Anda di halaman 1dari 11
4. Artritis Reumatoid No. ICPC-2 : L99 Musculosceletal disease other No. ICD-10 :MS3.3 Polymyalgia theumatica Tingkat Kemampuan : 3A Masalah Kesehatan Penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya, Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan Gejala pada awal onset Gejala prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah yang beriangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan, Gejala spesifk pada banyak sendi (poliartrikular) secara simetris, dapat mengenai seluruh sendi terutama sendi PIP (proximal interphalangeal, sendi MCP (metacarpophalangeal) atau MTP (metatarsophalangeal), pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Sendi DIP (distal interphalangeal) umumnya tidak terkena. 249 Dipindai dengan CamScanner ojala sinovtis pada seni yang terkena: bengkak, nye yang diperburuk {dengan gerakan schingga gerakan menjadi erbala, kekakuan pada pagi har >t jam ojala ekstraarkuar: mata (episkierits), kardlovaskular (nyeri dada pada perikardts), hematologl (snemia), Faktor Rsiko| 1. Wanita, Faktor goneti. Hormon soks. Infoks Merokok Ha Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective) Pemerksaan Fisk Marifesasiartkulr: Bongkal/ousi condi, nyrltekan send, send toraba hangat, deformotas (swan ‘neck, boutonniee, devas ulnar) Manifestasiekstraarihular: 4. Kult terdapat nodul teumatoid pada daerah yg banyak menerima penekenan, vaskults. 2 Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen shoulder. 3. Mata dapat ditemukan Keraloonjungtvtis sicca_yang_merupakan ‘manifesta sindrom Sjorgen, opiskerts! skorts. Konjungtiva tampak ‘anemia akbat penyakit kronk 4A. Sistem respiratork dapat dtemukan adanya radang sondikskoartonold, ‘pnoumonitsinterstil efus pleura, atau fbvosls parkas. 5. Sistem kardovaskuler dapat allomukan perkardtis konstikt, dstungs| atup, fenomena embalsasl, gangguan Konduks, aon, kardlomiopa Pemeriksean Penuniang Pemerksaan Iau endap darah (LED) Pemeriksaan di pelayanan Kesehatan sokunder atau rjukan horizon 4. Faklorreumatod (RF) serum, 2. Racéologtangan dan kaki. Gambaran dni berupa pembengkakan jaringan nak, dikuti oleh osteoperesis juxta-ancuiar dan erosi pada bare ares tulang. Keadaan tarjt ternat penyempitan colah send, osteoporosis itus, erosimelvas sampal daerah subkondral 250 Dipindai dengan CamScanner Gambar6.2 Radiolog! tangan pada Artts RNSUSIGIE [ACPA (antcyefc irutinated peptide antibody) /ant-CCP orp ‘Analisis caan sensi Blops!sinoviuy nodul theumatold Penegakan Diagnosis (Assessment) Diagnosis Kis Diagnosis RA biasanya didasarkan pada gambaran Kini dan radiogralis itera Diagnosis Berdasarkan ACR-EULAR 2010: Dibuat sker dari bberapa poin dawah in 4 Jumiah sondi yang tibet ‘1 sendibesar b. 2+10-sendibesar 1-3 sendikecil (dengan atau tanpa sensi besar) 6. 4-10 send kecl (dengan atau tanpa sendi besar) {© >10 send dengan minimal 1 sendi ke ‘Sendi DIP, MTP |, carpometacarpa tidak termasuk dalam kiteria Yang dimaksud send kecl adalah MCP, PIP, MTP I-V, fou ja, dan pergelangan tangan ‘Yang dimaksud eencs besar adalah babu, sku, ut, pangkal paha, dan pergolangan kaki 2. outa phase reactants: LED dan CRP. 8. LED atau CRP nak ' 1, RF atau anti CCP 2. RFdanani CRP() o RF atau anti CRP nak < 9 bates atas normal (@AN) 2 RF atau CRP nak> 3 BAN 3 4. Duras ‘2. Lebih dar Mioggu ‘ by Kurang dar 6 Ninggu ° ‘Skor 6 atau lebih capat dbuat diagnosis RA asi Dipindai dengan CamScanner ‘abo! 6.4 Sistem penilaian klastikas! kriteria RA (American College of ‘Rhoumatology/European League Against Rheumatism, 2010) Kriteria Klasifikasi untuk RA (algoritma berdasarkan skor: tambahkan skor dari kategori A-D; dar total skor 10, jk dldapatkan jumlah skor2 6 adalah definisi pasti RA) 7 Keteribatan sendi 1 send besa ° 2-10 sendibesar 1 1.3 send kell (dengan atau tanpa ketoribatan send besar}® 2 4-10 seni ke (dengan atau tanpa keteribatan send basar)3 3 10 sendi (in sendikeci)? 5 2, Serologi (min asi tes yang Sbutvhkan untuk Klasiikas)® RF () dan ACPA) ° RF (+) rondah dan AGPA (+) rendah 2 RE (+) tinggi dan ACPA () tnggh a 3. Reaktan fase akut (mint hasiltes yang butuhkan untuk klaifkas)? CGRP normal dan LED normal o CRP tidak normal dan LED tidak normal 1 4 Duras dari gejala <8 minggu o 26 minggu 4 ccatatan: 1. Kiteriatersebutdtyjkan untuk klastkas| pasion baru ‘Sebagai tambehan, pasien dengan penyakit eosiftpkal RA dengan riwayet yang sesuai dengan kiteria 2010 ini harus dikasitkaskan ke dalam RA, Pasien dengan penyakt lama, termasuk yang tidak akit {(Gongan atau tanpa pengobatar), yang berdasarkan data retaepaktt yang ‘miki memenuhikrteria 2010 ini haus dkiaiikasikan ke dalam RA, 2. Diagnosis banding bervariasidiantara pasien dengan mandestasi yang bberbeda, tetapi boleh memasukkan kondsi seperti SLE, artis psoriatic, {dan gout. Jka agnosis bancing masin belum jelas, hubungl abi reumatolog, ‘3. Walaupun pasion dengan skor <6 dai tidak ciklaitkasikan ke dalam RA, satus mereka dapat dai vlang dan kiteria ini bisa eipanuhi secara uma soring waktu 4. Ketesibatan senci merujuk pada sendi yang bengkak atau nyeri pada Ppemerksaan, yang dkontimasi oleh bukii penciraan akan adanya Sinovtis. Sendi interfalang distal, sendl karpometakarpal |, dan send ‘metatarstalangeal | tidak cimasukkan dalam —pemerksaan. Kategor lstibusi send ciktaiixasikan berdatarkanlokasi dan jumlah send yang teribat, itempatan ke dalam Kategori teringgl bordasarkan pola etorbatan send 252 Dipindai dengan CamScanner ‘5. Sendisendi besar merujuk pada bahu, sku, pinggu, ltut, dan pergelangan kaki. 6. Sondisondi Koc merujuk pada sendi metakarpofalangeal, sensi intertaang proksimal, seni metatarsophalangea! ILV, send intrtalang 'buja, can pergolangan tangan. 7. Dalam katoger' in. minimal 1 dati gency teribat harus send keci; send laionya dapat berypa Kombinasi dari sendi besar dan sendi kecil tambahan, seperti sendi lainnya yang tdek terdatiar secara spesiik dianapun (misal temporomandibular, akromioklavkular,storncktavikuar dan lina). 8 Negatif merjuk pada nial 1U yg s batas alas nilal normal (BAN) laboratorur dan assay. posi rendah merujuk pada nial 1U yang 2 BAN {otapi 3x BAN laboratarum dan assay, posit! ngl merujuk pada ils IU yg > 3 BAN laboratorium dan assay. Kethka RF hanya dapat cial ‘sebagai posi atau nega, hasil posit harus dina sebagal posit rendah Unluk RA. ACPA = ani-cirulinated protein antbody. |. Normalidak normal citentukan oleh stand laboratrum setempat, CRP (Cveactve protein) LED (Laju Endap Dara, 10,Durasi gefata merujuk pada laporan dar pasion mengonai duras gala dan tanda sinoviis (misal nyeri, bengkak, dan ayeri pada penekanan) dari ‘sendi yang secara Klnis teribat ‘pada saat pemerksaan, tanpa ‘memandang status pangobatan Diagnosis Banding Penyebab arthritis tainnya, Spondioanopat seronagatt, Lupus ertematosus Istemik, Sindrom Sjogren Kompikasi 1. Detormitas send outanniore, swan neck, devas! ulnar) 2. Sindrom terowongen karpal (TCS) 3. Sindrom Fety (gabungan gejala RA, splonomegat, leukopenia, dan ukus 'pada tungkal juga sering isental fadenopati dan tombostopenia) Ponatalaksanaan komprehensit (Plan) Penatalaksanaan 4. Pasion dberkan informasi untuk memproteks! send, terutama pada sacium akut dengan menggunakan decker. 2. Pemberian obat ant nlamasi non-strok, seperti: dklofenak 50-100 mg ‘2idhat, meloksikam 7,5~16 mg/l, eelecoxle 200-400 mse 3. Pemberian golongan steroid, seper: prednison atau met prednisolon losis rendah (sebagai bridging therapy) 4 Fisioterap,tatalaksana okupas, bla peru dapat dberkan onsis teria rujokan 41. Tidak membalk dengan pemberan obat ant intamas dan steroid dost rendah. 2, RA dengan kompikas 253 Dipindai dengan CamScanner 3. Rujukan pembedahan ka tejad dofomitas, Poratatan Laboratorium sederhana untuk pemerksaan darah, Prognosis Prognosis adalah dubia ad bonam, sangattergantung dari peralanan penyakit dan penatalaksanaan selanjutnya, Reterenst 41. Lipsky, PLE. Riwumatoid Artis. In: Braunwald. Fauci. Hauser. Eds. Harrison's Principals of Internal Medicine. 17Ed. USA: McGraw-Hil. 2008: 1. 2083-82 2. Daud, R. Artis Reumatoid. Dalam: Sudoyo, AW. Setiyohad, B. Aw | Simacirata, M, Setiai, S.Eds, Buku Ajar imu Penyakit Dalam. Edi ‘Jakarta: Pusat Penertitan Depariemen llmu Penyakit Dalam FKUI. 2006: 118494 3. Panduan Petayanan Medis Departeman Penyakit Dalam, Jakarta: RSUP Nasional Or. Cito Mangunkusumo. 2007 S.Artitis, Osteoartritis No. IcPC-2 191 Ostecarthsis other No. ICD-10, M199 Osteoantvosis other Tingkat Kemampuan =A Masalah Kesehatan Penyakit sendi degeneral yang betkatan dengan kerusaken karlago send Pasion sering datang berobat pada saat sudah ada doforitas send yang bersilat permanen. Hasit Anamnesis (Subjective) Ketunan 4. Nyeti send 2. Hambatan gerakan sendi 3. Kaku pagi 4. Krepitasi 5. Pombesaran sendi ‘6. Porubahan gaya berialan Fakir Riso 41, Usia > 60 tahun 2. Wanita, usia >50 tahun atau menopouse 254 Dipindai dengan CamScanner 3. Kogomukany obostas 44, Pekera berat dengen penggunaan satu send terus menerus Hasit Pomoriksaan Fisik dan ponunjang sedorhana (Objective) Pemerkssan Fsik Tanda Patognomonis Hambatan gorak Krepitasi Pembengkakan sendi yang seringkal asimetis TTanda-tanda peradangan sendi Deformitas sendi yang permanen Prubahan gaya beralan Pemerksaan Perunjang Radiogatt Penegakan Diagnosis (Assessmen) Diagnosis Kis Diagnosis dtegakkan berdasarkan gambaran kins dan radiograf Diagnosis Banding Ants Gout, Rhematid Aris Kompikasi Detormias permanen Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan 4, Pengelolaan OA berdasarkan atas dtrbusinya (sendi mana yang terkena) dan berat ingannya send yang terkena, 2 Pengobatan bertyuan untuk mencegah progresitas dan meringankan aeiaa yang ckeluhkan, 3. Modifkasi gaya hidup, dengan cara: ‘2. Menurunksn berstbadan , Melath pasien untuk tetap menggunakan sendinya dan metindungl send yang sakt 4, Pengobatan Non Medkamentosa : Rehabiltas Medlk /Fsioterapl 5, Pengobatan Medikarentosa a. Analgosik opi b. NSAID (ora) ‘+ nonselective: COX1 (Oislofenak, Ibuprofen, Prrokskam, Metenamst, Metampin) ‘+ selective: COX2 (Mloksiarr) teria Rujukan 1. Bila ada komptkasi termasuk komplkasiterapi COX 2. Bilaada komocbicitas 255 Dipindai dengan CamScanner 3. Bila nyeri tidak dapat diatasi dengan obat-obatan 4, Bila curiga terdapat efusi sendi Peralatan Tidak terdapat peralatan khusus yang digunakan mendiagnosis penyakit arthritis Prognosis Prognosis umumnya tidak mengancam jiwa, namun fungsi sering terganggu dan sering mengalami kekambuhan. Rel nsi Braunwald. Fauci. Hauser. Eds. Harrison's Principals of Internal Medicine. 17*Ed. USA: McGraw-Hill. 2008. Dipindai dengan CamScanner 6. Hiporurisemia-Gout Arthritis No, ICPC-2 + T99 Endocrine/metebolicfnutriional disease other ‘Te2 No, ICD-10 + £79,0 Hyperuricemia without signs of inflammatory arthritis ‘and tophaceous disease M10 Gout Tingkat Kemampuan: 4A ‘Masalah Kesehatan Kondisi kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,0 mg/dl pada pria dan pada wanita 6 mgédl. Hiperurisemia dapat terjadi akibat meningkatnya produksi ataupun ‘menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya. [Gout adalah radang sendi yang diakibatkan deposisi kristal monosodium urat pada Jaringan sekitar sendi Hasil Anamnesis (Subjective) Kelunan 4, Bengkak pada soni 2, Nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada malam hari 3, Bengkak cisertal rasa panas dan kemerahan. 4, Demam, menggigi, dan nyeri badan, Apabila serangan pertama, 90% Kejadian hanya pada 1 sendi dan keluhan dapat ‘menghilang dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan, Faktor Risiko 4. Usia dan jenis kelamin 2. Obesitas sa7 Dipindai dengan CamScanner Atkohol Hipertenst Gangguan fengs ginal I Renylpanyekt meat Pola det (bat: apitn dosisrendah, curate, oba-obat TBC Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective) Pemerksaan Fisic Artis ronoarthu dapat ditemukan, _biasanya melbatkan send metatarsophelang 1 atau sendi tarsal lainnya. Sendi yang mengalami inflamasi tampak kemerahan dan bengkak. Pemerksaan Penunjang 1 X ray: Tampak pembengkakan asimetis pada sendi dan Kista subkortkal tanpa 2. Kedar asam urat dalam darah > 7 mola. Penegakan Diagnosis (Assessment) Diagnosis Kinis Diagnosis cltegakkan berdasarkan anamnesis, pemerksaan fk dan. untuk dagrosis detinhé gout artis adalah ctemukannya kristal wat (MSU) a cairan send! atau tous. Ganbaran tris Hoesen opt Denna: 3 Hiperursemia asimptomats, Keadaan hiporusomia tanpa manifesasi kinis eran. Serengan anthrits biasanya muncul setelah 20 tahun fase in. (Gout arts, tod da 9 stadium, yu: ‘Stadium akut 1b. Staclu interketica Stadium kronis Penyakit Gra Diagnosis Banding Sepsis antvits, Rheumatoid anh, Artis lana Komplias! 1. ‘Terbentuknya batuginjl Gagal gia. Penatalaksanaan Komprehensit (Plan) Penataaksanaan 1 Mengatas serangan akut dongan segora (bat: analgatk Koki, korikosteroid see Dipindai dengan CamScanner ‘a Koi (otk pata 24 jam pertams setelah sorangan nye sen tibul. tem rat 0,s-0.6 mg per hari dongan dosis meksima!6 m9. os ai angka penes bla NSAID dan token Wok rerccpon bit) sepet predisone 2-3x5 mo/nal selma 2 Pa fikiotenak 25-50 mg selama 3-5 hast c_ NSAID seperti natiom 2, rogram pangobatan untuk mencegah serangan erlang ‘Obat:analgetik, Koksin dost ronda 3 Crm sre Nerursemia (menurinkan kadar esam ural) dan mencogeh oma ain a Obat-obat penurun asam ut selama serangan aku) Pemberian ‘agen penurun asam urt (dak eigunakan rcs mull dat dass lrendehtOOma, kemudan bertahap dnote sia senukan, dengan dosis maksimal 800mg. Target terapi adalah kadar asam wat < 6m. b. Mediikas! gaya hidup 1 Minum eukup (8-10 gelasar). 7 Mengototaobesitas dan menjage berat badan ideal 1 Hindarikonsumsi alkohol {Pola diet sehat(rendanpusin) teria Rujukan eee\pabta pasien mengalmi Komplkasi ata pasion meritk penyakit Komori 2. Bla nye tidak teratas) Poralatan 4. Laboratorium untuk pemeriksaan asam urat 2. Radholog! Prognosis (Quo ad vitam dubia ad banam, quo edfuctonam dubia Referens! 4. Braunwald, Fauci, Hauser, editor. Harrison's Principals of intemal Medicine, 17¥ed. USA: McGraw Hil, 2008. 2, Sudoyo AW, Setivohadi 8, Alw |, Simadbrata M, Sella S, eds. Buku ajar imu pponyakit dalam. 4 ed. Vol. Il, vekarta: Pusat Penerbtan Departemen limu Penyakit Dalam FKUI; 2008. Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai