Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI

PELAYANAN KEBIDANAN TENTANG INKUBATOR

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 12

1. Anna Fadillah
2. Dini Erika
3. Mudrikah Zain 07170200098
4. Putri Mastura 07170200070
5. Tias Oktavia 071702000
6. Tita Herningsih 07170200069
7. Yiyi Kumaya Sari

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU JAKARTA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji kita ucapkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pelayanan Kebidanan yang
di ampu oleh IRMA JAYATMI, SST, M.Kes selaku dosen di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Maju Jakarta. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
untuk kepentingan proses belajar.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kami buat kurang tepat.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan di masa
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 21 April 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II Pembahasan
2.1 Inkubator
2.2 Kegunaan Inkubator
2.3 Kalibrasi inkubator
2.4 Gambar Inkubator, Fungsi, dan cara penggunaannya
2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator
2.6 Perkembangan Inkubator
BAB III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Incubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan
keadaan temperatur tertentu. Inkubator banyak dijumpai pada rumah sakit dan
peternakan. Pada rumah sakit, incubator berfungsi untuk menghangatkan bayi yang
baru lahir, atau bayi yang lahir prematur. Pada peternakan, inkubator ini biasanya
digunakan untuk penetas telur dan sebagai tempat dari anak ayam yang baru
menetas.
Incubator biasanya berbentuk ruangan atau box (kotak) dengan ukuran tertentu.
Incubator yang ada saat ini, biasanya sudah tertentu temperaturnya, tidak dapat di
ubah. Sehingga ketika pengguna membutuhkan ruangan atau box dengan
temperatur lain, maka pengguna harus menggunakan incubator yang lain. Biasanya
untuk mengendalikan temperatur pada sebuah incubator, digunakan lampu atau
elemen pemanas. Sehingga ketika pengguna membutuhkan temperatur yang
berbeda, maka pengguna harus mengganti lampu atau elemen pemanas yang
digunakan sebelumnya dengan elemen pemanas yang lain. Akan lebih berguna, jika
incubator dilengkapi dengan sensor temperatur dan control terhadap suhu, sehingga
pengguna tidak perlu mengganti elemen atau lampu pada incubator ketika hendak
mengganti temperaturnya. Pengguna cukup mensetting temperatur pada settingan
incubator, maka incubator sendiri yang akan mengontrol temperaturnya sesuai
dengan setting yang di masukkan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang di maksud dengan Inkubator?
b. Apa saja kegunaan inkubator?
c. Apa saja kalibrasi inkubator?
d. Bagaimana saja gambar inkubator, Fungsi, dan cara penggunaannya?
e. Apa saja Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator?
f. Bagaimana perkembangan inkubator?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang termuat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui tentang pengertian inkubator
2. Untuk mengetahui tentang kegunaan inkubator
3. Untuk mengetahui tentang kalibrasi inkubator
4. Untuk mengetahui tentang gambar inkubator. Fungsi dan cara
penggunaanya
5. Untuk mengetahui tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator
6. Untuk mengetahui tentang perkembangan inkubator
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INKUBATOR

a. Pengertian Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta dilengkapi dengan pengatur
suhu dan pengatur waktu.
 Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan perubahan suhunya saat
pintu inkubator dibuka.
 Perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada didalam dengan
memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau terdapatnya kipas
penyebar suhu. Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan tertutup
saat melihat biakan secara sekilas bertujuan supaya tidak terjadi penurunan suhu.
Inkubator sederhana berbentuk kotak dengan pemanas disesuaikan, biasanya
naik ke 60 sampai 65 ° C (140-150 ° F), meskipun beberapa incubator
bisa memiliki suhu yang sedikit lebih tinggi (umumnya tidak lebih dari 100 ° C).
Yang paling umum digunakan adalah incubator untuk bakteri seperti E. coli sering
digunakan serta untuk sel mamalia adalah sekitar 37 ° C, sebagai organisme ini
tumbuh baik di bawah kondisi seperti itu. Untuk organisme lain yang digunakan
dalam eksperimen biologi, seperti Saccharomyces cerevisiae ragi pemula, suhu
pertumbuhan 30 ° C adalah optimal.
Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk menurunkan
suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk mengendalikan kelembaban
atau tingkat CO2. Hal ini penting dalam budidaya sel mamalia, dimana kelembaban
relatif biasanya> 95% dan pH yang agak asam dicapai dengan mempertahankan
tingkat CO2 dari 5%.
Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat diprogram
untuk siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat kelembaban, dll Inkubator
dapat bervariasi dalam ukuran dari meja ke unit-unit ukuran kamar kecil.

b. Pengertian Inkubator Bayi

Inkubator bayi merupakan salah satu alat peralatan elektromedik yang


digunakan untuk memberikan perlindungan kepada bayi yang baru lahir premature
atau mempunyai berat badan lahir rendah dengan cara memberikan suhu dan
kelembapan yang stabil dan kebutuhan oksigen sesuai dengan kondisi kandungan
ibu, mencegah terjadinya infeksi pernapasan pada bayi dan unuk mengisolasi bayi
yang baru lahir atau bayi premature yang memiliki berat badan kurang dari 2500g.
Hal ini sangat penting sekali bagi bayi premature yang baru lahir yang mana rawan
terhadap masalah pernapasan karena paru-parunya tidak mendukung untuk
mensuplay oksigen guna pernapasan pada tubuh. Sedangkan bayi premature adalah
bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram. Sebagian besar organ tubuhnya juga belum berfungsi
dengan baik, karena kelahirannya yang masih dini. Maka dari itu, perlu diberikan
perawatan khusus untuknya.

Bayi prematur mudah menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang


dingin. Untuk mencegah hipotermia dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi
2. Konsumsi oksigen paling sedikit dalam keadaan istirahat, sehingga suhu
tetap normal.

Suhu yang dibutuhkan sesuai berat badan bayi :

NO BERAT BAYI SUHU RUANGAN

1 1000 gram 35℃

2 1500 gram 34℃

3 2000 – 3000 gram 33℃

4 4000 gram 32℃

Inkubator ini menggunakan sistem pemanasan dengan heater dan sistem


kerja manual, digital dan dilengkapi alarm-alarm pengaman. Pesawat ini
mampunyai sirkulasi yang terkontrol atau mempunyai kelembapan relatif dan
isolasi untuk melindungi bayi dari kontaminasi udara dari luar. Hal ini diperlukan
bagi bayi premature, karena sangat rawan terhadap masalah pernapasan dan
masalah yang bersangkutan dengan kesehatan bayi tersebut. Suhu yang dibutuhkan
dalam perawatan bayi ini antara 32℃ - 37℃.
Selain berfungsi sebagai penghangat, inkubator juga berfungsi melindungi
bayi dari bahaya infeksi. Di tempat ini, tersedia juga alat penyinaran sinar biru bagi
bayi premature yang mengalami peningkatan kadar bilirubin dalam darahnya (bayi
kuning/jaundice) sebagai akibat hati bayi yang belum bekerja sempurna.
Biasanya bayi di dalam inkubator akan dibiarakan telanjang untuk
mempermudah pemantauan, yang bisa dilihat dari gerak pernafasan serta warna
kulit. Dengan demikian bila ada kelainan segera diketahui.
Selain itu bayi premature juga mendapat bantuan pernafasan dalam bentuk
bantuan oksigen sejumlah tertentu. Hal ini pun harus dilakukan dengan hati-hati,
sebab keseimbangan kadar oksigen dan karbondioksida bayi prematur harus
diperhatikan dengan benar.bila jumlah oksigen pada bayi prematur terlalu sedikit,
jumlah karbondioksida akan meningkat. Akibatnya pembuluh darah di otak akan
melebar, bahkan bisa pecah dan mengakibatkan pendarahan di otak. Sebaliknya bila
oksigen terlalu banyak, maka pembulih-pembuluh darah bisa menyempit yang
,mengakibatkan sel-sel tubuh bayi kurang mendapat makanan.
Ditinjau dari sistem perawatan bayi pada ruangan Incubator dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu :
 Incubator system terbuka
Adalah incubator yang memerlukan pembukaan ruangan jika akan melakukan
perawatan bayi (perawatan tidak dilakukan secara otomatis dari dalam ruangan
incubator). Peralatan ini biasanya digunakan untuk bayi yang lahir prematur
dengan kebutuhan perawatan normal.
 Incubator system tertutup
Adalah incubator yan selalu tetutup, hanya dibuka dalam keadaa darurat untuk
keperluan pernafasan. Perawatan dan pengobatan pada bayi prematur dalam
ruangan incubatir melalui lubang khusus untuk tangan perawat yang tersedia
pada pesawat sehingga kebersihan bayi dapat lebih dijaga. Pesawat jenis ini
dapat mengatur kestabilan suhu secara otomatis, mneyediakan udara bersih
karena ada penyaring filter udara dalam pesawat, kemudian dilengkapi pula
dengan sirkulasi dan konsentrasi oksigen, sehingga jenis incubator ini paling
sering digunakan untuk bayi premature yang lahir dini dnegan kondisi kritis.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi pada Baby Incubator adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Panas Yang Tetap
Pemberian panas yang tetap dan tertentu pada bayi dengan berat badan lahir rendah
sangatlah penting dalam mengatasi Hypothermia dan jika kulit bayi lebih rendah
dari 36℃. Berat badan tidak bertambah dengan cepat walaupunn diberikan kalori
normal hal ini karena kalori banyak dipakai untuk memelihara suhu badan.
2. Isolasi Ruangan
Isolasi ruangan sangat diperlukan oleh bayi karena daya tahan tubuh bayi dengan
berat badan rendah masih sangat rentang sehingga apabila diletakkan diruangan
bebas mudah terkena infeksi.

3. Menambah Zat Asam dalam Incubator sehingga memudahkan Pernapasan Bayi


Sistem sirkulasi udara mampu untuk mengontrol temperature udara dan
kelembapan udara dalam hood incubator. Udara yang masuk dalam incubator ini
akan di saring melalui Filter yang ada di bagian dalam incubator. Apabila masih
memerlukan oksigen, maka oksigen akan ditambah melalui Oksigen Limiter.
Udara mengalir melalui pemanas yang akan memanaskan udara sampai
temperature yan tepat. Udara yang sudah hangat tersebut akan dialirkan melalui
Humdity Reservoir untuk mendapatkan kelembapan relatif yang diperlukan.
Selanjutnya udara masuk Hood, melalui Mettres dan diarahkan kembali ke bawah
menuju bagian bawah Deck untuk di kontrol. Melalui sensor pengatur operasi
(Opening Probe) dan sensor pengaman temperature (Safety Thermostat).
Temperature udara tersebut dimonitor dan dikontrol secara kontinyu.
Sirkulasi di dalam Hood menimbulkan sedikit kenaikan tekanan udara
positif yang mana hal ini mengakibatkan udara dalam hood cenderung mengalir
keluar. Hal ini untuk menjaga kontinuitas sirkulasi udara dan terisolasinya udar di
dalam hood dari udara luar, sekalipun Acces Port dan Hood di buka-buka untuk
suatu kperluan pearawatan
Seluruh udara yang masuk ke dalam incubator dihisap melalui saringan
filter yang terpasang pada bagian dalam Oksigen Limiter di belakang. Filter sangat
efektif untuk menyaring partikel-partikel debu yang terkandung di dalam udara.
Untuk menjaga efektivitas isolasi atmosphere yang sempurna dan menjaga
meningkatnya konsentrasi oksigen diatas batas yang aman.
2.2 Kegunaan Inkubator
Berdasarkan kegunaannya secara khusus
(Collins etal, 2004) :
1. Shaker incubator: inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi
biakan.
2. Cooled incubator: inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambient.
3. CO2 incubator: inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya
karbondioksida.
4. Automatic temperature change incubator: inkubator yang dilengkapi dengan
pengatur perubahan suhu otomatis sehingga tidak perlu memindahkan kultur
ke inkubator lain saat membutuhkan perubahan suhu secara bertahap
5. Portable incubator: inkubator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya
diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan.
6. Incubator room: suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai dengan
keperluan dan syarat mikrobiologisnya.

2.3 Kalibrasi Inkubator


Kalibrasi Inkubator:
1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai bekerja
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20 , maka pengaturan suhu perlu di setel
kembali
3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan
disinfektan
2.4 Gambar Inkubator, Fungsi, dan cara penggunaan

INKUBATOR
Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu
sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator
adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan
konstan

Cara Penggunaan Inkubator :


1. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat
inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan
untuk menciptakan suhu stabil dan konstan.Cara Penggunaan Inkubator.
2. Hidupkan Inkubator dengan menekan power pada posisi ON.
3. Set Temperatur sesuai dengan keinginan kalian.
4. Letakkan Termometer Pada Inkubator Untuk mengetahui kestabilan suhu
incubator.
5. Biarkan selama satu hari.
6. Jika temperature sudah stabil berarti Inkubator sudah siap digunakan

1. Standar Operasional Prosedur (SOP) inkubator


a. Inkubator
Inkubator merupakan sebuah perangkat yang memungkinkan mengontrol
kondisi lingkungan, seperti suhu dan kelembapan. Sering digunakan unuk
pertumbuhan bakteri, atau memberikan lingkungan yang cocok untuk kondisi
biologis atau reaksi kimia.
Dalam penggunaanya pada proses percobaan di laboratorium, fungsi inkubator
dikategorikan kedalam dua macam yakni :
 Dalam mikrobiologi, inkubator adalah sebuah perangkat untuk mengontrol suhu,
kelembapan, dan kondisi yang mikrobiologikal.
 Dalam bioteknologi, inkubator digunakan untuk mengatur suhu lingkungan
suatu objek pengamatan. Berbagai macam inkubator diproduksi oleh
perusahaan manufaktur dan beredar dipasaran dengan spsifikasi yang berbeda.
Diantaranya yaitu inkubator model CB 150 model inkubator satu pintu dengan
satu kaca display. Berikut adalah spesifikasi dari inkubator model CB 150.
 Dalam biologi, inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh dan
memelihara budaya mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator mempertahankan
suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain seperti karbon dioksida (CO2) dan
kandungan oksigen dari atmosfer di dalam. Inkubator sangat penting untuk
banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel, mikrobiologi dan biologi
molekuler dan digunakan untuk kultur bakteri baik serta sel eukariotik.
Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk menurunkan
suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk mengendalikan kelembaban
atau tingkat CO2. Hal ini penting dalam budidaya sel mamalia, dimana kelembaban
relatif biasanya> 95% dan pH yang agak asam dicapai dengan mempertahankan
tingkat CO2 dari 5%.
Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat diprogram
untuk siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat kelembaban, dll Inkubator
dapat bervariasi dalam ukuran dari meja ke unit-unit ukuran kamar kecil.
Inkubator juga digunakan dalam industri perunggasan untuk bertindak sebagai
pengganti ayam.Ini sering mengakibatkan tingkat menetas lebih tinggi karena
kemampuan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban.Berbagai merek inkubator
yang tersedia secara komersial untuk peternak.

2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengoperasian


Dalam proses pemasangan atau perakitan ada beberapa prosedur yang harus
diperhatikan yaitu:
1. Memasang Rak
 Periksa bagian kiri dan kanan tempat siku-siku terpasang dengan benar.
Sangkutan di bawah mengarah ke bawah ditempatkan di sisi depan dan
sangkutan samping ditempatkan di paling dalam.
 Masukan sangkutan samping ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung
dan tekan sisi belakang dengan benar.
 Masukan sangkutan bawah ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung
dan pasang dengan benar.
 Pastikan bahwa masing-masing siku terpasang horisontal dan terpasang semua
dengan benar.
 Atur semua siku dan periksa siku sebelah kiri dan kanan pastikan terpasang di
ketinggian yang sama.
 Letakkan suatu rak di siku yang sudah terpasang.

2. Meletakkan sample dan bejana ke dalam bilik inkubator


 Menghilangkan uap lembab dari sample atau bejana
 Buka pintu. pintu tersebut akan menutup oleh magnet
 Tempatkan sample di suatu jarak aman pada rak yang seragam.
 Tutup pintu dengan hati-hati hingga benar-benar tertutur rapat.
 Jika pintu itu tidak tertutup dengan sepenuhnya, pengoperasian tidak akan
berjalan.

3. Menghubungkan steker induk


 Pastikan bahwa switch power dan saklar induk dalam keadaan padam. Sambung
steker induk pada saluran AC.

Tahap selanjutnya adalah pengoperasian inkubator. Dalam prakteknya ada


beberapa hal yang harus dilakukan agar alat berjalan dengan baik yaitu:
1}. Pengaturan Pengaman Suhu
a. Pengaturan untuk pengaman suhu. Putar pengatur untuk melakukan
penyesuaian hingga menunjuk pada suhu aman. Umumnya suhu yang diatur
10°C yang lebih tinggi dibanding pengaturan suhu dalam bilik inkubator.
b. Jangan menetapkan suhu pada 70°C atau yang lebih tinggi.

2}. Pengaturan, memulai dan menghentikan penunjuk kendali


a. Menyalakan tombol komponen dan power. Dalam 5 detik akan muncul “cP”
dan indikator suhu.
b. Pengaturan suhu dapat dilakukan baik ketika dioperasikan atau tidak.
c. Untuk mengatur penunjuk kendali tekan tombol “run/stop”. LED suhu akan
berkelip. LED pemanas menyala jika telah aktif.
d. Menghentikan pengaturan penunjuk kendali dengan menekan tombol
“run/stop”. Kelipan LED suhu berubah menjadi bercahaya.
e. Pastikan penunjuk kendali telah mati sebelum mematikan tombol power.
Jika tidak, alarm peringatan akan berbunyi.
f. Jika tidak digunakan dalam waktu yang lama, matikan tombol power dan
komponen serta cabut steker dari terminal AC.

3}. Pengaturan, memulai dan menghentikan modus pengatur waktu.


a. Mengatur suhu dari penunjuk kendali sebelum mengatur nilai dari pengatur
waktu.
b. Mengatur waktu pada pengatur waktu untuk semua modus operasi.
Pengaturan dapat dilakukan baik dibawah pengendalian maupun
penghentian.
c. Untuk memulai secara pengoperasian otomatis tekan “set” dan
pengendalian siap dimulai
d. Jika waktu telah terhitung habis, maka pengoperasian yang telah diatur
otomatis akan berhenti.
e. Hentikan modus operasinya terlebih dahulu, Kemudian tekan tombol power
untuk mematikan inkubator.
f. Jika tidak digunakan lagi dalam waktu lama, tekan tombol power, lalu cabut
steker dari terminal AC.

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Alat


Setelah pemasangan selesai, dan petunjuk pengoperasian dipahami. Ada satu hal
lagi yang harus menjadi perhatian serius agar terhindar dari kecelakaan saat bekerja
yaitu :
1. Memperhatikan tanda peringatan
Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak tidak bisa
digunakan dalam ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida, garam nitrat, pelarut
organik, dll. Ini disebabkan karena fungsi, sifat dan ciri-ciri beberapa bagian dari
inkubator jika dipanaskan akan berada pada suhu yang tinggi. Jika pengguna
menyentuh satu bagian-bagian yang dilarang selama operasi, atau
mengoperasikannya dengan cara yang salah, bisa dipastikan pengguna akan
mengalami kecelakaan yang tak diduga. Hati-hati dengan tanda peringatan untuk
keselamatan dan untuk mencegah kecelakaan kerja :
 Dangerous (Berbahaya).
Mengindikasikan suatu situasi yang sangat beresiko akibat kekeliruan kerja yang
dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
 Warning (Peringatan).
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja
yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
 Caution (Perhatian).
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja
yang bisa berakibat kecelakaan atau luka fisik.

2. Warning Label ( Label Peringatan )


Suatu label peringatan terdapat pada alat untuk menunjuk suatu ketentuan yang
penting. Menjaga agar alat awet dan kinerjanyapun dapat baik dalam waktu yang
cukup lama tentunya dibutuhkan suatu perawatan yang berkala dan rutin dilakukan.
Ini mencegah timbulnya kerusakan dan berperan dalam meminimalisir kecelakaan
kerja.

4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan


Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
perawatan/pemeliharaan :
1. Pengujian sambungan utama
Sambungkan steker utama. Nyalakan saklar utama dan tekanan uji tombol dengan
suatu tongkat.Ketika saklar dipadamkan, maka berjalan normal. Jika tidak bekerja
secara normal, hentikan operasi dengan segera dan hubungi agen. Hal tersebut
mungkin disebabkan satu resiko akibat kejutan listrik.

2. Perubahan Dari Sekring


Matikan tombol power dan peralatan untuk keselamatan sebelum mengubah
sekring. Tempatkan ujung obeng minuts ke dalam alur dari sekring . Penyangga
dapat dikeluarkan oleh ujung obeng. Kaitkan sekring baru dengan daya yang sama.
Kapasitas ditunjukkan di bagian logam dari sekring yang logam. Pada suatu
kapasitas tertentu, daya muat sekring tidak bisa menahan arus berlebih yang terjadi
di dalam unit dan mungkin dapat mungkin menyebabkan satu kecelakaan. Jika
sekring yang baru meletup segera setelah diubah .Hentikan pengoperasian dengan
segera dan memeriksa unit yang sambungkan ke terminal AC.

5. Perawatan
Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum dibersihkan.
Bersihkan dengan kain yang lembut atau handuk basah.Jika diperlukan gunakan
netral detergen dan lengkap dengan penyekanya. Ketika membersihkan bilik,
keluarkan komponen pendukung dari siku-siku.

5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kalibrasi Inkubator


1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai bekerja.
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20C , maka pengaturan suhu perlu di setel
kembali.
3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan
disinfektan.

Prinsip Kualifikasi Inkubator


1. Menguji penyebaran suhu udara dalam inkubator. Untuk mengetahui
penyebaran suhu,maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mempelajari
struktur/bentuk inkubator, letak sumber panasnya, sensor, dan sirkulasi udaranya
(perhatikan letak exhaust, bila ada). Setelah memahami struktur dan bentuk
inkubator, selanjutnya gunakan thermocouple dan thermorecorder yang sudah
terkalibrasi untuk merekam dan memantau suhu dalam inkubator selama waktu
tertentu (biasanya berdasarkan waktu pemakaian).

Thermocouple (yang seperti kabel) dipasang di port thermorecorder


2. Pemantauan suhu setiap titik pengukuran saat inkubator dibuka dan ditutup
kembali.Saat inkubator dibuka, ada udara dari luar yang masuk. Hal ini akan
mempengaruhi suhu di dalam inkubator. Terlebih bila membukanya
lama.Penentuan lama waktu membuka-menutup tergantung pada penggunaan.
Dengan pengujian ini, waktu maksimum inkubator dibiarkan terbuka akan
diketahui, begitu pula lama waktu yang diperlukan inkubator mencapai
suhu setting saat inkubator ditutup kembali. Hasil yang baik adalah bila
inkubator mampu menjaga stabilitas suhunya saat pintu dibuka dan ditutup
kembali.
3. Antisipasi bila terjadi pemadaman listrik (power failure).Mirip dengan prinsip
buka-tutup pintu, yang dilihat waktu stabilitas dan pengembalian suhu.Pada
pengujian ini, inkubator dimatikan beberapa saat sambil dipantau penurunan
suhunya, lalu dinyalakan kembali dan dipantau suhunya hingga mencapai
suhusetting.Hasil kualifikasi yang diharapkan adalah inkubator mampu menjaga
suhunya pada waktu yang maksimal saat listrik padam, hingga generator pabrik
dinyalakan, dan penyesuaian suhu saat inkubator dihidupkan tidak memerlukan
waktu lama.
4. Pengujian kualitas inkubator harus dilakukan pada beberapa kondisi: kosong,
terisi penuh, dan terisi sebagian. Isi yang digunakan juga tergantung pada
pemakaian inkubator tersebut.Biasanya digunakan media bekas pakai sebagai
"dummy".Dengan demikian, dapat diketahui pemerataan suhu dalam inkubator
dengan berbagai kondisi.Hasil yang diinginkan adalah suhu tetap terdistribusi
rata sesuai dengan setting dan display saat kondisi kosong, penuh, maupun terisi
sebagian.

2.5 Perkembangan Inkubator Di Berbagai Negara


 Dari pengalaman pengembangan inkubator di Malaysia, Shanghai,
Vietnam, Peru, Korea, dan Eropa dapat diidentifikasikan dan dijadikan
bahan masukan penguatan inkubator bisnis di indonesia. Ada beberapa
catatan yang perlu mendapatkan pertimbangan. Seperti orientasi model
inkubator yang dikelompokan menjadi:
1. Model inkubator berorientasi pada peningkatan skili/keterampilan. Model ini
berperan sebagai ajang untuk peningkatan keterampilan dalam bentuk balai
latihan kerja.
2. Model inkubator berorientasi pada jaringan sistem inovasi. Model ini lembaga
incubator berperan untuk dapat mendorong lahirnya inovasi dari para wirausaha-
wirausaha.
3. Model inkubator berorientasi pada pasar ekspor.
Sedangkan faktor pendukung keberhasilan inkubator di beberapa negara tersebut
adalah :
1. Kebijaksanaan pemerintah dan strategi operasional bagi pengembangan
inkubator.
2. Dukungan pemerintah daerah/regional dalam bentuk pendanaan pembangunan
fasilitas fisik inkubator, dan kredit lunak jangka panjang untuk pengelolaan
inkubator.
3. Dukungan lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta dalam bentuk
kredit usaha bagi tenant inkubator.
4. Komitmen perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk pengembangan
tekonologi dan alih eknologi bagi tenant inkubator.
5. Sinergisme dengan science park atau technology park yang dibangun serentak
dengan pembangunan inkubator. \
6. Pendirian badan hukum inkubator yang jelas dengan Tim Pengelola inkubator
yang bekerja penuh, profesional, dan efisien serta diberikan penghargaan yang
layak.
7. Pemilihan lokasi inkubator di pusat kawasan bisnis atau di tengah science park
atau technology park.
8. Dukungan sarana dan prasarana Teknologi Informasi yang lengkap bagi tenant
inkubator.
9. Penyediaan fasilitas perkantoran pendukung usaha tenant inkubator di bawah
satu atap (informasi pasar, modal ventura, bank dll.)
 Inkubator Bisnis adalah wadah sebagai upaya untuk menumbuhkan wawasan
dan minat mahasiswa dalam memerapkan sebuah peluang kerja secara mandiri
maka dengan adanya Inkubator Bisnis akan mampu memberikan pemahaman
perlunya suatu jiwa kewirausahaan dalam rangka pembangunan nasional, selain
itu Inkubator Bisnis menjadi suatu mediator bagi mahasiswa dengan
menyediakan berbagai macam produk serta mengembangkan program yang
merupakan komitmen berdasarkan pada visi dan misi.
Dari waktu kewaktu Inkubator Bisnis mulai berkembang dengan berbagai
macam produk baru seperti makanan, minuman, kue tradisional, aneka ragam
kerajinan tangan, peralatan tulis, baju dan aksesori. Sehingga dengan banyaknya
produk yang terjual di Inkubator Bisnis dapat memberikan sumbangsih bagi para
mahasiswa untuk datang dan belajar bagaimana menjadi seorang wirausaha
sejati.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta dilengkapi dengan pengatur
suhu dan pengatur waktu.
Pada umumnya sistem penghangat atau Cara Penggunaan Inkubator :
1. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat
inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk
menciptakan suhu stabil dan konstan.Cara Penggunaan Inkubator.
2. Hidupkan Inkubator dengan menekan power pada posisi ON.
3. Set Temperatur sesuai dengan keinginan kalian.
4. Letakkan Termometer Pada Inkubator Untuk mengetahui kestabilan suhu
incubator.
5. Biarkan selama satu hari.
6. Jika temperature sudah stabil berarti Inkubator sudah siap digunakan

Incubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi


lingkungan yang cocok untuk bayi yang baru lahir, terutama pada kelahiran
premature. Saat ini masalah mengenai kelahiran premature bukanlah sesuatu hal
yang baru lagi, bahkan pada awal abad 16 dan 18 sudah terdapat makalah ilmiah
yang membahas mengenai kelahiran bayi premature atau sakit, yang tetap
dilahirkan dan dirawat di rumah tanpa adanya penanganan medis yang baik.
Incubator bayi berfungsi untuk mempertahankan kehidupan bayi premature
dengan menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat seperti di dalam rahim ibunya,
melindungi bayi dari bahaya infeksi dan member bantuan pernafasan dalam bentuk
antuan oksigen dalam jumlah tertentu.
B. SARAN

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa incubator bayi memiliki fungsi yang
cukup penting. Dengan alat ini kita bisa mengurangi AKB (Angka Kematian Bayi)
yang lahir secara premature. Oleh sebab itu, pengadaan incubator pada rumah sakit
yang ada di Indonesia perlu diperhatikan lagi agar penyebarannya bisa maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/10351057/MAKALAH_BABY_INCUBATOR
http://www.alatlabor.com/article/detail/65/co2-inkubator-inkubator
http://kimiakelompok3.blogspot.co.id/2014/10/standar-operasional-prosedur
sop.html
http://rddachie.blogspot.co.id/2013/03/instrument-dasar-laboratorium-bag-1.html
http://www.smecda.com/kajian/files/hslkajian/pertumbuhan_inkubator.pdf
https://www.slideshare.net/phienthree/makalah-incubator

Anda mungkin juga menyukai