Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Fadil Syahputra

NIM : 2011132025

Kelas : Satuan Operasi A, Senin 07.30 – 09.10

Pemanfaatan Microwave dalam Proses Ekstraksi pada Kulit Kayu Pinus

ABSTRAK

Pada penelitian ini, dilakukan penelitian mengenai efek dari ukuran partikel dalam
ekstraksi tannin dengan bantuan ekstraksi gelombang mikro atau Microwave Assisted Extraction
(MAE). Kulit pohon pinus laut (Pinus pisaster) dari barat daya Francis disaring menjadi 5
rentang ukuran partikel sebelum ekstraksi dilakukan di dalam larutan air-etanol. Pada tiap-tiap
ekstraksi, hasil ekstraksi, kandungan polifenol total, kandungan tannin yang terkondensai, dan
kandungan gula, semuanya dihitung. Hasil ekstrak ditandai dengan bagaimana reaksi mereka
terhadap formalde hyde, Fourier Transformed Infrared Specstroscopy (FTIR), 1H NMR, dan
Heteronuclear Single Correlation Spectroscopy 2D NMR (HSQC 2D NMR). Ekstraksi
menggunakan bantuan microwave juga dibandingkan dengan ekstraksi berbasis air panas. Efek
ukuran partikel terhadap efisiensi ekstraksi telah dipelajari. HSQR 2D NMR menunjukkan
bahwa epikatekin, galat epikatekin, epigalokatekin, dan galat epigalokatekin telah diperoleh.
Jumlah tannin kondensasi, gula, dan flavonoid sederhana yang lebih tinggi telah diekstraksi oleh
MAE.

Microwave-assisted Extraction (MAE)

Tannin diekstraksi dari kulit pohon pinus laut dengan Microwave Assisted Extraction
(MAE). Kulit pohon kayu pinus tersebut digiling dan disaring untuk memilih partikel dibawah 1
mm (MO1), antara 1 – 0,8 mm (MO2), antara 0,8 – 0,4 mm (MO3), antara 0,4 – 0,1 mm (MO4),
dan antara 0,1 – 0,05 mm (MO5). Tannin diekstraksi di dalam air-etanol (80-20, v-v) dengan
rasio padat-cair 1-10 (w-v) di dalam Prolabo Microdigest 3.6 yang dilengkapi dengan kolom
refluks terbuka. Penyinaran dilakukan di dalam microwave dengan daya 100W selama 3 menit.
Microwave Assisted Extraction (MAE) dilakukan 3 kali untuk tiap jenis ukuran partikel.

Hasil Eksraksi

Empat ukuran partikel kulit pohon pinus laut yang berbeda dan campuran dari semua
ukuran partikel dimasukkan ke microwave. Untuk tiap entraksi, hasil ekstraksi dihitung dalam
persen jumlah dari massa ekstrak yang diperoleh kembali dibandingkan dengan massa awal kulit
pohon kering. Hasil ekstrak yang paling penting diperoleh dengan ukuran MO5, ukuran partikel
yang paling kecil. Hasil dari ukuran MO1 secara signifikan lebih rendah dari MO5, masing-
masing 9.24% dan 13.16%. Ketika ukuran partikel meningkat menjadi 400-100 mm (MO4), hasil
ekstraksinya lebih rendah dari MO5 dan MO1, yaitu 6.49%. MO2 dan MO3 menghasilkan
ekstraksi yang lebih kecil, yaitu 3.78% dan 3.51%, dibandingkan ekstraksi dengan ukuran
partikel yang lebih kecil. Tidak ada perbedaan signifikan antara hasil dari MO2 dan MO3. MO1
juga dibandingan dengan ekstrak kulit pohon pinus, yang diperoleh dengan maserasi (Chupin et
al., 2013). Semakin tradisional ekstraksi, dengan maserasi, semakin tinggi hasil ekstraksi
daripada MO1.

Anda mungkin juga menyukai