan suhu kamar yang tidak dingin. Jika perbedaan suhu lebih besar

6
karena udara kamar neonatus berada di lebih dingin, maka suhu inkubator harus

dinaikkan 10C untuk setiap perbedaan 70C dengan suhu kamar (Ringer, 2020).

- Untuk mencapai suhu minimal operasional yaitu 320C dibutuhkan waktu tertentu

yang dipengaruhi oleh temperatur lingkungan yang berbeda. Inkubator baru akan

efektif jika digunakan pada temperatur lingkungan di atas 280C, karena inkubator

bayi akan mencapai suhu 320C dalam waktu 15 menit. Pada temperatur lingkungan

di bawah 250C inkubator tidak bisa bekerja secara optimal, dikarenakan suhu yang

dihasilkan di dalam inkubator tidak dapat mencapai suhu minimal operasional

yaitu 320C (Aditya dan Apriantoro, 2020).

- Inkubator sederhana tidak memiliki pengaturan kelembaban. Kelembaban yang

tinggi akan membuat suhu tubuh bayi lebih tinggi. Hal ini dikarenakan mekanisme

kehilangan panas dan cairan transdermal (dari kulit ke lingkungan) bersifat

minimal di lingkungan dengan kelembaban tinggi.

2. Inkubator Digital

Alat jenis ini merupakan pengembangan dari alat inkubator sederhana. Ada

penambahan fungsi yang berkaitan yaitu adanya pengaturan suhu ruang inkubator,

kelembaban pada inkubator, dan adanya fasilitas keamanan (alarm) pada inkubator

jika terjadi error (Heri dan Juan, 2017). Oleh karena terdapat fitur fitur ini, maka

tingkat kelangsungan hidup neonatus yang menjalani perawatan inkubator bersifat

tinggi.Pada penelitian yang diinisiasi oleh Silverman (1960-an), penggunaan

inkubator yang hanya 20C lebih hangat akan menghasilkan tingkat kelangsungan

hidup yang jauh lebih tinggi. Tanpa menggunakan inkubator, kemungkinan kematian

neonatus (pada saat di Eropa) mendekati 100%, terutama jika suhu rektal turun hingga

320C atau kurang dari 320C (Ringer, 2020).

7
Jenis- jenis inkubator berdasarkan tipenya meliputi : radiant warmer incubator,

infant incubator, dan transport incubator.

1. Radiant Warmer Incubator

Inkubator yang pertama ini bertipe radiant warmer. Ciri- ciri tipe ini adalah

alat penghantar panas yang terletak di bagian atas box tidur bayi. Selain heater yang

terletak tinggi di atas bayi, bayi juga akan ditempel sensor-sensor panas langsung

pada permukaan kulitnya. Panas yang dialirkan oleh sensor tersebut berfungsi untuk

menjaga suhu tubuh bayi agar tetap stabil. Kelebihan yang dimiliki oleh inkubator

tipe ini adalah kemudahan jangkauan dokter atau perawat untuk membantu bayi,

karena tidak terdapat tutup box. Namun, tidak adanya penutup akan menjadikan

kemungkinan infeksi, gangguan kenyamanan bayi, dan allerger terpapar ke bayi lebih

tinggi. Selain itu, kelembapan pada box akan sulit diatur.

2. Infant Incubator

Tipe inkubator ini lebih menyerupai rahim Ibu dibandingkan dengan tipe

sebelumnya. Bayi dapat terus terjaga kehangatannya, karena suhu panas dan

kelembaban tersebar hanya pada ruangan bayi (box tidur). Kekurangan yang dimiliki

oleh inkubator ini adalah tutup box tidur yang sedikit mengganggu akses dokter dan

perawat untuk menjangkau bayi. Kelebihan yang dimiliki oleh inkubator ini mampu

menutupi kekurangan yang dimiliki Radiant Warmer Incubator

3. Transport Incubator

Transport incubator memiliki bentuk dan tipe yang sama dengan infant

incubator, namun inkubator ini dilengkapi dengan roda untuk memudahkan

perpindahan atau transport bayi. Inkubator ini digunakan untuk memindahkan bayi

dari satu ruangan ke ruangan lain atau antar rumah sakit. Sesuai dengan namanya dan

8
fungsi transportasi tersebut, maka transport incubator memiliki sumber energi yang

berbeda dari inkubator lainnya, yakni baterai.

2.4 Baby Incubator TSN 910 SC

TSN 910 SC merupakan inkubator bayi dengan kontrol servo yang menggunakan

teknologi microcontroller-based yang didesain dengan mempertimbangkan faktor

keselamatan da kenyamanan pasien. Inkubator bayi ini memungkinkan diberikannya

kondisi lingkungan sesuai yang dibutuhkan oleh pasien dengan mengatur suhu dan

kelembapan dalam kompartemen bayi. Inkubator TSN 910 SC mempunyai dua mode

pengoperasian yaitu Mode Air/ Manual Mode, dan Mode Skin/ Servo Mode.

a. Spesifikasi Baby Incubator TSN 910 SC

Tegangan Kerja/
220 VAC/ 50 Hz/ 350 Watt
Daya
Tipe Pengendali Expanded Microcontroller(setara dengan
microcomputer)
Mode Kendali/ - Kontrol suhu udara ( Air/ Manual) untuk
Kontrol semua tipe
- Kontrol suhu kulit bayi (Skin/ Servo)
Suhu Kulit Bayi/ - Indikator aktual: 17.1 – 42.40C; dengan
Skin resolusi 0.10C
- Setting: 34.0 – 37.00C; dengan resolusi 0.10C
- Pada kondisi khusus (override) sampai 38.00C
Suhu Udara/ Air - Indikator aktual: 17.1 – 42.40C; denga resolusi
0.10C
- Setting: 25.0 – 37.00C, dengan resolusi 0.10C
- Pada kondisi khusus (override) sampai 39.00C
Pembatas Suhu - 38.00C dan 40.00C (override) oleh elektronik
Maks. thermostat
- Serta thermostat mekanik sebagai berikade
akhir pengamanan terhadap kelebihan panas
Kelembapan 15% - 90% RH digital Hygrometer
Alarm - System Failure - Low Internal
Battery
- Sensor Failure - Mains Failure
- Blower/ Fan Failure - Airflow Failure
- Probe Failure - High
Temperature
- Air Deviation ± 3oC - Air Over
Temperature
- Warm Up Failure - Skin Deviation ±

9
10C
- Skin Over Temperature
Pembungkam - 2 menit untuk Low Internal Battery dan Mains
Alarm Failure
- 10 menit untuk alarm lainnya
Tingkat Kebisingan ≤ 60 dB (A)
Waktu Pemanasan ≤ 30 menit (dari 250C ke 370C)
Kontrol Oksigen Menggunakan oxygen limiter dengan microfilter
Matras Radio-Transparent mattress tray 120 tilted
smoothly by crank
Pintu Akses - 4 port doors - 2 iris
port
- 1 access panel (emergency door) - 4 tubing
grommets
Display LCD 16 x 2 dan Seven-Segment Display
Kendali Ketinggian Hi-Lo Actuator 20 cm (hanya 910 SC-ehl)

b. Bagian- Bagian Baby Incubator TSN 910 SC

Gambar Bagian- Bagian Baby Incubator


TSN 910 SC (tampak depan dan tampak
samping)

Gambar
Display Control 10
Panel
c. Persiapan Sebelum Pemakaian Baby Incubator TSN 910 SC

Persiapan-persiapan berikut perlu dilakukan sebelum inkubator bayi

dioperasikan.

1. Pastikan semua material kemasan sudah dibuang atau dilepas,

2. Bersihkan dan disinfeksikan bagian kompartemen bayi.

3. Pastikan stopkontak yang dipakai mempunyai koneksi ground/ arde yang baik (R ≤

0,2 Ohm) atau sesuai dengan persyaratan standar keselamatan internasional IEC

60601-1,

4. Pastikan suhu ruangan tempat dioperasikannya inkubator berkisar antara 22 –

270C,

5. Tempatkan inkubator pada lantai yang datar, kunci roda trolley inkubator untuk

menghindari inkubator bergerak/ menggelinding secara tidak sengaja,

6. Isi tabung/ reservoir air pengatur kelembapan dengan air mineral hingga batas

tanda MAX,

7. Pasang/ sambungkan kabel sensor yang berwarna hitam (Skin Probe +

Hygrometer) pada terminal – terminalnya.

d. Petunjuk PenggunaanBaby Incubator TSN 910 SC

1) Cara Kerja Mesin Inkubator Bayi

Inkubator TSN 910 SC series dapat dioperasikan dalam 2 mode yaitu Air/

Manual dan Skin/ Servo.

- Pada pengoperasian mode Air/ Manual, sistem cukup mengontrol elemen

pemanas untuk memanaskan udara dalam inkubator hingga mencapai suhu

udara yang diinginkan. (Air Temperature Setting).

11
- Pada pengoperasian mode Skin /Servo, sistem mula-mula mengontrol elemen

pemanas untuk memanaskan udara dalam inkubator sehingga suhu kulit pasien

mencapai target yang diinginkan (Skin Setting). Setelah suhu tercapai dan stabil

(suhu tidakkurang atau sama dengan suhu target), sistem kemudian secara

otomatis menjaga suhu udara dalam >320C. Jika saat proses pendinginan udara

inkubator dari suhu tinggi (sisa pemanasan mode Skin) menuju suhu 32 0C tiba-

tiba suhu pasien mengalami penurunan, maka sistem secara otomatis akan

memanaskan kembali udara dalam inkubator hingga suhu kulit pasien mencapai

targetnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pada pengoperasian mode Air/ Manual sistem

hanya mengontrol suhu udara inkubator sedangkan pada pengoperasian mode Skin/

Servo sistem mengontrol suhu pasien sekaligus mengontrol suhu udara inkubator.

2) Display Seven Segment Pada Control Panel

Pengoperasian inkubator dikendalikan dan dimonitori melalui panel kontrol.

Pada panel kontrol, terdapat dua kelompok display seven segment. Setiap

kelompoknya terdiri dari dua deret angka dan setiap deret angka terdiri dari tiga

digit. Kelompok display disebelah kiri menunjukan display mode operasi Skin/

Servo, sementara yang ada disebelah kanan menunjukan display mode operasi Air/

Manual.

Pada masing-masingdisplay mode, deretan angka sebelah atas menunjukan

indikator suhu aktual yang diukur sensor. Apabila sensor mengalami gangguan

seperti putus atau rusak, maka deretan angka bagian atas ini akan gelap (blank/

mati), tergantung sensor mana yang mengalami gangguan.Sementara deretan

sebelah bawah menunjukan setelan suhu (setting) yang ditentukan oleh user. Saat

inkubator dioperasikan pada mode Air/ manual, maka Air setting dinyalakan,

12
sedangkan Skin Setting dipadamkan (blank). Sebaliknya jika inkubator

dioperasikan pada mode Skin/ Servo, maka Skin Setting dinyalakan sedangkan Air

Setting dipadamkan (blank).

3) Pengoperasian Inkubator Pada Mode Air/ Manual

1. Hubungkan kabel power Inkubator ke stop kontak.

2. Nyalakan Inkubator dengan menekan saklar POWER, pastikan bahwa lampu

indikator powernya menyala dan inkubator bekerja.

3. Sesaat setelah dinyalakan inkubator akan memeriksa fungsi sistem selama 3

detik (LCD menampilkan “Checking System.., please wait”). Kemudian display

LCD menampilkan bargraph heater. Tampilan LCD dapat diganti dengan

menekan tombol DISPLAY, misalnya untuk menampilkan identitas mesin

inkubator atau nomor seri/ revisi mesin maupun bargraph tegangan baterai

internal. Setelah 10 detik LCD akan kembali menampilkan bargraph heater.

4. Saat pertama kali dinyalakan, inkubator otomatis bekerja pada mode Air/

Manual. Grup indikatornya ada disebelah kanan pada panel kontrol. Angka

dibagian atas adalah indikator suhu aktual yang terukur sensor, sedangkan

angka dibagian bawah adalah nilai setting atau suhu yang diinginkan user.

5. Untuk mengatur suhu udara inkubator, tekan tombol SET kemudian dilanjutkan

dengan penekanan tombol UP atau DOWN hingga mencapai angka yang

diinginkan.

6. Apabila diinginkan suhu setting melebihi 370C, maka mode Override harus

diaktifkan. Untuk mengaktifkannya, terlebih dahulu setting dinaikan hingga

370C, kemudian tekan tobol OVERRIDE dilanjutkan dengan penekanan

kembali tombol UP atau DOWN hingga mencapai suhu yang diinginkan.

Maksimum Override Setting pada mode Air/ Manual adalah 39.00C.

13
7. Setiap perubahan setting akan diikuti oleh bunyi “BEEP”. Apabila tidak ada

penekanan tombol UP atau DOWN dalam interval waktu 10 detik, maka tombol

UP atau DOWN secara otomatis akan dikunci dan sistem menyimpan nilai

setting terakhir. Nilai tersebut akan menjadi settingan awal pada saat inkubator

dinyalakan kembali.

8. Suhu udara di dalam inkubator kemudian dipanaskan dan akan mencapai suhu

yang diinginkan dalam waktu kurang lebih 20 – 30 menit. Masukkan pasien ke

dalam inkubator setelah suhu yang diinginkan telah tercapai dan stabil.

9. Apabila muncul alarm AIR DEVIATION MORE THAN 3 0C atau SKIN

DEVIATION MORE THAN 10C atau INCUBATOR FAILED TO REACH

TARGET, user dapat me-reset alarm tersbut dengan menekan tombol SET

kemudian bila perlu atur kembali suhu nya dengan menggunakan tombol UP

atau DOWN.

10. Buzzer alarm dapat dimatikan dengan cara menekan tombol ALARM OF yang

terletak dibagian kiri atas panel kontrol. Buzzer akan kembali dibunyikan

setelah 10 menit. Selama Buzzer mati, LED indikator ALARM OFF menyala.

Khusus untuk alarm LOW BATTERY atau MAINS FAILURE buzzer

dibunyikan kembali setelah 2 menit.

4) Pengoperasian Inkubator Pada Mode Skin/ Servo

1. Pasang Skin Probe pada badan pasien, sebaiknya pada kulit abdominal dekat

liver. Rekatkan dengan menggunakan plester/ band-aid untuk mencegah probe

terlepas.

2. Untuk mengubah mode pengoperasian menjadi mode Skin/ Servo, tekan tombol

MODE yang posisinya dibawah LCD. Indikator sseven segment Air Setting

akan padam dan Skin Setting kan menyala.

14
3. Pengaturan suhu dan Overridensetting pada mode Sikn/ Servo sama seperti

pengaturan suhu dan Override setting pada mode Air / Manual. Maksimum

Override Setting pada mode Skin/ Servo adalah 38.00C.

d. Troubleshooting

No Pesan Yang
Ditampilkan LCD
Kemungkinan Penyebab Tindakan Pertama
Beserta
Keterangan
1. SYSTEM  Salah satu ic kontrol  Hubungi Teknisi
FAILURE padapapan unit
INCUBATOR OFF mengalami masalah 
LED  Inkubator
menyala Kegagalan mesinmengalami
Sistem Dan masalah.
Thermostat
dinonaktif-kan.
LED
Selalu Kegagalan
Sistem menyala
JIKA Terjadi
Kegagalan Sistem.
2. LOW BATTERY  Tegangan baterai  Baterai harus di
PLEASE internal yang tidak biaya di luar
RECHARGE mencukupi untuk inkubator. Alarm
Untuk review alarm mensupply jika tetap aktif
Penyanyi, review inkubator (vbat ≤ meskipun baterai
penekanan 10,5 volt). sudah di jawab,
Tombol ALARM  Baterai Rusak. kemungkinan
OFF Hanya  Kabel Baterai putus. baterai rusak dan
mematikan buzzer harus diganti.
selama 2 menit.  Kabel dipasang
bateral kembali.
3. SENSOR  Terputus kabel sensor air  Pastikan bahwa
FAILURE atau tidak kabelsensor air
SYSTEM terpasang atau tidak sudah terpasang
HALTED terpasang dengan baik. dengan baik.
7-Segmen AIR  Sensor air (suhu udara)
Menjadi Gelap Dan rusak.
Thermostat
dinonaktif- kan.
4. POWER  PLN padam  Hidupkan MCB
FAILURE  Kabel AC tidak Bila listrik anjlok
HEATER OFF tersambung ke atau nyalakan
Penekanan ALARM Stopkontak. genset.
OFF Hanya  Sekring 2A putus.  Pastikan bahwa
mematikan buzzer

15
selama 2 menit.  Power Supply Unit kabel AC sudah
(PSU) dari sistem rusak. terpasang dengan
baik pada stop
kontak.
 Ganti sekring 2A
dengan yang baru.
5. BLOWER  Kabel blower terlepas/  Pastikan bahwa
FAILURE konektornya renggang. konektor kabel
SYSTEM  Putaran blower blower terpasang
HALTED terganggu.  dengan baik.
thermostat dinonakti  Blower Rusak.  Singkirkan
fkan penghambatpeniup
.
 Ganti blower
dengan yang baru.
6. AIRFLOW  Sirkulasi udara  Singkirkan
FAILURE dalam Inkubator tidak/ penghalang
SYSTEM kurang lancar. sirkulasi udara
HALTED  Sensor airflow rusak yang menutupi
Thermostat inlet/ outlet udara
dinonaktifkan inkubator.
7. PROBE FAILURE  Skin probe  Pastikan bahwa
CHECK CONNEC belum terpasang dengan skin probe sudah
TION baik. terpasang
- 7-Segmen kulit  Skin probe rusak. dengan pada
Menjadi Gelap Dan terminal baik
Thermostat dinonakt -terminalnya.
ifkan  Ganti dengan yang
- Hanya Terjadi baru.
Saat Modus pada
dioperasikan Kulit /
Servo
8. HIGH  Suhu udara dalam  Buka segera pintu-
TEMPERATURE kompartemen pintu
HEATER CUT melebihi 38,00C kompartemen
OFF (reguler) atau 40.00C untuk menurunka
Thermostat dinonakt
(override). suhu.
ifkan  Driver pemanas rusak
atau tidak berfungsi
dengan baik.
9. SKIN OVERTEMP  Suhu kulit pasien  buka segera pintu-
HEATING melebihi 37,50C pintu komparteme
STOPPED (reguler) atau 38,50C n untuk review
(override). menurunkan suhu,
 Pasien kemudian lakukan
kemungkinanmenderita setting ulang
syok atau demam.  Segera keluarkan
pasien dari
inkubator

16
untuk melakukan
tindakan
medis yang
diperlukan.
10. AIR OVERTEMP  Suhu udara dalam  Buka segera pintu-
HEATING kompartemen pintu komparteme
STOPPED melebihi 37,50C(reguler) n untuk
atau 39,50C (override). menurunkan suhu,
kemudian lakukan
pengaturan ulang.
11. INCUBATOR  Suhu  Tekan
FAILED TO udarainkubatorgagal tombol SET dan
REACH TARGET mencapai lakukan
suhuudarayang pengaturan ulang
diinginkan dalam waktu bila perlu.
30 menit  Tempatkan
 Inkubator terkena aliran inkubator jauh dari
udara langsung dari AC. aliran udara
 Ikubator mengalami langsung dari AC.
kebocoran
 Pintu -
pintu kompartemen
belumtertutup dengan
rapat.
 Celah pada silikon
untuktubing grommet
terlalu  lebar.
12. SKIN  Perbedaan antara  Tekan tombol
DEVIATION pengaturan suhu kulit SET dan lakukan
MORE THAN 1 ° dengan aktualnya pengaturan ulang
C melebihi 10C bila perlu.
13. SKIN  Perbedaan antara  Tekan tombol
DEVIATION pengaturan suhu kulit SET dan lakukan
MORE THAN 3 ° dengan aktualnya pengaturan ulang
C melebihi 30C bila perlu.

e. Pembersihan dan Pemeliharaan

1) Pembersihan, Disinfeksi, dan Sterilisasi alat

1. Bersihkan kompartemen dengan kain lap halus atau chamois yang dicelupkan ke

larutan satu sendok makan sabun cair bayi scrub/ saflon dalam satu ember air

hangat- hangat kuku. Pastikan saat mengelap bahwa chamois atau kain

lap sudah diperas dan tidak membawa air sabun terlalu banyak.

17
2. Ganti air dalam reservoir setiap hari. Air mineral dapat dipakai, namun

dianjurkan untuk menggunakan air destilasi atau air RO untuk hemodialisis.  

3. Cara membersihkan bagian dalam Inkubator :

- Angkat handle depan Inkubator untuk  membuka kap kompartemen. Pastikan

hood hinge penyangga kompartemen berbunyi "KLIK" kemudian lepas

handlenya. Kompartemen akan tetap terbuka.

- Lepas Skin Probe (Bila ada) dari terminal box-nya. Kemudian angkat matras

beserta nampannya (deck). Barulah membersihkan bagian dalam

kompartemen.

- Angkat penutup lorong fiber kemudian bersihkan seluruh bagian fiber.

- Bersihkan matras, nampan (deck) dan penutup fiber kemudian kembalikan

semuanya pada posisi semula.

- Tahan  handle kompartemen dengan cara mendorongnya sedikit ke atas

kemudian tarik kunci hood hinge lalu turunkan serta tutup kembali

kompartemen dengan hati - hati.

4. Cara membersihkan Skin Probe adalah mengelap terlebih  dahulu Bagian metal

dari tip probe dengan lap lembab yang mengandung disinfektan kemudian

kabelnya dilap dengan lembut hingga menuju konektornya.

2) Pemeliharaan dan Perawatan

1. Setiap kali inkubator selesai digunakan, kabel listrik sebaiknya tidak langsung

dicabut dari stop kontak untuk melakukan  proses pengisian baterai. Pastikan

bahwa baterai  internal inkubator dalam  keadaan penuh saat akan digunakan

kembali. Lepaskan kabel power dari stop kontak setelah baterai internal  terisi

penuh  (ditandai dengan matinya lampu indikator pengisian baterai).

18
2. Matikan saklar baterai atau cabut skun baterai jika inkubator tidak akan

digunakan dalam jangka waktu yang lama.

3. Inkubator sebaiknya dikalibrasi ulang secara periodik.

19
BAB 3
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INKUBATOR

3.1 Pemanfaatan Teknologi Dalam Inkubator


Baby incubator adalah suatu tempat tertutup, tempat meletakkan bayi pada
lingkungan terkontrol untuk menghangatkan bayi dan menjaga bayi dari kuman
dibawah observasi perawat/dokter. Pada baby incubator terdiri dari pemanas, kipas
untuk mensirkulasikan udara yang dipanaskan, wadah air untuk menambahkan
kelembaban, katup control untuk menambahkan oksigen dan port akses untuk
perawatan (Permenkes no 118 tahun 2014) .
Baby incubator merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga
suhu sebuah ruangan agar tetap konstan/stabil. Pada modifikasi manualotomatis baby
incubator, terdapat sebuah box kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan
bagian bawah). Box bagian atas digunakan untuk meletakkan sensor, display sensor,
kontroler, rangkaian elektronik. Sedangkan pada box bagian bawah dibagi menjadi 3
ruangan yang dibatasi dengan sekat, yang digunakan untuk meletakkan heater,
tempat/wadah air dan kipas
Baby incubator memiliki beberapa parameter yaitu temperatur, kelembaban, air
flow dan noise. Dengan tingkat kelayakan kebocoran suhu luar ± 1°C, tingkat
kelembaban antara <70%, laju aliran udara < 0,35 m/s, dan tingkat kebisingan di dalam
incubator < 60 dBA. Persyaratan tersebut harus terpenuhi untuk mendapatkan kriteria
keselamatan dan kemanan dalam penggunaannya(karyadi et al, 2016).
Pengembangan alat inkubator terus dilakukan dari yang awalnya memiliki
fungsi hanya sebagai penghangat bayi, sampai sekarang fungsinya mulai melebar
sebagai dukungan dalam kelangsungan hidup bayi dengan berbagai fitur yang tersedia.
Fungsi utama inkubator adalah penghangat tubuh bayi dimana awalnya untuk mengatur
suhu inkubator dilakukan manual dengan observasi suhu bayi itu sendiri, namun
sekarang semakin berkembangnya teknologi untuk mengatur suhu inkubator dan
observasi bayi dalam inkubator dapat dilakukan dengan menggunakan wifi serta
berbasis database(setyaningsih et al, 2019), bukan hanya itu terdapat pula penggunaan
teknologi dalam inkubator sebagai kontrol suhu otomatis dengan menggunakan berat
badan bayi sehingga dalam inkubator dilengkapi dengan timbangan. Suhu otomatis

20
yang dimaksut adalah pengaturan suhu ruang secara manual dan pengontrolan
kelembapan(karyadi et al, 2016).
Dengan berbagai perkembangan teknologi yang ada, manfaat inkubator semakin
meluas disamping dari manfaat utama untuk menghangatkan bayi-bayi baru lahir
utamanya bayi prematur, inkubator juga bermanfaat dalam kelangsungan hidup bayi
seperti observasi kondisi bayi dengan adanya timbangan untuk observasi berat bayi
juga untuk mengatur suhu inkubator secara otomatis, sebagai terapi pada berat bayi
lahir rendah atau pada bayi-bayi prematur. Biasanya dalam hal ini digunakan inkubator
yang disertai alat untuk fototerapi.

Gambar : inkubator sederhana


Inkubator bayi sederhana adalah inkubator yang banyak digunakan oleh instansi
kesehatan kelas menengah ke bawah. Inkubator bayi sederhana, biasanya hanya terdiri
dari box (kotak tempat bayi), penghangat, dan alat pengukur suhu ruang. Seiring
berkembangnya teknologi inkubator sederhana bermetamorfosa menjadi inkubator
modern.

21
Setelah banyak instalasi pelayanan kesehatan menggunakan inkubator modern dan
meninggalkan inkubator sederhana, kemudian muncul inovasi baru berupa inkubator
portable. Dimana inkubator ini dapat digunakan dirumah atau dibawa kemana-mana
tanpa pengawasan tenaga kesehatan karena inkubator ini menerapkan teknologi
mikrokontroler yaitu teknologi dapat disetting secara otomatis.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Inkubator bayi merupakan alat yang bisa digunakan untuk menyesuaikan atau
mempertahankan kondisi lingkungan sekitar bayi, sehingga suhu bayi bisa tetap stabil.
Inkubator bayi sering digunakan untuk merawat bayi premature atau bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR). Inkubator bayi memiliki beberapa nama lain seperti Infant Incubator,
Cuff, dan pemanas bayi.Padababy incubator terdiri dari pemanas, kipas untuk
mensirkulasikan udara yang dipanaskan, wadah air untuk menambahkan kelembaban, katup
control untuk menambahkan oksigen dan port akses untuk perawatan (Permenkes no 118
tahun 2014) .
Jenis incubator secara umum ada 2 yakni sederhana dan digital, sedangkan Jenis-
jenis inkubator berdasarkan tipenya meliputi : radiant warmer incubator, infant incubator,
dan transport incubator.Ada juga jenis incubator Baby Incubator TSN 910
SCyaknimerupakaninkubatorbayidengankontrol servo yang menggunakanteknologi
microcontroller-based yang didesain denganmempertimbangkan factor keselamatandan
kenyamananpasien.
Pemanfaatan Teknologi Dalam Inkubator yaknimempermudah melakukan
pengamatan (observasi): perawat intensif neonatal modern, memberikan perlindungan dari
suhu dingin, infeksi, dan kebisingan.
Dengan berbagai perkembangan teknologi yang ada, manfaat inkubator semakin
meluas disamping dari manfaat utama untuk menghangatkan bayi-bayi baru lahir utamanya
bayi prematur, inkubator juga bermanfaat dalam kelangsungan hidup bayi seperti observasi
kondisi bayi dengan adanya timbangan untuk observasi berat bayi juga untuk mengatur suhu
inkubator secara otomatis, serta observasi suhu bayi itu sendirisebagai terapi pada berat bayi
lahir rendah atau pada bayi-bayi prematur. Biasanya dalam hal ini digunakan inkubator yang

23
disertai alat untuk fototerapi serta observasi bayi dalam inkubator dapat dilakukan dengan
menggunakan wifi serta berbasis database.

4.2 SARAN
Diharapkan pemerintah dan pihak terkait dalam pengembangan teknologi kesehatan
terutama untuk teknologi yang bertujuan mempermudah perawatan pada bayi lebih
ditingkatkan lagi yakni mungkin bisa tambahkan adanya fitur yang bisa mendeteksi secara
digital seperti CCTV dalam incubator agar lebih terobservasi bagi diruang intensif seperti
NICU.

24
DAFTAR PUSTAKA

Marwita, F., Ariman, A., Febriansyah, M., & Iswoko, I. (2020). Rancang Bangun Alat Ukur
Kondisi Ruang Inkubator Bayi berbasis Komputer PC dan Aplikasi Android.
SAINSTECH: JURNAL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN SAINS DAN TEKNOLOGI,
30(2), 59–66. https://doi.org/10.37277/STCH.V30I2.843
Santoso, U. A., Susihono, W., & Mariawati, A. S. (2014). Perancangan Inkubator untuk Bayi
Prematur dengan Metode Rasional. Jurnal Teknik Industri Untirta, 2(3).
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jti/article/view/2312
Karyadi Hari Bagus, et al. 2016. Baby Incubator dilengkapi Timbangan Sebagai
Kontrol Suhu Otomatis (Setting Suhu Ruang Manual Dan Kontol
Kelembaban. Available on: http://digilib.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-819-DraftSeminar.pdf. diakses pada
1 September 2021.

Peraturan menteri kesehatan no 118 tahun 2014. Available on :


https://farmalkes.kemkes.go.id/peraturan/. Diaksses 3 September 2021.

Setyaningsing, Endah. 2019. Sistem Pemantauan Inkubator Bayi Menggunakan Wifi


dan Berbasis Database. Available on :
https://journal.untar.ac.id/index.php/tesla/article/view/7186. diakses pada 3
September 2021.

Pitaloka, H. W. 2018. Laporan PKL PT.Tesena Inovindo. (Online), https://e-

katalog.lkpp.go.id/katalog.produkctr/getdetailproductcenter?id=1268728. Diakses

pada 4 September 2021.

Heri Yudistira & Yuan Novandhya. 2017. Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada

Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Edik Informatika, 2, 1–7.

25
Ringer, S. A. 2020. Core concepts: Thermoregulation in the newborn part I: Basic

mechanisms. NeoReviews, 14(4). https://doi.org/10.1542/neo.14-4-e161

Aditya, D., & Apriantoro, N. H. 2020. KOCENIN Serial Konferensi No. 1 (2020)
Webinar Nasional Cendekiawan Ke 6 Tahun 2020, Indonesia. 1(1), 1–7.

26

Anda mungkin juga menyukai